Burma (Myanmar) adalah negara terluas kedua di ASEAN atau Asia Tenggara.
Terbentang hampir 1500 mil dari Utara hingga Selatan. Burma dua kali lebih besar
daripada Vietnam, tetapi kecil bila dibandingkan dengan total keseluruhan kepulauan
Indonesia. Di sebelah timur Burma (Myanmar) terdapat India dan Bangladesh, selatan
Tibet, dan Yunan Cina. Yunan berada di Utara dan bersentuhan dengan Laos di
sebelah timur. Thailand berada di sebelah Timur dan Tenggara, bagian barat daya dan
selatan dikelilingi samudra Hindia, teluk Bengal dan laut Andaman. Dataran rendah
Burma adalah bagian teratas dari semenanjung Asia Tenggara.
1
Burma (Myanmar) adalah Negara dengan berbagai ras dan disana terdapat 135
kelompok etnik. Populasinya hampir 50 juta. Mayoritas adalah etnik Bamas, yang lain
seperti Shan, Kachin, Kayin, Chin, Mon, Rokhine, Muslim Burma, Muslim India,
Muslim Cina, dan lainnya merupakan kelompok minoritas di Burma. 1
Pembagian tersebut juga terdapat dalam masyarakat Muslim, ada Muslim
Burma atau Zerbadee, Muslim keturunan India, Muslim Hui-Hui atau Panthay, dan
Muslim Rohingya. Muslim Burma terbagi dalam tiga komunitas yang berbeda yakni:
1. Muslim Burma atau Zerbadee
2. Muslim India, Imigran keturunan India
3. Muslim Rohingya
Muslim Burma, merupakan komunitas yang terbentuk paling awal. Mereka
berasal dari wilayah Swebo di daratan Tengah dekat ibukota pra-kolonial kerajaan
Burma. Komunitas ini dapat di runut asal usulnya hingga abad ke-13 dan ke-14,
ketika nenek moyang mereka datang ke negara ini sebagai pembantu istana, tentara
sewaan dan pedagang dari barat. Pada tahun 1930-an Muslim Burma yang
berasimilasi dengan baik ini jumlahnya dilaporkan kurang dari sepertiga komunitas
Muslim.
Kaum India, merupakan komunitas Muslim yang terbentuk seiring
kolonialisasi Burma oleh Inggris pada abad ke-19. Pada 1886 sampai 1973. Burma
dijadikan sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris oleh karena itu banyak
imigran dari India ke Burma. Pemerintah Inggris sangat berperan atas datangnya
Muslim-muslim India ini. Mereka berdomisili di provinsi Arakan dan Tenosserin.
Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke Burma karena kebutuhan
pemerintah Burma ysng membutuhkan sumber daya manusia dan penilaian subyektif
Inggris tentang imigran India yang dinilai lebih adaptif dan mandiri.
Komunitas Rohingya, yang bermukim dinegeri bagian Arakan atau Rakhine.
Suku Rohingya adalah orang Islam dengan budaya mereka yang kelas terlihat di
daerah Arakan. Hal itu karena mereka menurunkan agama mereka pada seluruh
keturunan mereka dari bangsa Arab, Moor, Pathan, Moghul, Asia Tengah, Bengal dan
beberapa bangsa Indo-Mongol. Percampuran dari suku, membuat penampakan fisik
1
unik mereka seperti tulang pipi yang tidak begitu keras, mata mereka tidak begitu sipit
(seperti orang Rakhine Magh dan orang Burma). Hidung mereka tidak begitu pesek.
Mereka lebih tinggi dari orang Rakhine Magh tetapi kulit mereka lebih gelap,
beberapa dari mereka kulitnya kemerahan, tetapi tidak terlalu kekuningan.2
Jumlah Populasi penduduk Burma (Myanmar) sekitar 50 juta pada tahun 2002.
