Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akuntansi Pemerintahan merupakan bagian dari disiplin ilmu Akuntansi
yang baru berkembang di Indonesia akhir-akhir ini. Perkembangan akuntansi
pemerintahan secara umum di seluruh negara juga sudah berkembang
meskipun tidak sepesat perkembangan akuntansi bisnis.
Dalam era Globaluisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan
pihak

menejemen

suatu

entitas,

tetapi

juga

untuk

kebutuhan

pertanggungjawaban kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini


ditunjang

oleh

semakin

berkembangnya

teknologi

informasi

yang

memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas


dengan entitas lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan informasi termasuk
informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan.
Di dalam dunia bisnis, akuntansi telah berkembang secepat perkembangan
bisnis itu sendiri. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan
bisnis yang memaksa akuntansi untuk meyesuaikan. Dengan kata lain,
akuntansi bisnis secara otomatis berkembang karena kondisi yang memaksa
demikian.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis.
Salah satu penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami
perubahan. Akan tetapi, akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan
penting akuntansi pemerintahan. Semakin besarnya dana yang dikelola oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah, semakin besar pula tuntutan
akuntanbilitas keuangan yang semakin baik.
Akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai bidang akuntansi
yang terkait dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi pemerintahan
merupakan suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi
keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian,
pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas

informasi keuangan yang dilakukan oleh entitas pemerintah baik pemerintah


pusat maupun pemerintah daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis memiliki tujuan
sebagai berikut.
1.2.1 Apa definisi Akuntansi Pemerintahan dan ruang lingkupnya?
1.2.2 Apa tujuan Akuntansi Pemerintahan?
1.2.3 Bagaimana Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)?
1.2.4 Bagaimana Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)?
1.2.5 Bagaimana hubungan Akuntansi Pemerintah dengan Keuangan
Negara?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini sebagai berikut.
1.3.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Akuntansi
1.3.2
1.3.3

Pemerintahan
Menjelaskan tujuan Akuntansi Pemerintahan
Menjelaskan bagaimana pelaksanaan Sistem

Akuntansi

1.3.4

Pemerintahan Pusat
Menjelaskan bagaimana

Akuntansi

1.3.5

Pemerintahan Daerah
Menjelaskan hubungan Akuntansi Pemerintah dengan Keuangan

pelaksanaan

Sistem

Negara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan
Entitas (organisasi) sektor publik mencakup diantaranya lembaga
pemerintah, instansi pendidikan, organisasi agama, organisasi sosial,
organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan berbagai
lembaga atau yayasan sosial lainnya. Organisasi sektor publik seperti
halnya perusahaan komersial (sektor bisnis) juga umumnya melakukan

transaksi ekonomi untuk mencapai tujuannya. Namun, berbeda dengan


sektor bisnis, laba bukan tujuan utama dari organisasi sektor publik (non
profit oriented). Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa akuntansi
pemerintahan merupakan bagian dari akuntansi sektor publik.
Akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai bidang
akuntansi yang terkait dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi
pemerintahan dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa
untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses
pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan
pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan yang dilakukan oleh
entitas pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Lebih jauh lagi, akuntansi pemerintahan daerah (pemda) dikenal dengan
istilah akuntansi keuangan daerah.
Lingkup akuntansi pemerintahan menurut Abdul Halim adalah:
1.
Akuntansi pemerintahan Pusat
2.
Akuntansi pemerintahan Daerah terdiri atas :
a. Akuntansi pemerintahan Provinsi
b. Akuntansi pemerintahan Kabupaten/Kota

Bagan Kedudukan Akuntansi Pemerintah dalam akuntansi:

AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

2.2 Tujuan Akuntansi Pemerintahan


Akuntansi Pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok yang secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Pertanggungjawaban
Dalam pengertian memberikan infomasi keuangan yang lengkap,
cermat dan dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi
pihak

yang

bertanggungjawab

terkait

kegiatan

unit-unit

pemerintahan. Dari pertanggungjawaban tersebut dapat tergambar


informasi tentang berbagai tindakan pemerintah selama periode
2.

bersangkutan.
Manajerial
Dalam pengertian akuntansi pemerintahan juga harus menyediakan
informasi

keuangan

yang

diperlukan

untuk

perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran,


perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja
pemerintah.

3.

Pengawasan
Dalam pengertian
memungkinkan

akuntansi

terselenggaranya

pemerintahan

juga

harus

pemeriksaan

oleh

aparat

pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.


