Anda di halaman 1dari 12

FISIOLOGI TUMBUHAN

Percobaan IX
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN SUHU TERHADAP LAJU
FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Nifien Yunita Mokuna


Stambuk : G 401 10 051
Asisten : Felma Try Utami

LABORATORIUM BIODYVERSITAS
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER, 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi.
Dalam mata kuliah fisiologi tumbuhan itu sendiri terdapat banyak
materi/kajian yang menjelaskan mengenai proses-proses vital yang terjadi
pada tubuh tumbuhan, salah satunya fotosintesis, yang merupakan aktivitas
yang dilakukan oleh seluruh tumbuhan didunia, selaku organisme autotrof.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Senyawa organik yang
baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zatzat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat
dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh
tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada
cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme
atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan
sebagai zat kimia.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, diantaranya
intensitas cahaya dan suhu, oleh karenanya dilaksanakanlah praktikum ini
untuk membuktikan pengaruh dari intensitas cahaya dan suhu terhadap laju

fotosintesis tumbuhan.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengamati perubahan suhu
dan intensitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk prosestersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap
dan dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis
memerlukan cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar
terhadap laju keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya
rendah, laju fotosintesis akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan
sebagai faktor pembatas (Syamsuri, 2000).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya
seperti

sukrosa,

monosakarida,

dan

polisakarida.

Monosakarida

adalah

karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersamasama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan
antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball,
2002).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses
ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH +
H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO 2 menjadi glukosa. Maka
persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Klorofil
6CO2 + 6H2O

C6H12O6 + 6O2 + Energi

Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan
jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi
merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Perbedaan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan
sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya
(Simbolon, 1989).
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang
terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam
respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan
dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau
asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka persamaan
reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6H2O + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan dan
jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Diketahui nilai RQ untuk
karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8 0,9), lemak <1 (= 0,7) dan asam organik > 1
(1,33). Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan
sempuran tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya (Krisdianto dkk, 2005).

BAB III
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu pada :
Hari/Tanggal
: Senin, 22 Oktober 2012
Waktu
: Pukul 15.00- 17.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Bioteknologi F-MIPA UNTAD.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Daerah
Tumbuh yaitu sebagai berikut:
1

Alat
a Tabung gelas besar
b Gelas piala
c Corong kecil
d Corong besar
e Stopwatch
f Talang reaksi

Bahan
a Hydrilla verticillata L
b Air

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Mengambil beberapa cabang air yang disediakan dimasukkan kedalam
tabung beasar dan direndam dalam gelas piala.
2. Tabung gelas yang berisi tanaman tadi diisi dan ditambahkan 0,5 natrium
bikarbonat.
3. Menyungkupkan corong kecil diatas tabung gelas yang dihubungkan
dengan mikroburet yang telah diisi penuh dengan air
4. Mengukur volume, dan banyaknya gelembung yang terjadi tiap satuan
waktu pada berbagai suhu.
5. Mengamati pada tempat gelap dan terang.

6. Membuat grafik hubungan antara suhu dengan kecepatan fotosintesis dan


antara intensitas cahaya dengan kecepatan fotosintesis

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1

Hasil Pengamatan
A. Intesitas cahaya rendah
No
1.
2.
3.
4.
5.

Waktu (s)
0-2
2-4
4-6
6-8
8-10

Jumlah gelombang
0
2
6
3
5

B. Intesitas cahaya tinggi


No

Waktu (s)

Jumlah gelombang

1.
2.
3.
4.
5.

0-2
2-4
4-6
6-8
8-10

25
24
25
25
29

Pembahasan
Fotosintesis merupakan salah satu proses terpenting dalam mekanisme
kehidupan tumbuhan. Proses ini dapat mengubah senyawa anorganik
sederhana yaitu CO2 dan H2O menjadi senyawa organik yang cukup
kompleks yaitu gula dan O2. Dalam proses ini membutuhkan tenaga dan
tenaga tersebut diperoleh dari cahaya matahari. Rangkaian percobaan
ingenhousz menunjukkan adanya fase reaksi yang tegantung pada cahaya.
Pada fase ini proses fotosintesis sangat distimulasi oleh cahaya matahari.
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh intensitas cahaya dan suhu
terhadap laju fotosintesis yang diadakan ditempat yang intensitas cahayanya
rendah dan di tempat yang intensitas cahayanya tinggi, terdapat hasil yang
signifikan. Untuk percobaan yang dilakukan didalam laboratorium (dianggap
sebagai tempat intensitas cahaya rendah) Pada percobaan 2 menit pertama