Mengenai populasi agama di Burma )Myanmar) sekitar 70 % adalah penganut
Buddha, Kristen 8% dan Islam 15% sisanya Hindu, animisme dan lain-lain.
B. Sejarah Awal Burma pada masa pra-Islam
Dalam sejarah Burma tercatat bahwa negeri ini merupakan kerajaan yang telah
merdeka sejak sekitar abad 266 SM hingga tahun 1782 M sebelum berada dibawah
pemerintahan Burma. Dapat diketahui bahwa Burma memiliki sejarah yang panjang.
Sama halnya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara pada masa pra-Islam daerahdaerah di Asia Tenggara telah didominasi oleh agama Hindu dan Budha, yang dibawa
oleh orang-orang India melalui jalur perdagangan.
Pada masa pra-Islam di Burma telah terdapat beberapa kerajaan yang terletak
di dua daerah yakni di daerah Pagan (Bagan) dan Arakan, di kedua daerah ini
merupakan tempat dimana agama Hindu dan Budha dapat berkembang hingga dapat
masuk ke dalam kalangan kerajaan.
Telah kita ketahui bahwa agama terbesar di Burma didominasi oleh agama
Buddha. Hal ini dapat diketahui dari adanya para pedagang dari Cina yang telah
melalui daerah ini. Hal ini terlihat dari sumber Cina, yangmana rute jalan tua melintas
daratan antara Cina dan Barat, yang menyebrangi daerah bagian Utara negeri ini.
Petunjuk pertama pemakaiannya tahun 128 SM, ketika Chang Chi'en menemukan
hasil negeri Cina dari Propinsi Seachuan, di Bactria. Langkah-langkah diambil untuk
menghubungkannya tetapi hanya pada tahun 69 SM Cina menemukan perfektur Yung
Ch'ang menyebrangi mekang dengan markas besarnya di Timur Salween, kira-kira 60
mil dari perbatasan Burma sekarang.
Sumber kedua yang menyebutkan kedatangan agama Buddha di Burma yang
dibawa oleh dua orang pendeta Budhha. Dongeng Buddha orang-orang Burma
mengatakan bahwa pengaruh India masuk ke Burma Pesisir melalui pantai. Dalam
Jataka daerah itu disamakan dengan Suwarnabhumi, negeri Emas. Sebuah cerita
2
Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan
Burma 1948-1988, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Depok 2006. Hlm. 1-2
populer orang-orang Burma mengatakan dua orang bersaudara Tapusa dan Palikat,
telah diberi delapan helai rambut kepala oleh Gautama. Ini dibawa melalui laut ke
negeri Emas dan di sucikan di Pagoda Shwe Dagon, yang di puja di Ranggon
sekarang. Babad Mon berisi dongeng yang menceritakan bagaimana Sona dan Uttara,
dua orang pendeta Buddha, di tugaskan ke negeri Emas oleh synoda Buddha ke tiga di
Pataliputra sekitar tahun 241 Sebelum Masehi. Tetapi sebegitu jauh berkenaan dengan
bukti sejarah, tidak ada sisa-sisa masuknya pengaruh India sebelum didapatnya
fragmen buku suci Pali di Hmawza. (srikesetra atau Prome Lama) sekitar tahun 500
Masehi.3
Mengenai kehadiran agama Budha di Burma ini terlihat dari bukti-bukti
arkeologi yang di temukan diantaranya, terdapat patung bata Wishnu, patung-patung
kecil dari perunggu untuk Akolistewara dan Boddhisatwa-bodhisatwwa Budha
Hinayana yang lain. Selain patung dan prasasti-prasasti
D.G.E. Hall, Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional Surabaya. Hlm. 124
hlm 51
The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar Op, Cit.
