Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UUD 1945 pasal 1 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan
pengajaran”. Berdasarkan pasal ini jelas bahwa semua warga negara tanpa terkecuali berhak
mendapatkan pendidikan. Tujuan utamanya agar generasi muda penerus bangsa dapat
memajukan negara Indonesia ini.

Berkaitan dengan itu, visi Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo memandang
bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya dan pendidik dituntut agar
bisa menjadi profesional dan berperan untuk membentuk moral dan etika peserta didik. WF
Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu:

1. pendidik (nurturer)
2. model
3. pengajar dan pembimbing,
4. pelajar (learner),
5. komunikator terhadap masyarakat setempat,
6. pekerja administrasi, serta
7. kesetiaan terhadap lembaga.

Pernyataan diatas ditegaskan kembali oleh Oemar Hamalik, tugas dan tanggung jawab
guru meliputi 11 macam, yaitu:guru harus menuntun murid-murid belajar, turut serta membina
kurikulum sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri anak (kepribadian, watak, dan
jasmaniah), memberikan bimbingan kepada murid, melakukan diagnose atas kesulitan-kesulitan
belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar, menyelenggarakan penelitian,
mengenal masyarakat dan ikut aktif di dalamnya, menghayati, mengamalkan, dan mengamankan
pancasila, turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian
dunia, turut mensukseskan pembangunan, dan tanggung jawab meningkatkan professional guru.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa peran guru dalam dunia pendidikan modern
sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar menjadi direktur belajar. Konsekuensinya,
tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi lebih kompleks dan berat. Sisi ini memberikan

Tugas makalah profesi pendidikan 1


wacana bahwa guru bukan hanya pendidik akademis tetapi juga merupakan pendidik karakter,
budaya, dan moral bagi para peserta didiknya. Pendapat senada juga dinyatakan oleh Daoed
Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas
profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan.

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui peserta didik
dan seharusnya diketahui oleh peserta didik.Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu
peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.
Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian
tentang diri sendiri.

Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa
manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti yang telah
digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan mampu membantu anak
didik untuk mengembangkan daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu
untuk turut serta secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi
perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup. Tugas
kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban
dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan
GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis
harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang
guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana
ia bertempat tinggal.

Berkaitan dengan tiga tugas guru tersebut dengan pendidikan karakter, budaya, dan
moral bagi bangsa Indonesia, secara prinsip sudah ditetapkan baik dalam UUD 1945 maupun
dalam Undang-Undang Sisdiknas no 20 tahun 2003. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

a. peningkatan iman dan takwa;


b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik

Tugas makalah profesi pendidikan 2


d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka
melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila
diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi
walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru dan dan
sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama, maka pendidikan tenaga
kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik
berat sekaligus dan sama beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon
tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya
dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional.

Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu mendidik
mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia, person (pribadi)
dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau (pendidik) educator, dan orang ini kita didik
untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab kebudayaanlah
yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk hewan. Kita tidak dapat mengatakan
bahwa hewan berbudaya, tetapi kita dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah
berbudaya, artinya di sini jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi
guru, membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang
berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan sendirinya orang menjadi berbudaya, sebab
seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendirinya menjadi manusia yang berbudaya.

Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru,
orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

Tugas makalah profesi pendidikan 3


Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru
harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti
persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi
dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung
jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga
anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan
negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan
pengetahuan untuk mengembangkan peserta didiki menjadi manusia yang berkarakter,
berbudaya , dan berkarakter sesuai cita-cita UUD 1945 dan Pancasila.

Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya
tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada
pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan terutama yang berkaitan dengan pendidikan
karakter, budaya dan moral.

