teratur.
kawasan
yang
didominasi
oleh
lingkungan
yang
2 Fasilitas Pendidikan
Pendidikan formal mempunyai beberapa tingkatan/jenjang yaitu taman
kanak kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU). Rencana kebutuhan fasilitas
pendidikan maupun fasilitas sosial ekonomi lainnya didasarkan pada standar
perencanaan kebutuhan sarana kota (PU. Cipta Karya), dengan standar
luasan yang berpedoman pada tingkat kepadatan pada tingkat kepadatan
penduduk. Dan lebih mendasar lagi adalah bagaimana memadukan antara
supply and demand dengan standar yang digunakan.
Taman Kanak kanak (TK), penduduk mendukung fasilitas ini minimal 1.000
orang dengan luas lahan 2.400 M 2. lokasinya sebaiknya berada di tengah
dengan
radius
3 Fasilitas Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu elemen penting yang
dapat menentukan kualitas sumberdaya manusia. Fungsi utama sarana ini
memberikan pelayanan medis kepada penduduk. Oleh karena itu penyediaan
fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan ini perlu mendapat prioritas.
Dikaitkan dengan standar perencanaan lingkungan permukiman kota, maka
kualitas kesehatan yang harus disediakan untuk melayani penduduk tersebut
adalah puskesmas, balai pengobatan, tempat praktek dokter dan apotik
serta fasilitas lain seperti tempat parkir dan taman.
Puskesmas pembantu, minimal penduduk pendukungnya adalah 30.000 jiwa
dengan luas lahan adalah 2.400 M2. Penempatan lokasinya sebaiknya berada
di tengah lingkungan keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian
maksimum 1500 M2.
4 Fasilitas Peribadatan
Penghitung kebutuhan fasilitas peribadatan di kawasan perencanaan
disesuaikan dengan jumlah penduduk pemeluk agama yang ada. Berdasarkan
data jumlah penduduk menurut agama di kawasan perencanaan
menunjukkan bahwa sekitar 98,6 % memeluk agama Islam dan selebihnya
beragama Kristen dan Hindu (1,4 %). Hal ini berarti penyediaan fasilitas
jumlah
Pertokoan, penduduk pendukung minimal 2.500 jiwa dengan luas lahan 2.400
M2. kriteria lokasi terletak pada jalan utama lingkungan dan mengelompok
dengan pusat lingkungan.
Taman untuk pelayanan 250 jiwa, sarana ini berfungsi sebagai ruang hijau
kota, luas setiap unit 500 m2.
Taman Tempat Bermain untuk pelayanan 2.500 jiwa yang berfungsi sebagai
ruang terbuka dan tempat bermain. Sarana ini dibutuhkan dengan lahan
seluas 2.500 M2.
Lapangan Olahraga dengan luas lahan 18.000 m2.
3.2 Konsep Pengembangan Infrastruktur Kota
Infrastruktur merupakan komponen utama dalam pengembangan suatu
perkotaan. Pengembangan komponen ini tergantung pada tingkat pelayanan
pendukungnya, seperti jimlah penduduk, tingkat dan skala pelayanan,
sumberdaya ala/fisik yang tersedia, sistem jaringan dan distribusi. Sistem
infrastruktur yang akan direncanaklan pengembangannya adalah : (1) sistem
air bersih,(2) sistem drainase dan pembuangan air limbah,(3) sistem energi
lestrik, (4) sistem komunikasi dan(5) sistem persampahan. Kriteria
pengembangan tiap komponen infrastruktur tersebut antara lain :
A. Sistem Air Bersih
Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan utama
penghidupan dan kehidupan penduduk di kawasan perencanaan. Beberapa
sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh penduduk kawasan perencanaan
bersumber dari air permukaan (sungai) dan dari mata air pegunungan yang
dikelolah oleh PDAM dan masyarakat. Sasaran rencana kebutuhan air bersih
dikategorikan berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan
kebutuhan aktivitas perkotaan. Standarisasi
berdasarkan
petunjuk
pedoman
tersebut
air
bersih
untuk
jenjang
pendidikan
STK
adalah
10
liter/orang/hari.
