Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang tanaman mimba dan


manfaatnya. Paparan lebih lanjut sebagai berikut.

1. Pengertian Mimba (Azadirachta indica)


Mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk
tepung dari daun atau cairan minyak dari biji atau buah. Efektif mencegah makan
(antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent)
dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat
mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga
bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, ulat, kupu-kupu putih, dan lainlain. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap
preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Ekstrak mimba sebaiknya
disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun,
disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga
di dalam tanah.

2. Komposisi Kimia Daun Mimba


a. Tanin
Tanin yang dikandung mimba merupakan kelompok derivat dari fenol yang
mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Senyawa fenol
cenderung larut air karena pada umumnya berikatan dengan gula sebagai glikosida

yang biasanya terdapat dalam vakuola sel dan kelarutannya dalam air akan bertambah
jika gugus hidroksil semakin banyak. Makin murni tanin, makin kurang kelarutannya
dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal (Sihombing, 2000).
Tanin juga berfungsi sebagai desinfektan yang mampu menghambat pertumbuhan
organisme (bakteriostatik) dan mampu mematikan suatu organisme. Adapun fungsi
tanin yaitu sebagai pelindung dehidrasi, proses pembusukan, dan mengurangi
pembengkakan. Pada kadar tanin yang tinggi, tanin mempunyai arti pertahanan pada
tumbuhan yaitu mengusir hewan pemangsa tumbuhan. Di dalam tumbuhan, letak
tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma sehingga apabila hewan memakan
tumbuhan yang mengandung tanin, maka reaksi penyamakan akan terjadi. Reaksi
penyamakan inilah yang akan menyebabkan jaringan pada hewan akan rusak. Oleh
karena itu, sebagaian besar tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh
herbivora karena rasanya yang sepat (Harbourne, 1989).
b. Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu grup dari polifenol alami yang terdiri dari 3000
struktur yang mempunyai inti flavon C-15 yang sama yaitu dua cincin benzene (A
dan B) yang berikatan dengan oksigen. Efek medicinal dari flavonoid mencakup efek
meningkatkan integritas vaskuler, anti trombotik, vasodilator, antivirus (Robinson,
1995). Menurut Jawetz et al., (1992) fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan
unsur-unsur antibakteri yang kuat. Pada konsentrasi yang biasa digunakan, fenol dan
derivatnya menimbulkan denaturasi protein. Dari kandungan flavonoidnya inilah,
daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai antimikroba.
c. Saponin
Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), glikosida saponin adalah glikosida
yang aglikonnya berupa sapogenin. Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid
atau saponin triterpenoida. Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi. Saponin

merupakan senyawa berasa pahit menusuk, menyebabkan bersin dan sering


mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa
menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis.
Saponin jika terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin
yang merupakan senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun
seringkali disebut sapotoksin. Saponin mengakibatkan hemolisis, sehingga relatif
berbahaya bagi semua organisme bila saponin diberikan secara parenteral. Setengah
sampai beberapa mg per kgBB saponin dapat berakibat fatal dan mematikan pada
pemberian intravena. Begitupula pemakaian sterol-saponin kompleks dalam jangka
panjang akan mematikan bila diberikan secara parenteral. Pengaruh terhadap alat
pernapasan dapat dibuktikan dengan kenyataan digunakannya obat yang mengandung
saponin untuk mencari ikan oleh rakyat yang primitif. Kadar saponin yang sangat
kecil pun mampu melumpuhkan fungsi pernafasan dari insang (Gunawan dan
Mulyani, 2004). Saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan, terutama karena
sifatnya yang mempengaruhi absorbsi zat aktif secara farmakologis.

3. Manfaat Ekstrak Daun Mimba sebagai Pestisida Alami


Manfaat daun mimba sebagai pestisida alami sangat menguntungkan bagi para
petani dalam pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat digunakan
sebagai obat tradisional. Tanaman mimba sebagai pestisida alami memiliki daya kerja
efektif, ekonomis, aman, mudah didapat dan ramah lingkungan. Zat-zat racun yang
ada di dalam tanaman mimba bermanfaat untuk insektisida, repelen, akarisida,
penghambat tumbuhan, neumatisida, fungisida dan antivirus. Racun tersebut sebagai
racun perut dan sistemik. Mimba memiliki anti serangga dengan azadirachtin sebagai
komponen yang paling paten (taryono,2003).
Ekstrak daun dapat berefek berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian
penyakit antraknosa pada apel paska panen, berefek insektisida terhadap larva aedes
aegypti. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta

kemungkinan sebagai penyebab konjugtifitas dan inflamasi. Sudah sejak lama mimba
digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas,
baik digunakan secara sederhana dinegara berkembang, maupun digunakan secara
terformula dinegara maju, seperti amerika serikat. Pada awalnya hanya diperuntukkan
untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan pada tanaman yang bukan
untuk dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk
mengendalikan

organism

pengganggu

tumbuhan

pada

tanaman

pangan

(Ruksin,1993).
Menurut Anonimous (2009), bahwa untuk menghasilkan pangan sehat dan aman
antara lain dapat melalui gerakan pertanian organic, yang melarang penggunaan
pestisida kimia sintetis, menggantinya dengan pestisida alami yang bersahabat
dengan lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Pestisida nabati dapat
membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang
unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik, yaitu: merusak perkembangan telur, larva dan pupa,
menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menyebabkan
serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi
nafsu makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga dan
menghambat perkembangan pathogen penyakit.
4. Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata
caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai
pembunuh hama..Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang
digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama)
yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia
(Sartono, 2001). USEPA dalam Soemirat (2005) menyatakan pestisida sebagai zat
atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau
memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu.

5. keunggulan dari pestisida ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) dengan


pestisida yang berbahan kimia.
Pestisida dari bahan alami, seperti daun mimba ini, lebih aman digunakan, karena
memiliki sifat sebagai berikut.
a)

Degradasi atau penguraian yang cepat oleh sinar matahari

b)

Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu


makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian

c)

Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan


relative lebih aman pada manusia dan lingkungan

d)

Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung


dan syaraf) dan bersifat selektif

e)

Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal


pestisida kimia

f)

Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak


tanaman

g)

Murah dan mudah dibuat oleh petani

pestisida berbahan kimia mempunyai dampak sebagai berikut.


a) Hama menjadi kebal (resisten)
b) Peledakan hama baru (resurjensi)
c) Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
d) Terbunuhnya musuh alami
e) Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
f) Kecelakaan bagi penggun

Anda mungkin juga menyukai