Anda di halaman 1dari 10

Penjelasan Tentang Chrysophyta

Nama Kelompok :
1. Indah Nirwana Akay
2. Kartika Sari Fani
3. Hodijah
4. Muhammad Reza Alfiansyah
5. Muhammad Anshori
6. Reza Aditya Zulhijah

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan
banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah
sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga
memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu
dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus
karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa
klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta (Brown
algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan

Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler. Berikut adalah
penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown Algae) menyangkut
ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta peranannya dalam kehidupan
manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempattempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulitkulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu memiliki
membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang
dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami dan
oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang
sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan
zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat dikelompokkan
menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat
(Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang hijau
(Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimanakah ciri-ciri umum dari Chrysophyta ?


Bagaimanakah struktur sel dari Chrysophyta ?
Dimanakah habitat dari Chrysophyta ?
Bagaimana cara reproduksi dari Chrysophyta ?
Kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta ?
Apakah manfaat dari Chrysophyta bagi kehidupan manusia ?

C. TUJUAN PENULISAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri umum dari Chrysophyta


Agar mahasiswa memahami struktur sel dari Chrysophyta
Agar mahasiswa mengetahui habitat dari Chrysophyta
Agar mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari Chrysophyta
Agar
mahasiswa
memahami
kelas-kelas
apa
saja
yang
termasuk
dalam Chrysophyta
Agar
mahasiswa
mengetahui
manfaat
dari Chrysophyta bagi
kehidupan
manusia.

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa Pendidikan Biologi dan
untuk menambah referensi mata kuliah Protista

BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI UMUM CHRYSOPHYTA
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung
pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya
adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang
dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama
panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya
mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu
sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu
bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa
koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat
mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air
laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut,
reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler
reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada
ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet.
Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalahnavicula, synura, dan nishoous.
B. STRUKTUR SEL CHRYSOPHYTA
1.

Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika
(ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas)
atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai
dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

2. Isi Sel
a. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk cakram
tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, karoten, xantofil.
b. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, karotin, xantofil,
berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan
perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas
(girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua
kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap
marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan
benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik
(tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon
dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1
flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau
biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang
paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku
seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak
dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut
dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada
alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang
terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
dengan pembungkus inti.
C. HABITAT CHRYSOPHYTA
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar
dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan
chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air
tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
D. REPRODUKSI CHRYSOPHYTA

Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif.
Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,
dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual)
dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
E. KELAS-KELAS CHRYSOPHYTA
Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya
hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk
benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan
spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk
zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya
mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.
Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu:
a. Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
Berbentuk filament, contoh: tribonema
Berbentuk tubular, contoh: vaucheria
b. Susunan Sel
umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan silikon
(SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada tribonema sp.
c. Alat Gerak
berupa dua buah flagel.
d. Isi Sel
terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa
pirenoi.
e. Habitat
umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas
sebagian besar plankton, tetapi ada beberapa bentuk terlampir.
2. Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu,
contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Tubuh ada yang bersel satu,
contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Genus-genus yang mempunyai
peranan penting ialah Coccolith spp., Synura spp., Chrysamoeba. Genus Coccolith berukuran
sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal
pada dasar laut yang tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting.
Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel.
Genus Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup
seperti Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti
spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari
Chrysophyceae.
Perkembangbiakan dilakukan secara:
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam,
yaitu:

Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari koloni
kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan
statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta,
khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora
bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding
halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapat diketemukan pada genus yang
nonmotil, contoh: chysomonadales.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu flagel
tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami
deferensiasi internal dari protoplasma yang sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane plasma
dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membrane
plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pori.
3. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung
diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun
atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca).Contohnya: Navicula, Pannularia dan
Cyclotella.
Ciri-ciri kelas bacillariophyceae yaitu unicellular atau kolonial dengan bentuk silicified
dinding sel. Susunan tubuhnya berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh
simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).Susunan selnya terdapat dinding sel
yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup
(epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon. Epiteka
dan hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus
pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak
ditemukan diair tawar. Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Alat
geraknya berupa flagel yang terdapat pada sperma. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen
klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin) Habitatnya umumnya dalam semua
situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Sebagian besar sebagai plankton.
Diatom berkembang biak melalui pembelahan diri dan konjugasi. Pada proses pembelahan
diri, sesudah intinya menjadi dua tutup dan wadahnya mulai berpisah masing-masing membawa
spora dari protoplasma. Sesudah itu masing-masing belahan membuat dinding baru begitu rupa
sehingga dinding yang baru dibuat menjadi wadah-wadahnya. Dengan cara membelah diri ini,
maka ada spesimen-spesimen baru yang besarnya selalu sama dengan induknya, akan tetapi ada
spesimen-spesimen yang menjadi lebih kecil sampai ukuran terbatas. Spesimen-spesimen yang
mencapai ukuran terkecil ini harus mengadakan konjugasi. Gumpalan protoplasma dari hasil
bercampurnya 2 protoplasma ini membesar sampai ukuran protoplasma dari induknya semula
dan sesudah itu protoplasma ini membuat hipoteka dan epiteka dengan ukuran-ukuran yang sama
dengan induknya tadi.
F. MANFAAT CHRYSOPHYTA
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta
merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut
sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan
larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah

mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae sering dimanfaatkan sebagai
penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai bahan penggosok,
bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk
pembuat jalan.

