Anda di halaman 1dari 42

SlNDROMA POLIKISTlK

OVARIUM
Dr. Lenny M. Lisal, SpOG

SUB.BAGIAN FERTILITAS ENDOKRIN REPRODUKSI


BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

Pendahuluan
Sinonim:
sindroma Stein-Leventhal, ovarium
polikistik, ovarium sklerokistik,
penyakitpolikistik ovarium, anovulasi
dengan hiperandrogenisme
Pertama kali dikemukakan SteinLeventhal(1935)

Bukan penyakit melainkan kumpulan


gejala
Penyebab pasti belum diketahui, dimana
ovarium membesar dan mempunyai
banyak kantong atau kista yang berisi
cairan

15-25 % wanita pd rentang menarsperimenopause akan mengalami siklus


yang tdk berovulasi
75 % dari siklus yang tidak berovulasi itu
berkembang menjadi anovulasi kronis
dalam bentuk ovarium polikistik

80 % dari kelainan ovarium polikistik ini


secara klinis tampil sebagai penyakit
ovarium polikistik
Pada 5-10 % wanita usia reproduksi,
penyakit ovarium polikistik ini akan
bergejala Iengkap sebagai sindrom
ovarian polikistik

Erat kaitannya dengan peristiwa anovulasi,


sehingga setiap kondisi atau keadaan yang
dpt menyebabkan terjadinya anovulasi
kronik akan menyebabkan terjadinya
sindroma ovarium polikistik

Insiden
Kelainan endokrin yang umum pada
wanita usia produktif
Diperkirakan 4 % - 12 % dari populasi
pasien dengan sindrom ovarium polikistik

Patofosiologi
Wanita dengan ovarium polikistik, kadar
LH tinggi dan FSH rendah.
Ini terjadi akibat mekanisme umpan balik
estrogen yang tinggi menyebabkan sekresi
LH dan supresi FSH.

Pola gonadotropin (LH tinggi don FSH


rendah) terjadi karena peningkatan
sekresi GnRH
Kenaikan GnRH disebabkan oleh tonus
Opioid sentral menurun (Opioid
hipotalamus adalah inhibitor).

Tonus opioid yg kurang disebabkan oleh


kadar rendah progesteron yang menetap.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan
pada amplituda dan frekuensi sekresi LH yg
sesuai dgn kadar estrogen dlm sirkulasi.
Penlngkatan pulsa frekuensi LH dan naiknya
tanggapan hipofisis thdp GnRH adalah khas
dari status anovulatorik.

Akibat kadar FSH menurun, Pertumbuhan


folikel baru terus berlangsung, dan
pertumbuhan ovarium tdk sampai
matang.
Walau tidak tumbuh penuh, rentang hidup
folikel memanjang bbrp bulan dalam
wujud kista folikuler, dengan diameter 2
- 10 mm

Folikel ini dikelilingi sel teka hiperplastik,


yg mengalami lutenisasi krn LH tinggi
Akumulasi jaringan folikel dlm berbagai
tingkat perkembangan, menyebabkan
peningkatan produksi steroid yg relatif
konstan sbg tanggapan atas gonadotropin.

Kondisi ini berjalan terus, ketika


folikel mengalami atresia, dgn
seketika digantikan oleh folikelfolikel baru serupa dengan potensi
pertumbuhan terbatas.

Folikel atretik akan mengeluarkan


androstenedion dan testosteron
Akibatnya timbul lingkaran setan, dimana
androgen yg meningkat menimbulkan
masalah lewat konversi ekstra glanduler
dan hambatan sintesis SHBG,
menyebabkan estrogen meningkat

Akibat lain dari peningkatan androgen adl


mencegah perkembangan folikel normal
dan mempercepat atresia folikel
prematur.
Dengan demikian, gambaran klasik
ovarium polikistik adl banyak folikel
diawal perkembangannya, folikel atretik,
dan jaringan stroma yang tebaL

Hilangnya fungsi daur ulang menimbulkan


kondisi hormonal yang menetap lalu
anovulasi persisiten, dgn peningkatan
produksi androgen dan estrogen.
Konsep ovarium polikistik adalah,
volumenya membesar dengan kapsul yang
putih seperti mutiara.

Kapsul sklerotik yg tebal ini bertindak


sebagai penghalang mekanik terjadinya
ovulasi.
Konsep yang lebih akurat adl ovarium
polikistik hasil dari konsekwensi anovulasi
persisten dan keadaan yg steady state

Karekteristik ovarium polikistik


mencerminkan kondisi disfungsianal, yaitu :
Area permukaan meluas, pertambahan
volume ratarata : 2,8 kali

Jml folikel primordial sama, jml folikel


berkembang dan atretik dua kali lipat.
Setiap ovarium masingmasing dpt berisi
20-100 kista folikel
Ketebalan tunika meningkat 50 %

Ketebalan stroma korteks meningkat 30 %,


stroma subkortikal meningkat 5 kali.
Peningkatan stroma disebabkan akibat
hyperplasia sel theka dan pembentukan
stroma baru yg berasal dari folikel dlm
proses maturasi dan atresia yang
berlebihan
Jaringan hilus ovarium 4 x lebih banyak
(hiperplasia}

Perubahan ovarium polikistik menjadi


sindroma ovarium polikistik adalah
gangguan fungsional yang disebabkan
oleh peningkatan dan akumulasi
androgen, berkaitan dengan kegagalan
ovulasi.

