Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pembangkit tenaga listrik dalam aliran daya sangat menentukan ketercapain suatu sistem
yang sempurna. Suatu pembangkit tenaga listrik mempunyai berbagai macam bahan bakar
untuk bisa membangkitkan energi listrik yang dibutuhkan oleh konsumen. Bahan bakar itu
tendiri antara lain : Air, Batu bara, Minyak, Diesel, Matahari, Microhidro, Uap, Petir, Nuklir,
dan
Angin.
Setelah bahan bakar sudah tersedia untuk membangkitkan energi listrik tersebut, maka
dibutuhkan suatu tubin listrik untuk memutar poros dari generator, yang fungsi dari generator
tersebut adalah merubah energy mekanik yang diterima dari turbin untuk menghasilkan
energi listrik yang dibutuhkan oleh konsumen, atau bisa dikatakan prinsip kerja dari
generator adalah kebalikan dari prinsip kerja dari motor listrik. Dalam suatu generator pada
pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan alat proteksi supaya bisa terhindar dari gangguan
yang tidak diinginkan, supaya beban yang diterima pada sisi konsumen bisa sampai dengan
baik maka perlu pada generator dipasang alat alat pengaman atau alat proteksi seperti FUSE,
RELAY, MCCB dan banyak lagib alat pengaman pada sistem generator.Mengingat akan
fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada generator ,tentu untuk pemasangan alat alat
proteksi perlu diperhitungkan secara detil dan sangat teliti.
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya.
Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam
perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang
parameterparameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu
strategi pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain
dan seting peralatannya. Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga
agar sistem tetap stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara
yang digunakan antara lain pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga.
Saluran udara tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik
yang sering mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh
hubung singkat, beban lebih , surja petir, topan, cuaca buruk, dan lain lain. Gangguan ini
dapat menyebabkan terganggunya kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada
sistem tenaga listrik. Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting
dalam proteksi sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara
pembangkit dan pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui
daerah-daerah dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran
transimsi merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada
sistem tenaga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan dari proteksi tegangan tinggi ?

2. Jenis-jenis proteksi apa yang baik untuk transmisi tegangan tinggi?


3. Bagaimana system proteksi bekerja pada transmisi tegangan tinggi?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi
3. Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Dasar
Mesin-mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali mengalami gangguan,
hal ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi, teknis pengerjaan
dan pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan mesin-mesin buatan
terdahulu. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan.
Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang dioperasikan dan biasanya
akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator merupakan peralatan yang
penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian maupun perbaikan mesin lama)
maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil mungkin. Antara lain dengan
menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin terhadap sistem yang
sehat secara cepat.
Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:
1. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator.
2. Beban lebih (overload).
3. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
4. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
5. Kehilangan medan penguat (loss of field).
6. Daya balik (motoring).
7. Out of step.
Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan
melepas pemutus tenaga medan penguat. Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas,
mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang
diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Mempertimbangkan segi
produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan pengamannya.
B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik

Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatanperalatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik
dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan
aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika
terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika
proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan
sistem dan manusia yang sedang melakukan perawatan.<2> Transmisi tenaga listrik terbagi
dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah transmisi dengan tegangan sebesar
500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan
sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan
yang ketiga adalah transmisi 75 kv. Untuk dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan
distribusi tenaga listrik.<2> Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem
berarti system tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau
pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat
singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang
terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa:
1. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
2. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
3. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh
Manusia.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk
meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem
proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu:
1. Ekonomi
: Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
2. Selektif
: Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
3. Ketergantungan
: Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif
: Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan, walau
gangguannya kecil sekalipun
5. Cepat
: Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin.
6. Stabil
: Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan
: memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjadi gangguan
Manfaat Sistem Proteksi adalah sebagai berikut :
1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan
(kondisi abnormal operasisistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang
digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan
kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan
Juga mutu listrik yang baik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Tujuan proteksi system proteksi :


1. Mengurangi kerugian produksi
2. Menempatkan dan memisahkan peralatan dari gangguan
3. Mengetahui dari jenis gangguan
4. Melindungi keseluruhan dari system
5. Mengurangi kerusakan dan memeperbaiki harga
6. Mengurangi waktu produksi
7. Mencegah panas dan medan magnetic yang berlebih peralatan dari akibar dari kegagalan
yang terjadi
8. Melindungi dari jatuh tegangan unutk mempertahankan kesetabilan
9. Untuk melindungi keselamatan dari pegawai yang bekerja

BAB III
PROTEKSI GENERATOR
Adapun
1.

gangguan
Hubung

pada
singkat

generator

dan

(short-circuit)

cara
pada

memproteksinya
lilitan

yaitu:
stator.

