A. Terapi Medis
1. Terapi Operatif (terapi lokal)
Terapi lokal dapat terbagi menjadi 2 kelompok. Pertama adalah terapi operatif dan terapi
non operatif. Satu-satunya terapi yang dapat mengangkat tumor secara lengkap dengan
daerah infiltrasinya hanyalah operasi. Tidak ada tindakan lain yang dapat mengangkat
tumor secara lengkap selain operasi.
Namun operasi hanya berhasil baik bila kanker dapat diangkat secara utuh beserta daerah
penyebaran lokalnya, karena itu penting untuk menentukan apakah kasusnya masih
'operable' atau tidak.
"Oleh karena itu seorang pasien seharusnya merasa senang bila akan di operasi karena itu
menandakan penyakit kankernya masih dapat dikontrol secara lokal dan belum menyebar
jauh. Bila terapi bedah dilakukan secara baik dan dilakukan oleh seorang yang mengerti
benar mengenai pertumbuhan kanker serta pada saat yang dini, maka secara lokal kanker
itu dapat disembuhkan," tegas Dr Dradjat.
2. Terapi Radiasi (terapi lokal)
Terapi lokal lain adalah terapi radiasi. Radioterapi menggunakan sinar pengion sehingga
sel kanker dapat dihancurkan. Sayangnya, dengan cara ini tak dapat menghancurkan
seluruh sel kanker karena mengikuti kaidah 'log cell kill', sehingga membunuh secara
logaritmik yang mengakibatkan selalu ada sel kanker yang tersisa.
Tingkat kedalaman radiasi pun terbatas sehingga untuk kanker dengan ukuran besar
radiasi tak akan dapat bermanfaat baik. Saat ini berkembang radiasi dengan alat khusus
seperti 'linear accelerated' dengan daya tembus yang lebih dalam dan tidak terlalu
menyebar sinarnya, sehingga daerah yang diradiasi akan lebih tepat.
3. Kemoterapi (terapi sistemik)
Terapi sistemik adalah terapi melalui infus sehingga obat dapat masuk ke seluruh sistem
di tubuh. Kemoterapi termasuk terapi sistemik yang paling sering digunakan.
Kemoterapi dapat bersifat sebagai pelengkap (Adjuvant) terhadap operasi sehingga
operasi akan mengontrol secara lokal, sedangkan kemoterapi mengontrol sel-sel kanker
yang sudah menyebar ke tempat lain. Kemoterapi dapat juga bersifat sebagai terapi utama
yaitu bila kanker sudah menyebar dan secara lokal pun sudah tidak dapat di operasi lagi.
Saat ini berkembang cara kemoterapi yang disebut 'Neo Adjuvant'. Dengan cara ini
7. Cryosurgery
Cara ini menggunakan alat yang dapat menurunkan temperatur setempat pada daerah
yang dituju sehingga sel-sel menjadi rusak. Dapat dilakukan pada tumor besar sehingga
tidak memerlukan operasi namun dengan tujuan paliatif sehingga hanya untuk
mengecilkan massa tumor saja dan bukan untuk menyembuhkan.
Dengan cara ini tidak dapat ditentukan apakah batas-batasnya sudah bebas tumor atau
belum, sehingga sangat berbeda dengan operasi di mana dapat memeriksa batas-batas
operasi untuk meyakinkan bahwa tepi sayatan sudah bebas tumor atau belum.
3. Terapi Akupuntur
Sejumlah besar kanker payudara memiliki reseptor untuk hormon estrogen. Ini
reseptor-positif tumor payudara lebih mungkin untuk merespon terapi dengan obat
anti-estrogen, yang mengambil keuntungan dari ketergantungan sel-sel kanker 'pada
hormon untuk pertumbuhan. Wanita dengan tumor ini sering diberi pengobatan yang
blok produksi estrogen, yang dimaksudkan untuk memperlambat pertumbuhan tumor.
Perawatan ini bisa menyebabkan menopause dini, menyebabkan gejala seperti hot
flashes, kelelahan, dan berkeringat berlebihan. Karena perempuan tidak dapat
menerima terapi penggantian hormon, yang biasanya digunakan untuk mengobati
gejala-gejala tersebut, dokter biasanya meresepkan antidepresan seperti obat
venlafaxine (Effexor).
Sebuah studi baru-baru ini meneliti apakah akupunktur mengurangi beberapa efek
samping yang umum dan menghasilkan efek samping lebih sedikit dibanding
antidepresan. Dalam studi, diterbitkan dalam edisi Februari 2010 Journal of Clinical
Oncology, 50 wanita dengan hormon-reseptor positif kanker payudara ditugaskan ke
salah satu dari dua kelompok. Kelompok pertama menerima 12 minggu akupunktur,
dan kelompok kedua menerima pengobatan dengan venlafaxine.
C. Terapi modalitas
Bofield therapy adalah terapi berbasis energy seperti quantum touch, healing touch,
maupun therapeutic touch memiliki efek positif dapat menurunkan nyeri kronis seperti
yang dialami oleh pasien kanker. Hanya satu penelitian (Thomas, 2010) yang
menunjukkan adanya penurunan nyeri tetapi secara statistik tidak signifikan. Pada
penelitian survey atau crossectional menunjukkan bahwa banyak wanita dengan kanker
payudara menggunakan terapi berbasis energy sebagai salah satu pilihan untuk
mengurangi gejala gejala yang ditimbulkkan oleh kanker payudara baik fisik maupun
psikologis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara evidence Quantum touch
sebagai terapi sentuhan berbasis energy dapat mengurangi nyeri terutama pada nyeri yang
bersifat kronis seperti yang diderita pasien pasien dengan kanker payudara.
Salah satu terapi berbasis energy yang mudah dan cukup simple digunakan
adalah Quantum Touch yang di Indonesia dikembangkan menjadi sentuhan
spiritual quantum. Dengan disentuh maka klien merasa kehadiranterapis
memberikan dukungan yang cukup untuk mereka dan pendekatan ini
memberikan dampak secara emosional. Pendekatan secara fisik dan
emosional dari Quantum Touch diharapkan akan mampu memberikan
dampak yang cukup baik untuk mengurangi nyeri terutama pada klien
dengan kanker payudara.
D. Pengobatan Tradisional
1. Penelitian Daun sirsak untuk pengobatan tradisional kanker payudara
Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada
(CCRCUGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja,
daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar
daun sirsak < 20 g/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 g/ml. Artinya dengan dosis
rebusan 10 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.
Sumber lainnya, The Journl of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan
McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun
sirsak mematikan sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin
dan kemoterapi.
Menurut Ervizl AM Zuhud (kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor) penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun
karena mengancam kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak
murah. Hasil penelitian itu, Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker
dan mempublikasikan di dunia maya.