Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN

PENGOBATAN
RASIONAL DAN OBAT
GENERIK
OLEH:
ESA KARUNIA
IKA RAMADHAN W.

PEDOMAN
PENGOBATAN
RASIONAL DI
PUSKESMAS

Pengertian Pengobatan Rasional

Menurut WHO 1987


pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis,
tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian,
tersedia setiap saat dan harga terjangkau.
Pengobatan rasional merupakan suatu proses yang
kompleks dan dinamis, dimana terkait beberapa
komponen, mulai dari diagnosis, pemilihan dan
penentuan dosis obat, penyediaan dan pelayanan
obat, petunjuk pemakaian obat, bentuk sediaan yang
tepat, cara pengemasan, pemberian label dan
kepatuhan penggunaan obat oleh penderita.

Tujuan

Mutu pelayanan pengobatan.


Standar profesi
Pengamanan hukum
Kebijakan dan manajemen obat

Manfaat

Untuk pasien
Pasien hanya memperoleh obat yang benar
dibutuhkan
Untuk pelaksana pengobatan
Tingkat profesionalisme tinggi karena sesuai
dengan standar
Untuk pemegang kebijakan kesehatan dan
pengelolaan obat
Pengendalian biaya obat dan suplai obat dapat
dilaksanakan dengan baik

Dasar Hukum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7


tahun 1963 tentang farmasi
S.P Menkes RI No. 193/Keb/BVII/71: Peraturan
tentang obat, obat jadi, obat paten, obat
standar, obat asli, dan obat baru.

Kriteria

Menurut Badan Kesehatan Sedunia (WHO)


1. Sesuai dengan Indikasi Penyakit
2. Diberikan dengan Dosis yang Tepat
3. Cara Pemberian dengan Interval Waktu Pemberian
yang Tepat
4. Lama Pemberian yang Tepat
5. Obat yang Diberikan Harus Efektif, dengan Mutu
Terjamin
6. Tersedia Setiap Saat dengan Harga yang Terjangkau
7. Meminimalkan Efek Samping dan Alergi Obat

Pedoman

Timbanglah manfaat-risiko
Gunakanlah pertama-tama obat yang paling
established, dan kenalilah obat piihan ini untuk setiap
indikasi.
Gunakanlah obat pilihan yang anda ketahui paling baik
efeknya
Batasilah pemberian jenis obat seminimal mungkin.
Sesuaikanlah dosis obat untuk setiap penderita.
Gunakanlah dosis efektif terkecil.
Pilihlah cara pemberian obat
Cocokkanlah kebenaran data promosi pabrik obat

Tepat
pasien

Syarat
Peresepan
Obat

Tepat
indikasi
Tepat obat
Tepat
pemberian,
dosis dan lama
pemberian obat
Tepat biaya

Tepat
informasi

OBAT GENERIK

Pengertian
Obat generik adalah obat
yang telah habis masa
patennya (o patent),
sehingga dapat diproduksi
oleh semua perusahaan
farmasi tanpa perlu
membayar royalti.
Obat generik dipasarkan
dengan nama dagang
sesuai dengan nama zat

Obat
Generik

Obat
Generik
Berlogo
(OGB)

Obat
Generik
Bermerek
Dagang
(OGM)

OGB
Obat generik berlogo diberi logo
khusus yang menunjukkan bahwa
obat generik tersebut diproduksi oleh
pabrik obat yang sudah
mendapatkan sertifikat Cara Produksi
Obat yang Baik (CPOB)sehingga
dapat dijamin mutunya.

OGM
OGM adalah obat generik yang diberi
merek dagang oleh industri farmasi
yang memproduksinya.
Contoh: natrium diklofenak (nama
generik), di pasaran memiliki
berbagai nama merek dagang
misalnya: Voltaren, Voltadex,
Klotaren, Voren, Divoltar, dll.

Kualitas Obat Generik


Pada prinsipnya, tidak ada
perbedaan dalam hal mutu, khasiat
dan keamanan antara obat generik
dengan obat bermerek, maupun obat
paten dengan kandungan zat aktif
yang sama. Sehingga memiliki
indikasi obat, dosis, dan efek
samping yang sama.

Proses Pengujian Obat


Generik sebelum
Dipasarkan
Obat Generik harus lulus uji klinik, diantaranya :
1. Fase I : menilai keamanan obat (farmakokinetik
& farmakodinamik) yang diujikan pada orang
sehat
2. Fase II : membuktikan efek pada penderita
dengan pembanding berupa placebo.
3. Fase III : memastikan efek dengan pembanding
obat yang berkhasiat
4. Fase IV : (post marketing), efek yang muncul
setelah digunakan banyak orang.
. Obat generik juga harus memenuhi Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Faktor yang
Menyebabkan Harga
Obat Generik Lebih
Terjangkau
Harga diatur pemerintah
Tidak dipromosikan besarbesaran
Biaya Produksi Rendah

Pemasaran Obat Generik di


Indonesia
Awal peluncuran hanya beberapa puluh saja OGB
yang diproduksi BUMN. Namun seiring dengan
upaya memudahkan keterjangkauan oleh daya
beli masyarakat, maka diproduksilah lebih dari
170 item obat.
Obat yang dibuat dalam bentuk OGB misalnya
untuk penyakit simtomatis seperti parasetamol,
antalgin, ibuprofen, dll juga penyakit degeneratif
misalnya nifedipin, kaptopril, HCT, dll.
Bentuk obat juga bervariasi mulai dari sirup, sirup
kering/dry syrup, tablet, kaplet, tablet kapul,
salep.

Peraturan dan Keputusan


Menteri Kesehatan Tentang
Obat Generik
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010
tentang kewajiban menggunakan obat generik di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
Kepmenkes No. HK.03.01/Menkes/146/I/2010
tentang harga obat generik.
Kepmenkes No. HK.03.01/Menkes/159/I/2010
tentang pedoman dan pembinaan pengawasan
penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah.
Kepmenkes No. 092/Menkes/SK/II/2012 tentang
harga eceran tertinggi obat generik tahun 2012.

PERMASALAHAN OBAT
GENERIK DI INDONESIA
Penggunaan Obat Generik di
Indonesia Masih Rendah
Tenaga kesehatan enggan
meresepkan obat generik
Penggunaan obat generik oleh
pasien rendah

Solusi
Revitalisasi penggunaan obat generik,
pemerintah perlu menyadarkan masyarakat agar
tidak lagi meragukan kualitas obat generik.
Sehingga masyarakat tidak ragu untuk
menggunakan obat generik.
Pemerintah perlu meningkatkan promosi obat
generik di kalangan masyarakat, sehingga
masyarakat dapat mengenal obat generik
sebagaimana mengenal obat bermerek pada
umumnya.

Lanjutan...
menerapkan aturan yang mewajibkan dokter
pemerintah untuk memberikan obat generik
dalam penulisan resepnya sesuai dengan
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010.
Belajar dari negara maju, bahwa sistem
pelayanan kesehatan telah ditopang oleh
asuransi. Dengan begitu, pihak asuransi akan
menekan institusi kesehatan agar memberikan
obat generik kepada pasien yang datang berobat.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai