Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam amino yang berlebihan dari yang diperlukan untuk sintesis
protein dan biomolekul lain tidak dapat disimpan dalam tubuh maupun di
ekskresi ke luar tubuh, tidak seperti asam lemak dan glukosa. Kelebihan asam
amino condong digunakan untuk bahan bakar. Gugus -amino dibebaskan dan
rangka karbon yang dihasilkan diubah menjadi zat antara metabolisme.
Kelebihan asam amino diubah menjadi urea, sedangkan rangka atom
karbonnya diubah menjadi asetil-KoA, asetoasetil-KoA, piruvat atau salah satu
antara pada daur asam sitrat. Jadi asam lemak, zat keton, dan glukosa dapat
dibentuk dari asam amino.
Banyak koenzim memainkan peranan kunci pada degradasi asam
amino. Misalnya piridoksal fosfat, membentuk zat antara basa Schiff yang
memungkinkan gugus -amino dapat dipindah dari asam amino ke asam keto
dan sebaliknya. Vitamin B12 ( kobalamin ) kofaktor yang mirip dengan
porvirin dan mengandung kobalt, berperan sebagai sumber radikal bebas pada
penataan ulang rangka karbonnya.
Kelebihan asam amino digunakan untuk bahan bakar metabolisme.
Pemecahan sebagai besar kelebihan asam amino ini dimulai dengan
pemindahan gugus aminonya dengan transaminasi kepada suatu asam keto.
Piridoksal fosfat adalah koenzim untuk semua transminase dan banyak enzim
lain yang mengkatalisis transformasi asam amino. Gugus -amino ini
disalurkan ke -ketoglutarat membentuk glutamat, yang kemudian mengalami
deaminasi oksidatif oleh enzim glutamat dehidrogenase menghasilkan NH 4+

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 1

dan -ketoglutarat NAD+ atau NADP+ adalah aseptor elektron pada reaksi ini.
Pada hampir semua vertebrata darat NH4+ diubah menjadi urea pada daur urea.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Apakah pengertian degradasi oksidatif asam amino?


Bagaimana proses terjadinya degradasi oksidatif asam amino?
Bagaimana proses daur urea?
Bagaimana keterkaitan daur urea dengan daur asam sitrat ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian degradasi oksidatif asam amino.


Untuk mengetahui proses terjadinya degradasi oksidatif asam amino.
Untuk mengetahui proses daur urea.
Untuk mengetahui keterkaitan daur urea dengan daur asam sitrat .

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Degradasi Oksidatif Asam Amino


Degradasi asam amino merupakan pembongkaran molekul-molekul
yang lebih besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil atau lebih
sederhana. Proses degradasi terjadi dengan dua cara yaitu transaminasi dan
deaminasi.
a. Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan
pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.

Reaksi transaminasi dengan enzim aminotransferase


Gugus -amino dari ke-20 asam L-amino yang biasa dijumpai pada
protein, pada akhirnya dipindahkan pada tahap tertentu dalam degradasi
oksidatif molekul tersebut. Pembebahasan gugus -amino dari kebanyakan
asam L-amino dikatalisa oleh enzim transaminase dan aminotransferase.
Pada transaminase, gugus -amino dipindahkan secara enzimatik ke atom
karbon pada -ketoglutarat, sehingga dihasilkan asam -keto, sebagai
analog dengan asam amino yang bersangkutan.
Transaminasi hanyalah salah satu dari berbagai ragam transformasi
asam amino yang dikatalisis oleh enzim-enzim piridoksal fospat. Reaksi
lain pada karbon asam amino adalah dekarboksilasi, deaminasi,
rasemisasi, dan pembelahan aldol.
Tujuan keseluruhan reaksi transaminase adalah mengumpulkan
gugus amino dari berbagai asam amino dalam bentuk hanya satu asam