Arakan sejak dahulu telah banyak didapati para pedagang Arab, Arakan
merupakan tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia
Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka
melalui jalur darat dan laut. Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan
bercampur dengan penduduk setempat.5
Muslim Arab datang pertama kali melewati daratan India dan Asia Tenggara
melalui jalur perdagangan pada abad ke-7. Pada waktu itu, rempah-rempah, katun,
batu mulia, barang tambang, dan komuditas lainnya yang datang dari Selatan dan Asia
Tenggara merupakan barang-barang yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah
dan Eropa. Orang-orang Arab datang sebagai pedagang, dan hampir menguasai
perdagangan tersebut. Mereka melahirkan pedagang-pedagang yang menyebarkan
Islam dan menjadi pelaut-pelaut hebat, pengetahuan mereka tentang navigasi, ilmu
garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronimi, dan geografi negara-negara telah
membuat mereka tak tertandingi dalam hal berdagang di Samudera Hindia selama
beberapa abad. Orang-orang Arab tersebut menulis tentang tempat-tempat yang
mereka datangi untuk membuktikan kedatangan mereka di dunia Timur dan Barat.
Agama Islam pertama kali masuk ke Arakan dibawa oleh orang-orang Arab
yang dipimpin Muhammad bin Hanafiya pada tahun 680 M. Pada waktu itu, Arakan
dikuasai oleh sebuah kelompok kanibal yang dipimpin oleh Ratu Kaiyapuri. Ketika
Muhammad bin Hanafiya datang ke Burma dan menyebarkan agama Islam Ratu
Kaiyapuri ikut memeluk agama Islam. Lalu, Hanafiya menikahi Ratu Kaiyapuri.
Pengikut Kaiyapuri pun ikut memeluk agama Islam. Seteah itu, dakwah Islam pun
tersebar di Arakan oleh para pelaut dan pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Data tersebut didapat dari catatan Arab yang ditulis oleh Shah Barid Khan yang
berjudul Hanifa O Kaiyapuri pada abad ke 16. Menurut catatan tersebut Muhammad
Hanif tiba di Arakan dengan para tentaranya setelah terjadi perang Karbala.6
Arakan, yang pada asal mulanya dinamakan Rohang, merupakan sebuah
bangsa yang berdiri sendiri sejak awal mula sejarah bangsa itu dikenal. Oleh karena
itulah, mereka dinamakan orang Rohangya, yang kini lebih dikenal dengan sebutan
Rohingya.7 Ada yang mengatakan bahwa Arakan itu sendiri merupakan kata jamak
5
dari rukn, berasal dari kata bahasa yang berarti tiang-tiang. Kata tersebut
mencirikan keislaman dari etnis Rohingya. 8 Tetapi hal ini masih menjadi kontroversi,
dimana kaum Buddha sendiri mengklaim bahwa kata Arakan itu berasal dari nama
seorang pendeta Buddha yang bernama Argyre. Penyebar agama Buddha manyebut
Arakan sebagai Rekkha Pura. Jadi tidak dapat dipastikan nama Arakan itu berasal
dari mana.
2. Kedatangan orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)
Di bagian lain dari daerah Burma setelah Arakan Islam adalah daerah Pagan
(Bagan), Orang-orang Muslim pertama yang mendarat di Burma (Myanmar) berlabuh
di delta sungai Ayeyarwady, semenanjung Tanintharyi, dan Rakhime di abad kesembilan. 9
Kedatangan umat Islam ini tercatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.
Ibid.
History of Arrival of Islam in Burma/ Myanmar, artikel di akses pada 15
Maret 2008 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma
10
Moshe Yegar, Between integration and secession : the Muslim
communities of the southern Philippines, Southern Thailand, and western
Burma/Myanmar, Lanham, Md. : Lexington Books, 2002. hlm. 19
9
saudara tertua ketika sedang tidur. Saudaranya yang paling Muda berhasil meloloskan
diri ke Bagan dan berlindung kepada Raja Anawartha. Kemudian dia tinggal di Bagan
dan menikahi seorang wanita dan memiliki dua orang anak, Shwe Byin bersaudara.
