Anda di halaman 1dari 6

III.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: komposmentis

Tanda vital
Frekuensi nadi

: 124 x / menit

Tekanan darah

: 110 / 80 mmHg

Frekuensi napas

: 24 x / menit

Suhu tubuh

: afebris

Status Dermatologi

Lokasi :
o Periorbita dextra :
palpebra superomedial dextra
o Periorbita sinistra :
palpebra superomedial sinistra
palpebra inferomedial sinistra
canthus lateral sinistra

UKK : plakat kekuningan, semisolid, batas tegas

IV. Pemeriksaan Laboratorium


a

Hasil Pemeriksaan Faktor Koagulasi


No.
1.

Parameter
PT

Hasil
13,2

Nilai Normal
11,3 14,7 detik
Kontrol : 12,7

2.
b

APTT

27,4 39,3 detik

Hasil Pemeriksaan Hitung Darah Lengkap


Pemeriksaan
Hasil
WBC
: 7.9 x 103 /UI

Nilai Normal
( 4.0 - 11.0 )

Ly

: 2.3 x 103/UI

( 0.6 - 4.0 )

Mo

: 0.6 x 103/UI

( 0.1 1.5 )

Gr

: 5.0 x 103/UI

( 2.8 5.8 )

Ly %

: 28.7 %

( 25.0 45.0 )

Mo %

: 8.0 %

( 3.0 15.0 )

Gr %

: 63.3 %

( 45.0 70.0 )

RBC

: 4.26 X 106/UI

( 3.50 5.60 )

Hgb

: 13.6 g/dl

( 11.0 16.0 )

HCT

: 34.4 %

( 32.0 54.0 )

MCV

: 90.3 fl

( 79.0 101.0 )

MCH

: 31.9 pq

( 27.0 34.0 )

MCHC

: 35.4 g/dl

( 31.0 37.0 )

RDW-CV

: 13.5 %

(11.0 16.0 )

RDW-SD

: 46.9 %

(35.0 - 56.0)

PLT

: 185 x 103/ U

( 100 300 )

PCT

: 0.148 %

( 0.108 0.282 )

MPV

: 8.0 fl

( 6.5 12.0 )

PDW

: 16.3 fl

( 9.0 17.0 )

GDS = 80 mg/dL
V. Diagnosis Banding

32,5

Xanthelasma palpebrarum
Syringoma

Necrobiotic xanthogranuloma

VI. Diagnosis Kerja

Xanthelasma palpebrarum

VII. Terapi
o Operatif
- Eksisi

Gambar 1. Hari ke 1 (20 November 2013). Tindakan eksisi. Diawali penandaan area
eksisi. Lalu dilakukan anestesi lokal dengan pehacain. Kemudian dilakukan eksisi, dan
dijahit dengan benang 5.0 menggunakan jahitan simpel suturae.

Gambar 2. Hari ke 4 (23 November 2013). Kontrol Post Eksisi.

Gambar 3. Hari ke 8 (27 November 2013). Proses aff hecting.

Gambar 4. Hari ke 8 (27 November 2013). Post aff- Hecting.

o Edukasi
- Membiasakan pola hidup sehat dengan makan makanan
-

rendah kolestrol
Tidak membasahi daerah jahitan atau segera mengeringkan

luka daerah jahitan


Kontrol rutin untuk mengevaluasi hasil sementara dan
pelepasan jahitan

VIII. Prognosis
o Quo ad vitam
: ad bonam
o Quo ad sanationam : dubia ad bonam
o Quo ad komestikam : dubia ad bonam

BAB III
PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan keluhan pasien terdapat plak kekuningan pada


kelopak mata kanan dan kiri 3 tahun. Plak tersebut dirasa semakin menebal.
Pasien tidak mengeluhkan gejala lainnya. Diagnosis xanthelasma ditegakkan
dengan ditemukannya ujud kelainan kulit kulit yang khas pada pemeriksaan fisik
berupa plak kekuningan pada kedua kelopak mata, lunak, semisolid, serta batas
tegas. Diagnosis ini didukung dengan hasil anamnesis bahwa Tn. S sering
mengkonsumsi makanan berkolesterol yang merupakan faktor risiko terjadinya
xanthelasma.
Diagnosis xanthelasma juga dijelaskan dalam beberapa literatur, yaitu lesi
permulaan berupa papul kemudian secara bertahap membesar membentuk plak
berwarna kuning. Pada perabaan konsistensinya lunak. Terletak pada kelopak
mata bagian atas dekat kantus, akan tetapi dapat juga dijumpai pada kelopak mata
bagian bawah dengan diameter bervariasi dari 1-30 mm. Xantelasma cenderung
untuk berkembang, menggabung, dan permanen.1 Pasien xanthelesma biasanya
datang karena pertimbangan kosmetik, atau dideteksi pada pemeriksaan rutin
mata. Lesi ini tidak menyebabkan peradangan maupun nyeri, meskipun lesi ini
cenderung untuk membesar namun tidak terdapat kecenderungan malignansi.
Pada kasus yang sangat jarang, xanthelasma yang berukuran besar dapat
mengganggu fungsi kelopak mata, menyebabkan ptosis atau lagopthalmus. 7
Namun, kondisi tersebut tidak dialami oleh Tn. S.. Xanthelasma pada Tn.S.
semakin meluas, tidak terasa nyeri, dan tidak mengganggu secara fisiologis, hanya
pertimbangan estetika saja yang dirasakan.
1. Dianawaty, A., Adam, A.M., Xantelasma dan Milia. Dalam: Amiruddin M.D.,
editor. Tumor dan Bedah Kulit. 2003. Makassar: Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, FKUH.
7. Pereira F.J., Velasco A.A., Guimares H.P., et al. Extensive Xanthelasma a
Surgical Solution: Case Report. Arq. Bras. Bra. Oftalmol. 2008:7;1-6.

Anda mungkin juga menyukai