Disusun oleh:
SHABRINA OKTAVIANI
105080601111004
1. PENDAHULUAN
tentang
Perikanan
menyebutkan bahwa ada tiga instansi yang berwenang dalam penegakan hukum
perikanan, yaitu instansi Departemen Kelautan dan Perikanan, Kepolisian RI, dan
TNI AL. Semua instansi tersebut berwenang untuk menangani perkara yang sama,
artinya sama sama dapat melakukan penyidikan, pemberkasan BAP serta
menyerahkannya kepada Jaksa Penuntut Umum tanpa keterpaduan dalam sistem
pelaksanaannya. Sehingga sering kali ditemukan konflik kewenangan penegakan
hukum perikanan pada kenyataannya di lapangan. Konflik tersebut bisa bersifat
negatif atau positif, dan seharusnya segera dicarikan jalan keluarnya secara hukum
(Han, 2010).
Undang-undang No. 31 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 1 berisi:
Penyidikan tindak pidana di bidang perikanan dilakukan olh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Perikanan, Perwira TNI AL, dan Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia.
2. PEMBAHASAN
2.2.1
2.2.2
di
laut.
Secara
yuridis
formal,
ketiga
peran
ini
telah
Undang-undang
bahwa
salah
satu
No.
34
tugas
Tahun
TNI
2004
Angkatan
tentang
TNI
Laut adalah
2.2.3
Atribusi,
Delegasi dan
Mandat. Dikaitkan
dengan
ini maka
armadanya masing-masing
untuk melakukan
satu dari ketiga instansi penegak hukum perikanan tersebut tidak melakukan
koordinasi maka tidak ada akibat hukumnya.
Kenyataan yang ada di lapangan penegakan hukum perikanan dilakukan
tanpa koordinasi dan berjalan sendiri-sendiri (sektoral) tanpa ada keterpaduan
sistem. Oleh karena itu perlu adanya lembaga pengawasan penegakan hukum
perikanan serta perlu adanya keterpaduan sistem (Integrated System) dalam
pelaksanaannya. Keterpaduan sistem itu misalnya dengan Online Integrated
System. Contohnya apabila salah satu instansi penegak hukum perikanan tersebut
melakukan penangkapan terhadap kapal yang melakukan illegal fishing, instansi lain
juga bisa memonitor tindakan itu. Bahkan instansi Kejaksaan dan Pengadilan
Perikanan juga bisa memantau. Sehingga otomatis juga akan terjadi suatu
pengawasan terhadap ketiga instansi penegak hukum perikanan tersebut. Apabila
dengan cara online integrated system ini belum bisa dilaksanakan, maka perlu kita
pikirkan untuk membentuk suatu lembaga pengawasan independen yang dibentuk
dengan Undang-undang dan laporan pertanggung jawabannya langsung ke DPR.
Untuk menyelesaikan konflik kewenangan dalam penegakan hukum Perikanan
sekiranya perlu adanya revisi terhadap Undang-undang No.31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, dan dengan menambahkan pembagian kewenangan secara jelas serta
dilengkapi dengan mekanisme kerja yang pasti dan memasukkan sistem penegakan
hukum perikanan secara terpadu yang dilengkapi dengan lembaga pengawasan
dalam penegakan hukum perikanan, untuk menghindari terjadi konflik kewenangan
seperti yang terjadi sekarang ini.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat tiga instansi yang berwenang dalam penegakan hukum perikanan
berdasarkan ketentuan Pasal 73 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yaitu
instansi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut (TNI AL), Kepolisian Negara RI. Ketiga instansi tersebut sama-sama
berwenang dalam menangani perkara yang sama dan berjalan secara sendiri-sendiri
tanpa adanya keterpaduan sistem dalam pelaksanaannya, artinya sama-sama
berwenang melakukan penyidikan serta sama-sama berwenang mela-kukan
pemberkasan BAP dan menyerahkannya kepada Jaksa Penuntut Umum tanpa
adanya pembagian kewenangan secara jelas serta tanpa adanya mekanisme kerja
yang pasti.
Ketiga instansi tersebut menyatakan instansinya sama-sama berwenang
dalam penegakan hukum perikanan serta tanpa adanya keterpaduan sistem dalam
pelaksanaannya. Hal inilah yang disebut sebagai konflik kewenangan dalam
penegakan hukum perikanan.
Walaupun tidak terjadi pertengkaran/perkelahian, dengan adanya tindakan
sama-sama menurunkan armada berarti telah terjadi kerugian materi untuk
melakukan tindakan yang sia-sia tidak menentu.
Untuk menyelesaikan konflik kewenangan dalam penegakan hukum
Perikanan sekiranya perlu dilakukan revisi terhadap Undang-undang No.31 Tahun
2004 tentang Perikanan, dan dengan menambahkan pembagian kewenangan
secara jelas serta dilengkapi dengan mekanisme kerja yang pasti dan memasukkan
sistem penegakan hukum perikanan secara terpadu yang dilengkapi dengan
lembaga pengawasan dalam penegakan hukum perikanan.
3.2 Saran
Untuk menangani masalah kewenangan tersebut diharapkan ketiga instansi
tersebut dapat membuat batasan atau mengadakan penyidikan yang terpadu agar
tidak terjadi konflik berkepanjangan yang menyebabkan masalah perebutan
kewenangan di bidang Perikanan.