Kebutuhan air bersih untuk jenjang pendidikan SD adalah 10 liter/orang/hari.
Kebutuhan
air
bersih
untuk
jenjang
pendidikan
SLTP
adalah
10
bersih
untuk
jenjang
pendidikan
SMU
adalah
10
liter/orang/hari.
Kebutuhan
air
liter/orang/hari.
c. Air bersih fasilitas kesehatan
Demikian halnya dengan fasilitas lainnya, jumlah kebutuhan air bersih untuk
fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan sangat targantung dari jumlah
fasilitas pelayanan kesehatan yang direncanakan. Adapun jenis fasilitas
kesehatan yang akan direncanakan pada kawasan perencanaan adalah :
Kebutuhan air bersih untuk toko obat/apotik adalah 30 liter/unit/hari.
Kebutuhan air bersih untuk tempat praktek dokter adalah 300 liter/unit/hari.
Kebutuhan air bersih untuk balai pengobatan/puskesmas pembantu adalah
10.000 liter/unit/hari.
d. Air bersih fasilitas olah raga dan ruang terbuka
Kebutuhan air bersih untuk mendukung kegiatan olah raga dan ruang terbuka
di kawasan perencanaan terbagi atas taman tempat bermain dan lapangan
olah raga. Masing masing membutuhkan air bersih sebanyak 1000
liter/Ha/hari.
e. Air bersih fasilitas perekonomian
dan
Mushallah
2) Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dengan tipe kecil adalah 1.500
VA/Watt, tipe sedang adalah 2.500 VA/Watt dan tipe besar dengan 3.500
VA/Watt.
3) Fasilitas umum kebutuhan energi listriknya adalah 20 %.
4) Penerangan jalan kebutuhan listriknya adalah 10 % dari total kebutuhan
keseluruhan.
Sistem distribusi jaringan kabel listrik dengan menggunakan tiang yang
terbuat dari pipa beton yang penempatannya pada daerah manfaat jalan
dengan jarak satu dengan yang lainnya adalah lebih kurang 50 meter dan
sebagai upaya untuk menghindari gangguan jaringan listrik, maka di
beberapa tempat akan ditempatkan gardu listrik yang sekaligus berfungsi
sebagai pengontrol gangguan listrik yang akan terjadi.
C. Sistem Komunikasi
Salah satu sarana untuk berinteraksi dan berkomunikasi yang saat ini
tersedia di kawasan perencanaan adalah berupa saluran telepon dengan
sistem DRS (digital radio system)dengan skala pelayanan yang terbatas.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan jaringan telepon di kawasan
perumahan/perkantoran diupayakan dapat terpenuhi dan tentunya dengan
skala prioritas kebutuhan dengan perluasan sistem jaringan yang ada.
Standar rasio tingkat layanan kebutuhan telepon baik pribadi maupun umum
adalah masing masing 1 : 14 dan 1 : 250.
D. Sistem Persampahan
Penggolongan jenis sampah dan intensitas penanganannya antar kawasan
dalam satu daerah sangat berbeda termasuk jumlah sampah yang dihasilkan.
Untuk mengestimasikan jumlah sampah yang akan dihasilkan di masa datang
dianggap bahwa jumlahnya tergantung jumlah penduduk kawasan tersebut.
Mengingat untuk mengkuantitaskanjumlah sampah yang dihasilkan sangat
sulit maka digunakan standar umum yakni 2 liter/orang/hari.
Kuantitas sampah yang dihasilkanakan dikumpulkan ataupun dikelolah
dengan menggunakan sarana dan prasarana, berupa penyediaan;
atas : (1) sub sistem kegiatan, (2) sub sistem jaringan,(3) sub sistem
pergerakan, (4) sub sistem kelembagaan, (5) sub sistem lingkungan (lokal,
kota, regional, nasional, internasional)
Kebutuhan umum perencanaan transportasi adalah untuk mengestimasikan
jumlah dan lokasi kebutuhan akan transportasi (jumlah perjalanan, baik
untuk angkutan umum maupun pribadi), termasuk pola tindakan yang akan
diambil (rekayasa atau manajemen transportasi) untuk masa datang (umur
rencana) untuk kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan
transportasi. Kajian ini disebut sistem supply vs demand.
