Anda di halaman 1dari 13

PERUBAHAN FISIOLOGI /ADAPTASI FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

PENDAHULUAN
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi
bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah
lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri
secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan
di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi
adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan
menggunakan glukosa.
ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai
sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan
pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan
CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup
dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak
oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya
sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang
dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima
oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang
akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik,
kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua

kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan
atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada
atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional
dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan
fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke
permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan
sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam
ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta
desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta.
Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai
arteri hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan
darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah
besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan
badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus
venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi
dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari
sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan
kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya
untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior.
Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima
darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium
dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena
cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya
memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam
aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis
dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali
ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan
nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta

2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru


3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus

Sirkulasi
darah bayi sirkulasi darah janin
3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan
hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh
tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering
bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi
panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan
semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban

untuk

meminimalkan

kehilangan

panas

pada

BBlL

4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan
tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1
sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama
bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi
cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam
keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena
simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu,
tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada
awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel
otak.
5. Perubahan sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek
batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas
kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi
sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah
atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya
BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih
belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan
balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi
terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada
praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Adaptasi Fisiologi BBL terhadap Kehidupan di Luar Uterus


Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju

kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai


periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi
ini
berlangsung
sangat
cepat.
Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat
melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk
menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi
agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi
menyusu
sendiri
pada
ibunya.
Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :
1.
Pernapasan
a.
Perkembangan
paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang
cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah
kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan nafas
sepanjang trimester kedua dan ketiga. Kematangan paru-paru akan mengurangi
peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu,
yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan
system
kapiler
paru-paru
tidak
mencukupinya
jumlah
surfaktan.
b.
Awal
adanya
nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi :
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim
yang
merangsang
pusat
pernafasan
otak.
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara
mekanis.
Interaksi antara system pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi sistem-sistem
harus
berfungsi
secara
normal.
c.
Surfaktan
dan
upaya
respirasi
untuk
bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan
meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan
ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan.
Tanpa surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan
yang
menyebabkan
sulit
bernafas.
d.
Dari
cairan
menuju
udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi
mlalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 ciran ini akan diperas keluar
paru-paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paruparu dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e.
Fungsi
pernafasan
dalam
kaitannya
fungsi
kardiovaskuler

Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran


udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontraksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
penurunan oksigenasi jaringan akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran
darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
menghilangkan cairan paru-paru akan mendorong terjadinya poeningkatan
sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-parudan merangsang
perubahan
sirkulasi
janin
menjadi
sirkulasi
luar
rahim.
2.
Sirkulasi
peredaran
darah
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua
perubahan
besar
:
a.
Penutupan
foramren
ovale
pada
atrium
jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Gambar

Sistem

Peredaran

Darah

Janin

Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system
pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan system pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga
mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system
pembuluh
darah
adalah
:
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke
paru-paru
untuk
menjalani
proses
oksigenasi
ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini

menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya system pembuluh darah paruparu. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium
kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional
akan
menutup.
3.
Termoregulasi
Bayi belum lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan cepat
mengalami stress dikarenakan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin
mengakibatkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah
bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali
panas
tubuhnya.
Cara
Mempertahankan
Suhu
Tubuh
Bayi
Normal
Pencegahan
Kehilangan
Panas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara memadai dan dapat
dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
Mekanisme
Kehilangan
Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut
:
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban
pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkan di atas meja, timbangan atau
tempat
tidur.
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk
ruangan
tempat
bersalin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan
dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature
tubuh
bayi.
Bayi
ditempatkan
dekat
jendela
yang
terbuka.

Gambar

Mekanisme

Kehilangan

Panas

pada

Bayi

4.
Metabolisme
Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir ,
glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2 jam.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Jelaskan faktor-faktor yang berperan dalam rangsangan pertama nafas bayi!
2. Sebutkan perubahan besar yang terjadi pada sistem peredaran darah bayi
baru lahir!
3. Jelaskan mekanisme kehilangan panas pada bayi!
Diposkan oleh Lusi Lestari di 02:30
Label: Adaptasi
1 komentar:
Anonim mengatakan...

jawaban
1.Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi :
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim yang
merangsang pusat pernafasan otak.
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi sistem-sistem harus
berfungsi secara normal.
2.Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun. Karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya system pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Pencegahan Kehilangan Panas 3.
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara memadai dan dapat

dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.


Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme
berikut :
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban pada
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkan di atas meja, timbangan atau tempat
tidur.
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan
udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat
bersalin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi.
Bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai