TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tingkat Pengetahuan
2.1.1
Definisi
Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang
untuk
mengatasi
mempertahankan kesehatannya.
2.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan
masalah
domain
sakitnya
yang
dan
sangat
bertindak
penting
untuk
terhadap
arti
Aplikasi (application)
Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi yang riil sebenarnya yaitu penggunaan hukumhukum,
pendidikan tinggi maka seseorang akan mudah menerima informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. (Notoatmodjo, 2007 : 149)
2. Mass media / informasi.
Informasi tersebut baik yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.
(Meliono, 2007)
3. Sosial budaya dan ekonomi.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orangorang tanpa melakukan penalaran
apakah hal tersebut baik atau buruk. Status ekonomi seseorang akan
menetukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.
Sehingga sosial ini berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang.
(Azwar, 2002).
4. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan kepada individu yang berada pada lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena terjadi interaksi timbal balik antara individu
dengan lingkungan, baik direspon oleh individu sebagai pengetahuan.
(Meliono, 2007)
5. Pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam menghadapi pemecahan masalah di masa
lalu.(Anymous, 2011)
6. Usia.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia maka semakin tinggi daya tangkap seseorang terhadap
informasi yang diterimanya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
baik.(Meliono, 2007)
7. Pekerjaan
Pekerjaan memiliki pengaruh terhadap seseorang, bagaimana memperoleh
pengetahuan. Ini tergantung pada situasi pekerjaan yang dijalani. Seorang
yang bekerja di bidang akademik tentu memiliki ilmu pengetahuan yang lebih
baik dibandingkan dengan orang tidak bekerja di bidang akademik.
2.2 Kejadian Skabies
2.2.1
Pengertian Skabies
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes
Scabiei, yang termasuk dalam kelas Arachnidae. Tungau ini berukuran sangat
kecil dan hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop atau bersifat
mikroskopis. Penyakit ini sering disebut dengan kutu badan. Penyakit ini mudah
menular dari orang satu ke orang lain, atau dari hewan ke manusia atau
sebaliknya. Skabies mudah menular melalui kontak langsung maupun tidak
langsung melalui baju, handuk, sprei, bantal, air atau sisir yang belum sempat
dibersihkan dan terdapat kuman Sarcoptes. (Harahap, 2000)
Skabies identik dengan penyakit santri pondok pesantren. Penyebabnya
adalah kondisi kebersihan lingkungan dan perorangan yang kurang terjaga,
sanitasi yang buruk, gizi yang kurang, kondisi ruangan yang lembab, cahaya
matahari yang tidak dapat masuk keruangan secara langsung, serta padatnya
populasi penghuni ruangan. Sehingga penularan Skabies di kalangan para santri
mudah terjadi. Penyakit Skabies menular secara cepat pada suatu komunitas
yang tinggal bersama sehingga pengobatannya harus dilakukan secara serempak
dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan komunitas yang terserang
Skabies. (Bitstream, 2010).
2.2.2
Epidemiologi
Skabies merupakan penyakit endemi pada masyarakat. Penyakit ini dapat
mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.
menyerang anakanak dan dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur,
insiden pada pria dan wanita sama.
10
Skabies
terinfeksi
Stapphilococcus Pyogenis.
sekunder
oleh
Streptococcus
Aerius
atau
dengan cara mencari terowongan berbentuk garis lurus atau berkelok, panjangnya
beberapa milimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya terdapat vesikula, papula,
atau pustula. Tempat predileksi yang khas adalah pada sela jari, pergelangan
tangan bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mamae, sekitar
umbilikus, abdomen bagian bawah, genetalia eksterna pria. Pada orang dewasa
jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif,
sedangkan pada bayi, lesi terdapat di seluruh permukaan kulit. Penyembuhan
cepat setelah pemberian obat anti Skabies topikal yang efektif.
Adanya gatal yang hebat pada malam hari merupakan salah satu tanda
gejala yang harus diwaspadai. Bila terdapat salah satu santri yang menderita
gatal, harus dicurigai sebagai
salah satu penyakit dengan katagori the great emitator dengan penyakit dermatitis
lain. Gatal pada malam hari disebabkan oleh meningkatnya suhu tubuh, sehingga
aktivitas kuman Sarkoptes meningkat.
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan kutu dewasa, telur, larva, atau skibala
dalam terowongan. Cara mendapatkannya adalah dengan membuka terowongan
dan mengambil parasit dengan menggunakan pisau bedah atau jarum steril. Kutu
betina akan tampak seperti bintil merah gelap atau keabuan di bawah vesikula. Di
11
bawah mikroskop akan terlihat bintil merah mengkilap dengan pinggiran hitam.
Cara lain adalah dengan meneteskan minyak imersi (gliserin) pada lesi, dan
epidermis di atasnya dikerok secara perlahan. Woodly. dkk menganjurkan untuk
menggunakan tinta hitam pada terowongan. Tangan dan pergelangan tangan
merupakan tempat terbanyak ditemukan kutu, kemudian berturutturut siku,
genital, pantat, dan akhirnya aksila.
