A DENGAN
GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DIRUANG SINABUNG
DIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH MEDAN PROVINSI
SUMATRA UTARA
D
I
S
U
S
U
N
JEFFRY
2010024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karuniayang diberikannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini selama dua minggu mulai dari
tanggal 10-22 september 2012 dirumah sakit jiwa daerah provinsi sumatra utara
adapun judul laporan ini adalah Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan
Gangguan Perilaku Kekerasan Amuk diruang Sinabung Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatra Utara Medan.
Sehubungan dengan itu, tentu dalam laporan ini penyusunan ini masalah
terdapat banyak kesalahan maupun kekurangan didalamnya dari materi ataupun
penulisnya, untuk itu mohon kritik dan saran dari para pembaca demi kebaikan
makalah ini, diantaranya :
1. Bapak H.Hasan Basri Nasution,SKM.M.Kes selaku ketua yayasan
akademi keperawatan sehat binjai
2. Bapak Ilham Syahputra Siregar S.Kep selaku direktur akademi
keperawatan sehat binjai.
3. Ibu Leny Suarni SST selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan ilmunya buar penulis sehingga laporan ini selesai
dengan baik.
4. Dr. Dapat Parulan SPKJ, selaku direktur rumah sakit jiwa daerah provinsi
sumatra utara.
5. Seluruh staf dosen akademi keperawatan sehat binjai
6. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan bimbingan moril dan
materil serta doa kepada penulis
7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
Akhir kata dengan rendah hati peulis mengharapkan agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca, amin.
Binjai
september 2012
JEFFRY
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Ruang lingkup
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 tujuan umum
1.3.2 tujuan khusus
1.4 metode penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORITIS
2.1 Defenisi
2.1.1 jenis-jenis perilaku kekerasan
2.1.2 faktor-faktor yang berhubungan dengan patofisiologi
2.1.3 ciri-ciri penganiayaan
2.1.4 tanda dan gejala
2.1.5 respon korban tindakan kekerasan
2.2 asuhan keperawatan
2.2.1 pengkajian
2.2.2 diagnosa keperawatan
2.2.3 perencanaan
2.2.4 evaluasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian data
3.1.1 identitas klien
3.1.2 alasan masuk
3.1.3 faktor predisposisi
3.1.4 pemeriksaan fisik
3.1.5 psikososial
3.1.6 status mental
3.1.7 kebutuhan persiapan pulang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
kehidupan manusia ini yang semakin sulit dan kompleks serta semakin
bertambahnya stressor psikososial akibat budaya masyarakat modern yang
cenderung lebih populer menyebabkan manusia tidak dapat menghindari
tekanan-tekanan hidup yang mereka alami (pribandi,1997). Kondisi klinik ini
bahwa dampak terhadap peningkatan kwalitas maupun kwantitas penyakit
mental maupun emosional manusia (hidayat, 2001 : 1).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya sendiri
maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
terkontrol (kusumawati dan hartono, 2010).
WHO global complagin for volence prevanton (2003) menginformasikan
bahwa 1,6 juta penduduk didunia kehidupan hidupnya karena tindak
kekerasan dan penyebab utama kematian pada merekan yang berusia antara 15
sampai 44 tahun, data tahun 1993 sebelum krisis moneter saja, telah terjadi
164,577 kasus kekerasan berupa tindak pencurian, pemerasan, pemerkosaan,
pembunuhan,
narkotika,
kenakalan
remaja,
penipuan,
penggelapan,
sumatra utara.
Tujuan khusus
a. Penulis mampu melaksaakan pengkajian pada klie dengan gangguan
perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit jiwa
daerah medan
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit
jiwa daerah medan
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien gangguan
perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit jiwa
daerah medan
d. Penulis mampu memberikan tindakan keperawatan pada klien
gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit
jiwa daerah medan
e. Penulis mampu melaksanakn evaluasi keperawatan pada klien
gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit
jiwa daerah medan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi
Kekerasan adalah kekuatan fisik yang digunakan untuk menyerang atau
merusak orang lain, tindakan ini merupakan tindakan tindak adil dan
sering mengakibatkan cedera fisik (iscaca, 2008 : 208).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap sterssor yang
dihadapi (keliat, 2010 : 120).
