Kelompok 11
Tutor : dr. Kartono
Oleh :
METTA ASTIANA
2011730065
TUJUAN
1. Mengetahui bahwa glukosa dapat difermentasikan oleh sel-sel ragi
Tabung Reaksi
Tabung peragian
Mortir dan stamper
Larutan Glukosa 2%
Larutan Laktosa 2%
PROSEDUR KERJA
1. Haluskan dalam sebuah mortar 2 gram ragi roti dengan 20 ml larutan glukosa 2%, dalam
mortar lain yang lain dihaluskan dengan cara yang sama dengan 20 ml larutan laktosa
2%.
2. Pindahkan campuran tersebut ke tabung peragian sampai bagian tertutup peragian terisi
penuh
3. Perhatikan perubahan pada tabung peragian selama 1 jam
HASIL PENGAMATAN
Ragi Roti
2 gram
2 gram
A. GLUKOSA
Larutan
Glukosa 2%
Laktosa 2%
Hasil
Ada gelembung gas CO2
Tidak ada gelembung gas CO 2
B. LAKTOSA
PEMBAHASAN
A. Uji fermentasi yang menggunakan glukosa 2%
Ragi roti yang telah dihaluskan dalam lumpang kemudian ditambahkan dengan larutan
glukosa 2% kemudian dimasukkan kedalam tabung peragian dan didiamkan selama I jam, dan
setelah menunggu 1 jam yang terjadi pada tabung tersebut adalah menimbulkan gelembung gas
CO2
B. Uji fermentasi yang menggunakan laktosa 2%
Ragi roti yang telah dihaluskan dalam lumpang kemudian ditambahkan dengan larutan
laktosa 2% kemudian dimasukkan kedalam tabung peragian dan didiamkan selama I jam, dan
selama menunggu 1 jam yang terjadi pada tabung tersebut adalah tidak menimbulkan reaksi
apapun atau tetap karena tidak di fermentasikan.
KESIMPULAN
1. Pada uji peragian glukosa, 2 gram ragi roti ditambahkan 20ml larutan glukosa 2%.
Setelah didiamkan selama 1 jam maka akan terlihat perubahan pada larutan glukosa
dengan munculnya gelembung-gelembung gas CO2, yang menandakan bahwa pada
proses peragian glukosa terjadi fermentasi. Hal ini juga membuktikan bahwa bisa di
pastikan terkena diabetes militus, karena terdapat endapan glukosa pada urin.
2.
Pada proses peragian laktosa yang menambahkan 20ml larutan laktosa 2% dan 2 gram
ragi roti yang sudah dihaluskan, setelah didiamkan selama 1 jam maka tidak terdapat
gelembung-gelembung gas Co2, karena tidak terjadi fermentasi maka volume dari reaksi
tersebut tidak berkurang (tetap). Hal ini dapat membukitkan bahwa pada wanita hamil
tidak mengidap penyakit diabetes mellitus (keadaan normal), karena tidak terdapat
endapan glukosa pada urin wanita hamil, karena laktosa sebagai sintesis gula untuk air
susu.
TUJUAN
1. Mengetahui bahwa pada glukosa dapat mereduksi pereaksi benedict
2. Mengetahui bahwa laktosa dapat mereduksi pereaksi benedict
3. Dapat membedakan antara glukosa dari laktosa yang terdapat pada urine wanita hamil
apabila tes benedict urine positif.
ALAT DAN BAHAN
1.
2.
3.
4.
PROSEDUR KERJA
Campurkan 2,5 ml pereaksi Benedict kuantitatif dengan tetes 4 larutan glukosa 2%.
Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan diatas api kecil selama 1
menit. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan, Perhatikan perubahan warnanya. Dan sebelum
diangkat dikocok terlebih dahulu .
WARNA
PENILAIAN
KADAR
Biru/Hijau Keruh
Hijau/Kuning hijau
Kuning kehijauan
Jingga
Merah
0
+
++
+++
++++
HASIL PENGAMATAN
Setelah dipanaskan selama 15 menit, campuran benedict 2,5 ml dengan 4 tetes larutan glukosa 2
%, warnanya menjadi merah bata, dengan demikian kadar dari glukosa tersebut lebih dari 2%.
PEMBAHASAN
A. Tes Benedict
Dilakukan untuk menguji keberadaan dan kadar glukosa , misalkan pada pemeriksaan urine
seorang yang menderita diabetes apakah di urinenya tercampur dengan glukosa.
Tetapi pada latihan praktikum di laboratorium, dengan menggunakan pereaksi benedict
sebanyak 2,5ml dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditetesi larutan glukosa 2%
sebanyak 4 tetes. Dipanaskan selama 15 menit, maka menimbulkan perubahan warna dari biru
menjadi merah. Karena hasil dari test benedict tersebut berwarna merah, maka kadar glukosa
tersebut lebih dari 2% dan bisa menimbulkan penyakit diabetes militus yang kronik.
KESIMPULAN
Pada percobaan tes benedict, kita dapat menentukan kadar glukosa dalam urin dengan melihat
perubahan warna yang terjadi yaitu warna merah. Sehingga kadar dari glukosa terlalu berlebih
dan bisa meyebabkan diabetes militus yang kronik.