123 Dfadf Qamarullai 250 2 274.anke I
123 Dfadf Qamarullai 250 2 274.anke I
123 Dfadf Qamarullai 250 2 274.anke I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah
khusus yang sering dikerjakan di laboratorium berguna untuk membantu
diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD),
anemia, polisitemia vera dan diare berat. (Sutedjo,2009:28).
Pemeriksaan hematokrit mengukur presentase melalui volume sel
darah merah (SDM) konsentrat dalam suatu sampel darah. Konsentrat
diperoleh dengan melakukan sentrifugasi darah dalam tabung kapiler.
(Muttaqin dan Ramadhani,2009:116)
Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah
dan disebut dengan % dari volume darah itu. Penetapan nilai hematokrit
dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro
digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan tabung
mikrokapiler. (Gandasoebrata,2007:39)
Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan karena cepat
dan mudah dibandingkan dengan metode makro yang membutuhkan
sampel lebih banyak dan waktu yang lama.
Menurut Anissa Farida (2010) dalam penelitian yang berjudul
perbandingan nilai hematokrit metode mikrohematokrit dan metode
otomatis, pemeriksaan nilai hematokrit menggunakan metode mikro
masih sering digunakan karena memiliki kelebihan jika dibandingkan
dengan cara otomatis (Hematologi Analyzer) yaitu dalam hasil
pengukuran yang valid dengan variabilitas hanya 1-2%, disamping itu juga
dalam teknik pemeriksaan yang lebih sederhana dan sampel yang
digunakan sedikit.
Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah dengan
antikoagulan disentrifus dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu,
sehingga sel darah dan plasmanya terpisah. Prosentase volume kepadatan
1
sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil
pemeriksaan hematokrit. (Gandasoebrata,2007:39)
Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi yang menggunakan
darah sebagai bahan pemeriksaan, pengambilan darah (sampling)
merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan dengan benar karena
akan sangat menentukan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan hematokrit dapat diukur menggunakan darah vena
atau darah kapiler. Untuk lokasi pengambilan darah vena pada dasarnya
semua vena superficial dapat dipakai namun yang sering dipakai ialah
vena mediana cubiti. Sedangkan lokasi pengambilan darah kapiler adalah
pada jari tengah atau jari manis bagian tepi.
Darah kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah berbeda.
Packed Cell Volume (PCV) atau hematokrit, hitung jumlah eritrosit,
hemoglobin pada darah kapiler memiliki nilai yang sedikit lebih besar
daripada vena. Total leukosit dan jumlah neutrofil lebih tinggi darah
kapiler sekitar 8%, jumlah monosit sekitar 12%, sebaliknya jumlah
trombosit lebih tinggi darah vena dibanding darah kapiler, perbedaannya
sekitar 9% atau 32% pada keadaan tertentu yang terjadinya ini mungkin
berkaitan dengan adhesi trombosit pada tempat kebocoran kulit. (Dacie
and Lewis,2010:31)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah kepentingan klinik dari pemeriksaan hematokrit ?
2. Apakah ada perbedaan nilai hematokrit metode mikro dengan
menggunakan darah vena dan darah kapiler ?
3. Apa kelebihan darah vena dan darah kapiler ?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan nilai hematokrit metode mikro dengan
menggunakan darah vena dan darah kapiler ?
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membandingkan hasil
pemeriksaan hematokrit metode mikro dengan menggunakan darah vena
dan darah kapiler pada pasien poli di laboratorium RSI PKU
Muhammadiyah Palangkaraya yang melakukan pemeriksaan hematokrit.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai hematokrit metode mikro
menggunakandarah vena dan darah kapiler
2. Mengetahui kelebihan darah vena
3. Mengetahui kelebihan darah kapiler
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi yang tepat tentang perbandingan hasil
pemeriksaan nilai hematokrit metode mikro dengan menggunakan
darah vena dan darah kapiler.
2. Bagi peneliti diharapkan mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang
dipelajari selama penelitian sehingga mampu mengembangkan dimasa
yang akan mendatang.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
1.
Definisi Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan
Komposisi Darah
Meskipun darah secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya
darah terdiri dari bagian yang cair dan padat. Apabila diperiksa di bawah
mikroskop, tampak banyak benda bundar kecil didalamnya, yang dikenal
sebagai sel darah. Sel-sel darah merupakan bagian yang padat, sedangkan
cairan tempat sel-sel ini berada merupakan bagian cair yang disebut
plasma. Sel-sel darah membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma
membentuk 55% seluruh volume darah. (Watson,2002:232).
a) Sel darah
Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu :
1) Eritosit atau sel darah merah
Eritrosit merupakan sel yang telah berdiferensiasi dan
mempunyai fungsi khusus untuk transfor oksigen. Selnya
berbentuk cakram (bikonkaf) bila dilihat pada bidang datar
bentuknya bundar. Jumlah eritrosit jauh lebih besar daripada
unsur darah lain. (Syaifuddin,2009:27).
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter
sekitar 7,5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian
tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran yang
sangat tipis dan tidak mempunyai inti sel. (Tarwoto dan
Wartonah,2008:11)
19
adalah
keping-keping darah
berwujud
Gambar 4. Trombosit
(sumber:Dacie and Lewis,2010:110)
b) Plasma
Plasma darah adalah cairan berwarna kuning yang dalam
reaksi bersifat sedikit alkali. Plasma terdiri dari 91% air, 8%
protein, 0,9% mineral dan sisanya diisi oleh sejumlah bahan
organik. (Pearce,2009:138).
Pada waktu aliran darah berhenti, darah berkontak dengan
udara dan salah satu globin plasma (fibrinogen) mengendap
sebagai jala-jala filamen halus yang disebut fibrin, pengerutan
19
seperti
susu
dimana
kadar
kolesterol
Fungsi Darah
Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :
a) Bekerja sebagai sistem transfor dari tubuh, menghantarkan semua
bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk
tubuh
supaya
fungsi
normalnya
dapat
dijalankan,
dan
19
10
2.
3.
bahan
buangan
termasuk
karbondioksida.
(Pearce,2009:146)
4.
Lokasi Pengambilan
Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa biasanya
digunakan ujung jari tengah atau jari manis karena pada lokasi tersebut
terdapat
banyak
pembuluh
darah
kapiler.Sedangkan
lokasi
11
dan
menyebabkan
kesalahan
dalam
pemeriksaan
(DEPKES,2004:40)
Gambar 6. Lokasi pengambilan darah kapiler pada bayi, anak-anak dan dewasa
(sumber :HTC Worcester.2010.Chap.10 Phlebotomy Ess. 4)
5.
12
dan
diperkuat
(Pearce,2009:145)
oleh
sedikit
jaringan
fibrus.
13
19
14
E. Hematokrit
1. Definisi Hematokrit
Hematokrit dalam kamus kedokteran Websters new world
(2010:193) didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap
volume seluruh darah yang dinyatakan dalam % yang tergantung pada
jenis kelamin.
Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang
mengandung eritrosit terhadap volume seluruh darah yang dihitung
dalam % (Sutedjo,2009:28)
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu metode yang
paling teliti dan simpel dalam mendeteksi derajat anemia atau
polisitemia. Nilai hematokrit juga digunakan untuk menghitung nilai
eritrosit rata-rata.Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena atau
darah kapiler. (Gandasoebrata, 2007:39).
4
15
dari
itu
lamanya
pemusingan
dapat
diperpendek.
(Gandasoebrata,2007:39).
Pemeriksaan hematokrit metode makro bahan yang digunakan
adalah darah vena. Sedangkan pemeriksaan hematokrit metode mikro
dapat menggunakan darah kapiler dan darah vena. Pada pemeriksaan
hematokrit baik metode makro maupun metode mikro terdapat lapisan
Buffy coat yang letaknya diantara lapisan sel darah merah dan plasma.
Lapisan ini terdiri dari leukosit dan trombosit yang berwarna kelabu
kemerahan atau keputih-putihan. Dalam keadaan normal tingginya
lapisan buffy coat 0,1 mm sampai dengan 1 mm. Tinggi 0,1 mm kirakira sesuai dengan 1000 leukosit/mm3. Tinggi buffy coat yang masih
dalam range normal belumlah berarti benar, misalnya kalau ada
limfosit yang pada umumnya lebih kecil dari granulosit. Oleh karena
19
16
itu tingginya lapisan buffy coat merupakan perkiraan saja terhadap ada
tidaknya leukositosis. (Dacie and Lewis,2010:32).
17
menyebabkan
nilai
hematokrit
menurun.
Sedangkan
19
18
dapat
meningkat
pada
polisitemia
yaitu
adanya
hemolisis.
Keadaan
fisiologis
atau
19
2) Faktor Invitro
a) Pemusingan / sentrifugasi
Penempatan tabung kailer pada sentrifus yang kurang tepat dan
penutup yang kurang rapat
pemeriksaan
hematokrit
digunakan
dua
macam
garam
natrium
atau
kaliumnya.
Garam-garam
20
Berdarah
Dengue
(Dengue
Haemorrhagic
Fever,
adalah
peningkatan
jumlah
sel
darah
merah.
yang
menggambarkan
terjadinya
peningkatan
21
meningkat
akibat
2009:548)
19
hemokonsentrasi.(Sudoyo,et.al,
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
di
Laboratorium
RSI
PKU
Muhammadiyah.
Dalam
4
22
23
b) Variable terikat
: nilai hematokrit
19
24
25
derajat.
7) Penghisap spuit ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk
kedalam spuit.
8) Setelah volume darah dianggap cukup, lepaskan tourniquet dan
pasien diminta membuka kepalan tangannya.
9) Lepaskan atau tarik jarum dan segera letakkan kapas di atas bekas
suntikan dan ditekan selama 2 menit.
10) Letakkan spuit dibidang datar, tutup jarum menggunakan satu
tangan (one hand recapping) arahkan jarum kearah penutupnya
kemudian tutup rapat.
11) Letakkan plaster diatas kapas tersebut dan tangan pasien dalam
keadaan lurus.