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 3

amino, yakni L-glutamat. Jadi, katabolisme gugus amino menyatu menjadi


produk tunggal. Kebanyakan tarnsaminase bersifat spesifik bagi ketoglutarat sebagai molekul penerima gugus amino di dalam reaksi ini.
Tetapi, enzim tersebut tidak terlalu spesifik bagi substrat COOnya yang
lain, yaitu asam L-amino yang memberikan gugus aminonya.
-ketoglutarat merupakan senyawa umum penerima gugus amino
dari kebanyakan asam amino yang lain. L- glutamate berperan untuk
menyampaikan gugus amino kepada lintas biosintetik tertentu atau menuju
ke urutan akhir reaksi ini. Berdasarkan reaksi diatas dapat disimpulkan
bahwa gugus amino yang ada pada asam-asam tersebut dikumpulkan ke
dalam satu asam amino yaitu asam glutamate. Semua transaminase
memiliki gugus prostetik yang terikat kuat dan mekanisme reaksinya
bersifat umum. Gugus prostetik piridoksal-fosfat, merupakan turunan
piridoksin atau vitamin. Piridoksal fosfat berfungsi sebagai senyawa antara
pembawa gugus amino pada sisi aktif transaminase.
Gugus karbonil dari piridoksal fosfat yang terikat oleh enzim
bergabung dengan gugus -amino dari asam amino yang datang,
membentuk senyawa antara yang berikatan, kovalen, yaitu sejenis senyawa
yang disebut basa Schiff. Suatu perpindahan ikatan ganda C=N terjadi
setelah itu, dan kerangka karbon asam amino terhidrolisis, meninggalkan
gugus amino yang terikat kovalen pada gugus prostetik dalam bentuk
piridoksamin fosfat. Molekul ini sekarang membentuk basa Schiff dengan
-ketoglutarat yang datang, yang segera menerima perpindahan gugus asam
amino, pada hakekatnya melalui kebalikan reaksi yang membentuknya.
Piruvat yang terbentuk merupakan senyawa antara dalam Siklus
Asam sitrat, sedangan glutamate akan mengalami deaminasi oksidatif
menghasilkan NH4+ dan -ketoglutarat, -ketoglutarat juga merupakan
senyawa antara dalam Siklus Asam Sitrat. NH4+ pada sebagian besar

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 4

vertebrata darat diubah menjadi urea untuk dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui Siklus Urea.
b. Deaminasi
Deaminasi adalah mengeluarkan gugus amino dari suatu senyawa.
Gugus -amino dari banyak asam amino dipindahkan kepada -keto glutarat
untuk membuat asam glutamat yang kemudian mengalami deaminasi oksidatif
membentuk ion. Ion ammonium dibentuk dari glutamat dengan deaminasi
oksidatif. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim glutamat dehidroginase, yang tidak
biasa karena dapat menggunakan baik maupun .
Aktivitas enzim glutamat dehidroginase diatur secara alosetrik. Enzim
pada vertebrata ini terdiri atas enam sub unit yang identik. Guanosin trifosfat
(GTP) dan adenosine trifosfat (ATP) adalah inhibitor alosetrik, sedangkan
guanosin difosfat (GDP) dan adenosin difosfat (ADP) adalah activator
alosetrik. Jadi, penurunan muatan energi akan mempercepat oksidasi asam
amino.
Pada sebagian besar vertebrata darat, diubah menjadi urea yang
kemudian

diekskresi. Cara pemecahanan asam amino adalah dengan

membentuk zat antara metabolik utama yang dapat diubah menjadi glukosa
atau dapat dioksidasi pada daur asam nitrat. Pada kenyataannya rangka karbon
20 asam amino pokok yang membentuk protein disalurkan menjadi hanya 7
molekul yaitu, piruvat, asetil-KoA, asetoasetil- KoA, -ketoglutarat, suksinil
KoA, fumarat dan okseloasetat.
Asam amino yang dapat dipecah menjadi asetil KoA atau asetoasetil
KoA disebut

ketogenik

karena

asam

tersebut

pada

pemecahannya

menghasilkan zat keton. Sebaliknya asam amino yang diubah menjadi piruvat,
-ketoglutarat, suksinil-KoA, fumarat, atau okseloasetat disebut glukogenik.
Sintesa glukosa dari asam amino mungkin dilakukan karena zat antara daur

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 5

asam sitrat dan piruvat dapat diubah manjadi fosfeonolpiruvat dan kemudian
menjadi glukosa.
Dari 20 asam amino pokok yang terdapat dalam protein, leusin dan lisin
yang seluruhnya ketogenik. Isoleusin, fenilalanin, triptofan, dan tirosin adalah
ketogenik dan glukogenik. Sebagian rangka karbon membentuk asetil-KoA
atau asetoasetil-KoA, sedangkan sebagian lainnya membentuk senyawasenyawa yang potensial untuk sintesis glukosa. Ke 14 asam amino yang lain
digolongkan sebagai asam amino glukogenik. Klasifikasi ini tidak diterima
secara universal karena menggunakan patokan kuantitatif yang berbeda.
2.2 Proses Terjadinya Degradasi Oksidatif Asam Amino
Kerangka karbon dari asam amino dipecah menjadi metabolit yang
dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O untuk menghasilkan ATP, atau dapat
digunakan untuk glukoneogenesis. Katabolisme asam amino menyumbang 10
sampai 15% dari produksi energi tubuh manusia. Masing-masing dari 20 asam
amino memiliki jalur katabolik yang terpisah, namun semua jalur menyatu
menjadi 5 intermediet, yang semuanya bisa masuk siklus asam sitrat. Dari
siklus asam sitrat kerangka karbon dapat sepenuhnya teroksidasi menjadi CO2
atau dialihkan ke gluconeogensis atau ketogenesis.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 6

Asam amino Glucogenik diuraikan

menjadi beberapa metabolit

berikut: piruvat, -ketoglutarat, suksinilCoA, fumarat atau oksaloasetat. Asam


amino ketogenik dipecah menjadi asetoasetat atau asetil-CoA. Asam amino
yang lebih besar, triptofan, fenilalanin, tirosin, isoleusin dan treonin
keduanya glucogenic dan ketogenik. Hanya 2 asam amino yang murni
ketogenik antara lain lisin dan leusin. Jika 2 dari asam amino yang murni
ketogenik dan 5 asam amino keduanya ketogenik dan glucogenic, selain itu
daur 13 asam amino yang murni glucogenic: Arg, Glu, Gln, Nya, Pro, Val,
Met, Asp, Asn, Ala, Ser, Cys, danGly.
2.2.1

Asam amino yang dikatabolis ke piruvat.


Piruvat merupakan pintu masuk untuk asam amino yang mengandung

atom 3 karbon

seperti alanin, serin

dan

sistein.

Alanin

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 7

Alanin transaminase reversibel transfer gugus amino dari alanin untuk ketoglutarat untuk membentuk piruvat dan glutamat. -ketoglutarat
diregenerasi oleh glutamat dehidrogenase.

Serin
Serin dehyratase adalah enzim

yang membutuhkan kofaktor fosfat

piridoksal. Enzim ini mengkatalisis-eliminasi dari gugus hidroksil dari


serin untuk membentuk akrilat amino yang kemudian dihidrolisis untuk
menghasilkan amonia dan piruvat.

Glisin

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 8

Glisin diubah menjadi piruvat melalui konversi glisin ke serin oleh serin
hidroksi metiltransferase yang merupakan enzim yang sangat istimewa.
Enzim ini mengandung kofaktor fosfatpiridoksal dan N5, N10-metilentetrahidrofolat yang merupakan kofaktor. N5,N10-metilen-tetrahydrofolate
diproduksi oleh sistem pemecahan glisin yang mentransfer gugus metilen
dari glisin untuk THF. THF kofaktor adalah akseptor satu karbon dan
donor.

Beberapa jalur dimana sistein diubah menjadi piruvat. Tiga


karbonalkil tryptofhan diubah menjadi alanin yang kemudian diubah oleh
transaminase alanin menjadi piruvat.