Resiko terhadap tindak kekerasan yaitu keadaan dimana individu
melakukan/menyerang orang lain/lingkungan (cardenito, 2001, 433).
pribadi,
kebersihan,
perawatan
kesehatan,
kontak
sosial,
sangat singkat.
Berhubungan dengan agitasi akut.
Berhubungan dengan rasa curiga
Berhubungan dengan delusi persekutanus
Berhubungan dengan ancaman verbal penyiksaan fisik.
Berhubungan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi.
Berhubungan dengan buruknya control infus.
Berhubungan dengan kekuatan yang tidak diketahui
Berhubungan dengan respon terhadap peristiwa berbahaya
Berhubungan dengna respon terhadap sidfungsional keluarga
Fisik
Mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
tidak
berdaya,
bermusuhan,
mengamuk,
ingi
berkelahi,
1. Respon fisik
Korban tindak kekerasan menderita sejumlah konsekwensi fisik dari yang
ringan hingga besar.
2. Respon biologis
Depresi meruapakan salah satu respon yang paling sering terjadi akibat
penganiayaan.
3. Respon psikologis
Respon psikologis terdiri dari harga diri rendah, rasa bersalah, malu dan
marah.
4. Respon perilaku
Wanita yang pernah mengalami penganiayaan terutama penganiayaan
seksual pada masa kanak-kanak sering terjadi,peminum alkohol atau
menyalahgunakan zat lainnya.
5. Respon interpersonal
Yang paling sering dialami adalah masalah dalam hubungan seksual yaitu
persaaan takut menjalankan hubungan seksual yang intim, terutama jika
sudah berkeluarga.
dan
meneyluruh
meliputi
pengkajian
aspek
fisik,
1. Aspek fisik
Tindakan kekerasan pada umumya menimbulkan cedera fisik, pengkajian
fisik dilakukan secara lengkap dan ujung kaki hingga kepala terutama
difokuskan pada bagian penting dari tubuh korban.
2. Aspek perilaku
Pertanyaan yang perlu dijawab ketika mengkaji aspek perilaku korban
adalah:
a. Apakah korban mampu menjawab pertanyaan secara verbal?
b. Apakah korban mampu menikuti petunjuk yang sederhana?
c. Apakah korban telah melakukan tindakan penanggulangannya sendiri
sebelum datang?
3. Aspek afektif
Pertanyaan yang perlu dijawab dalam pengkajian ini adalah :
a. Apakah respin emosi yang dialami korban ?
b. Uraikan data objektif dan subjektif tentang respon berikut :
Rasa tidak percaya terhadap kejadian, malu, terhina, putus asa, tidak
berdaya, cemas, takut bersalah, marah, depresi, dan mengisolasikan
diri dari orang lain.
4. Aspek kognitif
Dalam pengkajian respon kogitif korban beberapa pertanyaan perlu
dijawab sehingga penggalian kebutuhan korban dapat teridentifikasi secara
tepat, yaitu:
a. Bagaimana pertahanan yang dugunakan ?
b. Apakah korban tampak bingung ?
c. Apakah korban sedih diberitahu ?
d. Uraikan kemampuan konsentrasi korban ?
e. Apakah korban mampu mengutarakn apa yang terjadi ?
f. Apakah korban mampu membuat keputusan ?
g. Siapa yang telah diberitahu korban tentang kejadian tindak-tindak
kekerasan yang dialaminya ? keluarga, teman, polisi ?
h. Apakah korban memerlukan bantuan pendamping untuk mengatakn
kejadian tindak kekerasan pada orang lain ?
i. Apakah korban menyalahkan dirinya sendiri ?
j. Apakah korban mengalami tilas balik serangan ? tindak kekerasan.
(hamid, 2009 : 176).
2.2.3 perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan (nursalam, 2008 : 77)
DX I
Potensial cedera dan mengalami komplikasi lain
Intervensi :
-
Beri asuhan keperawatan fisik untuk mengenal cedera dan komplikasi lain
Pastikan terkumpulnya bukti yang diperlukan untuk kepentingan hukum
Beri penjelasan yang singkat dan jenis kepada korban tentang prosedur
DX II
Sindrom trauma kekerasan
Intervensi :
-
DX III
Ansietas
Intervensi :
-
DX IV
Potensi koping
Intervensi :
-
mereka.
Identifikasi cara untuk mengembalikan perasaan dan keamanan fisik.
Susun rencana kelanjutan kesempatan untuk membicarakan kejadian dan
2.2.4 evaluasi
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan
implementasinya. (nursalam, 2009 : 135).
DX I
Potensial cedera dan mengalami komplikasi lain
Evaluasi :
DX II
DX III
Ansietas
Evaluasi :
-
Ansietas menurun
DX IV
Potensi koping individu tidak efektif
Evaluasi :
-
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 pengkajian data
3.1.1 identitas klien
Nama
: Ny. A
Umur
: 19 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Suku/bangsa
: jawa/indonesia
Agama
: islam
Pekerjaan
Alamat
: lubuk pakam
No RM
: 012440
Tanggal masuk
Ruang
: sinabung
klien
mau
mengamuk
dan
merusak
pagar
orang
a. Tanda vital
TD :120/80 mmHg
N :80 x/i\
S : 87 oc
P : 20 x/i
b. Ukuran
BB :
TB :
c. Keluhan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, klien tidak mengalami gangguan
fisik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3.1.5 psikososial
a. genogram :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah
Klien anak ketiga dari tiga bersaudara dan klien tinggal serumah
dengan keluarganya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b.konsep diri
-
Citra tubuh : klien merasa tubuhnya biasa-biasa saja tidak ada yang
istimewa.
Identitas
: klien hanya tamatan smp dan tidak kerja
Peran
: klien anak ke3 dari 3 bersaudara
Ideal diri
: klien menyadari dirinya sakit dan ingin segera cepat sembuh
dari penyakitnya
Harga diri : klien merasa malu berhubungan dengan orang lain karena
tidak mempunyai pekerjaan
Masalah keperawatan ; harga diri rendah
c.hubungan sosial
-
Penampilan
Klien berpenampilan rapi dan bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Pembicaraan
Klien berbicara sesuai dengan topik pembicaraan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Aktifitas motorik
Klien tidak menunjukkan adanya gangguan motorik
d
e
f
g
Isi fikir
Klien tidak menunjukkan adanya masalah isi fikir
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
j Tingkat kesadaran
Klien mampu mengingat tempat, orang dan waktu
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
k Memori
Klien mampu mengingat kejadian-kejadian yang dialaminya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l Perhatian
Klien tidak menunjukkan adanya perhatian
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m Kemampuan penilaian
Klien mampu melakukan penilaian
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n Daya tarik diri
Klien menyadari dirinya sakit dan ingin segera sembuh dari sakitnya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3.1.7 kebutuhan persiapan pulang
1. Kemampuan klien memnuhi kebutuhan
Klien mampu memnuhi kebutuhannya sendiri seperti makan, minum,
pakaian, mandi dengan tanpa bentuan orang lain atau perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Kegiatan sehari-hari
a. Perawatan diri
2.
3.
Data
Ds : klien pernah melakukan
penganiayaan fisik pada orang lain dan
dirinya sendiri
Do : klien suka marah tanpa sebab,
mengancam, mangamuk, kontak mata
singkat, klien suka mengeluarkan suara
keras.
Ds : klien mengatakan ada suara-suara
yang menyruhnya untuk merusak barangbarang
Do : klien tampak lebih emosinya, klien
mengamuk dan merusak barang-barang
orang lain
Ds : klien mengatakan merasa malu
berhubungan dengan orang lain
Do : klien tampak menyendiri dan
mengasingkan diri
Masalah Keperawatan
Perilaku kekerasan
mencederai orang lain
Perilaku mencederai diri sendiri dan orang lain b/d perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan b/d isolasi sosial menarik diri
Isolasi sosial menarik diri b/d gangguan konsep diri harga diri rendah
Diagnosa
keperawata
n
Perilaku
mencederai
diri sendiri
dan orang
lain.