Guru sangat berperan dalam mendidik peserta didik dengan pendidikan karakter, budaya,
dan moral. Bagaimana solusi yang ditawarkan kepada peserta didik dengan jumlah pelajaran
yang banyak? Sebagai gambaran saja, untuk sekolah umum sekolah dasar ada 9 mata pelajaran,
sekolah menengah pertama ada 12 mata pelajaran, dan sekolah menengah umum 17 mata
pelajaran. Jika ditambah dengan pendidikan moral, pendidikan budaya, dan pendidikan moral
maka masing-masing bertambah tiga pelajaran. Dikhawatirkan hal ini akan sangat kontra
produktif. Bukan bertambah pemahaman mengenai karakter, budaya, ataupun moral peserta
didik tetapi sebaliknya, peserta akan bersikap masa bodoh atau tidak peduli.Berdasarkan uraian
di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika guru profesional dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Uraian dalam makalah
ini di mulai bagaimana etika guru profesional terhadap peraturan perundang-undangan, etika
guru profesional terhadap peserta didik, etika guru profesional terhadap pekerjaan, dan diakhiri
dengan menguraikan etika guru profesional terhadap tempat kerjanya.

1.1 Rumusan masalah


Untuk lebih mengfokuskan pembahasan permasalahan maka penulis membatasi pada
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian guru profesional itu?
Tugas makalah profesi pendidikan 4
2. Apa peran guru profesional itu?
3. Apa pemgertian moral dan etika?
4. Bagaimana cara penerapan guru profesional membentuk karakter moral dan etika siswa?
5. Mengapa guru profesional harus ikut berperan dalam membentuk karakter moral dan
etika siswa?

1.3 Maksud dan Tujuan Masalah


• Agar mengetahui dan memahami peran guru professional.
• Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan guru professional dalam membentuk
karakter moral dan etika.
• Mengetahui tujuan mengapa guru professional harus ikut berperan dalam membentuk
karakter moral dan etika peserta didik.
• Dapat mendeskripsikan apa itu guru professional

1.3 Sistematika Penulisan Makalah

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Makalah
1.4 Sistematika Penulisan Makalah
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Guru Profesional


2.2 Tugas dan Peran Guru
2.3 Pengertian Etika dan Moral
2.4 Guru Pembentuk Etika Moral Siswa
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV SIMPULAN & SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran

Tugas makalah profesi pendidikan 5


BAB II

LANDASAN TEORI

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lain. Akal merupakan kelebihan
yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Dengan akal manusia mampu belajar, berfikir,
memahami serta melakukan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang boleh dan mana
yang tidak. Dengan akal yang dimiliki, seorang manusia mampu mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidupnya yaitu memaksimalkan proses berfikir sehingga dapat dikatakan
manusia dibekali kecerdasan yang luar biasa dibanding dengan makhluk Tuhan yang lain.

Sering kita temui, para pendidik (guru) yang bekerja semata – mata untuk mencari
nafkah, memperoleh penghasilan, hanya untuk mendapatkan materi bukan untuk mendapatkan
sebuah kepuasan batin. Padahal dalam ajaran agama sendiri dijelaskan, ketika seseorang memilih
untuk bekerja apa pun itu, maka semua itu harus didasari niat beribadah kepada Tuhan. Namun,
banyak yang lupa akan hal itu sehingga menganggap ketika dia (guru) telah memberikan
pengajaran tentang suatu pengetahuan, hanya sebatas itu saja, tanpa memikirkan bagaimana budi
pekerti atau sikap perilaku anak didiknya.

Guru juga seorang manusia di mana masih perlu banyak belajar. Guru merupakan salah
satu profesi yang terhormat karena dari perantara seorang gurulah kita mendapatkan berbagai
macam ilmu dan pengetahuan. Guru harus mampu memberikan teladan yang baik bagi murid-
muridnya karena setiap sikap dan tingkah lakunya selalu menjadi sorotan lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, seorang pendidik (guru) harus mampu mengoptimalkan IQ, EQ dan SQ yang dimiliki
agar nantinya mampu melahirkan para generasi yang juga memiliki IQ, EQ dan SQ yang baik.