tidak diperoleh gelembung udara. Pada percobaan ke II atau pada 4 menit


kemudian diperoleh 2 gelembung udara. Begitu pula hasil pengamatan menitmenit selanjutnya, yaitu menit ke 6 yaitu 6 gelombang, menit ke 8 terdapat 3
gelombang dan menit ke 10 terdapat 5 gelombang.
Adapun hasil pengamatan pengaruh intensitas cahaya dan suhu terhadap
laju fotosintesis yang diadakan di tempat intensitas cahaya tinggi yaitu pada
percobaan 2 menit pertama tidak diperoleh 25 gelembung udara. Pada
percobaan ke II atau pada 4 menit kemudian diperoleh 24 gelembung udara.
Begitu pula hasil pengamatan menit-menit selanjutnya, yaitu menit ke 4-6
yaitu 25 gelombang, menit ke 6-8 terdapat 25 gelombang dan menit ke 8-10
terdapat 29 gelombang. Gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat
yang terkena sinar matahari akan lebih banyak karena bila klorofil terkena
cahaya, maka klorofil tersebut akan menangkapnya dan menggunakannya
dalam proses fotosintesis. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi
molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang
akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP. Reaksi ini
menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang
harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron ini dipenuhi oleh
elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Selain faktor cahaya matahari, perbedaan jumlah gelembung juga
dipengaruhi oleh lamanya waktu fotosintesis berlangsung. Semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk fotosintesis, maka semakin banyak gelembung
gas oksigen yang dihasilkan karena proses potosintesis akan banyak
menghasilkan gas oksigen seiring dengan lamanya waktu fotosintesis.
Dari hasil pengamatan tersebut hasil yang diperoleh sesuai dengan
literatur Lakitan (1996), yang mengatakan bahwa intensitas cahaya dan
peningkatan suhu mempengaruhi laju fotosintesis. Cahaya sangat berperan
dalam proses fotosintesis. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya peningkatan

jumlah gelembung udara yang dihasilkan dimana O 2 merupakan hasil dari


fotosintesis yang dikeluarkan oleh tumbuhan.

BAB V
PENUTUP
1

Kesimpulan
Melalui percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
1 Hasil pengamatan pengaruh intensitas cahaya dan suhu terhadap laju
fotosintesis yang diadakan di tempat terang jumlah gelombang terbanyak
2

yaitu pada menit ke 10 dengan jumlah 29 gelombang.


Hasil pengamatan pengaruh intensitas cahaya dan suhu terhadap laju
fotosintesis yang diadakan di tempat gelap jumlah gelombang terbanyak

yaitu pada menit ke 6 dengan jumlah 6 gelombang.


Intensitas cahaya dan peningkatan suhu mempengaruhi laju fotosintesis.
Cahaya sangat berperan dalam proses fotosintesis. Hal ini dapat kita lihat
dengan adanya peningkatan jumlah gelembung udara yang dihasilkan

dimana O2 merupakan hasil dari fotosintesis yang dikeluarkan oleh


2

tumbuhan.
Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar alat dan bahan yang
digunakan harus lengkap sehingga semua kelompok mengamati percobaan
masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Deflin, dkk. 1977, Fisiologi Tanaman, PT Bina Aksara, Jakarta
Dwidjoseputro, 1986, Biolog,. Erlangga, Jakarta.
Kimball, J.W., 2002, Fisiologi Tumbuhan, Erlangga, Jakarta.
Krisdianto, dkk., 2005, Penuntun Praktikum Biologi Umum, FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Lovelles. A. R., 1997, Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. PT
Gramedia, Jakarta.
Simbolon, dkk., 1989, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Syamsuri, 2000, Biologi, Erlangga, Jakarta.

LEMBAR ASISTENSI

Nama
Stambuk
Kelompok
Asisten
No

: Nifien Yunita Mokuna


: G 401 10 051
:v
: Felma Tri Utami
Hari /tanggal

Perbaikan

Paraf

Anda mungkin juga menyukai