Treonin
Treonin adalah baik glucogenic dan ketogenik. Ada beberapa rute untuk
degradasi treonin. Rute utama ditunjukkan di bawah ini. Treonin diubah
menjadi asetil KoA dan glisin. Glycine kemudian diubah menjadi serin
oleh serin hidroksi metil

transferase, dan serin kemudian

menjadi piruvat oleh serin dehydratase.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 9

diubah

2.2.2

Asam Amino terdegradasi ke Oksaloasetat.


Aspartat dan asparagin keduanya terdegradasi menjadi oksaloasetat.

Asparagin dihidrolisis menjadi aspartat dan amonia oleh asparaginase.


Aspartat diubah menjadi oksaloasetat oleh aspartat amino transferase yang
merupakan enzim PLP yang mentransfer gugus amino dari aspartat keketoglutarat membentuk glutamat dan oksaloasetat.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 10

2.2.3

Asam AminoTerdegradasike -ketoglutarat

Glutamin, prolin, arginin dan histidin yang diubah menjadiglutamat


yang mengalami deaminasi

oleh transaminase untuk membentuk -

ketoglutarat. Glutamin diubah menjadi glutamat oleh glutaminase. Prolin


teroksidasi oleh prolinoksidase untuk membentuk pyrroline 5-karboksilat yang

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 11

mana secara spontan terhidrolisis untuk membentuk glutamat -semialdehid.


Dari siklus ureakita tahu bahwa arginase arginin menjadi ornithine dan urea.

Glutamate -semialdehyde dioksiadasi untuk membentuk glutamate


oleh

glutamate-5-semialdehyde

dehydrogenase.

Histidin

mengalami

deaminasi oleh histidinlyase amonia yang membentuk urocanate. Hydratase


Urocanate menambahkan air untuk membentuk 4-Imidazolone-5-propionat
yang

dihidrolisis

oleh

imidazalonepropionase

untuk

membentuk

formiminoglutamate.
Glutamat

formiminotransferase

mentransfer

gugus

formimino

tetrahydrofolate untuk menghasilkan glutamat dan N5-formimino-THF.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 12

untuk

2.2.4

Asam Amino yang dipecah menjadi Succinyl-CoA


Metionin, valanine dan isoleusin dipecah menjadi propoinyl CoA.

Dengan mempelajari -oksidasi asam lemak rantai ganjil kita tahu bahwa
propionil KoA diubah menjadi D-methylmalonyl CoA oleh propionil
Karboksilase

CoA.

methylmalonyl

D-methylmalonyl

CoA

olehmethyl

CoA

racemized

malonyl

CoA

menjadi

L-

racemase.

Methylmalonylmutase menghasilkan suksinil CoA.

Degradasi metionin membutuhkan 9 langkah. Salah satu yang


melibatkan sintesis

Sadenoyl methionine (SAM). SAM adalah donor

gugus metilumum dalam sel. Langkah pertama dikatalisis oleh transferase


adenosylmetionin yang mentransfer gugus adenosyl ATP ke sulfermetionin
untuk membentuk SAM. Sammethylase mentransfer gugus metil yang
diaktifkan ke akseptor untuk membentuk S-adenosylhomocysteine yang
dihidrolisis oleh adenosylhomocysteinase untuk membentuk homocysteine.
Cystathionine-sintase adalah enzim PLP yang mengkatalisis serine residu
dengan homosistein untuk membentuk cystathionine.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 13

Cystathioniine -lyase cystathionine diuraikan menjadi sistein dan ketobutyrate.

-ketobutyrate dikonversi menjadi propionil KoA oleh

ketobutyrate dehidrogenase

yang

mengkatalisis reaksi yang

analog

dengan piruvat dehidrogenase dan -ketoglutarat dehidrogenase.