2.3 Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, menyatakan bahwa agar informasi
yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi
prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi
Pusat (SiAP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem
Akuntansi

Instansi

(SAI)

yang

dilaksanakan

oleh

kementerian

negara/lembaga.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.
Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
a. Lembaga Tertinggi Negara: MPR
b. Lembaga-lembaga Tinggi Negara
DPR
Presiden
MA
BPK(Badan Pengaudit Keuangan)
c. Lembaga-Lembaga Eksekutif:
Departemen-departemen
Lembaga Non Departemen
Pemerintah
Dalam definisi SAP, yang tidak termasuk dalam ruang lingkup SAPP
adalah:
a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang
terdiri dari :

*Perusahaan Perseroan, dan


*Perusahaan Umum.
c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah
Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) bertujuan untuk :
a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui
pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang
konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yan diterima
secara umum;
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran
dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun
instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk
menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan
akuntabilitas;
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan
suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah
secara efisien.
Ciri-ciri Pokok Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
a. Basis Akuntansi Cash toward Accrual.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis Kas
adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi
dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi,
tanpa memperhatikan saat kas ata setara kas diterima atau dibayar.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan

Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar


akuntasi yaitu : Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi
dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit
perkiraan yang terkait.
c. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai
landasan operasional. Dana tunggal ini merupakan tempat dimana
Pendapatan dan Belanja Pemerintah dipertanggungjawabkan sebagai
kesatuan tunggal.
d. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan
secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi
maupun di daerah.
e. Bagan Perkiraan Standar
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
f. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam
melakukan

pengakuan,

penilaian,

pencatatan,

penyajian,

dan

pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka penyusunan


laporan keuangan.

Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

SAKUN
(Sistem Akuntansi Kas Umum
Negara)

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disampaikan Presiden kepada


DPR sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, laporan keuangan pemerintah pusat tersebut
diaudit terlebih dahulu oleh pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian
Negara/Lembaga yang telah direkonsiliasi.
2. Neraca Pemerintah
Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca
SAKUN.
3. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Laporan Arus
Kas dari seluruh Kanwil Ditjen PBN. d. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos
yang tersaji di dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan
Laporan Arus Kas.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari 2 (dua)
subsistem, yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan oleh
Departemen Keuangan Ditjen Perbendaharaan.
Akuntansi
manual

Pusat
maupun

(SiAP)

adalah

yang

serangkaian

terkomputerisasi

Sistem
prosedur

mulai

dari

pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai


dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara.
SiAP terdiri dari:
a. Sistem Akuntansi Umum (SAU). Sistem ini menghasilkan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU.
b. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN).Sistem ini
menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca KUN.

Proses Pelaksanaan SiAP :


1. Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara

(KPPN)

memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran


2. KPPN Khusus memproses data transaksi pengcluaran
yang, berasal dari Bantuan Luar Negeri (BLN )
3. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) mernproses
data transaksi penerimaan dan pengeluaran Bandahara
Umurn Negara kantor pusat; dan
4. Direktorat informasi dan Akuntansi memproses data
APBM serta melakukan verifikasi dan akuntansi,: untuk
data

transaksi

penerimaan

dan

pengeluaran

BUN

melalui kantor pusat


a. disebut satuan kerja/kuasa pengguna barang yang
memiliki wewenang menggunakan BMN
2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga dan menghasilkan Laporan Barang
Milik Negara. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Subsistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari:
A. Subsistem Akuntansi Keuangan (SAK).
subsistem ini menghasilkan Laporan Keuangan
Instansi. terdiri dari :
a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran. disebut UAPA,
adalah

unit

akuntansi

instansi

pada

tingkat

Kementerian Negara/ Lembaga (pengguna anggaran)


yang melakukan kegiatan penggabungan laporan,

baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1


yang berada di bawahnya.
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I
disebut UAPPA-E1, adalah unit akuntansi instansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik
keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang
berada

di

wilayah

kerjanya

serta

UAKPA

yang

langsung berada di bawahnya.


c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah
disebut UAPPA-W, adalah unit akuntansi instansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik
keuangan

maupun

barang

seluruh

UAKPA

yang

berada dalam wilayah kerjanya.


d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran UAKPA,
adalah unit akuntansi dan pelaporan tingkat satuan
kerja.
B. Subsistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).
Subsistem ini menghasilkan neraca dan laporan Barang
Milik Negara (BMN) serta laporan manajerial lainnya
SubSistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN), terdiri
dari :
1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) adalah unit
akuntansi

pada

tingkat

kementrian/lembaga

yang

melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari


UAPPB-E1-.