2.1 PENGERTIAN GURU PROFESIONAL

Oleh : H. Mohamad Surya

Istilah “profesi” sudah cukup dikenal oleh semua pihak, dan senantiasa melekat pada
“guru” karena tugas guru sesungguhnya merupakan suatu jabatan professional. Untuk
memperoleh pemahaman yang lebih tepat, berikut ini akan dikemukakan pengertian “profesi”
dan kemudian akan dikemukakan pengertian profesi guru. Biasanya sebutan “profesi” selalu
dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua

Tugas makalah profesi pendidikan 6


pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut
profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan
melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Ada beberapa istilah
lain yang dikembangkan yang bersumber dari istilah “profesi” yaitu istilah professional,
profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi secara tepat, berikut ini akan diberikan
penjelasan singkat mengeni pengertian istilah-istilah tersebut.

“Professional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan
unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah
mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan
oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan
atau organisasi profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas
dan para pengguna jasa suatu profesi. Sebagai contoh misalnya sebutan “guru professional”
adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang
berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan ataupun latar belakang pendidikan formalnya.
Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat, dsb baik yang
menyangkut kualifikasi maupun kompetensi. Sebutan “guru professional” juga dapat mengacu
kepada pengakuan terhadap kompetensi penampilan unjuk kerja seorang guru dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru. Dengan demikian, sebutan “profesional’’
didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk
kerja suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan
bahwa: “professional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dangan keahlian dan
pengabdian diri kepada pihak lain”.

“Guru” adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola,
formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1)
dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru
professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru

Tugas makalah profesi pendidikan 7


profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang
diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang
dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam
hal ini pemerintah dan organisasi profesi). Dengan keahliannya itu seorang guru mampu
menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.

Di samping dengan keahliannya, sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung


jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya mampu
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, Negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab
pribadi, social, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang
mampu memahami dirinya. Tanggung jawab social diwujudkan melalui kompetensi guru
dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta
memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui
penguasaaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui
penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak
menyimpang dari norma-norma agama dam moral.

Sementara itu, para guru diharapkan akan memiliki jiwa profesionalisme, yaitu sikap
mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan dirinya sebagai petugas
professional. Pada dasarnya profesionalisme itu, merupakan motivasi intrinsic pada diri guru
sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya ke arah perwujudan profesional. Kualitas
profesionalisme didukung oleh lima kompetensi sebagai berikut :

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.

Berdasarkan kriteria ini, jelas bahwa guru yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu
berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar yang ideal. Ia akan mengidentifikasi
dirinya kepada figur yang dipandang memiliki standar ideal. Yang dimaksud dengan “standar
ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai
rujukan.

2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi

Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan
dan memelihara citra profesi melalui perwujudan perlaku profesional. Citra profesi adalah

Tugas makalah profesi pendidikan 8


suatu gambaran terhadap profesi guru berdasarkan penilaian terhadap kinerjanya.
Perwujudannya dilakukan melalui berbagai cara misalnya penampilan, cara bicara, penggunaan
bahasa, postur, sikap hidup sehari-hari, hubungan antar pribadi, dsb.

3. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat


meningkatkan dan meperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.

Berdasarkan kriteria ini para guru diharapkan selalu berusaha mencari dan memanfaatkan
kesempatan yang dapat mengembangkan profesinya. Berbagi kesempatan yang dapat
dimanfaatkan antara lain: (a) mengikuti kegiatan ilmiah misalnya lokakarya, seminar,
symposium, dsb. (b) mengikuti penataran atau pendidikan lanjutan, (c) melakukan penelitian
dan pengabdian dana masyarakat, (d) menelaah kepustakaan, membuat karya ilmiah, (e)
memasuki organisasi profesi (misalnya PGRI).

4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi

Profesionalisme ditandai kualitas derajat rasa bangga akan profesi yang dipegangnya. Dalam
kaitan ini diharapkan agar para guru memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesinya.
Rasa bangga ini ditunjukkan dengan penghargaan akan pengalamannya di masa lalu, dedikasi
tinggi terhadap tugas-tugasnya sekarang, dan keyakinan akan potensi dirinya bagi
perkembangan di masa depan.

