Ini Viks Banget Katarak
Ini Viks Banget Katarak
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarkokiess, Inggris Cataract dan
Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun
dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya
terjadi akibat proses penuaan tetapi dapat juga timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital).
Perawat sebagai anggota penting tim kesehatan dan sebagai pendidik dan
praktisi kesehatan, dapat memberikan pendidikan kesehatan dalam perawatan
mata dan dalam pencegahan penyakit mata.
B.
Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami konsep penyakit katarak dan
kebutaan.
2. Mahasiswa/i mampu melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada klien
dengan katarak dan kebutaan mulai dari pengkajian, pemeriksaan fisik,
diagnosa keperawatan, intervensi dan rasionalisasi sehingga tercapai kriteria
hasil yang diharapkan.
3. Memberikan wawasan dengan menyajikan penjelasan manteri
4. Memahami kandungan dari teori tentang apa saja penjelasan lengkap
mengenai katarak
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam pembahasan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit katarak?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit katarak?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit katarak?
4. Bagaimana klasifikasi penyakit katarak
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit katarak?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan pada penyakit katarak?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit katarak?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada penyakit katarak?
9. Bagimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan katarak?
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data
dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku
maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan
katarak dan konsep dasar asuhan keperawatan katarak.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah, adalah sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi Katarak
E. Manifestasi Klinis
F. Pemeriksaan Penunjang
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KATARAK
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
KATARAK
A. Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein atau akibat keduaduanya. (Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran( katarak
kongenital).(brunner & suddarth .2001, keperawatan medikal bedah vol.3, EGC.
Jakarta ).
Katarak adalah penurunan progresif kerjernihan lensa. Lensa menjadi
keruh, atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang.
Katarak terjadi apabila protein pada lensa yang secara normal transparan terurai
dan mengalami koagulasi pada lensa. (elizabeth J. corwin.2000, buku saku
patofisiologi, EGC. Jakarta ).
B. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000) :
1. Usia lanjut dan proses penuaan.
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti :
4 Laporan Pendahuluan dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Katarak
koagulasi.
Sehingga
mengabutkan
pandangan
dengan
b) Katarak kongenital
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir,
dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Katarak
kongenital yang terjagi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera
setelah bayi lahir sampai usia 1 tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan
metabolisme serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat
7 Laporan Pendahuluan dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Katarak
secara
dominan
dan
biasanya
bilateral. Tindakan
Katarak juvenil adalah katarak yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat
terjadi karena :
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata.
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi
akibat :
-
b. Katarak komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel
lensa faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia
tinggi, abalasi retina dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan
mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu
mata.
c. Katarak diabetika
Katarak diabetika adalah katarak yang disebabkan oleh penyakit
diabetes. Berdasarkan usia Katarak dapat diklasifikasikan dalam :
1.
2.
3.
E. Manifestasi Klinis
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif :
1. Pasien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan secara progresif,
penglihtan seperti berasap.
2. Silau dan gangguan Fungsional sampai derajat tertentu karena kehilangan
penglihatan.
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala objektif :
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan Oftalmoskop.
2. Pupil tampak kekuningan, abu-abu atau putih (Leukokoria).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Keratometri adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengatur radius
kelengkungan kornea
2. Pemeriksaan lampu slit adalah alat yang terdiri atas sumber lampu kecil
dengan mikroskop berguna untuk memeriksa penyakit, kelainan pada bola
mata yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
3. Funduskopi/ oftalmoskopi adalah pemeriksaan mata bagian dalam atau fundus
mata. Alat yang digunakan yaitu oftalmoskop. Dapat dilihat kelainan fundus
okuli atau jaringan bola mata bagian dalam karena itu pula oftalmoskopi
disebut funduskopi
4. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa,
akueus atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem saraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optic.
5. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor
pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
Penatalaksanaan Keperawatan:
Lakukan monitor TTV ( TD, RR, N, S) tiap 8 jam
Lakukan perawatan luka (GP) pada klien pasca operasi
H. Komplikasi
Ambliopia sensori, penyulit yang terjadi berupa : visus tidak akan
mencapai 5/5. Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus dan bila
katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan
komplikasi berupa glukoma dan uveitis.