Hubungan dasar antara tataguna lahan, transportasi dan lalulintas disatukan
dalam beberapa urutan konsep, yang biasanya dilakukan secara berturut
turut sebagai berikut :
Aksesibilitas, suatu ukuran atau kesempatan untuk melakukan suatu
perjalanan. Konsep ini lebih bersifat abstrak dan dapat digunakan
mengalokasikan problem yang terdapat dalam sistem transportasi dan
mengevaluasi solusi solusi alternative. Dapat juga dikatakan aksesibilitas
adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi guna lahan berinteraksi
satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi tersebut
dicapai melalui sistem transportasi. (Black, 1981). Model yanh digunakan
adalah moel hansen, black dan conroy, 1972.
Bankitan lalulintas (trip generation);suatu ukuran bagaimana tri terjadi
dalam suatu guna lahan (zona). Model analisis yang digunakan adalah IHCM
1990, 1995 dan 1998 serta standar/kritria baku transportasi.
Distribusi pergerakan (trip distribution); bagaimana perjalan tersebut
terdistribusi ke berbagai zona tarikan dan bangkitan di dalam zona zona.
Pengaruh kuat dalam konsep ini, lokasi dan intensitas land usedan spasial
separtation. Model analisis yang digunakan dengan pendkatan rute dan
pilihan pergerakan berdasarkan zona asal dan tujuan (Tij = graviti model)
Jaringan jalan lokal adalah jalan yang berfungsi menampung lalu lintas dari
jalan tertentu yang terlayani oleh jalanlingkungan,dan selanjutnya akan
disalurkan ke jaringan jalan kolektor. Adapun karakter dari jalan lokal
adalah jarak perjalanannya atau identik dengan panjang jalan ini relatif
pendek dan jalan memotongnya (dapat saja berupa gank/lorong) tidak
dibatasi.selain itu direkomendasikan lebih muda dari ketentuan yang
diberlakukan pada jaringan jalan kolektor maupun arteri.
Berdasarkan uraian diatas maka ssaran yang hendak dicapai melalui aplikasi
konsep ini antara lain :
Pendayagunaan sistem jaringan yang ada, dengan perubahan klasifikasi
fungsional dan konstruksi jalan yang disesuaikan dengan karakter wilayah
dan kawasan serta bila memungkinkan disesuaikan puala dengan standar
teknis.
Pendayagunaan dengan penyesuaian dan persebaran fungsi jalan terhadap
kemungkinan volume lalulintas, karakteristik/pola sirkulasi lalulintas, dan
tataguna lahan pada masa akan datang.
Pendayaguaan rencana sektoral dalam pembangunan jalur jalan, namun bila
memungkinkan dapat menganut sistem kemitraan dengan pihak investor
maupun masyarakat.
Sedangkan tujuan dari penerapan sistem jaringan jalan ini pada prinsipmya
adalah untuk menghubungkan setiap pusat pusat kegiatan melalui
pengembangan jaringan jalan yang sesuai dengan kondisi yang ada. Sedapat
mungkin pengembangan jaringan jalan mampu melayani setiap unit rumah,
hubungan keluar dapat terlingkupi atau terjangkau serta dapat menunjang
kegiatan sektor ekonomi dan sosial secara utuh. Konsep pengembangan ini
didasari atas fungsi jalan, dimensi karakteristik lalulintas, tata peruntukan
lahan disekitarnya dan kondisi tofografi, serta kecenderungan kawasan
perencanaan.
