PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
yang biasanya terdapat dalam vakuola sel dan kelarutannya dalam air akan bertambah
jika gugus hidroksil semakin banyak. Makin murni tanin, makin kurang kelarutannya
dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal (Sihombing, 2000).
Tanin juga berfungsi sebagai desinfektan yang mampu menghambat pertumbuhan
organisme (bakteriostatik) dan mampu mematikan suatu organisme. Adapun fungsi
tanin yaitu sebagai pelindung dehidrasi, proses pembusukan, dan mengurangi
pembengkakan. Pada kadar tanin yang tinggi, tanin mempunyai arti pertahanan pada
tumbuhan yaitu mengusir hewan pemangsa tumbuhan. Di dalam tumbuhan, letak
tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma sehingga apabila hewan memakan
tumbuhan yang mengandung tanin, maka reaksi penyamakan akan terjadi. Reaksi
penyamakan inilah yang akan menyebabkan jaringan pada hewan akan rusak. Oleh
karena itu, sebagaian besar tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh
herbivora karena rasanya yang sepat (Harbourne, 1989).
b. Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu grup dari polifenol alami yang terdiri dari 3000
struktur yang mempunyai inti flavon C-15 yang sama yaitu dua cincin benzene (A
dan B) yang berikatan dengan oksigen. Efek medicinal dari flavonoid mencakup efek
meningkatkan integritas vaskuler, anti trombotik, vasodilator, antivirus (Robinson,
1995). Menurut Jawetz et al., (1992) fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan
unsur-unsur antibakteri yang kuat. Pada konsentrasi yang biasa digunakan, fenol dan
derivatnya menimbulkan denaturasi protein. Dari kandungan flavonoidnya inilah,
daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai antimikroba.
c. Saponin
Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), glikosida saponin adalah glikosida
yang aglikonnya berupa sapogenin. Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid
atau saponin triterpenoida. Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi. Saponin
kemungkinan sebagai penyebab konjugtifitas dan inflamasi. Sudah sejak lama mimba
digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas,
baik digunakan secara sederhana dinegara berkembang, maupun digunakan secara
terformula dinegara maju, seperti amerika serikat. Pada awalnya hanya diperuntukkan
untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan pada tanaman yang bukan
untuk dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk
mengendalikan
organism
pengganggu
tumbuhan
pada
tanaman
pangan
(Ruksin,1993).
Menurut Anonimous (2009), bahwa untuk menghasilkan pangan sehat dan aman
antara lain dapat melalui gerakan pertanian organic, yang melarang penggunaan
pestisida kimia sintetis, menggantinya dengan pestisida alami yang bersahabat
dengan lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Pestisida nabati dapat
membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang
unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik, yaitu: merusak perkembangan telur, larva dan pupa,
menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menyebabkan
serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi
nafsu makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga dan
menghambat perkembangan pathogen penyakit.
4. Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata
caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai
pembunuh hama..Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang
digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama)
yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia
(Sartono, 2001). USEPA dalam Soemirat (2005) menyatakan pestisida sebagai zat
atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau
memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu.
b)
c)
d)
e)
f)
g)