Gangguan pada lilitan stator dapat diklasifikasikan sebagai gangguan hubung singkat fasa ke
fasa, hubung singkat fasa dengan tanah, hubung singkat antara lilitan dengan lilitan pada fasa
yang sama dan rangkaian terbuka. Kegagalan isolasi lilitan dapat disebabkan oleh tegangan

lebih, menurunnya ketahanan dielektrik, atau kombinasi keduanya. Tegangan lebih dapat
disebabkan oleh switching transient, petir, atau gabungan kecepatan lebih dengan beban
hilang yang mendadak. Menurunnya ketahanan dielektrik dapat disebabkan oleh penuaan,
panas pada isolasi, pengumpulan kotoran, korona, kelembaban, pemeliharaan yang salah,
adanya benda asing yang masuk kedalam isolasi misalnya seperti kipas (fan) yang patah dan
menghantam lilitan atau air sistem pendingin stator bocor. Jika kerusakan isolasi lilitan dapat
dicegah sebelum laminasi rusak, maka perbaikan masih dapat dilakukan dengan mengganti
kumparan yang rusak, akan tetapi jika laminasi pada inti besi yang rusak, perbaikan yang
dilakukan sudah tidak efisien lagi. Oleh sebab itu sedapat mungkin gangguan harus
dihilangkan sebelum timbul kebakaran yang biasanya dapat merusak laminasi inti. Untuk
mendapatkan pengaman yang baik maka dianjurkan agar menggunakan rele diferensial
generator.

a.
Hubung
singkat
fasa
ke
fasa.
Untuk mengamankan masing-masing lilitan fasa generator dapat menggunakan rele arus lebih
yang dihubung diferensial. Rele diferensial arus ini dapat menggunakan rele arus lebih yang
sederhana atau yang dilengkapi dengan pelambatan waktu, atau dapat juga menggunakan rele
diferensial persentase dengan restrain yang linier atau yang dapat berubah. Untuk
mendapatkan rele diferensial dengan kepekaan yang maksimum, maka trafo arus yang
digunakan pada masing-masing ujung harus benar-benar sama. Meskipun hal ini sudah
dilakukan, pengamanan diferensial yang menggunakan rele arus lebih masih mempunyai
keterbatasan terhadap kesalahan kerja yang disebabkan arus gangguan luar yang sangat besar.
b.
Hubung
Singkat
Fasa
dengan
Fasa.
Generator-generator tegangan tinggi biasanya dihubung bintang dengan titik netralnya dapat
ditanahkan secara langsung atau melalui impedansi atau sama sekali tidak ditanahkan.
Penggunaan impedansi pada suatu sistem pentanahan dimaksudkan untuk membatasi arus
hubung singkat ketanah agar tidak lebih besar dari arus hubung singkat tiga fasa. Umumnya
lilitan generator diharapkan tidak tahan terhadap arus lebih yang lebih besar dari arus hubung
singkat tiga fasa. Tingkat daya guna rele diferensial terhadap arus gangguan tanah tergantung
terhadap besar arus gangguan tanah yang timbul. Bila sistem yang ditanahkan dengan
impedansi rendah, biasanya arus gangguan tanah yang terjadi besar dan diharapkan rele dapat
bekerja dengan baik kecuali jika terjadi gangguan pada sebagian kecil lilitan yang dekat
dengan titik netral. Demikian sebaliknya jika generator ditanahkan dengan impedansi tinggi
maka arus gangguan tanah yang terjadi cukup kecil dan biasanya rele diharapkan tidak
bekerja. Untuk mengamankan gangguan ini maka digunakan rele lain. Penggunaan rele
diferensial pada sistem yang ditanahkan dengan tahanan tinggi menyebabkan kepekaan rele
terhadap
gangguan
tanah
sangat
rendah.
c.
Hubung
Singkat
Antar
Lilitan
Pada
Fasa
Yang
Sama.
Walaupun rele diferensial dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar fasa hampir pada
semua lilitan generator tetapi rele ini tidak dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar
lilitan pada fasa yang sama. Bermacam-macam skema pengaman telah dibuat namun
umumnya tidak praktis dan terbatas pada konstruksi generator itu sendiri. Untuk generator
yang mempunyai lilitan tunggal (single layer) hubung singkat antar lilitan pada fasa yang
sama tidak akan terjadi tanpa mengikut sertakan gangguan hubung tanah. Umumnya
pengaman
gangguan
ini
jarang
sekali
digunakan
dalam
praktek.

d.
Rangkaian
Terbuka
Pada
Lilitan.
Kejadian rangkaian terbuka pada generator modern adalah hal yang sulit terjadi karena
bentuk fisik penghantar dan pelindung khusus yang ada pada konstruksinya cukup kuat dan
biasanya tidak diterapkan rele pengaman yang khusus untuk menditeksi rangkaian terbuka.
2.
Beban
lebih
(overload).
Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator yang terlalu lama,
ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak kotoran yang menempel pada isolasi
lilitan stator sehingga menghambat pelepasan lilitan stator.Aliran minyak pelumas yang
kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk mengamankan generator
terhadap masalah suhu yang tinggi,biasanya dipakai sebuah relai arus lebih tunda waktu atau
dipakai relay suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya
mentrip PMT generator.
3.
Panas
lebih
(overheating)
pada
lilitan
dan
bearing
Panas lebih pada rotor dapat terjadi karena adanya arus lebih pada rotor yang disebabkan oleh
gangguan pada sistem ventilasi, single phasing atau operasi arus yang tidak seimbang pada
stator. Selain dari itu panas pada rotor dapat disebabkan oleh arus medan lebih sebagai akibat
dari gangguan pada rheostat dan gangguan pada pengaturan tegangan. Sehubungan dengan
hal tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa rangkaian medan penguat agar dilengkapi
dengan pengaman arus lebih. Meskipun kenaikan temperatur yang cukup kecil dapat diditeksi
pada keluaran udara dari media pendingin tetapi ini tidak menjamin sumber panas berasal
dari gangguan pada rotor mungkin saja dari bagian yang lain. Terlepasnya salah satu fasa atau
arus stator yang tidak seimbang dapat menimbulkan panas setempat yaitu pada permukaan
kutub rotor selain itu juga akan timbul vibrasi yang dapat merusak pondasi mesin atau mesin
itu sendiri. Pengaman keadaan tidak seimbang biasanya tidak dipasang di rotor tetapi pada
feeder
generator.
Untuk mencegah arus sirkulasi yang melalui bearing yang dapat menyebabkan kerusakan
pada bearing yang diakibatkan oleh arus tersebut maka dipasang suatu bahan isolasi antara
lempengan pelat dan bantalan main outboard mesin. Apabila isolasi ini rusak atau terjadi
hubung singkat antara keduanya maka bearing akan mengalami cacat yang disebabkan oleh
muatan listrik statis. Keadaan ini dapat diditeksi dengan menggunakan rele arus lebih yang
salah satu terminalnya dihubung pada dudukan bearing dan yang sebuah lagi dihubungkan ke
poros generator dengan menggunakan kontak sikat berisolasi. Lapisan minyak pada bearing
dapat mencegah kumparan kerja rele hubung singkat.
4.
Tegangan
lebih
(overvoltage)
dan
kecepatan
lebih.
Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh putaran lebih akibat
pelepasan beban yang mendadak. Governor pada generator mengatur kecepatan putaran agar
putarannya tetap normal. Namun, rentang waktu yang diperlukan cukup lama sehingga pada
saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya.
Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas yang
berlebihan. (Over Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih dianjurkan untuk diterapkan pada
generator yang digerakkan oleh tenaga air di mana permasalahan utamanya adalah terjadinya
kecepatan lebih (over speed) sebagai akibat terlepasnya beban besar secara mendadak.
Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh kerusakan pada pengatur tegangan otomatis
(AVR). Rele tegangan lebih dapat dipasang dengan menyisipkan tahanan pada penguat atau