Tujuan
TU : klien dapat
melanjutkan
hubungan peran
sesuai dengan
tanggung jawab
TUK :
-klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
-klien dapat
mengidentifikasi
penyebab
perilaku
kekerasan
-klien dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku
kekerasan
Perencanaan
Rasionalisasi
Kriteria hasil
Intervensi
-klien dapat
mengidentifikasi
perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan
-klien dapat
mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan
-klien dapat
mengidentifikasi
cara konstruktif
dalam merespon
terhadap
kemarahan
perasaan marah /
jengkel.
-klien dapat
menyimpulkan tandatanda jengkel / kesal
yang dialami.
-klien dapat
mengungkapkan
perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
-klien dapat bermain
peran dengan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan
-klien dapat mengetahui
cara yang biasa dapat
menyesuaikan masalah
atau tidak
-klien menjelaskan
akibat dari cara yang
digunakan klien
-klien dapat melakukan
cara berespon terhadap
secara konstruktif
yang dilakukan
8.untuk mengetahui perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan dan
dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif
dan destruktif
9.dapat membantu klien dalam
menemukan cara yang dapat
menyelesaikan masalah.
10.membantu klien untuk menilai
perilaku kekerasan yang
dilakukannya
11.dengan mengetahui akibat
perilaku kekerasan diharapkan
klien dapat merubah perilaku
dekstruktif yang dilakukan menjadi
perilau yang konstruktif.
12.agar klien dapat mempelajari
cara yang lain yang konstruktif.
13.dengan mengidentifikasi cara
yang konstruktif dalam merespon
terhadap kemarahan dapat
membantu klienmenemukan cara
yang baik untuk mengurangi
kejengkelannya sehingga klien
2.
Perilaku
kekerasan
b/d isolasi
sosial
menarik diri
TU : klien dapat
berhubungan
dengan orang lain
secara optimal
TUK :
-klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
-klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan
aspek positif
yang dimiliki
-klien dapat
menilai
kemampuan yang
digunakan
-klien dapat
merencakan
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki
-ekspresi bersahabat,
menunjukkan rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan nama,
mau menjawab salam,
klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
-klien mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki :
-kemampuan yang
dimiliki klien
-aspek positif keluarga
-aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
-klien menilai
kemampuan yang dapat
digunakan
Isolasi
sosial
menarik diri
-klien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya
-klien dapat
memanfaatkan
sistem
pendukung
TU: kliendapt
berinteraksi
dengan orang lain
secara bertahap
TUK:
-klien mampu
membina
-ekspresi wajah
bersahabat ada kontak
mata mau menjawab
salam dan mau
mengutarakan masalah
yang dlihadapi
-klien dapat menyebut
melaksanakan kegiatan
8.memberikan kesempatan kepada
klien mandiri dirumah
reinforcement positifdan
meningkatkan harga diri
9.memberikan kesempatan kepada
klien untuk tetap melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan
10.mendorong keluarga untuk
mampu merawat klien mandiri
dirumah
11.support sistem keluarga akan
sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses penyembuhan
klien.
12.meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat klien
dirumah
-1.hubugan saling percaya dan
mengungkap kan interaksi yang
terapeutik antara perawat dengan
klien
2.mengetahui sejau
manapengetahuan klien tentang
menatik diri sehingga perawat
hubunga saling
percaya
-klien dapat
mengenal
perasaan yang
menyabab kan
perilaku menatik
diri
-klien dapat
menyebut kan
keuntungan
berhubunga
dengan orang
lalin dan
kerugian
tidakberhubunga
n dengan orang
lain
N
O
DX
IMPLEMENTASI
DX 1
EVALUASI
S : klien mengatakan
selamat sore
O : klien tamapak
tersenyum
A : masalah teratasi
P : tindakan
dipertahankan
S: klien
mengatakanselamat
pagi pak mentri
O; klien dapat
berbicara dengan
lancar
A: masalah teratasi
P: tindakan di pertahan
kan
DX 3
S: klien mengatakan
mulai di terima
anggota keluarga
O:keluarga tampak
sering berkunjunga
menjenguk klien
A: masalah teratasi
P: rensana di pertahan
kan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penuis melakukan asuhan keperawatan pada pasin demgan ganguan prilaku kekerasan :amuk di ruang sinabung di rumah
sakit jiwa provinsi sumatra utara .pada bab ini penulis menulis kesenjangan yang timbul antara landasan teori dengan tinjauan kasus ,
permasalahan tersebut akandi urai kan melalui pengkajian. Siagnosa keperawatan ,perencanaan , pelaksanaan , dam evaluasi.
4.1 pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis memperoleh data lagsung dari pasien sengan teksik komunikasi langsung dengan pasien sendiri
baik secara fisik,spritual, dan sosial budaya .selain itu juga u ntuk mendukung,penukis menulis data yang ada di ruangan , secara umum
pengkajian yang di dapat dalam tinjau an kasusn terdapat banyak kelemahan hanya saja ada beberapa perbedaan antaralandasan teori dan
tinjauan kasus.
4.2diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatn adalah suatu peernyataan masalah keperawatan pasien yang mencakaup baik respon sehat adaptif maupun mal
adaptif serta stresor yang berperan .
Diagnosa yang dijumpai dikasus tidak ditemukan diteoritis.
4.3 perencanaan
Adapun perencanaan yang dpat di tulis penulis adalah
-tindakan yang hendak di dapati pasien mampu komunikasi verbal
- tindakan yang dilakukan dapat menerima hubungan saling percaa dengan klien
- mengunakan komunikasi veerbal
- mendiskusikan dengan klien tentang konsep diri pasien tampa hrus rendah
- mengucap kan perasaan pasien ke adaan dan keberhasilan diri
-mendiskusikan klien dengan keluarga tentang perawatan klien di rumah sakit jiwa
4.4 implementasi
Adapun implementasi keperawatan yang dapat penulis tulis adalah
4.5 evaluasi
Evaluasi yang diberikan dalam pemberian asuhan keperawatan adalah yang dilakukan harus terus menerus utuk menilai tindakan
yang dilakukan .dalam hal ini penulis melakukan implementasi melibbat kan perawat ruangan tentang perkembngan klien dan belum dapat
di selesai kan sepenuh nya dengan sempurna.
Hal ini di sebab kan keterbatasan penulis untuk melakukan pengkajian dimana penulis hnya mempunyai waktu 2 minggu saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1 Pada pengkajian pola pikir marah adalah untuk menghindari kekerasan dengan orang .induvidu merasa bahwa ia kehilangan
hubungan akrap dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa dan mempunyai kesulitan berhubungan dengan orang
lain secara spontan memisah kan diri dengan orang lain
2 Selama mengkaji an memberikan asuhan keperawatan klien juga di beri pengobatan yang sesyai
3 Setiap tindakan keperawatan yang di berikan kepada klien di mulai dengan pendidikan individu.
4 Setiap tindakan yang dilakukan pada klien sangat di perlukan dalam memenuhi biologis sosial spritual sangat penting..
5.2 saran
1
2
3
Untuk mengatasi masalah dan tekanan jiwa pada klien yang di sebab kan adda nya psikologis maka perawat hendak nya
membeerikan perhatian perhatian yang cukup dalam mengatasi masalah.
Diharap kan adanya kerja sama yang baik antara dokter, perawat dan tim medis lainuntuk memperlancar proses kepewaratan.
Di harap kan pada kleuarga untuk dering mengulang pasien kerumah sakit jiwa.
DAFTRA PUSTAKA
Shella videbek phd,Rm 2008 keperawatan jiwa, penerbit buku kedokteran EGC .jakarta
Iyus Yosep.S.kep .M.si,2007 perawatan jiwa,pt adirama bandung
Gail ,w,stuart,phd,rm,cs faam 2007, perawatan jiwa, edisi 5. Penerbit buku kedokteran,jakarta
Drs ,mifbalhaqi msi ,2005 ,psikiatrik,penerbit reflika aditama Bandung