Dalam UU Guru pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang
pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip professional sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism


b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugasnya
c. Memiliki kompetensis yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
d. Mematuhi kode etik profesi
e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya
g. Memiliki kesempatan untuk mengembnagkan profesinya secara berkelanjutan
h. Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas profesionalnya memiliki
organisasi profesi yang berbadan hukum

Undang-undang Guru dan Dosen sebagai peluang dan tantangan

Tugas makalah profesi pendidikan 9


Dikaitkan dengan proteksi hak azasi dan profesi guru, undang-undang guru sangat diperlukan
dengan tujuan : (1). Mengangkat harkat citra dan martabat guru, (2). Meningkatakan tanggung
jawab profesi guru sebagai profesi pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing, dan manajer
pembelajaran, (3). Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru secara optimal, (4).
Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru, (5).
Meningkatakan mutu pelayanan dan hasil pendidikan, (6). Mendorong peran serta masyarakat
dan kepedulian terhadap guru.

Setelah melalui perjuangan panjang selama lima tahun sejak 1999, dengan melampaui
empat presiden dan empat menteri pendidikan, saat ini UU Guru telah disahkan menjadi,
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kelahiran
Undang-undang Guru ini merupakan payung dan landasan hukum bagi terwujudnya guru
professional, sejahtera, dan terlindungi. Pada gilirannya akan terwujud kinerja guru
professional dan sejahtera demi terwujudnya pendidikan nasional yang bermutu dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Undang-undang ini memberikan landasan kepastian hokum yang untuk perbaikan guru di masa
depan khususnya yang berkenaan dengan profesi, kesejahteraan, jaminan social, hak dan
kewajiban, serta perlindungan. Beberapa substansi RUU Guru yang bernilai “pembaharuan”
untuk mendukung profesionalitas dan kesejahteraan guru antara lain yang berkenaan :

(1). Kualifikasi dan kompetensi guru : yang mensyaratkan kualifikasi akademik guru minimal
lulusan S-1 atau Diploma IV, dengan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi
kompetensi pedagogic, kepribadian, professional, dan social.
(2). Hak guru : yang berupa penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum berupa gaji pokok,
tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus,
dan maslahat tambahan yang terkait tugasnya sebagai guru. (Pasal 15 Ayat )
(3). Kewajiban guru ; untuk mengisi keadaan darurat adanya wajib kerja sebagai guru bagi
PNS yang memenuhi persyaratan.
(4). Pengembangan profesi guru; melalui pendidikan guru yang lebih berorientasi pada
pengembangan kepribadian dan profesi dalam satu lembaga yang terpadu.
(5). Perlindungan; guru mendapat perlindungamn hukum dalam berbagai tindakan yang
merugikan profesi, kesejahteraan, dan keselamatan kerja.

Tugas makalah profesi pendidikan 10


(6). Organisasi profesi; sebagai wadah independen untuk meningkatkan kompetisi karir,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteran dan atau pengabdian, menetapkan
kode etik guru, memperjuangkan aspirasi dan hak-hak guru.
Sertifikasi sebagai realisasi
Dengan lahirnya undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka prospek guru
di masa mendatang sebgai guru yang professional, sejahtera, dan terlindungi. Pengakuan
kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional dibuktikan dengan sertifikat pendidik
(pasal 2 dan 3). Sebagai guru professional disyaratkan para guru wajib memilki: (1) kualifikasi
akademik sarjana atau diploma IV, (2) Kompetensi Pedagogik, kepribadian, social dan
professional, (3) sertifikat pendidik, (4) sehat jasmani dan rohni, (5) kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (pasal 8 s/d 12). Sehubungan dengan persyratan sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang tersebut, maka guru wajib memilki sertifikat pendidik
sebagai bukti formal sebagai tenaga professional. Sertifikat pendidikan diperoleh melalui
sertifikasi pendidik bagi guru diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memilki program
tenaga kegandaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah
(pasal 11 ayat 2). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan dan
mewujudkan profesionalitas guru sekurang-kurangnya ada tiga ahal yang saling terkait yaitu
kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru.
Berkenaan dengan kualifikasi akademik guru, dalam pasal tiga RPP guru dinyatakan sebagai
berikut: “kualifikasi akademik guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ditunjukan dengan
ijazah yang merefleksikan kemampuan yang dipersyaratan bagi guru untuk melaksanakan tugas
sebagai pendidi pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang dia punya
sesuai standar Nasional pendidikan”. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh melalui program pendidikan formal sarjana (S1) atau program p[endidikan
diploma empat (D-IV) pada perguruan tinggi yang memilkimprogram pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi atau perguruan tinggi nonkependidikan yang terakreditasi.
Selanjutnya berkenaan dengan kompetensi, diartikan sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksnakan tugas keprefosionalan. Kompetensi guru kompetensi pedagogic, kopetensi
kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi, pelatihan, dan pengalaman professional. Untuk mewujudkan guru
professional melalui sertifikasi ditempuh melalui pendidikan profesi. Pendidikan profesi terdiri