Konsekuensi klinis yg potensial akibat sekresi


hormon yang menetap pada sindrom ovarium
polikistik adl hyperinsulinemia berupa hisutisme
glukosa terganggu sampai diabetes mellitus,
hyperandrogenisme berupa hisutisme, alopesia
dan jerawat, infertilitas, perdarahan abnormal
pada uterus dari amenorea sampai perdarahan
uterus disfungsional, risiko kanker endometrium
naik tiga kali lipat, risiko kanker payudara
postmenopause meningkat 3 - 4 kali lipat

Masalah disfungsional ini dapat dipahami


melalui penjelasan teori two-cell "
tentang steroidogenesis.
Folikel tidak dapat mengubah lingkunganmikro dari dominasi androgen ke
dominasi estrogen, perubahan yang
penting bagl perkembangan dan
pertumbuhan folikel

Melalui faktor pertumbuhan spt insulinlike growth factor binding proteins


(IGPBPs) di dlm cairan folikel, terungkap
bhw profit di dlm ovarium polikistis
adalah sama dgn yang ditemukan dlm
folikel atretik, yaitu kadar tinggi dari
IGFBP-2 dan IGFBP-4.

Masalah ini sesuai dgn menurunnya


aktifitas IGF=I dan /GE-II, yi berkurangnya
efek aromatase, dan lingkungan - mikro
tetap di dominasi androgen
Tetapi ada perbedaan yg tegas jika
membandingkan sel granulosa ovarium
polikistik dgn sel granulosa folikel atretik.

Sel granulosa ovarium polikistik sgt


sensitif pada FSH; sedang sel granulosa
folikel atretik tidak
Jadi, sel granulosa ovarium polikistik
tidaklah apoptotik (atretik), tetapi hanya
berhenti dalam perkembangannya, dan
masih tanggap terhadap rangsangan FSH

Akibat lain dari peningkatan androgen


adalah mencegah perkembangan folikel
normal dan mempercepat atresia folikel
prematur.

Dengan demikian, gbran Wasik ovarium


polikistik :dl banyak folikel di awal
perkembangannya, folikel atretik, dan
jaringan stroma yang tebaL
Hilangnya fungsi daur ulang menimbulkan
kondisi hormonal yang menetap lalu
anovulasi persisiten, dgn peningkatan
produksi androgen dan estrogen.

Retensi Insulin
Bbrp penelitian resistensi insulin pada
sindroma ovarium polikistik secara
epidemiologis terdapat peningkatan
resiko DM type II dan penyakit
kardiovaskuler pd wanita dgn sindroma
ovarium polikistik resistensi insulin
terjadi akibat perubahan lipid dan
proses fibrionolitik

Ada beberapa mekanisme resistensi


insulin pada sindroma polikistik ovarium,
adalah :
- Resistensi jaringan target di perifer,
Melalui pengurangan jumlah receptor
insulin, pengurangan Insulin binding,
kegagalan pos Receptor
-Penurunan klirens hepatis
-Peningkatan sensitivitas pankreas.

Presentasi Klinis pasien dengan resistensi


insulin (Tolenransi glukosa terganggu atau
diabetes mellitus) tergantung pada
kemampuan kompensasi pankreas dengan
resisitensi jaringan target insulin.

Hiperandrogenisme
Terdapat korelasi antara derajat
hiperinsulinemi dengan hiperandrogenisme.
Pada kadar yang Iebih tinggi, insulin mengikat
receptor IGF tipe I (yang strukturnya serupa
dengan receptor insulin ). Jadi jika receptor
insulin dihambat atau jumlah receptor tidak
cukup, dapat diharapkan insulin akan mengikat
receptor IGF ripe I.

Mengingat bahwa efek IGF - I adalah


memperbaiki tanggapan androgen sel
theka pada LFI, maka pengaktifan
receptor IGF - I oleh insulin akan
mendorong peningkatan produksi
androgen oleh sel theka sehingga terjadi
hiperandrogenisme

Gejala klinis
Hiperandrogenisme
anovulasi
Gangguan haid (oligomenore / amenore)
Dislipidemia
Hipertensi
PJK
Infertilitas
Gangguan haid
Maskulinisasi

Sindroma Stein-Leventhal
- Obesitas
- Hirsutisme
- Gangguan menstruasi
- Subfertil / infertil
- Kista ovarium bilateral
LH meningkat
FSH normal atau rendah
Rasio LH/FSH tinggi

Diagnosis
Amenorea, oligomenorea, infertilitas,
adipositas, hirsutismus (pertumbuhan
rambut berlebihan di muka, di atas
bibir, dada, linea alba), akne,
seborrhoe, pembesaran klitoris,
pengecilan payudara
USG : gambaran seperti roda pedati,
atau folikelfolikel kecil berdiameter 7
- 10 mm. Ovarium membesar

Laparoskopi
Kadar FSH, PRL, dan E normal
LH sedikit meninggi (nisbah LH/FSH>3).
Sintesis T di ovarium meningkat
Stroma ovarium menebal (hipertikosis).
Kadar T yang tinggi membuat folikel
atresi

Penanganan
Belum menginginkan anak- pil
kontrasepsi
Hirsutismus - androgen mis.
Siproteronasetat (SPA) atau pil
kontrasepsi yang mengandung SPA
Spironolakton 2 : 50 mg/hari

Menginginkan anak
- Pemicu ovulasi mis. klomifen sitrat,
epimestrol, also HMG klomifen sitrat
- Pil kontrasepsi atau GN-RH analog
sampai nisbah LH / FSH I dan baru
kemudian diberikan induksi ovulasi

Pembedahan widereseksi tidak


dilakukan lagi
Laparaskopi - dilakukan "driling pada ovarium

Komplikasi
1.
2.
3.
4.

Infertilitas
Gangguan menstruasi
Hirsutisme, alopesia,akne
Peningkatan risiko kanker
endometrium
5. Peningkatan risiko penyakit
kardiovaskuler
6. Peningkatan risiko diabetes mellitius
pada pasien dengan resisitensi insulin

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai