DAN GRADUAL
I.
TUJUAN
Agar mahasiswa mapu menganalisis hubungan dosis respon berdasarkan respon
quantal gradual.
II.
Dasar Teori
Bioassay atau analisis hayati merupakan analisis baik secara kuantitatif maupun
kualitatif suatu senyawa (obat), sediaan obat, atau wadah obat dengan melibatkan sistem
hayati. Bioassay diklasifikasikan menjadi 2, yakni:
a. Bioassay kualitatif
Merupakan cara pemeriksaan kualitatif obat, sediaan obat, atau wadah obat
dengan memanfaatkan fenomena biologis yang timbul.
b. Bioassay kuantitatif
Merupakan cara penetapan potensi obat dengan mengamati efek biologis.
Interaksi obat dengan reseptor akan memacu serangkaian proses biokimiawi
sehingga mengjasilkan efek/respon.
[D] + [R]
[DR]
respon
Keterangan:
[D]
: konsentrasi obat bebas dalam biofase
[R]
: konsentrasi reseptor falam biofase
[DR] : ikatab kompleks obat-reseptor
Efek biologis (efek hayati) ini digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu :
Respon Farmakologis
Respon yang terjadi atau mempengaruhi satu sistem tertentu pada tubuh
organisme. Contohnya adalah efek hipoglikemik insulin, isoproterenol
pada denyut jantung, norepinefrin pada tekanan darah, oksitosin pada
Senyawa atau obat yang dapat berinteraksi dengan reseptor dapat berupa:
1. Agonis, yaitu senyawa yang dapat berinteraksi dengan reseptor dan memberikan efek
maksimal.
2. Antagonis, yaitu senyawa yang dapat berinteraksi dengan reseptor, namun tidak
menimbulkan efek.
3. Agonis parsial, yaitu senyawa yang dapat berinteraksi dengan reseptor, namun tidak
dapat memberikan efek maksimal.
Hubungan dosis-respon adalah hubungan antara dosis obat dengan besarnya efek yang
ditimbulkan. Dosis adalah jumlah bahan kimia yang dimasukkan ke dalam suatu objek ataupun
subjek tertentu di dalam tubuh. Jumlah ini biasanya digambarkan dengan suatu besaran absolut
(mg atau gram) dan juga relatif terhadap berat badan (kgBB). Untuk tujuan tertentu, misalnya
untuk diekstrapolarisasikan, dosis digambarkan pada luas area permukaan tubuh atau energy
yang digunakan.
Sedangkan efek merupakan suatu respon jaringan terhadap kerja obat yang memenuhi
dosis terapinya. Efek tidak akan timbul sampai suatu dosis tertentu terlampaui (sering disebut
Kadar Efektif Minimum/KEM). Efek obat sendiri harus memenuhi syarat:
Dapat diukur, yaitu dengan mentransformasikan data yang bersifat kualitatif menjadi
kuantitatif.
Bernilai nol saat dosisnya nol. Bertujuan agar perubahan efek obat terhadap dosis
dapat terlihat.
Respon biologis
Adalah respon yang terjadi atau mempengaruhi pada seluruh tubuh organisme.
Contoh : stimulasi pertumbuhan mikroorganisme karena pemberian vitamin.
Respon farmakologis
Yaitu respon yang terjadi atau mempengaruhi satu sistem tertentu pada tubuh
organisme.
Contoh : efek hipoglikemik insulin, efek isoproterenol pada denyut jantung, efek
norepineprin pada tekanan darah, dll.
Pada praktikum ini adalah mengamati hubungan dosis respon yang merupakan bagian
dari bioassay kuantitatif. Hubungan dosis respon merupakan hubungan antara jumlah obat dan
besarnya efek (respon) yang ditimbulkan. Syarat agar hubungan ini dapat dievaluasi adalah :
1. Efek harus dapat diukur (bila berupa data kualitatif harus dapat diubah ke data
kuantitatif)
2. Efek obat harus mempunyai nilai nol saat dosis nol
Penggambaran Kurva
Penggambaran data dosis-respon secara grafik sering ditunjukkan dengan memplotkan
efek obat (ordinat) terhadap logaritma dari dosis atau konsentrasi obat (absis). Efek merupakan
dependent variable, sementara dosis merupakan independent variable. Efek dari cara matematika
ini adalah untuk mengubah kurva hiperbola menjadi kurva sigmoid dengan suatu bagian tengah
yang lurus dan linier. Perubahan ini lebih mudah untuk membandingkan kurva-kurva dosis
respon yang berbeda secara grafik, sebab ini akan memperbesar skala pada aksi konsentrasi
rendah (dimana efek obat berubah secara cepat) dan memperkecil skalanya konsentrasi tiunggi
(dimana efek berubah secara lambat).
Setelah pemberian obat, efeknya bergantung pada waktu dan dosis sehingga efek
merupakan fungsi dari keduanya.
E= f (t, D)
Respon farmakologi dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Graded respon (respon bertngkat)
Bila terjadi kenaikan dosis, respon individu naik secara teratur pada satu sistem hayati.
Cara perhitungan respon
Dosis
D-1
Log Dosis
Log D-1
% Respon
Log D-1
x 100%
Log D-max
D-2
Log D-2
D-3
Log D-3
Log D-2
Log D-max
Log D-3
Log D-max
Log D-4
Log D-max
Log D-max
Log D-max
D-4
Log D-4
D-Max
Log D-max
Persamaan Regresi
ED-50
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
Dosis yang
respon
menyebabkan
50 % efek
Untuk menentukan dosis yang tepat dari suatu obat, seorang dokter harus mengetahui
potensi farmakologi relativ dan efikasi maksimal dari obat-obat dalam hubungannya dengan efek
terapeutik yang diinginkan.
Potensi
Potensi menyatakan konsentrasi ( EC 50 atau ED50 ) dari suatu obat yang diperlukan
untuk menghasilkan 50% dari efek maksimal obat itu. Potensi obat sebagian tergantung
dari afinitas resptor dihubungkan langsung dengan respon. Efektivitas klinik dari suatu
obat tudak tergantung pada potensi (EC50) tapi bergantung pada efikasi maksimum dan
kemampuan untuk mencapai reseptor yang relevan. Kemampuan ini dapat bergantung
pada cara pemberian, adsorpsi, distribusi keseluruhan tubuh, dan pembersihan aliran
darah.
Efikasi Maksimal
Parameter ini menunjukkan batas atau limit dari hubungandari respon pada aksi
respon. Efikasi maksimum dari suatu obat jelas penting untuk membuat keputusan klinik
apabila suatu respon yang besar diperlukan. Efikasi maksimum dapat ditentukan oleh cara
interaksi obat dengan reseptor atau oleh sifat-sifat sistem reseptor-reseptor yang terlibat.
Efikasi obat untuk mencapai suatu tujuan terapi akan dibatasi oleh kecenderungan obat
untuk menyebabkan efek toksik walaupun jika obat tersebut bisa menghasilkan efek
terapi yang lebih besar. Efikasi maksimum ditunjukkan oleh dataran pada kurva.
Slope/ lereng
Merupakan variable yang penting karena menunjukkan batas kemampuan obat.
Kurva-kurva dosis-respon yang sangat curam dapat mempunyai pengaruh klinik yang
penting jika bagian atas kurva mewakili respon penguatan yang tidak diinginkan. Kurva
dosis respon yang curam pada penderita bisa menghasilkan interaksi kooperatif pada
beberapa kerja obat yang berbeda.
2. Quantal Respon
Pada quantal respon terdapat dua kemungkinan, yakni ada atau tidaknya efek. Sistem
hayati yang digunakan adalah kelompok, bukan individu.
Relevansi klinis suatu hubungan dosis-respon yang bersifat kuantitatif pada seorang
penderita, tidak dapat diaplikasikan pada penderita lain karena adanya variasi yang besar dalam
beratnya penyakit dan respon terhadap obat lain di antara penderita. Kesulitan ini dapat dihindari
dengan cara menentukan dosis obat yang diperlukan untuk menghasilkan besarnya efek tertentu
pada sejumlah besar penderita dan menggambarkan frekuensi distribusi kumulatif dari responder
versus log dosis. Kurva efek-dosis sering dinyatakan dengan dosis efek medium (ED 50) dimana
dengan dosis tersebut, 50% individu akan memberikan efek quantal yang spesifik. Dan dosis
yang diperlukan untuk menghasilkan efek toksis tertentu pada 50% hewan uji disebut dosis lethal
(LD50). Kurva dosis-respon quantal juga bisa digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
batas keamanan (margin of safety) dari obat tertentu yang digunakan untuk menghasilkan efek
yang khusus. Suatu ukuran yang menghubungkan dosis suatu obat yang menghasilkan efek yang
diinginkan dengan menghasilkan efek yang tidak diharapkan disebut dengan indeks terapeutik.
TD 50
LD 50
Indeksterapeutik=
atau
ED 50
ED 50
Obat ideal menimbulkan efek terapi pad penderita tanpa menimbulkan efek toksik. Semakin
besar indeks terapi, semakin baik obat tersebut.