Tugas makalah profesi pendidikan 11


atas dua bentuk yaitu pendidikan profesi bagi calin guru dan pendidikan profesi bagi guru
dalam jabatan yang dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
Peratuaran Menteri Pendidiakan Nasional
Sambil menunggu keluarnya peraturan pemerintah tentang guru, Menteri Pendidikan akan
mengeluarkan peraturan menteri nomor 18 tahun 2007 yang berisi kebijakan mengenai
sertifikasi guru. Berdasarkan peraturan tersebut, sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk
penilaian portofolio yaitu pengakuan atas pengalaman professional guru dalam bentuk
penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: (a) kualifi9kasi akademik, (b)
pendidikan dan pelatiahan, (c) pengalaman mengajar, (d) perencanan dan pelaksanaan
pembelajaran, (e) penilaian dari atasan dan pengawas, (f) prestasi akademik, (g) karya
pengenbangan profesi, (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (i) penglaman organisasi
dibidang kependidikan dan social, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

2.2 TUGAS DAN PERAN GURU


Written by H. Emil Rosmali, SE
Friday, 19 August 2005 21:38

Tugas guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas
tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua.
Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau
disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang
guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru adalah
posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin
digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin
signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya
kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan
datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat

Tugas makalah profesi pendidikan 12


bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

Peran guru

✔ Dalam Proses Belajar Mengajar


Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam
proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal
seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb.
Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi
guru sebagai demonstrator, manajer/pengelola kelas, mediator/fasilitator, evaluator.
✔ Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan
sebagai pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan, wakil masyarakat, ahli
dalam bidang mata pelajaran, penegak disiplin, pelaksana administrasi pendidikan.
✔ Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai petugas social, pelajar dan ilmuwan,
orang tua, teladan, pengaman.
✔ Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah ahli psikologi pendidikan, relationship,
catalytic/pembaharu, ahli psikologi perkembangan, pembangun moral siswa.

2.3 PENGERTIAN ETIKA DAN MORAL

a. a. Etika
b.
c. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan

Tugas makalah profesi pendidikan 13


yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:

✔ Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su).
✔ Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

Etika diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut: Jenis pertama, etika
dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari
perilaku manusia. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan
baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat,
akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik. Jenis ketiga, etika
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan
nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya
fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif,
direktif dan reflektif.

b. Moral

Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan,
adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’
sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka
rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan
hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi
bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita
menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku
dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang
tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik. Moralitas mempunyai arti
yang pada dasarnya sama dengan moral. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya
segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral
Tugas makalah profesi pendidikan 14
atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

