Anda di halaman 1dari 37

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium 2

Acute Pain Management in Emergency Setting


Single vs Multi Modal Analgetics
Dr. dr. Sudadi, Sp.An, KNA, KAR
Bagian Anestesi dan Reanimasi FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

TANDA VITAL
1.

Tensi

2.

Nadi

3.

Respirasi

4.

Suhu

5.

NYERI

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

International Association for Study of Pain :

Nyeri
merupakan
perasaan
indrawi
dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang nyata atau yang
berpotensi rusak atau yang tergambar seperti itu

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

NYERI AKUT

Disebabkan rangsangan noksius akibat trauma


atau proses penyakit atau abnormalitas fungsi
otot atau organ dalam

Selalu disebabkan oleh nosiseptis

Mudah dideteksi, lokasi jelas, kerusakan jaringan


terbatas, intensitas proporsional dan self limited

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Nyeri Akut
Nyeri akut : nyeri pasca bedah, trauma, luka
bakar, melahirkan
Merupakan problem sosial ekonomi :
Kejadian meningkat seirama jumlah
pembedahan
Jika tidak dikelola dengan baik
meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
memperpanjang perawatan, meningkatkan
biaya perawatan

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

AKIBAT PENANGANAN YANG


TIDAK SEMPURNA

PENYEMBUHAN LUKA YANG LAMA

RESIKO TROMBOSIS

GANGGUAN TIDUR

KECEMASAN

PENGURANGAN KUALITAS HIDUP

MEMPERPANJANG LAMA RAWAT

PENINGKATAN KOMPLIKASI

RESIKO MENJADI NYERI KRONIS

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

MEKANISME NYERI
Nociception nociceptor
Tranduksi : stimuli (kimia, mekanik,
panas) diubah menjadi aktifitas listrik
Transmisi
: penyaluran rangsang nyeri
nociceptor melalui saraf aferen ke tingkat
lebih tinggi.
Modulasi
: kontrol dan modulasi
sebelum sampai pusat persepsi.
Persepsi
: persepsi nyeri bersifat
subyektif

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

TATALAKSANA

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

TRANDUKSI - TRANSMISI
Activation

External

Heat

Pain and auto-sensitization

VR1

Na+

Ca2+

Mechanical

Stimuli

mDEG

P2X3

PAIN
PAIN
Voltage gated sodium channels

ATP
Chemical

action potentials
Generator potentials
Woolf & Mitchel, 2001

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Multimodal Analgesia

NEURAXIAL BLOCKS PERIPHERAL


NERVE BLOCKS

OPIOIDS

MULTIMODAL
ANALGESIA

NON-OPIOID
ANALGESICS

ADJUVANTS

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

BALANS ANAGESIA

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

PRE-EMPTIVE ANALGESIA
Pemberian analgesia sebelum stimulasi nyeri
terjadi.
Hipereksitabilitas neuron kornu dorsalis dapat
dieliminasi/dikurangi sebelum impuls aferen
mencapai SSP
Mengurangi kebutuhan analgesia durante dan
pasca operasi

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Balans Analgesia
Suatu teknik pengelolaan nyeri yang
menggunakan pendekatan MULTI
MODAL pada proses NOSISEPSI,
dimana proses TRANDUKSI ditekan
dengan NSAID, proses TRANSMISI
dengan obat anestesi lokal, dan proses
MODULASI dengan opioid
Sinergis dosis kecil analgesia optimal

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

SINERGIS TERAPI

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

MULTI MODAL ANALGESIA


Konsep analgesia multimodal dikenal
sebagai teknik untuk memperbaiki analgesia
dan mengurangi efek samping opioid
dengan penambahan efek sinergis antara
obat analgesi dari golongan yang berbeda
sehingga efek samping lebih rendah oleh
karena pengurangan terhadap dosis pada
masing-masing obat (Buvanendran dan
Kroin 2009) .

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

MULTI MODAL ANALGESIA

Keuntungan yang ditunjukkan dari penggunaan


analgesi multimodal, antara lain adalah: efek
samping rendah, efek analgesia lebih baik, dapat
memperpendek rawat inap, memperbaiki waktu
pemulihan dan fungsi, serta kemungkinan dapat
menurunkan biaya kesehatan (Buvanendran dan
Kroin, 2009).

