IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. W.
Umur
: 32 tahun
Alamat
: Karang Jangkang RT 004/004 Ngemplak, Simongan
Semarang
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Nama Suami
: Tn. E.
Tanggal Masuk
: 29 November 2014
Status
: BPJS
No. RM
: 057585
II.
ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 29 November 2014 pukul 19.00
WIB di Ruang VK RST Bhakti Wira Tamtama Semarang.
1. Keluhan Utama
Pasien G2P1A0 mengeluh tidak merasakan gerakan janin.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G0P0A0 datang ke VK dari Poli Gyn dengan keluhan belum
mendapat momongan setelah 5 tahun menikah. Pasien melakukan
aktivitas seksual 2 x / minggu. Pasien juga mengeluh sejak awal
menstruasi memang tidak teratur, pernah hingga tiga bulan baru haid,
hanya berlangsung 2 hari dan darah yang keluar sedikit. Pasien tidak
mengeluh demam, pusing, mual, dan muntah. BAK pasien (+) normal,
BAB (+) normal.
a. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Siklus Haid : tidak teratur
HPHT
: 4 November 2014
b. Lama Pernikahan
Pasien menikah 1 x selama 5 tahun, menikah usia 28 tahun.
c. Riwayat Obstetri
d. Riwayat KB
Pasien tidak menggunakan KB.
3. Riwayat penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi
Riwayat DM
Riwayat Penyakit Jantung
Riwayat Asma dan Alergi
Riwayat Operasi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 29 November 2014 pukul 19.30 WIB.
a. Status Generalis
Keadaan Umum : baik
Kesadaran
: composmentis
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Nadi
: 84 x / menit
Suhu
: 36,4o C
RR
: 18 x / menit
BB / TB
: 65 Kg / 156 cm
Kepala
: kesan mesocephaal
Mata
: conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: sekret (-/-)
Telinga
: normotia, sekret (-/-)
Mulut
: bibir kering (-), sianosis (-)
Leher
: pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I- II reguler, suara tambahan (-)
Pulmo
Inspeksi : gerakan dinding dada dextra sinistra simetris
Palpasi
: sterm fremitus dextra = sinistra
Perkusi
: sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Ekstremitas
No
1.
2.
3.
Pemeriksaan
Oedem
Akral Dingin
Sianosis
Superior
-/-/-/-
Inferior
-/-/-/-
b. Status Obstetri
1. Pemeriksaan Luar
Abdomen :
Inspeksi
: perut datar, terdapat benjolan di perut agak
bawah
sebalah kanan dan kiri.
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi
: tymphani seluruh lapang abdomen
Palpasi
: teraba massa kistik dengan di kuadran kanan
bawah
dan kiri bawah.
2. Pemeriksaan Genitalia
Eksterna
Mons Veneris
: tidak ada kelainan
Labia Mayor
: tidak ada kelainan
Labia Minor
: tidak ada kelainan
Klitoris
: tidak ada kelainan
Vulva
: tidak ada kelainan
Vagina
: tidak ada kelainan
Perineum
: tidak ada kelainan
Interna
Teraba uterus sebesar telur ayam, konsistensi kenyal,
nyeri (-) ; teraba pembesaran ovarium dekstra dan sinistra
sebesar jempol kaki, nyeri (-) ; tuba tidak membesar, nyeri (-).
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29 November 2014
HB
: 11,1 gr / dL
Ht
: 34,2 %
Leukosit : 18.900 sel / mm3
Trombosit : 316.000 sel / mm3
Eritrosit
: 3,78 juta sel / mm3
MCV
: 90,7 fl
MCH
: 30,1 pg
MCHC
: 33,3 %
CT
: 70
BT
: 40
GDS
: 312
Hasil USG 29 November 2014 pukul 08.00 WIB
Tampak gambaran kista multipel pada ovarium kanan dan kiri.
Kesan : polycistyc ovary syndrome.
V.
MASALAH UTAMA
Pasien G0P0A0 dengan polycistyc ovary syndrome. Dari pemeriksaan
palpasi abdomen didapatkan teraba massa kistik di kuadran kanan bawah
dan kiri bawah, VT teraba pembesaran ovarium dekstra dan sinistra sebesar
jempol kaki, nyeri (-). Hasil GDS 312. Dan pemeriksaan USG dinyatakan
polycistyc ovary syndrome.
VI.
DIAGNOSIS
Pasien G0P0A0 dengan polycistyc ovary syndrome.
VII.
PENATALAKSANAAN
Terapi hormonal menggunakan pil KB.
VIII. EDUKASI
Olahraga secara teratur
konsumsi makanan sehat
menghpaparan asap rokok
mengendalikan berat badan.
REFRAT
SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK
SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK
Sindroma ovarium polikistik (PCOS-Polycystic Ovary Syndrome) adalah
endokrinopatia utama yang terjadi pada wanita pada masa reproduksi dan
diperkirakan mengenai lebih dari 10% populasi.
Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambaran adanya penderita amenorea
dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di
dalamnya.