2.4 GURU PEMBENTUK ETIKA MORAL SISWA

Jika kita mengajukan pertanyaan umum tentang siapakah yang berada di garis terdepan
dalam peningkatan mutu pendidikan karakter, budaya, dan moral. Semua sepakat bahwa gurulah
yang menjadi frontliner. Kesejahteraan suatu bangsa yang ditopang oleh pilar kemajuan
teknologi dan ekonomi sangat bergantung pada kemajuan pendidikan karena sistem yang
dibangun suatu negara tidak akan berhasil tanpa dukungan SDM yang berkualitas. Peran guru
menjadi sangat esensial dalam perpektif pengembangan pendidikan karakter, budaya, dan moral
bangsa melalui proses pendidikan yang berkualitas termasuk didalamnya adalah pendidikan
moral, budaya, dan karakter bagi semua peserta didik. Pendidikan moral disampaikan secara
marjinal. Tanggung jawab pendidikan ini dibebankan kepada guru agama dan guru PKN.
Sedangkan dua guru bidang studi ini sibuk dengan pencapaian kompetensi yang harus dicapai
siswa. Bagaimana dengan guru yang lain? Guru bidang studi lain sibuk dengan kurikulum dan
nilai Ujian Nasional.

Guru atau pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang
berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Guru merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran
yang sangat besar dalam pembentukan karakter siswa. Jika kita menengok kembali tugas guru
yang luar biasa. Dalam UU Guru dan Dosen, UU no 14 tahun 2005, guru didefinisikan sebagai
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lebih jauh Slavin (1994)
menjelaskan secara umum bahwa performa mengajar guru meliputi aspek kemampuan kognitif,
keterampilan profesional dan keterampilan sosial. Di samping itu, Borich (1990) menyebutkan
bahwa perilaku mengajar guru yang baik dalam proses belajar-mengajar di kelas dapat ditandai
dengan adanya kemampuan penguasaan materi pelajaran, kemampuan penyampaian materi
pelajaran, keterampilan pengelolaan kelas, kedisiplinan, antusiasme, kepedulian, dan keramahan
guru terhadap siswa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari ribuan pulau, budaya yang beraneka
ragam, beraneka suku, dan beratus bahasa berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan karakter, budaya, dan moral merupakan prioritas dalam usaha memperbaiki dan
menjaga negara Indonesia tercinta ini. Washington P.Napitupulu (2001) menyatakan bahwa

Tugas makalah profesi pendidikan 15


fundamental moralitas dan etika kemanusiaan diterapkan pada setiap profesi dan pada setiap
bidang upaya manusia. Pernyataan ini memiliki arti yang mendalam bahwasanya sebagai guru
bukan hanya mendidik peserta didiknya agar berhasil dalam bidang akademis melainkan guru
juga merupakan teladan atau contoh dari suatu karakter manusia yang baik, memiliki budaya
perdamaian dan juga moral yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan manusia dan
Tuhannya. Sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan karakter, budaya, dan moral,
diharapkan bahwa tidak ada perkelahian antar suku, perkelahian antar agama, perkelahian antar
tetangga yang hanya dibatasi oleh jalan raya. Adanya budaya malu untuk berbuat curang, malu
menyontek, malu berbuat sesuatu kejahatan, malu untuk korupsi benar - benar tertanam di hati
dan pikiran setiap manusia Indonesia. Maka dalam rangka mempercepat usaha perbaikan moral,
budaya, dan karakter bangsa Indonesia perlu diadakan kampanye besar-besaran bagi para guru di
seluruh Indonesia untuk dapat kembali mendidik para peserta didiknya dengan teladan yang
berdasar pada pendidikankarakter, budaya dan moral.

Dengan demikian,dengan adanya pendidikan karakter, budaya dan moral setiap anak, pemuda,
dan orang dewasa yang ada di Indonesia dapat hidup bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.
Melalui pendidikan karakter, pendidikan budaya, dan pendidikan moral yang berkelanjutan dan
sungguh-sungguh akan menghasilkan watak dan manusia Indonesia yang seutuhnya. Sehingga
akan terwujud masyarakat yang sejahtera dan damai. Di satu sisi, guru berusaha dengan gigih
untuk memberikan teladan bagi peserta didiknya, dan di sisi lain, pemerintah dan juga
stakeholder membantu dalam meningkatkan moral, budaya, dan karakter peserta didik. Dengan
demikian akan terbina budaya kerja gotong - royong dalam rangka kemajuan bersama. Guru,
digugu dan ditiru, bukan hanya menjadi slogan atau simbol semata, melainkan akan menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat di sekitarnya.