Komplikasi yang mungkin timbul akibat pembedahan :
Glaukoma
Ablasi Retina
Perdarahan Uveitis
Infeksi
PATOFISIOLOGI
ROSES PENUAAN
Virus masuk
ke intrautrin pada pada
trimemester I
Nukleus menjadi
coklat kekuningan
dan terdapat
densitas
Perubahan fisik
& kimia dalam
lensa
Perubahan pada
zunula
Distorsi
penglihatan
Hilangnya
transparasi
Perubahan kimia
dalam protein
lensa
Koagulasi
Menurunnya
jumlah enzim
yang melindungi
lensa dari
degenerasi
Menghambat
jalannya cahaya
ke retina
Mengabutkan
pandangan
KATARAK
Operasi
Nyeri
Resti cidera
Gangguan
sensori
perseptual
Ansietas
Kurang
pengetahuan
I. Pengkajiaan
A. Anamnesa
-
Identitas Klien
Insiden Kejadian
Insiden katarak merupakan konsekuensi dari proses penuan yang normal,
berkembeng secara kronik dan matang ketika orang memasuki dekade
ketujuh dan katarak yang bersifat kongenital dapat menyebabkan
amblioma dan kehilangan penglihatan permanen.
Keluhan utama (RPS)
Umumnya klien mengeluhkan penurunan ketajaman penglihatan
secara progresif, silau, gangguan fungsional akibat penurunan
penglihatan, sekitar sumber cahaya.
Riwayat penyakit dahulu (RPD)
Keadaan yang berhubungan dengan masa kehidupan yang lalu atau
penyakit, seperti : trauma tumpul maupun tajam, penggunaan
kortikosteroid
jangka
panjang,
penyakit
sistemik
(DM,
# Preoperatif :
-
Penglihatan kabur/total
Penglihatan ganda/diplopia
Peningkatan TIO
2. Palpasi
-
Adanya oedema
Adanya granulasi
Adanya nodul
# Post operatif :
-
Penglihatan terbatas
Hari I V
* Iris prolaps
* Kekeruhan sementara kornea
* Peningkatan TIO
Hari ke VI
* Glaukoma
* Retina ablatio
* Distropi kornea
C. Pemeriksaan Penunjang
-
Keratometri
Pemeriksaan Slitlamp
Funduskopi/ oftalmoskopis
adaptasi
terhadap
perubahan/penurunan
ketajaman
3. Mencegah komplikasi.
4. Memberikan informasi tentang penyakit/prognosis dan terapi pengobatan.
V. Intervensi Keperawatan
Pre Operatif
DP 1. Ansietas b/d gangguan penglihatan dan kurangnya pemahaman
mengenai perawatan pasca operatif.
Hasil diharapkan :
-
INTERVENSI
RASIONALISASI
Mekanisme
jawab
Memberi
dengan
tegang,
metode koping.
pertanyaan.
Orientasikan
pasien
pada
koping
kegusaran,
dapat
depresi,
keputus-asaan,
Pasien
yang
telah
mendapat
menerima
Intraoperatif
berbaring
pembedahan
dan
mengetahui instruksi.
penanganan
obat-obatan.
Pentingnya
diam
selama
atau
memberi
akan
batuk
atau
akan
Pemberian
pembalutan,
tingkat
pentingnya
bantuan
ambulasi
Pasca
sampai
posisi,
aktivitas,
untuk
adekuat
dan
Jelaskan
intervensi
sedetil-
Pasien
yang
mengalami
sentuhan
mendapatkan informasi.
untuk
mengganti
komunikasi verbal.
Dorong
untuk
menjalankan
dengan
tangan
bagi
koping
mempergunakan
untuk
peralatan
makanan.
yang
berarti
dalam
Pasien
mungkin
melakukan
perawatan pasien.
tak
mampu
semua
tugas
dan
pengalihan
bila
terlalu
lama
dapat
memungkinkan.