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

OPIOID - NSAID
Salah satu penerapan multimodal
analgesia adalah penggunaan opioid
intravena yang dikombinasi dengan anti
inflamasi non steroid (AINS) yang
bertujuan untuk mengurangi dosis
sistemik opioid (Rawal, 2005).

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

OPIOID - NSAID
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui efektivitas pemberian analgesi
multimodal dengan penambahan ketorolak
(AINS) intravena secara bolus intermiten atau
kontinu pada penatalaksanaan nyeri pasca
operasi dengan fentanyl (Opioid). Menurut
Scholes (2011), kombinasi dua obat ini
kompatibel dalam larutan, sehingga
diharapkan tidak mempengaruhi farmasetika
dari masing-masing obat

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

OPIOID - NSAID
Kim, et al. (2011) Penambahan
ketorolak dengan pemberian kontinu
intravena secara PCI pada fentanyl
kontinu intravena memberikan hasil
nilai Visual Analog Scale (VAS) kurang
dari 2 (6 & 12 jam pasca operasi
histerektomi).

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

OPIOID - NSAID
Seung, et al. (2008) Penambahan
bolus ketorolak intravena pada
fentanyl kontinu intravena memberikan
hasil nilai Visual Analog Scale (VAS)
antara 2-4 (6 & 24 jam pasca operasi
histerektomi).

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Hierarchy of Pain Assessment


In Order of Most Reliable to Least Reliable Measures

1.

Patients self-report is the most valid and reliable measure of pain


existence and intensity.

2.

Pathologic conditions or procedures that usually cause pain

3.

Observe Behaviors (e.g. facial expression, body movements,


crying)

4.

Proxy ratings. Report of pain from parent/family/others close to


patient.

5.

Physiologic measures: Least sensitive measure of pain existence


and intensity. Conclusion: inappropriate to rely solely on physiologic
data to measure pain.

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Selected Pain Assessment Tools


1.

Numerical Rating Scale (NRS)


0 10 where 0 is no pain and 10 is the worst pain imaginable

2.

Word Scale: no pain, mild, moderate, severe

3.

Faces Scale

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

WHO STEP LEADER

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Medical Consumption of Morphine (2005)

1. Austria: 121.4

61. Singapore: 0.99


64. Malaysia: 0.92
70. Thailand: 0.62
2. Canada: 70.9
4. Australia: 54.7

87. Korea: 0.36


88. China: 0.35
89. Philippines: 0.25
109. Viet Nam: 0.14

32. Japan: 3.99


34. HK: 3.38

Sources: International Narcotics Control Board; United Nations population data; CIA World Factbook

129. Indonesia: 0.02

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Medical Consumption of Fentanyl (2005)

1. USA: 1.8
2. Germany: 1.72
29. Australia: 2.23
36. Japan: 0.11
40. Korea: 0.08
48. Singapore: 0.02
55. Malaysia: 0.012
64. HK: 0.0087
78. China: 0.0049
84. Thailand: 0.0045
106. Viet Nam: 0.0013
119. Indonesia: 0.0003

128. Philippines: 0.0002

Sources: International Narcotics Control Board; United Nations population data; CIA World Factbook

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

PRINSIP PENGELOLAAN

Mengandung unsur indrawi (sistem saraf) dan Emosional


(kejiwaan/ psikologis)

Tidak ada intervensi tunggal mengingat banyaknya


neurotransmitter yang terlibat

Terapi bersifat individual dan tidak dapat digeneralisasir untuk


semua pasien trauma

Pendekatan multimodal : menghambat secara sinergis


menghambat proses transduksi, transmisi dan modulasi

Teknik multimodal dosis tiap obat menjadi <<

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

FAKTOR-FAKTOR PENENTU

Lingkungan pasien dirawat dan opsi terapi yang


ada

Berat dan lokasi anatomi dari trauma

Komplikasi serius yang mungkin timbul

Riwayat penyakit terdahulu

Apakah akan direncanakan tindakan operasi

Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

Simpulan
Nyeri : pengalaman individual,
banyak faktor yang mempengaruhi
Mekanisme : tranduksi, transmisi,
modulasi, persepsi
Penatalaksanaan : tergantung
penilaian derajat nyeri
Balans Analgesia
Pre-emptive analgesia
Pain Free Stress Free

Anda mungkin juga menyukai