Tugas makalah profesi pendidikan 16


BAB III

PEMBAHASAN

1. Guru Profesional

Menurut Hasyim Ashari guru professional yaitu:

• Kreatif dalam memanfaatkan potensi ( PMB yaitu potensi pribadi, potensi social, potensi
pedagogik, potensi professional )
• Kereatif mengelola waktu luang ( bagi seorang guru waktu adalah ilmu )
• Berani membuat lompatan dalam hidup ( keberanian seorang guru untuk meningkatkan kualitas
akademiknya )

Menurut H. Mohamad Surya yaitu:

Guru professional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal berdasarkan
ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan ataupun latar belakang
pendidikan formalnya.

1. Peran Guru Profesional


• Guru sebagai fasilitator
• Guru sebagai motivator
• Guru sebagai pemacu
• Guru sebagai perekayasa pembelajaran
• Guru sebagai pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik

1. Pengertian Etika dan Moral


✔ Pengertian Etika dan Etika profesi
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu kata “ethos” yang berarti suatu kehendak atau
kebiasaan baik yang tetap. Menurut K. Bertenes, Etika adalah nilai-nilai atau norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Jadi,
Etika membicarakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar di pandang dari
sudut baik dan buruk sebagai suatu hasil penilaian. Adapun yang dibicarakan dalam
makalah ini, yaitu etika profesi, yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya

Tugas makalah profesi pendidikan 17


dalam satu lingkup profesi serta bagaimana mereka harus menjalankannya profesinya
secara profesional agar diterima oleh masyarakat yang menggunakan jasa profesi
tersebut. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik
mungkin, serta dapat mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukannya dari segi
tuntutan pekerjaannya.
✔ Pengertian Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu
kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara
etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama
mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama
dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari
bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin.

1. Cara penerapan Guru membentuk moral dan etika siswa

• Dengan memberikan contoh yang baik mengenai etika dan moral, karena ada istilah dalam bahasa
sunda “guru digugu ditiru”.

• Memberikan perhatian kepada anak didik berupa care (kasih sayang), respect (saling
menghormati), responsible (bertanggung jawab), integrity (integritas), harmony
(keseimbangan), resilience (daya tahan atau tangguh).

• Memberikan penjelasan melalui contoh misalnya seorang guru Biologi memberikan


contoh tentang berbagai jenis tumbuhan. Materi ini akan ditambah dengan bagaimana
siswa menghargai tumbuhan, bagaimana menjaga lingkungan dan sebagainya.

1. Guru profesional harus ikut berperan dalam membentuk karakter moral dan etika siswa

Tugas makalah profesi pendidikan 18


Kesejahteraan suatu bangsa yang ditopang oleh pilar kemajuan teknologi dan ekonomi sangat
bergantung pada kemajuan pendidikan karena sistem yang dibangun suatu negara tidak akan
berhasil tanpa dukungan SDM yang berkualitas. Peran guru menjadi sangat esensial dalam
perpektif pengembangan pendidikan karakter, budaya, dan moral atau etika bangsa melalui
proses pendidikan yang berkualitas termasuk didalamnya adalah pendidikan moral atau etika,
budaya, dan karakter bagi semua peserta didik.

Tugas guru yang luar biasa dalam UU Guru dan Dosen, UU no 14 tahun 2005, guru
didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Maka dari itu guru professional sangat berperan dalam membentuk karakter
moral dan etika siswa.

BAB IV

SIMPULAN & SARAN

1.1 Simpulan

Tugas makalah profesi pendidikan 19


Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional jika telah menaati Kode
Etik Keguruan yang telah ditetapkan.

1.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Borich, G.D. 1994. Observation Skills for Effective Teaching. Englewood Cliffs: Macmillan
Publishing Company
Kompas, Pendidikan Karakter Mendesak, edisi Sabtu, 20 Februari 2010
Napitupulu, Washington P.2001. Universitas Yang Kudambakan, Unesco.
Rich, 2008. Ministry of Education, Singapore
Slavin, R. E. 1994. Educational Psychology (3rd ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-
Hall Inc.

Tugas makalah profesi pendidikan 20

Anda mungkin juga menyukai