12) Lepaskan jarum dari spuit dan alirkan darah ke dalam botol sampel
yang sudah berisi EDTA melalui dindingnya. (GLP DepKes:2004)
b) Darah kapiler
Darah kapiler di ambil pada jari tengah atau jari manis bagian tepi,
karena daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah kapiler.
Teknik pengambilan darah kapiler :
Alat : - Lancet
- Autoclik
- Kapas
Bahan :
Alkohol 70%
Cara kerja :
1) Pegang daerah yang akan ditusuk.
2) Bersihkan daerah yang akan ditususk menggunakan kapas alkohol
70%, biarkan kering.
3) Penususkan dilakukan dengan gerakan cepat tetapi tetap sehingga
terjadi luka yang dalamnya 3 mm.
19
26
4) Tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas yang bersih dan
kering karena ini mungkin tercampur dengan alkohol.
5) Tetesan darah yang keluar selanjutnya dapat dipergunakan.
(Gandasoebrata,2007:7)
3. Pemeriksaan Laboratorium Hematokrit
Pada pemeriksaan laboratorium hematokrit dikenal dua metode yaitu
metode makro dan metode mikro, namun dalam penelitian ini digunakan
metode mikro yang dapat menggunakan sampel darah vena dan darah
kapiler.
Teknik pemeriksaan laboratorium hematokrit metode mikro :
Alat :
- Tabung mikrokapiler
- Lampu spritus
- Skala mikrohematokrit
- Sentrifus mikrohematokrit
- Korek api
Bahan :
Cara kerja :
a) Mengisi tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan
mikrohematokrit dengan darah sampai tabung.
b) Mentup salah satu ujung tabung dengan nyala api sehingga benarbenar tertutup.
c) Memasukkan tabung kapiler itu kedalam sentrifus khusus yang
memakai kecepatan besar (sentrifus mikrohematokrit) secara simetris
dan seimbang.
d) Sentifuge selama 3-5 menit pada kecepatan 11.000 rpm dengan cara
sebagai berikut :
Putar TIMER max. 5 menit
Bila sudah siap tekan POWER pada posisi ON
27
28
d
Sd
n
Dimana
n
d
d
i 1
Dan
n
d
Sd
i 1
n 1
Keterangan :
d i = Selisih antara hasil pengukuran 1 dan 2
d : rata-rata selisih hasil pengukuran 1dan 2
S d : Standar Deviasi
n : jumlah sampel
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya terhadap pasien poli di RSI PKU
Muhammadiyah Palangkaraya yang melakukan pemeriksaan hematologi.
Penelitian yang dilakukan sejak tanggal 21 Mei 2013 s/d 15 Juni 2013
dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang dari jumlah populasi sebanyak
713 orang pasien poli yang melakukan pemeriksaan hematologi di RSI
PKU Muhammadiyah Palangkaraya pada tahun 2013.
Data hasil pengukuran nilali hematokrit metode mikrohemtokrit
menggunakan darah vena dan darah kapiler di Laboratorium Klinik
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
terhadap pasien poli RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal
21 Mei 2013 s/d 15 Juni 2013 dapat dilihat pada lampiran 1.
Hasil
penelitian
perbandingan
nilai
hematokrit
metode
39,525
30
B. Pembahasan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif comparative
yang didukung dengan analisa laboratorium. Penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif, kemudian dilakukan analisa statistik untuk melakukan
perbandingan dua variasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan
pada
hasil
pemeriksaan
hematokrit
dengan
metode
31
mikro
pembendung
(tourniquet)
19
sehingga
dapat
menyebabkan
32
yang mungkin
terjadi pada pengambilan sampel darah kapiler adalah dari tempat yang
dinyatakan adanya gangguan perdarahan seperti vasokontriktis, tusukan
yang kurang dalam sehingga jari harus diperas dulu agar darah keluar
sehingga darah yang keluar lebih banyak mengandung plasma akibat
proses pemerasan, kulit yang ditusuk masih basah karena alkohol sehingga
darah akan diencerkan oleh alkohol dan darah akan melebar diatas kulit
(sehingga mempersulit proses pengambilan darah), tetesan darah pertama
dipakai untuk pemeriksaan dan terjadinya bekuan pada tetesan darah
kapiler karena lambatnya dalam bekerja.
33
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil analisa statistik dan dari nilai rata-rata diketahui bahwa
pada sampel darah vena nilai rata-ratanya adalah 39,325 % dan pada
sampel darah kapiler nilai rata-ratanya adalah 39,525 %. maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pada nilai hematokrit dengan
metode mikrohematokrit menggunakan darah vena dan darah kapiler.
2. Kelebihan darah vena adalah volume sampel yang lebih banyak sehingga
mempermudah proses pemipetan dan penambahan antikoagulan yang
berguna untuk mencegah terjadinya bekuan pada sampel.
3. Kelebihan darah kapiler adalah lebih cepat dalam proses pengambilan
sampel
dan
karena
pemeriksaan
hematokrit
dengan
metode
sampling darah
kapiler
sudah
mencukupi
untuk
33
19