Pada awal 1980an, beberapa kasus seperti diatas diketahui memiliki kaitan dengan
hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa.1,2 Pada awal 1990an, ditemukan
adanya defek reseptor insulin pada penderita PCOS.3 Berkaitan dengan penemuan
yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah
hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas
yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan.1,4,5 Dokter harus
memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan
membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka
panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS.
Etiologi
Etiologi PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat dipengaruhi
oleh genetik. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka 50% wanita
dalam keluarga tersebut akan menderita PCOS pula.6
Tanda awal PCOS umumnya terlihat setelah menarche. Remaja dengan periode haid
sekitar 45 hari perlu mendapatkan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan
kemungkinan PCOS. (Perlu diingat bahwa saat haid dan ovulasi pertama sulit sekali
diramalkan. Persitiwa tersebut umumnya menjadi regular setelah 2 tahun pasca
menarche). Pada beberapa penderita, gejala PCOS muncul setelah berat badan
meningkat pesat.
Gejala dan keluhan PCOS disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Satu
hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan
lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin.
Gangguan tersebut antara lain adalah :
Hormon ovarium. Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka
ovarium tidak akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa
penderita, dalam ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan
androgen.
Kadar androgen yang tinggi. Kadar androgen yang tinggi pada wanita
menyebabkan timbulnya jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria
serta terhentinya ovulasi.
Kadar insulin dan gula darah yang meningkat. Sekitar 50% tubuh penderita
PCOS bermasalah dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi
insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik maka kadar
gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi, maka dapat
terjadi diabetes kelak dikemudian hari.
Gejala
Gejala PCOS cenderung terjadi secara bertahap. Awal perubahan hormon yang
menyebabkan PCOS terjadi pada masa remaja setelah menarche. Gejala akan
menjadi jelas setelah berat badan meningkat pesat.
Gejala yang diperlihatkan oleh penderita PCOS kadang-kadang tidak jelas dan tidak
jarang penderita datang ke dokter bukan dengan keluhan PCOS.
Gejala PCOS awal:
Jarang atau tidak pernah mendapat haid. Setiap tahun rata-rata hanya terjadi
kurang dari 9 siklus haid ( siklus haid lebih dari 35 hari ).8 Beberapa penderita
PCOS dapat mengalami haid setiap bulan namun tidak selalu mengalami
ovulasi.
Perdarahan haid tidak teratur atau berlebihan. Sekitar 30% penderita PCOS
memperlihatkan gejala ini.9
Berat badan meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas
(sekitar abdomen dan pinggang). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar
hormon androgen.10
Abortus berulang. Penyebab hal ini tidak diketahui dengan jelas. Abortus
mungkin berkaitan dengan tingginya kadar insulin, ovulasi yang terhambat
atau masalah kualitas sel telur atau masalah implantasi pada dinding uterus.
Hirsuitisme
Infertilitas
Infertilitas
Abortus berulang
Diabetes gestasional
Hipertensi dalam kehamilan dan atau persalinan dengan segala akibatnya (pre
eklampsia/eklampsia, bayi kecil masa kehamilan, persalinan preterm)
Hiperplasia endometrium (lesi prakanker). Keadaan ini terjadi bila siklus haid
tidak berlangsung secara teratur sehingga terjadi penumpukan
endometrium. Penggunaan pil kontrasepsi diharapkan dapat menurunkan
kejadian hiperplasia endometrium.
Hipertensi
Hipertensi.
Hiperkolesterolemia.
Stroke.
Memperoleh haid kurang dari 8 kali dalam waktu 1 tahun dan sudah
memperoleh haid selama 2 tahun.
Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 45 hari secara terus menerus
Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya
malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak,
pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
Siklus haid secara terus menerus kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
Siklus haid teratur namun terjadi kesulitan hamil setelah berusaha selama satu
tahun.
Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya
malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak,
pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
Kenaikan berat badan bagian atas dimana lemak abdomen lebih banyak
dibandingkan lemak pinggul atau dikenal dengan obesitas android yang
berkaitan dengan peningkatan kadar hormon seksual pria (testosteron).
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain
anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan ultrasonografi.
Anamnesa:
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan laboratorium :
1. -hCG untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
TERAPI
Sindroma ovarium polikistik adalah sekelompok
masalah gangguan kesehatan akibat gangguan
keseimbangan hormonal. Seringkali PCOS
menyebabkan gangguan pada pola haid dan menimbulkan kesulitan untuk
mendapatkan kehamilan.
Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan kebiasaan
merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama pengobatan PCOS.
Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan obat untuk
menyeimbangkan hormon.
Tidak terdapat pengobatan definitif untuk PCOS, namun pengendalian penyakit
dapat menurunkan resiko infertilitas, abortus, diabetes, penyakit jantung dan
karsinoma uterus.
Terapi awal
Bila penderita menghendaki kehamilan dan penurunan berat badan saja tidak
dapat memperbaiki fertilitas, maka diperlukan pemberian obat untuk
menurunkan insulin. Dengan menurunkan berat badan, kesempatan untuk
ovulasi dan kehamilan meningkat. Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula
menyebabkan terjadi ovulasi.7
Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap jantung, tekanan darah,
kolesterol dan resiko diabetes. Inilah sebabnya, mengapa olah raga dan diet yang
sehat tetap merupakan kunci utama dalam pengobatan PCOS.
Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit :
Terapi lain untuk PCOS antara lain :
Mengatasi masalah pada kulit. Obat jerawat topikal atau per oral dapat
diperoleh secara bebas. Pengangkatan skin tag tidak perlu dilakukan
kecuali bila menyebabkan iritasi.
Terapi Mandiri :
Terapi mandiri dapat membantu penderita dalam mengatasi gejala dan keluhan yang
ada serta mengelola hidup secara sehat.
Pengendalian dan penurunan berat badan dapat menurunkan resiko terjadinya
diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia.9 Penurunan berat badan yang tidak
terlalu drastis dapat mengatasi kadar androgen dan kadar insulin serta infertiliti.
Penurunan berat badan sebesar 5 7% dalam waktu 6 bulan sudah dapat
menurunkan kadar androgen sedemikian rupa sehingga ovulasi dan fertilitas menjadi
pulih pada 75% kasus PCOS.10
Olah raga. Penderita diharap untuk menjadikan olah raga teratur sebagai
bagian penting dalam kehidupannya. Berjalan kaki merupakan aktivitas yang
paling baik dan sederhana yang dapat dengan mudah dikerjakan.
Makanan sehat dan gizi seimbang yang terdiri dari kombinasi buah dan
sayuran, produk makanan kecil berkalori rendah yang dapat memuaskan
nafsu makan dan menngatasi kebiasaan makan kecil.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitrat
dapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu
terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja
dari klomifen sitrat.16
TERAPI PEMBEDAHAN
Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat PCOS
yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa.
Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah kista
kecil.
Alternatif tindakan :
Ny. BM, 32 tahun, berobat ke dokter keluarga dengan keluhan sudah 5 tahun
menikah namun belum mendapat momongan. BM juga mengeluh sejak gadis haid
memang tidak teratur, pernah sampai tiga bulan baru haid, hanya berlangsung 2
hari dan darah yang keluar sedikit. Pada pemeriksaan fisik, umumnya normal
dengan catatan tinggi badan 156 cm, berat badan 65 kg, dokter juga menemukan di
tungkai BM bulunya relatif tebal dan panjang. Dokter menduga BM menderita
PCOS dan disarankan berkonsultasi ke ahli kandungan.
Jarang atau tidak pernah mendapat haid. Setiap tahun rata-rata hanya terjadi kurang dari 9
siklus haid ( siklus haid lebih dari 35 hari ).8 Beberapa penderita PCOS dapat mengalami haid
setiap bulan namun tidak selalu mengalami ovulasi.
Perdarahan haid tidak teratur atau berlebihan. Sekitar 30% penderita PCOS memperlihatkan
gejala ini.9
Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan. Kerontokan rambut dan
pertumbuhan rambut berlebihan dimuka, dada, perut (hirsuitisme) disebabkan oleh kadar
androgen yang tinggi.15
Pertumbuhan jerawat. Pertumbuhan jerawat disebabkan pula oleh kadar androgen yang
tinggi.
Berat badan meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas (sekitar abdomen dan
pinggang). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.10
Kerontokan rambut dengan pola pria atau penipisan rambut kepala (alopesia). Gejala ini
disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.
Abortus berulang. Penyebab hal ini tidak diketahui dengan jelas. Abortus mungkin berkaitan
dengan tingginya kadar insulin, ovulasi yang terhambat atau masalah kualitas sel telur atau
masalah implantasi pada dinding uterus.
Hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang menyebabkan obesitas tubuh bagian atas,
perubahan kulit dibagian lengan, leher atau pelipatan paha dan daerah genital.
Masalah gangguan pernafasan saat tidur (mendengkur). Keadaan ini berhubungan dengan
obesitas dan resistensi insulin.
Hirsuitisme
Infertilitas
Rujukan :
1. Ehrmann DA. Obesity and glucosa intolerance in androgen excess. In Azziz
R Nestler JE Dewailly D eds. Androgen excess disorder in women.
Philadelphia Lippincott-Raven. 1997:705-12
2. Dunaif A, Hoffman AR, Scully RE, Flier JS, Longcope C, Levi LJ.et al.
Clinical biochemical, and ovarian morphologic features in women with
acanthosis nigricans and masculinization. Obstet Gynecol 1985:66, 542-52
3. Dunaif A, Xia J, Book CB, Schenker E, Tang Z. Excessive insulin receptor
serine phosphorylation in cultured fibroblasts and in skeletal muscle. A
potential mechanism for insulin resistance in the polycystic ovary syndrome.
J clin inves 1995 ; 96 801-10
4. Vollenhoven B, Clark S, Kovacs G, Burger H, Healy D. Prevalence of
gestational diabetes melitus in polycystic ovarian syndrome (PCOS) patients
pregnant after ovulation induction with gonadotrophins Aust NZJ Obstet
Gynecol 2000, 40 54-3