2.2.4
Patogenesis
Kelainan kulit tidak hanya disebabkan oleh tungau Skabies, tetapi akibat
garukan oleh penderita sendiri. Dan karena bersalaman atau bergandengan
tangan sehingga terjadi kontak kulit langsung. Gatal yang terjadi oleh karena
sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira satu bulan setelah
invasi kuman. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukan papul, vesikel, dll.
2.2.5
Cara penularan
Penyakti Skabies ditularkan secara langsung maupun tidak langsung, yang
paling sering adalah kontak langsung yang saling bersentuhan atau dapat pula
melalui alatalat seperti tempat tidur, sprei, selimut, bantal, dan pakaian.
Penyakit ini erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan
lingkungan, atau banyak orang tinggal secara bersamasama di satu tempat yang
relatif sempit. Apabila kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat rendah, derajat
keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan penyakit ini juga masih rendah,
kurangnya pemantauan oleh petugas wilayah setempat, faktor lingkungan
utamanya dalam penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program
kesehatan yang sering kita jumpai, akan menambah panjang permasalahan
lingkungan yang ada.
Penularan penyakit ini terjadi ketika orangorang tidur secara bersamasama di satu tempat tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah, yang
menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasilitasfasilitas kesehatan
12
13
gunakan alat yang bersih seperti cotton bud. Pelihara kuku agar tetap pendek.
(Depkes RI, 2006)
c. Kebersihan kaki
Para santri selalu memakai sepatu setiap hari. Sehingga kaki yang selalu
tertutup dan kurang mendapat sirkulasi udara sering lembab dan menimbulkan
bau tidak sedap. Sehingga dianjurkan agar para santri menggunakan sepatu
dan kaos kaki yang kering agar terhindar dari penyakit Skabies, karena
sarkoptes Skabies selalu hidup di tempat tempat yang lembab
(Harahap, 2000)
14
d. Kebersihan genetalia
Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genetalia, banyak kaum
remaja putri maupun putra mengalami infeksi pada alat reproduksinya akibat
garukan, apalagi individu yang bersangkutan menderita Skabies, maka luka
akibat garukan tersebut mudah terserang Skabies, karena genetal merupakan
tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan
kesehatan di dalam keluarga misalnya, bagaimana orang tua mengajarkan
kepada putra putrinya cebok dengan cara yang benar. Yaitu cebok harus
dibasuh dengan air yang bersih. Yaitu menyiram dari arah depan ke belakang.
Bila salah, alat genetal wanita lebih mudah terkena infeksi. Penyebabnya
adalah, sisa kotoran dari anus akan ikut air yang arahnya kedepan dan masuk
ke area genetalia eksterna. Selain itu pemakaian celana dalam. Celana dalam
yang dipakai harus kering. Bila berkeringat atau basah hendaknya segera
mengganti celana dalamnya.
2.3.2
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, dan lingkungan. Respon atau reaksi organisme dapat berbentuk pasif
(respon yang masih tertutup) dan aktif (respon terbuka, tindakan yang nyata atau
practice/psychomotor).(Sunariyo, 2000).
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat
tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan
pencegahan penyakit yaitu meliputi :
1. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan
(health
promotion
behavior), misalnya setiap jumat pagi para santri melakukan senam pagi
bersama.
15
Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
individu
yang
sakit
menderita
Skabies,
akan
mempermudah
16
khususnya para santri, bahwa menjaga kebersihan badan adalah penting, baik
2.3.5
pesantren
khlafi/khalafiah
(modern)
dan
pondok
pesantren
17
2.057.814 orang, atau 59,4% dan yang hanya mengaji sebanyak 1.406.519 orang
atau 40,6%. (Dikutip dari Kep. Menkes RI no 867, 2006).
2.4.1 Gambaran Umum Pondok pesantren
Pondok pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang
sederhana, yaitu tempat pendidikan santri santri untuk mempelajari pengetahuan
agama Islam dibawah bimbingan seorang Kyai/guru/ustad/ustadah dengan tujuan
untuk menyiapkan para santri sebagai kader dakwah Islamiah yang menguasai
ilmu Agama Islam di pelbagai lapisan masyarakat.
Sesuai dengan tujuan utamanya, maka materi yang disampaikan di pondok
pesantren pada umumnya terdiri dari materi agama yang digali langsung dari
kitabkitab klasik berbahasa Arab, yang ditulis oleh para ulama yang hidup pada
awal pertengahan. Semenjak perang kemerdekaan, terjadi perubahan yang
mendasar pada system pendidikan pondok pesantren. Perubahan tersebut
diantaranya dengan memperkenalkan system madrasah dalam proses belajar
mengajar, dan mulai diajarkan materi umum. Dengan demikian pondok pesantren
tidak lagi sepenuhnya pendidikan jalur luar sekolah, tetapi juga masuk jalur
sekolah.
Dalam dua dasa warsa terakhir ini, dalam lingkungan pondok pesantren
selain madrasah diselenggarakan pula sekolah sekolah umum, perguruan tinggi
dan
pengembangan
masyarakat.
Masuknya
program
pengembangan,
pesantren
yang
hanya
19
sebuah
pesantren
berikut
penanganan
masalah
21