Akan tetapi oleh karena kedalaman rencana tataruang ini yaitu secara umum
(RUTR), maka pengembangan jaringan jalan hingga akhir tahun perencanaan
tidak akan tersaji dalam bentuk site plan (hingga berwujud jalan
lingkungan). Namun hanya dalam bentuk pengarahan pengembangan jalan
yang terbagi atas klasifikasi fungsionalnya.
Untuk lebih jelas mengetahui konsep besaran ruang jalan sesuai dengan
klasivikasinya dapat dilihat dengan tabel 3.1, sedangkan konsepsi dan
strategi jaringan jalan dapat dilihat dengan tabel 3.2. selain itu disajikan
kriteria fungsi dan sistem jaringan jalan yakni pada tabel 3.3.
Tabel 3.1
KONSEP BESARAN RUANG JALAN SESUAI KLASIFIKASINYA
No.
Jenis Jalan
Garis Sempadan
Row
Perumahan
Komersil
1.
Kolektor Primer
25
10,5
17,5
2.
Kolektor Sekunder
20
10,5
15,5
3.
Lokal Primer
15
10
4.
Lokal Sekunder
Tabel 3.2
KONSEP DAN STRATEGI JARINGAN JALAN
No
.
Deskripsi
Kolektor Sekunder
Lokal
1.
Lebar Damija
25-35 meter
16-24 meter
8-15 meter
2.
Kecepatan
50-55 km/jam
30-50 km/jam
Maks.30 m/jam
Kendaraan
3.
Spasi
1.000 - 1.500 m
300 500 m
50 250 m
4.
Fungsi Pelayanan
Daerah&Kecamatan
Kota&Regional
Lokal
5.
6.
7.
Penggunaan
Komersil,campuran
Komersil,lingkungan
Pemukiman
Lahan
dan khusus
lingkungan
Angkutan Umum
Bis,minibis
Fasilitas
dan Mikrolet,helicak
dan Moda
dan
angkutan
mikrolet
bajaj
tradisional
-Trotoar
- Trotoar
-Pohon pelindung
-Pohon Pelindung
- Taman parkir
-Sem
sempadan -Curb
bangunan
padatempat tertentu
yang memadai
-Jaringanutilitas
tempat sempit
-Jaringan
bawah jalan
- Boulevard
- Lalu lintas dua
arah
- Rambu-rambu lalu
lintas
Tabel 3.3
KRITERIA SISTEM,FUNGSI DAN BESARAN RUANG JALAN
Sistem Jaringan
Jalan
Fungsi
Badan
Kendaraan
(meter)
(km/jam)
Jalan Daerah
Pengawasan
Diluar As Jalan
(meter)
Primer
Sekunder
Arteri
60
20
Kolektor
40
15
Lokal
20
10
Arteri
20
10
Kolektor
20
Lokal
10
Perkantoran,
merupakan
pelayanan
kegiatan
jasa
sosial
Rekreasi
hiburan
dan
olah
raga,merupakan
kegiatan
yang
untuk
perencanaan
detail;
membuat
level
ikat
topografi
(benchmark) yaitu elevasi dasar kota yang dikaitkan dengan elevasi muka air
laut pasang atau pada sungai besar; menentukan garis kontur dengan
penyesuaian terhadap titik ikat elevasi berdasarkan elevasi sungai yang ada
guna perencanaan drainase perumahan;
b. pengumpulan data hidrologi yang terdiri dari data yang mencakup
kedudukan muka air banjir terhadap elevasi lahan, serta data curah hujan
harian, bulanan dan tahunan;
c. pengumpulan data geologi yang terdiri dari penyelidikan tanah untuk
mengetahui kemungkinan penurunan pondasi saluran dan kekuatan / kondisi
tanah dasar untuk mengetahui daya dukung lapisan tanah tersebut.;
d. pengumpulan data kualitas dan kuantitas genangan, luas, lama, tinggi dan
frekuensi genangan dalam setahun;
menampung
air
hujan
dan
kemudian
meresap
kedalam
Pembangunan
jaringan
primer
dan
sekunder
drainase
harus