Sebagian besar asam amino katabolisme terjadi di hati. Asam amino
yang rantai bercabang tidak dikatabolis didalam hati. Rantai asam amino yang
bercabang dikatabolis terutama di otot, adiposa, ginjal dan otak. Hati tidak
mengandung enzim aminotransferase asam amino. Rantai cabang -asam
keton dehidrogenase terfosforilasi oleh kinase yang menginaktivasi enzim
dalam
Dengan cara yang sama bahwa dehidrogenase piruvat adalah
terfosforilasi dan tidak aktif. Asupan makananasam amino bercabang
mengaktifkan fosfatase yang mengaktifkan enzim ini.Penyakit genetik dalam
rantai -asam keton enzim dehidrogenase bercabang disebut penyakit maple
syrup urine yang disebabkan oleh penumpukan berlebihan -keto dalam darah
dan urin.Urin pasien ini memiliki bau sirup maple.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 14

2.2.5

Asam amino yang digradasi menjadi acetil koA dan acetoacetate


Hanya ada dua asam amino yang murni ketogenik, lisin dan leusin.

Leucine Pertama ditransaminasi oleh aminotransferase asam amino


untuk membentuk -ketoisocaproate yang kemudian dekarboksilasi oksidatif
untuk membentuk isovaleryl CoA. Pada langkah berikutnya isovaleryl KoA
terdehidrogenasi untuk membentuk -methylcrotonyl CoA. Enzim yang
mengkatalisis dehidrogenasi ini adalah isovaleryl CoA dehidrogenase. methylcrotonyl CoA kemudian dicarboxylat oleh enzim biotin yang
mengandung methylcrotonyl CoA.

-methylglutaconyl

CoA

kemudian

terhidrasi

dengan

methylglutaconyl CoA. k -hidroksi--methylglutaryl CoA yang kemudian


dipecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Enzim yang mengkatalisis
langkah terakhir adalah HMG-CoA lyase.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 15

2.2.6

Degradasi dari asam amino aromatik


Degradasi asam amino aromatik membutuhkan molekul oksigen untuk

memecah cincin aromatik.

Degradasi fenilalanin dimulai dengan monooxygenase, fenilalanin


hidroksilase yang menambahkan gugus hidroksil dari fenilalanin

ketirosin.
Tirosin aminotransferase mengalami deaminasi untuk membentuk

phydroxyphenylpyruvate.
p-hydroxyphenylpyruvate dioksigenase mengkatalisis pembentukan

homogentisate.
Homogentisate

maleylacetoacetate.
Maleylacetoacetate isomerase menghasilkan fumarylacetoacetate.
Fumarylacetoacetase menghasilkan fumarat dan asetoasetat.

1,2-dioksigenase

mengkatalisis

pembentukan

Kekurangan hidroksilase fenilalanin bertanggung jawab atas penyakit


phenylkotonuria (PKU) yang

disebabkan oleh peningkatan konsentrasi

fenilalanin. Individu dengan kekurangan hidroksilase fenilalanin tergantung


pada jalur katabolik sekunder yang pada orang normal. Dalam jalur ini
fenilalanin

diubah

menjadi

phenylpyruvate

oleh

transaminase

yang

mentransfer gugus amino menjadi piruvat untuk membentuk alanin.


Fenilalanin dan phenylpyruvate menumpuk dalam darah dan diekskresikan
dalam urin.

Beberapa dari phenylpyruvate berkurang untuk membentuk

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 16

phenyllactate. Phenyllactate memberikan urin bau khas yang digunakan untuk


diagnosis. Konsentrasi fenilalanin yang tinggi dalam darah membatasi
pengangkutan asam amino didarah ke otak yang akan mengakibatkan
kerusakan otak, menyebabkan keterbelakangan mental yang berat.
Alkafotonuria adalah penyakit diwariskan dari katabolisme fenilalanin.
Dalam hal ini enzim yang rusak adalah homogentisate dioksigenase. Penyakit
ini kurang parah dari

pada

PKU.

Sejumlah

besar

homogentisate

diekskresikan dalam urin. Oksidasi homogentisate mengunah urin menjadi


hitam. Individu yang memiliki penyakit ini mengidap arthritis pada usia dini.

2.3 Proses Daur Urea


Dari uraian tentang metablisme asam amino telah diketahui bahwa NH3
dapat dilepaskan dari asam amino melalui reaksi transaminasi dan deaminasi.
Pada reaksi transaminasi gugus NH2 yang dilepaskan dan diterima oleh suatu
asam keto, sehingga terbentuk asam amino baru dan asam keto lain, sedangkan
pada reaksi deaminasi, gugus NH2 dilepaskan dalam bentuk ammonia yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam urin.
Ammonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2012 : 321 ).
Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan
serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat
bahwa urea terbentuk dari ammonia dan karbondioksidal melalui serangkaian
reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus urea.
Pembentukan urea ini terutama berlangsung dalam hati. Urea adalah suatu
senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang
dikeluarkan dari dalam tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2012 : 321 ).

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 17

Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan


suatu siklus sebagai berikut:

Reaksi 1. Sintesis karbamoil fosfat


Pada reaksi pembentukan karbamoil fosfat ini, satu mol ammonia
bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamoil
fosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energy, karenanya reaksi ini
melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai
kofaktor dibutuhkan Mg++ dan N-asetil-glutamat.
Reaksi 2. Pembentukan sitrulin
Karbamoil

fosfat

yang

terbentuk

bereaksi

dengan

ornitin

membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbamoil bergabung dengan


ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan
sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 18

Reaksi 3. Pembentukan asam argininosuksinat


Sitrulin
argininosuksinat.

bereaksi
Reaksi

dengan
ini

asam

aspartat

berlangsung

membentuk

dengan

bantuan

asam
enzim

argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan energy


dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.
Reaksi 4. Penguraian asam argininosuksinat
Pada reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan
asam

fumarat.

Reaksi

ini

berlangsung

dengan

bantuan

enzim

argininosuksinat, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal.


Reaksi 5. Penguraian arginin
Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja
sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat
dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi
kembali dengan karbamoil fosfat untuk membentuk sitrulin (reaksi 2) .
Demikian seterusnya reaksi berlangsung secara berulang-ulang sehingga
merupakan suatu siklus. Adapun urea yang terbentuk dikeluarkan dari
tubuh melalui urine (Poedjiadi dan Supriyanti,2012 : 322-325 ).
Oleh karena itu pirofospat yang terbentuk dalam reaksi ini(Ppi)
terhidrolisis lebih lanjut menjadi fosfat, maka pembentukan satu molekul
urea membutuhkan empat ikatan fosfat berenergi tinggi. Proses kimia
dalam siklus urea ini terjadi dalam hati karena enzim-enzim yang bekerja
sabagi katalis terutama terdapat pada mitokondria dalam sel hati (Poedjiadi
dan Supriyanti,2012 : 325 ).

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 19

2.4 Keterkaitan Daur Urea Dengan Daur Asam Sitrat


Sintesis fumarat pada daur urea merupakan reaksi penting sebab reaksi ini
mengaitkan daur urea dengan daur asam sitrat. Fumarat mengalami hidrasi
menjadi malat, yang pada gilirannya dioksidasi menjadi oksaloasetat.
Oksaloasetat dapat : (1) mengalami transaminasi menjadi aspartat, (2) berubah
menjadi glukosa melalui jalur glukoneugenesis, (3) berkondensasi dengan
asetil KoA membentuk sitrat, (4) berubah menjadi piruvat (Stryer, 2000 : 636).

Pembentukan NH4+ oleh glutamate dehidrogenase, penggabungannya


kedalam karbamoil fosfat dan sintesis sitrulin berikutnya terjadi di matriks
mitokondria. Sebaliknya tiga reaksi dalam daur urea berikutnya terjadi dalam
sitosol (Stryer, 2000 : 636).

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini, antara lain:
3.2 Saran
-

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 21

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Asam Amino. Diakses dari
http://organiksmakma3c11.blogspot.com/2013/05/asam-amino.html. Pada
tanggal 11 Juni 2016.
Poedjiadi, Anna. 2012. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
(UI-Pres).
Strayer, L. 2000.Biokimia Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: EGC.

Degradasi Oksidatif Asam Amino

Page 22

Anda mungkin juga menyukai