BAB III
METODELOGI
A.Waktu dan Tempat:
Waktu : Selasa, 21 Oktober 2014
Tempat : Lab IPA
B. Alat dan Bahan
1. Mikrosop
2. Kaca obyek / gelas benda
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Kuas gambar
6. Jarum pentul
7. Kuah soto yang telah basi
8. Nasi basi
9. Air kelapa basi
10. Tomat busuk
11. Kentang busuk
12. Bintil akar kacang tanah
C. Cara Kerja
1. Siapkan mikroskop, kaca obyek dan kaca
penutup yang bersih, kemudian tetesi dengan
setetes air bersih.
2. Ambillah cairan dari kuah soto yang basi
dengan menggunakan kuas gambar.
3. Celupkan ujung kuas tersebut kedalam setetes
air yang berada pada kaca obyek, kemudian
tutuplah preparat tersebut dengan
menggunakan kaca penutup.
4. Amati preparat tersebut dibawah mikroskop.
Mula- mula gunakan pembesar lemah hingga

diperoleh gambar yang optimal. Lalu gambar


obyek yang diamati tersebut.
5. Ulangi prosedur 1 s/d 4 untuk bahan- bahan
lain yang tersedia.
6. Sajikan hasil temuan tersebut dalam bentuk
gambar dan dilengkapi dengan deskripsi
mengenai bentuk masing- masing obyek
biologi yang anda temukan di mikroskop.
BAB IV
Hasil & Pembahasan
A. Hasil Pengamatan
No Preparat Gambar Pembesaran Ket
1 Azolla pinnata 100 kali Oscillstoria
2 Azolla pinnata 100 kali Zoo plankton
3 Air kolam 1 100 kali Euglenophyta : Chlamydomonas globosa snow
4 Air kolam 2 100 kali Closteriopsis longissima lemmerman
5 Air kolam 3 100 kali Calothrix sp
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mengenal dan mengamati bermacam bentuk anggota
cyanopita, euglenopita, chryospita yang biasa disebut algae atau ganggang yang terdapat
pada air jerami dan air kolam yang berada disamping laboratorium biologi IAIN Syekh
nurjati Cirebon. Alga atau biasa disebut ganggang merupakan organisme berklorofil
dengan jaringan yang relatif tidak terdiferensiasai, karena tidak terlihat bentuk akar,
batang, dan daun scara nyata. Tubuh alga scara keseluruhan disebut talus, dan secara
kovensional termasuk tumbuhan tidak berpembuluh (non vascular plant). Oleh karena
tubuhnya disebut talus, maka alga sering disebut juga sebagai kelompok thallopyta.
Habitat alga dapat ditemukan di perairan dengan salinitas yang bervariasi, juga di
temukan di dalam tanah. Beberapa ditemukan di atmosfer. Ada juga jenis jenis yang
ditemukan di sumber air panas yang suhunya 73 - 74C. Sejumlah alga hijau biru tumbuh
berasosiasi dengan organisme lain, misalnya Anabaena yang hidup pada akar Cycas dan
paku air Azolla. Pada alga uniseluler, reproduksi dilakukan dengan pembelahan sel. Alga
berbentuk filamen (berbentuk seperti benang) tersusun atas atau beberapa deret sel yang
disebut trichoma, dan memperbanyak diri dengan fragmentasi (potongan filamen yang
terpisah dari induknya dan tumbuh menjadi individu baru). Bagian fragmen dari trichoma
(potongan filamen) itu disebut hormogonia dan bersifat motil. Ganggang terbagi menjadi
beberapa kelas :
- Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
- Chlorophyta (ganggang hijau)
- Chrysophyta (ganggang keemasan)
- Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
- Rhodophyta (ganggang merah)

Pada percobaan ini kami mengamati Alga atau biasa disebut ganggang dengan mikroskop
cahaya dan menggunakan seperti bahan-bahan tersebut diatas.
Pada percobaan yang pertama mengamati Alga atau biasa disebut ganggang pada air
kolam dengan perbesaran 100x mikroskop cahaya terlihat adanya Oscilatoria sp.
Berwarna hijau berbentuk memanjang dan didalam Oscilatoria sp tersebut berbentuk
spiral.
Selanjutnya masih menggunakan air kolam tetapi air kolam yang berbeda, dengan
menggunakan mikroskop cahaya dan perbesaran 100x. tampak terlihat adanya zoo
plangton yang bergerak sangat aktif
Pada percobaan yang ketiga sama seperti diatas yaitu menggunakan preparat air kolam
tetapi yang baru, dengan menggunakan mikroskop cahaya dan perbesaran 100x. Terlihat
adanya spesies Chlamydomonas globosa snow. dari Kingdom Plantae, terlihat dengan
jelas membran dan flagelnya. Chlamydomonas globosa snow berbentuk oval dan ada
ekornya. Klasifikasi dari alga tersebut adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Famili : Chlamydomonadaceae
Genus : Chlamydomonas
Spesies : Chlamydomonas globosa snow
Kemudian pada percobaan yang ke empat menggunakan 100x perbesaran mikroskop
cahaya dan masih memakai preparat air kolam tetapi yang baru, terlihat tampak spesies
Closteriopsis longissima lemmerman sp. Berbentuk memanjang bersekat-sekat dan
ujungnya runcing. Klasifikasi dari alga tersebut adalah:
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Closteriopsis
Spesies : Closteriopsis longissima lemmerman
Pada percobaan yang terakhir kami masih menggunakan air kolam , seperti biasanya yaitu
diganti dengan air kolam yang baru, berbeda dengan air kolam yang pertama sampai yang
keempat. Dengan menggunakn mikroskop cahaya dan perbesaran 100x, terlihat atau
terdapat adanya alga yang biasa disebut ganggang yaitu dari spesies Calothrix sp.
jumlahnya cukup banyak, berbentuk panjang-panjang tetapi bersekat dan bewarna hijau.
Untuk Klasifikasi dari ganggang tersebut adalah:
Kingdom : Monera
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophiceae

Ordo : Nostocales
Famili : Rivulariceae
Genus : Calothrix
Spesies : Calothrix sp
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai