Anda di halaman 1dari 3

Analisis kondisi pasar saat ini terkait :

Indeks Harga Saham Gabungan


Kurs Dollar

1. Dampak pelemahan kurs rupiah terhadap dollar


2. Dampak penurunan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Pasar Modal Indonesia
Jawab :
Analisis Harga Saham Gabungan
JAKARTA ( SINDONEWS.COM- Selasa, 31 Maret 2015 16:17 WIB ) Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berakhir pada rekor baru
didukung aksi beli dan jelang rilis data ekonomi awal bulan. IHSG melambung 80,02 poin
atau 1,47% ke level 5.518,67. Penguatan IHSG terjadi sejak pagi tadi didukung positifnya
Wall Street dan bursa Asia. IHSG terangkat 50,88 poin atau 0,93% ke level 5.489,54 dan
pada akhir sesi I ditutup makin perkasa ke level 5.490,30. Posisi harian IHSG tertinggi berada
di level penutupan dan terendah di level 5.484,05. Rekor hari ini memperbaiki rekor
sebelumnya di 5.517,79 pada 6 Maret 2015.
Sementara bursa Asia ditutup mayoritas melemah. Indeks Hang Seng menguat 45,77
poin atau 0,18% ke level 24.900,89; indeks Shanghai turun 38,67 poin atau 1,02% ke level
3.747,90; indeks Straits Times berkurang 7,34 poin atau 0,21% ke 3.446,92; dan indeks
Nikkei 225 anjlok 204,41 poin atau 1,05% ke 19.206,99. Nilai transaksi di bursa Indonesia
tercatat sebesar Rp7,54 triliun dengan 6,74 miliar saham diperdagangkan dan transaksi beli
asing Rp814,57 miliar. Tercatat 216 saham naik, 104 saham melemah dan 98 saham stagnan.
Sektor saham hari ini hampir semuanya berakhir menguat. Sektor dengan penguatan terbesar
adalah aneka industri yang naik 2,46%, diikuti keuangan naik 2,34%. Sedangkan yang turun
hanya tambang, yang susut 0,70%.

Analisis Kurs Dollar


JAKARTA (SINDONEWS.COM- Selasa, 31 Maret 2015 16:41 WIB) Tekanan
dolar Amerika Serikat (USD) terhadap nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini
berkurang seiring keberhasilan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru.
Data Sindonews bersumber dari Limas hari ini menunjukkan rupiah sore ini pada level

Rp13.095/USD. Posisi ini melemah 16 poin dibanding perdagangan sebelumnya di


Rp13.079/USD. Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.074/USD.
Posisi tersebut mendatar dengan posisi penutupan Senin (30/3/2015) di level Rp13.075/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp13.080/USD.
Adapun posisi rupiah terkuat di level Rp13.070/USD dan terlemah di level Rp13.104/USD.
Head of Research & Analysis BNI Nurul Eti Nurbaeti mengatakan bahwa
pelemahan mata uang lokal hari ini tertahan suplai USD oleh BI. "Tingginya minat beli USD
menyebabkan BI menyuplai USD, sehingga menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," kata
dia, Selasa (31/3/2015). Sentimen lain yang memengaruhi laju rupiah adalah pelaksanaan
lelang surat utang negara (SUN) senilai Rp10 triliun. Di sisi lain, juga terimbas rekor baru
IHSD dan fokus investor pada rilis inflasi besok, yang diproyeksi mencapai 0,270,3%. Sementara IHSG sore ini ditutup pada rekor baru, perbaiki rekor pada 6 Maret lalu
karena didukung aksi beli investor asing. IHSG melesat 80,02 poin atau 1,47% ke level
5.518,67.
1. Berbagai macam dampak pelemahan kurs rupiah terhadap dolar antara lain :
a. Semakin lebarnya defisit neraca perdagangan (mencapai AS$1,64 miliar sepanjang
Januari-Oktober 2014) dan semakin sulitnya Bank Indonesia (BI) mendorong defisit
transaksi berjalan ke level di bawah 3%. Hal tersebut merujuk pada besarnya
kebutuhan warga Indonesia terhadap barang impor sehingga devisa yang keluar akan
semakin besar.
b. Besarnya kebutuhan akan barang impor, yang harganya naik karena menguatnya
nilai tukar dollar AS, juga membuat inflasi semakin tak terkendali. Pebisnis yang
menggunakan bahan baku impor juga semakin kelimpungan. Bahan baku naik, tapi
pengusaha tak bisa lagi menaikkan harga barang karena sudah menaikkan harga saat
kenaikan BBM, ungkap Haryadi Sukamdani, Ketua Kadin Indonesia.
c. Meningkatnya beban anggaran negara karena berdasarkan data Kementerian
Keuangan, setiap rupiah melemah Rp100, defisit anggaran bertambah Rp940,4
miliar-Rp1,21 triliun. Jadi, jika rupiah melemah Rp1.000 sejak awal tahun, maka
negara akan mengalami defisit anggaran sebesar Rp9 triliun-Rp12triliun.
d. Terjadinya peningkatan beban utang pemerintah dan korporasi. Setiap depresi Rp100
per dollar AS, biaya bunga utang negara naik Rp207 miliar, atau Rp2 triliun jika
rupiah melemah Rp1.000. Sedangkan korporasi, dimana 80% pengutang vallas tidak
menggunakan hedging (lingung nilai), sudah harus bersiap gulung tikar jika nilai
tukar rupiah terus melemah. (16 December 2014 - 08:45 pm)
Kenaikan kewajiban pembayaran utang yang mempergunakan uang dalam APBN,
ada selisih asumsi rupiah dalam APBN dengan kondisi riil rupiah. Jika dalam APBN
Perubahan (APBN-P) 2015 rupiah dipatok di level Rp 12.500 per dolar AS, saat ini
selisihnya bisa mencapai Rp 500. Setiap depresiasi kurs rupiah tentu membebani
kewajiban pembayaran utang pemerintah. Apalagi dari waktu ke waktu, utang luar
negeri pemerintah semakin meningkat. Berdasarkan data BI, utang luar negeri
Indonesia pada triwulan IV/2014 mencapai US$ 292,6 miliar. Utang luar negeri
sektor publik (pemerintah) bernilai US$ 129,7 miliar atau 44,3 persen dari total
utang luar negeri. Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta bernilai US$ 162,8
miliar atau 55,7 persen dari total utang luar negeri. (09 Maret 2015 19:15)

e. Jika nilai tukar rupiah terus melemah, kejatuhan mata uang suatu negara juga
menandai turunnya kepercayaan investor terhadap negara tersebut.
f. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Solar per 1 April
ini yang juga dirasakan masyarakat, padahal harga minyak dunia tidak mengalami
kenaikan cukup signifikan. Kebijakan pemerintah yang bisa secara signifikan
menguatkan kurs rupiah, selain dari intervensi jangka pendek oleh BI dengan
menguras cadangan devisa.
g. Saat rupiah melemah importir akan dirugikan, namun hal ini akan menguntungkan
eksportir. Kondisi ini justru bisa menjadi kesempatan untuk menggenjot ekspor
sehingga dapat menghasilkan devisa sebesar-besarnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sebelumnya mengakui, Indonesia
perlu merevisi target ekspor 2014 karena melemahnya harga komoditas.
Menurutnya, ada penurunan harga beberapa komoditas dalam dua minggu terakhir,
seperti batu bara yang turun hampir 7 persen dan CPO turun lebih dari 25 persen.
"Kemungkinan besar kami harus merevisi target ekspor tahun 2014, kasarnya 3-5
persen, ujarnya. Ia menyatakan, pemerintah telah menetapkan target ekspor 2014
pada angka US$ 190 miliar. Revisi 5 persen berarti menjadikan target ekspor US$
180,5 miliar. Secara kumulatif, ekspor Indonesia untuk periode Januari-Agustus
2014 mencapai US$ 117,42 miliar atau turun 1,52 persen dibandingkan periode yang
sama pada 2013. Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Indonesia untuk
periode yang sama mencapai US$ 1,41 miliar. Kendati neraca perdagangan
nonmigas mampu surplus US$ 7,18 miliar, itu harus tertekan dengan defisit migas
US$ 8,59 miliar.
2. Dampak penurunan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Pasar Modal Indonesia
a. Bila terjadi penurunan IHSG, maka investor akan cenderung melakukan aksi menjual
sahamnya dan menunggu hingga situasi perekonomian membaik kemudian
menanamkan modalnya lagi ke Indonesia.
b. Akan terjadi penurunan transaksi yang terjadi di pasar modal indonesia dikarenakan
investor asing enggan berinvestasi di pasar modal indonesia dikarenakan penurunan
IHSG yang mengakibatkan perubahan situasi pasar yang terjadi.
c. Apabila terjadi penurunan IHSG langsung akan mempengaruhi harga saham di pasar
modal, harga saham akan cenderung turun karena penurunan IHSG tersebut dan
investor akan menilai kenerja perusahaan dalam jangka panjang sebelum membeli
saham tersebut.

Anda mungkin juga menyukai