pada rangkaian medan generator untuk mengoperasikan alarm atau menghentikan operasi
mesin
yang
sesuai
dengan
persyaratan
yang
telah
ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih (overspeed) dalam keadaan kerja
yang tidak normal, untuk itu maka generator harus dilengkapi dengan pengaman kecepatan
lebih. Alat ini dapat digabungkan dengan sistem governor penggerak mula atau dapat juga
menggunakan sentrifugal device. Jika peralatan pengaman kecepatan lebih mekanis tidak
dipasang maka rele frekwensi harus digunakan. Pada generator turbin kapasitas besar
mempunyai pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan throtle valve jika kecepatan
normal terlampaui sekitar 10%. Sedangkan penggerak mula tenaga air kecepatan lebihnya
dapat mencapai sekitar 220% dari kecepatan normalnya.
5.
Kehilangan
medan
penguat
(loss
of
field).
Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya hilang maka kopling magnit
antara rotor dan stator menjadi lemah dan putaran rotor akan mendahului medan magnit
stator, sistem kehilangan sinkronisasi. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat
membahayakan operasi generator dan sistem. Generator akan bekerja sebagai generator
induksi, di mana akan timbul arus sirkulasi yang sangat besar pada permukaan rotor,
khususnya pada bagian ujung dan ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah
setempat dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau arus induksi
akan timbul pada lilitan medan yang tergantung pada apakah lilitan itu terhubung singkat
sempurna atau terbuka. Arus sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor.
Untuk kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar yang tidak dilengkapi
dengan pengatur tegangan otomatis dapat menyebabkan penurunan tegangan sampai batas
yang serius yang dicapai tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila generator tersebut
mewakili sebagian besar pembangkitan daya tegangan rendah yang serius dapat dicapai
dalam
waktu
kurang
dari
satu
detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat melindungi generator terhadap
kehilangan medan sebagian atau seluruhnya. Untuk menghindari kesalahan pemutusan akibat
adanya surja sesaat maka perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin ada pada rele itu
sendiri atau dengan memasang rele penunda waktu bantu. Jika pengaman kehilangan medan
dimaksudkan sebagai pengaman utama sistem dan generator, rele tegangan kurang dapat
diterapkan pada skema untuk mengendalikan pemutusan, tetapi tidak mudah menentukan
nilai penyetelan rele yang mampu menjaga sistem dan generator terhadap kerusakan.
Pengaman kehilangan medan penguat dapat diterapkan apabila salah satu atau lebih keadaan
berikut ini terpenuhi.

Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.


Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari lainnya.
Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan medan pada saat
pemutus tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang sistem interlock. Dengan
menggunakan interlock setiap pemutusan medan penguat akan diikuti dengan pemutusan
pemutus tenaga generator pada saat pengoperasian.
6.
Daya
balik
(motoring).
Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka generator bekerja

sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai tenaga. Dalam keadaan seperti ini
generator menerima suplai tenaga listrik dari sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat
gangguan ini maka generator harus dilengkapi dengan rele daya arah yang peka. Fungsi dari
rele ini diatur sedemikian rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan dini atau
memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan generator terhadap
sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel juga dapat menerapkan rele ini.
7. Out of step.
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang merupakan
permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros kopling atau pasangan stator.
Dari gangguan gangguan dan proteksi generator diatas ada juga gangguan generator dari luar.
Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan. Karena rel
dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri, maka proteksi generator
terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama
dan dengan voltage restrain.
Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan magnit kutub
(rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung singkat
Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada Generator besar
dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus
dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya
c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan
pengamannya.
d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan pengoperasian
dapat berjalan dengan lancar.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran yang
penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena sangat
mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga karena letaknya di
hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi generator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan Untuk menjaga keandalan dari kerja
generator, maka dilengkapilah generator dengan peralatan-peralatan proteksi. Peralatan
proteksi generator harus betul-betul mencegah kerusakan generator, karena kerusakan
generator selain akan menelan biaya perbaikan yang mahal juga sangat mengganggu operasi
sistem. Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin
penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.
B. SARAN
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat
gangguan (kondisi abnormal operasi sistem) maka penting memproteksi peralatan peralata
tersebut dengan memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
2. Kestabilan sistem dipengaruhi oleh gangguan kecil seperti perubahan beban yang dinamis
atau gangguan besar seperti hubung singkat. Berkaitan dengan itu perlu adanya lanjutan
untuk meninjau kembali sistem proteksi yang baik yang dapat menagamankan sistem dari
gangguan gangguan pada jaringan.

Anda mungkin juga menyukai