RASIONALISASI
intervensi
bervariasi
sebab
terlihat.
Orientasikan
pasien
terhadap
Memberikan
peningkatan
cemas
dan
mengakibatkan
lingkungan
dalam
Terbangun
bingung
pada
orang tua.
terhadap
isolasi
dan
menurunkan bingung.
kabur
dan
atau
Gangguan
penglihatan/iritasi
iritasi
tetesan
mata
tetapi
secara
bertahap
menurun
dengan
Ingatkan
pasien
jangan
menggunakan
hentikann
penggunaan
obat sementara.
Perubahan
ketajaman
dan
kedalaman
persepsi
dapat
menyebabkan
bingung
penglihatan/meningkatkan resiko
cedera sampai pasien belajar
untuk mengkompensasi.
lebih
memudahkan
mudah
dan
panggilan
untuk
INTERVENSI
RASIONALISASI
lensa.
Tekankan
pentingnya
evaluasi
Pengawasan
periodik
Informasikan
menghindari
pasien
tetes
untuk
mata
yang
dijual bebas.
penglihatan.
Diskusikan
kemungkinan
efek
pasien,
contoh
memasukkan
obat
meminimalkan
menyebabkan
Anjurkan
pasien
PPOM,
efek
menghindari
TD
meningkat,
tetes
sistemik.
silang/campur
bereaksi
Dapat
gejala
krisis
Aktivitas
mata
yang
menyebabkan
lelah/regang,
manuver
membungkuk
pada
panggul,
rasa
mendengar
mudah
radio,
berbincang-
bila
tidak
mampu
Mencegah
pada
Tekankan
menggunakan
kebutuhan
kaca
untuk
resiko
pelindung
sehubungan
mata
cedera
kecelakaan
dan
menurunkan
penglihatan
dengan
TIO
berkedip
Mencegah
pada mata.
cedera
kecelakaan
Post Operatif :
DP 1. Nyeri b/d trauma akibat prosedur pembedahan
Hasil yang diharapkan : pengurangan nyeri
INTERVENSI
RASIONALISASI
akan
mengurangi
Mengurangi
nyeri
edema
dan
akan
mengurangi nyeri.
kain.
pembedahan.
Dorong
penggunaan
kacamata
DP 2. Resti cidera b/d perdarahan intra okuler yang dapat meningkatkan TIO
Hasil yang diharapkan :
-
INTERVENSI
RASIONALISASI
aktivitas,
dalam
penampilan,
balutan
mata.
pembatasan
yang
diperlukan.
rawat
jalan
atau
menginap
atau
stress
pada
jahitan/jahitan terbuka.
Batasi
aktivitas
seperti
Menurunkan
stres
pada
area
operasi/menurunkan TIO
Ambulasi
dengan
bantuan,
regangan
Meningkatkan
sedikit
Memerlukan
Anjurkan
menggunakan
manajemen
stress
teknik
relaksasi
dan
contoh
sesuai indikasi.
kecelakaan
dan
ketidaknyamanan
mata
tajam
dan
tiba-tiba.
balutan.
Observasi
Ketidaknyamanan
karena
prosedur
mungkin
pembedahan,
terjadi
atau
tak
karena
diketahui
sangat rentan)
anterior
kempes,
pupil
luka
disebabkan
oleh
Kolaborasi :
Berikan
obat
sesuai
indikasi,
asetaminofen.
RASIONALISASI
sebelum
menyentuh/
mengobati mata.
Teknik
aseptik
menurunkan
keluar dengan
kontaminasi silang.
tisu basah/bola
Tekankan
pentingnya
tidak
kontaminasi
dan
Mencegah
sisi operasi.
prosedur
dan
Contoh
bengkak,
kemerahan,
kelopak
drainase
purulen,
Adanya
ISK
meningkatkan
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi
Antibiotik
(topikal,
parenteral,
subkongenital).
Catatan
ditambahkan
steroid
pada
Steroid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
predisposisi
(DM,
kalaktosemi),
Genetik
dan
gangguan
sensori-
kritik dan