Sumber lain datang dari Eropa, dimana para Pelaut Eropa yang telah
mengunjungi pesisir Pantai Burma di abad ke-15 sampai 17 M menggambarkan
bahwa perkampungan para pedagang Muslim dan lalu lintas perdagangan mereka
menghubungkan Burma dengan Jalur Sumatra, Malaka, dan Pulau Maluku hingga
Cina dan Jepang, di satu sisi, berhadapan langsung dengan Bengal dan Sri langka,
Persia dan laut Merah di lain sisi. Para pedagang Muslim mengadakan jual beli di
daerah ini. Faktanya adalah beberapa bagian di pesisir Burma berkembang dalam
pelabuhan terpenting dan merupakan pusat reparasi kapal. Lebih utama untuk orangorang Arab dan para pedagang Armenia. Dalam berbagai hal para pedagang Muslim
yang telah aktif di Burma, telah menemukan pelabuhan mereka sendiri, dan mereka
dibatasi oleh Peraturan yang dibebankan oleh raja kepada Mereka dan juga dengan
peraturan daerah setempat.11
Muslim Persia telah berlayar, dalam pencaharian negeri Cina dan
Mengunjungi Burma di perbatasan Yunan (Cina), para kolonis telah merekam dalam
kronik Cina pada 860 M. Myanmar Muslim telah di kenal dengan sebutan Pathi, dan
Myanmar Cina Muslim disebut Panthay, nama ini dipercayai berasal dari bahasa
Persi.12 Pelancong dari Persia, Ibnu Khordabeh, pelancong dari Arab pada abad ke
Sembilan, Sulaiman dan Pelancong Persia pada Abad kesepuluh, Ibn al Faqih, dalam
tulisan-tulisan mereka menyebut Burma Selatan. Sejarawan Arab yang yang hidup di
abad ke sepuluh, al Maqdisi, membicarakan hubungan yang dikembangkan Burma
dengan India, kepulauan Melayu, dan Sri Langka. Sejarah Burma mencatat
keberadaan orang-orang Arab di masa pemerintahan raja Anawartatha (1044-1077)
yang bekerja sebagai penunggang kuda kerajaan. Pengganti Anawartha, raja Sawlu
(1077-1088) dididik oleh seorang guru Muslim berkebangsaan Arab dan mengangkat
anak sang Guru, Yunan Khan, sebagai Gubernur kota Ussai, yang sekarang bernama
Pegu. Sebuah konspirasi di lingkungan istana membuat Yunan Khan memberontak.
Usahannya untuk menguasai pagan digagalkan oleh Kyanzitha, saudara Sawlu, yang
memperkenalkan suatu perkampungan Muslim di pedalaman Burma lewat tawanantawanan Muslim asal India. Di abad ketiga belas, ketika pasukan Kubilai khan yang
11
12
hlm 29
Ibid,.
The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar Op, Cit.
13
Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani,
Ed, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1993. Hlm. 28
14
Ibid., hlm. 29
10
BIBLIOGRAFI
BUKU
Abdurrahman, Dudung, Sejarah Peradaban Islam: Dari Klasik Hingga Modern, Siti
Maryam Ed, Yogyakarta: LESFI, 2002
Ali Kettani, M, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj-Muslim Minorities in
The Word Today, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan Burma
1948-1988, Skripsi: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia Depok 2006
G.E Hall, D, .Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional Surabaya.
Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani, Ed, Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 1993.
Yegar, Moshe, Between integration and secession : the Muslim Communities of the
Southern Philippines, Southern Thailand, and Western Burma/Myanmar,
Lanham, Md. : Lexington Books, 2002.
Media Online
A Short Historical Background of Arakan, Artikel ini di akses pada 17 Mei 2008 dari
http://www.arthistoryclub.com/art_history/Rohingya
History of arrival of Islam in Burma/Myanmar, artikel di akses pada 15 Maret 2008
dari http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma
The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar, artikel di akses
pada 15 Maret 2008 dari http://www.rohingya.jp/pdf/muslims.pdf.
12