Anda di halaman 1dari 6

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

No. Dokumen :
No. Revisi
SOP
UPTD PUSKESMAS
MOTOBOI KECIL

1. Pengertian

Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Motoboi Kecil

Tanggal Terbit :
Halaman

dr.Ulmiwidaya Sudibyo
NIP. 19801021 200802 2 001

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan


pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort
Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit
Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.

2. Tujuan

1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB


sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.

3. Kebijakan

4. Reverensi

3. Prosedur/Langkah-langkah

1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan


Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan
Pengelolaan Logistik
2. Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan
Uraian
Persiapan alat
- Formulir LPLPO, TB.01, kartu stok, kartu stock induk, SBBK, daftar
aset.
Formulir TB.13. Formulir Aset.

Pelaksanaan
- Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan

4. Unit Terkait

kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan

Kab/Kota
Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan

Provinsi.
Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.

Lintas Program di Puskesmas

PROSEDUR PENGGUNAAN LOGISTIK TB


No. Dokumen :
No. Revisi
SOP
UPTD PUSKESMAS
MOTOBOI KECIL

1. Pengertian

2. Tujuan

Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Motoboi Kecil

Tanggal Terbit :
Halaman

dr.Ulmiwidaya Sudibyo
NIP. 19801021 200802 2 001

Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan


fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua
jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit
Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.
Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.

3. Kebijakan

4. Reverensi

1. Prosedur/Langkah-langkah

2. Unit Terkait

Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan


Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan
Uraian
Persiapan alat
- Surat Perjanjian Pemakaian Barang
- Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa
- Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang
Pelaksanaan
- Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi
pemakaian dan sisa obat yang digunakan untuk perencanaan
kebutuhan OAT
- Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang
dikeluarkan
- Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan
masing masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.
Lintas Program di Puskesmas

PENEMUAN SUSPEK TB PARU


No. Dokumen :
No. Revisi
SOP
UPTD PUSKESMAS
MOTOBOI KECIL

1. Pengertian

2. Tujuan

Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Motoboi Kecil

Tanggal Terbit :
Halaman

dr.Ulmiwidaya Sudibyo
NIP. 19801021 200802 2 001

Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan
serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa,
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan
sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.

3. Kebijakan

4. Reverensi

5. Prosedur/Langkah-langkah

Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan


Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta
Uraian
Persiapan
- ATK dan buku register.
- Buku penderita TB.05 dan TB.06
- Pot dahak
- Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan
pasien
Pelaksanaan
1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif
dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk
mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan
pengobatan.
2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB
seperti pasien dengan HIV AIDS.
b. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah
kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka
yang dengan TB BTA positif.
c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk
menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB /
pengobatan pencegahan.
d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak
selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala
tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,

demam meriang lebih dari satu bulan.


4. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
Berapa lama batuk ?
Berdahak/tidak ?
Dahak bercampur darah/tidak ?
Sesak nafas /tidak ?
Nyeri dada / tidak ?
Kurang nafsu makan/tidak ?
Berat badan menurun / tidak ?
Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1
bulan atau lebih dari 1 bulan ?
5. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6. Pengelola
memberi
penjelasan
mengenai
pentingnya
pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk
mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
7. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan
pengambilan dilakukan disamping Puskesmas.
8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang
baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan
(mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya
kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi
sampai
volumenya
mencukupi.
Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai
dan
harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC.
9. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor
identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.06
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi
di rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa
dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu
kunjungan kedua.
11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan
hasil pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan
sesuai protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak
ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan
antibiotic selama dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor
urut
pendaftaran.
19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
20. Penderita masuk di ruang BP.
21. Unit Terkait

Lintas Program di Puskesmas

PENGOBATAN TB PARU
No. Dokumen :
No. Revisi
SOP
UPTD PUSKESMAS
MOTOBOI KECIL

1. Pengertian
2. Tujuan

Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Motoboi Kecil

Tanggal Terbit :
Halaman

dr.Ulmiwidaya Sudibyo
NIP. 19801021 200802 2 001

Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru


sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional.
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

3. Kebijakan
4. Reverensi

3. Prosedur/Langkah-langkah

Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan


Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
Uraian
Persiapan alat
1. Register rawat jalan
2. Register TB 05
3. Register TB 06
4. FORM TB 01
5. Form TB 02
6. Form TB 03
7. Obat OAT
Pelaksanaan
- Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan
pada pasien
- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke
ruang Pemeriksaan
- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
di TB 05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan
dengan OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative
dan rongsent mendukung diberikan pengobatan dengan kategori
III sesuai berat badan pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Berat
Tahap intensif tiap Tahap Lanjutan 3 kali
Badan
hari selama 56 hari
seminggu selama 16
RHZE
minggu RH (150 /150)
(150/75/400/275)

4. Unit Terkait

30-37 kg

2 tablet 4 KDT

2 tablet 2 KDT

38-54 kg

3 tablet 4 KDT

3 tablet 2 KDT

55-70 kg

4 tablet 4 KDT

4 tablet 2 KDT

>71 kg

5 tablet 4 KDT

5 tablet 2 KDT

Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan


pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan,
dan bila hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan
dosis sesuai berat badan pasien.
Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB
Tahap intensif (150/75/400/275)
Berat Badan
30-37 kg

2 tablet 4 KDT

38-54 kg

3 tablet 4 KDT

55-70 kg

4 tablet 4 KDT

>71 kg

5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative


dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada
akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya,
dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau
akhir pengobatan.
Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal
pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh.
Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal
pengobatan negative dengan rongsent positif pasien dikatakan
pengobatan lengkap

Lintas Program di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai