PENGOLAHAN LIMBAH B3
DISUSUN OLEH:
ANANIAS AGUS DWILEKSONO (141510750)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi- materi yang ada.
Materi ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
limbah B3 dan Bagaimana Cara Pengelohannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Sintang,
19 Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Permasalahan.................................................................................
4
4
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Definisi.............................................................................................
Karakteristik Bahan Kimia...........................................................
Sumber Limbah B3........................................................................
Dampak B3 terhadap Kesehatan Manusia..................................
Toksikologi Limbah B3..................................................................
Hukum dalam Penanganan Limbah B3.......................................
6
6
8
9
10
11
12
12
15
20
BAB IV PENUTUP....................................................................................
24
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
24
25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Limbah berupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan dan
dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi
bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan
terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem
tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya
merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan
limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan
tentang limbah ( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung serta
penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah
limbah yang terbuang ke alam.
Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah dengan tata cara
yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan pembelajaran ini dapat
dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat, Cair, Gas, serta
berbahaya dan beracun (B3)
B.
Permasalahan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan
corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau
jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan
lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
B. Karakteristik Bahan Kimia
Berdasarkan hukum pasal 1 ayat 1 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Bahan Kimia B3 memiliki karakteristik berdasarkan klasifikasi B3 (Pasal 5
ayat 1 Pemerintah) sebagai berikut:
1. Mudah meledak (explosive).
2. Pengoksidasi (oxidizing).
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable).
4. Sangat mudah menyala (highly flammable).
5. Amat sangat beracun (highly flammable ).
6. Sangat beracun (highly beracun).
7. Beracun (mederately toxic).
8. Korosif (corrosive).
9. Bersifat Iritasi (irritant).
10. Berbahaya bagi lingkungan(dangerous to the environment).
11. Karsinogenik (carcinogenic).
5
Sama halnya dengan amonia, gas sianida ini merupakan gas yang beracun
dan mematikan. Apabila suatu limbah mengandung sianida positif, maka
dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut kemungkinan termasuk kedalam
limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu asam maka akan bersifat
reaktif.
7. Kandungan Sulfida
Gas sulfida merupakan gas yang beracun dan mematikan. Apabila suatu
limbah mengandung sianida positif, maka dapat dinyatakan bahwa limbah
tersebut kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila
bercampur dengan suatu asam maka akan bersifat reaktif.
Limbah B3 memiliki sifat mudah terbakar dan meledak, dan limbah tersebut
bisa berupa gas, cair, cair ataupun padat dengan karakteristik yang berbeda.
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai
beberapa sifat berikut : 1) limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan
dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. 2) limbah yang dapat
bereaksi hebat dengan air. 3) apabila tercampur air akan meledak,
menghasilkan gas, uap, asap beracun yang membahayakan bagi manusia
dan lingkungan. 4) limbah sianida, sulfida, atau amoniak yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. 5) limbah yang mudah meledak atau
bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25C,760 mmHG). 6) limbah yang
menyebabkan kebakaran karena melepas/menerima oksigen.
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat
beracun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian
atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
kulit, atau mulut. Limbah yang menyebabkan infeksi ialah bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena
infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang dapat menular. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah
yang bersifat : 1) menyebabkan iritasi pada kulit. 2) menyebabkan proses
pengkaratan pada lempeng baja dengan laju korosi lebih besar dari
6,35mm/tahun dengan temperatur 55C. 3) mempunyai pH sama atau
kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih besar dari 12,5 untuk
bersifat basa.
C. Sumber Limbah B3
Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi :
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (sebagaimana lampiran I tabel 1 PP
85/1999) yaitu limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses
utamanya
melainkan
dari
kegiatan
pemeliharaan
alat,
pencucian,
Karena
methylmercury termasuk
logam
berat,
maka
akan
10
yang
mencakup
penyimpanan,
pengumpulan,
pemanfaatan,
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
microorganism
4.EMA
merupakan
kultur
campuran
Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan
dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal,
13
batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi
pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai
untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
b. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur
ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan
tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,
baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus
ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan
lebih murah untuk didaur ulang.
c.
Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan
handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas
perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang
dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada
barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dan lain-lain)
ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip,
processor, kabel, resistor, plastik, dan lain-lain). Namun tujuan utama
dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat
menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski
manfaat ekonominya masih belum jelas.
d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur
ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka
dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang
meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan
kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang
paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam
dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut,
14
e.
Bahan Lainnya
1) Kacadapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan
lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan
bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu
bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur
ulang.
2) Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas
bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru.
Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus
didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya
menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
3) Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang
logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat
ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik
yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk
mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R
dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu
angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadangkadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low
Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga
mempermudah proses daur ulang.
15
Metode
tahapan
dan
proses
at
Limbah
cair
beragam.
dengan
kemungkinan
akan
membutuhkan
Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan
disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan
ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
16
d. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa
minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan
alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran
kecil ( 30 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa
partikel partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga
kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat
disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang
telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung
dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga
mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses
tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan
anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara
biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/
mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum
digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter),
17
18
19
20
partikulat
yang
terbawah
bersamanya.
1.
Mengontrol Emisi
Gas Buang
Gas-gas
karbon
monoksida,
dan
hidrokarbon
dapat
dikontrol
21
jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan
yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas
buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak,
apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap
debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik
yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan
gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan
melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif
berat akan jatuh ke bawah. Ukuran partikel / debu / abu yang bisa
diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u 40 u. Makin besar ukuran
debu makin cepat partikel tersebut diendapkan
c.
Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet
Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang
kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan
udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu
kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke
bawah.Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip
kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu.
Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu
alat penangkap debu yang dinamakan.
22
Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan
udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan
pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat
membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini
sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah
(DC) yang mempunyai tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap
ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif,
sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder,
sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan
tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di
daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah
olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif
sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan
menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif
akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada
di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya makalah ini dapat disimpulkan bahwa limbah (Padat,
Cair, Gas, dan B3) dapat dikelola sehingga tidak mencemari alam
(lingkungan) dengan cara berikut:
Untuk mengetahui suatu limbah merupakan limbah B3 atau bukan
dapat dengan melakukan uji kualitatif dan kuantitatif. Dalam uji kuantitatif
dapat menggunakan parameter pH, reaktifitas air, pengoksidasian, mudah
terbakar, kandungan amonia, kandungan sianida dan kandungan sulfida.
Limbah B3 hasil buangan industri, kesehatan, maupun kegiatan
rumah tangga yang dibuang ke lingkungan sangat berbahaya dan dapat
merusak lingkungan. Maka dari hal tersebut tidak hanya berdampak buruk
bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, untuk
mencegah dampak negatif dari limbah B3, yang salah satu caranya yaitu
dengan pengelolaan limbah B3 yang baik sesuai dengan Peraturan
Pemerintah : PP No.18 Pasal 1 dan 85 Tahun 1999. Dan penanganan limbah
B3 harus didukung oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat
umum, guna mencegah peredaran limbah B3 yang berbahaya ini.
24
Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan
tindakan yang amat baik untuk masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat
lingkungan tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita wujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat.
limbah B3 dari pabrik, rumah tangga, perusahaan, kantor-kantor,
sekolah dan sebagainya sebelum dibuang ke lingkungan, hendaknya diolah
terlebih dahulu agar tidak menimbulkan dampak buruk khususnya bagi
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
25
DAFTAR PUSTAKA
Koosbandiah, Hertien Surikarti. (2011). Tosikologi Lingkungan dan Metode Uji Hayati.
Bandung : Rizqi Press.
Anonim. (2010). Pengelolaan limbah B3. [Online].
Tersedia :http://k3pelakan.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-limbah-bahanberbahaya-dan.html. [ 20 Maret 2012 ]
Anonim. (2011). Zat-zat Berbahaya dan Beracun. [Online].
Tersedia :http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?
http://education.poztmo.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-makalah.html
http://www.docstoc.com/docs/20430450/I-PENDAHULUAN-A-Latar-BelakangLimbah-merupakan-benda-%28padat
http://witasharer.blogspot.com/2012/03/penaganan-limbah-padat-cair-dangas.html
http://makalahariesbudiono.blogspot.com/2012/03/manajemen-pengelolaanlimbah-padat-cair.html
http://witasharer.blogspot.com/2012/03/penaganan-limbah-padat-cair-dangas.html
26