yang

penanggung

jawabnya

adalah

Menteri/Pimpinan Lembaga.
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I
(UAPPB-E I), adalah unit akuntansi pada tingkat Eselon1
yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN
dari UAPPB-V dan UAKPB yang langsung berada di
bawahnya yang penanggung jawabnnya adalah pejabat
Eselon I

10

3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah,


(UAPPB-W ) adalah unit akuntansi pada tingkat wilayah
yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan
kegiatan penggabungan BMN dari UAK1. penanggung
jawabnya adatah Kepala Kantor Kepala unit kerja.
ditetapkan sebagai UAPPB-W.
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
selanjutnya

disebut

satuan

Barang,

kerja/kuasa

yang

pengguna

barang yang memiliki wewenang menggunakan BMN


2.4 Akuntansi Pemerintah Daerah
Pengertian Akuntansi Pemerintah Daerah
Akuntansi Pemerintah Daerah atau yang lebih dikenal dengan
dengan

istilah

akuntansi

keuangan

daerah

adalah

proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi


ekonomi dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan

keputusan oleh pihak-pihak yang memerlukan.


Pengguna dan Kebutuhan Informasi Keuangan Daerah
Masyarakat
Para Wakil Rakyat(DPRD)
Lembaga Pemeriksa
Analis dan Peneliti
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,
dan pinjaman.

Dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemda harus diselenggarakan oleh


Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD). SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan
yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan. SKPKD kemudian akan melakukan konsolidasi laporan keuangan
SKPD sehingga bisa disusun laporan keuangan Pemerintah Daerah.
2.5 Hubungan Akuntansi Pemerintah dengan Keuangan Negara

11

Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 23, keuangan negara


merupakan kewenangan pemerintah untuk mengatur rencana penerimaan dan
pengeluaran negara serta pengaruh-pengaruhnya terhadap perekonomian negara
tersebut yang tertuang dalam APBN. Sementara itu, APBD disusun oleh
pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk menjalankan
pemerintahan daerahnya masing-masing.
Pada dasarnya keuangan Negara terdiri dari tiga komponen sebagai yaitu
Badan-badan Usaha Milik Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan
barang-barang Milik Negara. Dari ketiga komponen keuangan Negara ini, Badanbadan Usaha Milik Negara, dikelola sebagaimana layaknya pengelolaan
perusahaan-perusahaan swasta

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam
Pemerintah

hal

Sistem

Akuntansi,

dibagi

menjadi

dua,

Sistem

yaitu

Sistem

Akuntansi
Akuntansi

Pemerintah Pusat (SAPP) dan Sistem Akuntansi Pemerintah


Daerah (SAPD). SAPP adalah serangkaian prosedur manual
ataupun

terkomputerisasi

mulai

dari

pengumpulan

data,

pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi


keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. SAPD pun
mempunyai pengertian yang sama dengan SAPP, namun apabila

12

di SAPP mengurus operasi keuangan Pemerintah Pusat, maka


SAPD mengurus operasi Pemerintah Daerah.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsipprinsip

akuntansi

yang

diterapkan

dalam

menyusun

dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP dijadikan sebagai


acuan dalam penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
ataupun Daerah, dan output berupa informasi keuangan dari
sistem akuntansi itu pun nantinya harus sesuai dengan standar
akuntansi.

Dan

Sistem

Akuntansi

Pemerintah

merupakan

gabungan dari langkah-langkah untuk menghasilkan keluaran


yang sesuai dengan SAP. Jadi antara SAP dan Sistem Akuntansi
Pemerintah merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.

3.2 Saran
Penyelenggaraan

SAPP

maupun

SAPD

dalam

Akuntansi

Pemerintahan Indonesia harus memenuhi prinsip akuntabilitas, transparansi,


value for money dan diperlukan sinergi yang baik dalam proses pelaksanaan
serta penggunaan informasi guna pengambilan keputusan pemerintah baik
pusat maupun daerah.

13

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2008. Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat
(APBN) dan Daerah (APBD). Semarang: Badan Penerbit Undip.
Halim, Abdul dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

14

http://www.perpustakaancyber.blogspot.com. 2013 "Fungsi Penyusunan, dan


Penetapan APBN dan APBD," dalam Blogspot. Diunduh 10 September
2013.
http:// www.slideshare.net. 2013 akuntansi-pemerintah-daerah, dalam slideshare.
Diunduh 8 September 2013.
http:// www.bpkp.go.id.2013 Sistem-Akuntansi-Pemerintah-Pusat-SAPP,.
Diunduh 8 September 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai