PENDAHULUAN
2.2 Tujuan
Tujuan Umum
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca mampu
mengetahui tentang retradasi mental.
Tujuan Khusus
Diharapkan pembaca mampu mengetahui dan memahami
apa yang dimaksud dengan retradasi mental.
Diharapkan pembaca mampu mengetahui dan memahami
bagaimana karakteristik retradasi mental.
Diharapkan pembaca mampu mengetahui dan memahami
jenis-jenis retradasi mental.
Page | 1
memahami
memahami
memahami
memahami
memahami
memahami
Page | 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi Retradasi Mental
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utamanya (yang menonjol) ialah intelegensi
yang terkebelakang, sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan
seseorang menjadi terganggu. (Maramis, W.F.: Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa, 1995:386).
Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR)
1992 Retardasi mental yaitu : Kelemahan atau ketidakmampuan
kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai
dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan
disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara
dan berbahasa; keterampilan merawat diri, ADL; keterampilan sosial;
penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik
fungsional; bekerja dan rileks, dan lain-lain.
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang
kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak
masa anak). Retardasi Mental ditandai dengan fungsi intelektual yang
secara signifikan berada dibawa rata-rata, diserta oleh adanya
berbagai deficit dalam fungsi adaptif, seperti mengurus diri atau
aktivitas okupasional yang muncul sebelum usia 18 tahun. Biasanya
terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi
mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren =
jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi
mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi
adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Dari rumusan di atas walaupun dengan penggunaan bahasa
yang sedikit berbeda, tetap mengacu pada hal yang sama, yaitu
keterbelakangan fungsi intelektual.
Page | 3
Anggota tubuh
Tangan penderita cacat mental ini cenderung lebar
dengan jari-jari yang pendek. Sedangkan kaki cenderung
pendek dan tebal serta mempunyai sela yang lebar antara
jempol kaki dan jari-jari di sebelahnya.
Koordinasi anggota tubuh
Page | 4
hiper-aktif.
c.
C.
d.
E. Manifestasi Klinis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
lemah )
g.
h.
i.
F. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi
hidup sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak
( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di
bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif
: berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana
komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik
fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal,
perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan
secara dini pada masa kanak-kanak.
G.WOC
Page | 9
H.
I.
Komplikasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
J.
Serebral palcy
Gangguan kejang
Gangguan kejiwaan
Gangguan konsentrasi /hiperaktif
Defisit komunikasi
Konstipasi
PENATALAKSANAAN MEDIS
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
a. Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan
perilaku yang membahayakan diri sendiri
b. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda
gangguan konsentrasi/gangguan hyperaktif.
c. Antidepresan ( imipramin (Tofranil))
d. Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal )
Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya
tertuju pada penderita saja, melainkan juga pada orang tuanya.
Mengapa demikian? Siapapun orangnya pasti memiliki beban psikososial yang tidak ringan jika anaknya menderita retardasi mental,
Page | 10
apalagi jika masuk kategori yang berat dan sangat berat. Oleh
karena itu agar orang tua dapat berperan secara baik dan benar
maka mereka perlu memiliki kesiapan psikologis dan teknis. Untuk
itulah maka mereka perlu mendapatkan layanan konseling.
Konseling dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan
agar orang tua penderita mampu mengatasi bebab psiko-sosial
pada dirinya terlebih dahulu.
Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat, perlu diambil
anamnesis dari orang tua dengan teliti mengenai: kehamilan,
persalinan, dan pertumbuhan serta perkembangan anak. Dan bila
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
a. Pentingnya Pendidikan dan Latihan untuk Penderita Retardasi
Mental
1)
Latihan untuk mempergunakan dan mengembangkan
kapasitas yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
2)
Pendidikan dan latihan diperlukan untuk memperbaiki
sifat-sifat yang salah.
3)
Dengan latihan maka diharapkan dapat membuat
keterampilan berkembang, sehingga ketergantungan pada
pihak lain menjadi berkurang atau bahkan hilang.
Melatih penderita retardasi mental pasti lebih sulit dari
pada melatih anak normal antara lain karena perhatian
penderita retardasi mental mudah terinterupsi. Untuk mengikat
perhatian mereka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan
merangsang indera.
b. Jenis-jenis Latihan untuk Penderita Retardasi Mental
Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada
penderita retardasi mental, yaitu:
-Latihan di rumah
: makan sendiri, berpakaian sendiri,
kebersihan badan.
-Latihan di sekolah
: pengembangan rasa sosial.
-Latihan teknis
: diberikan sesuai minat, jenis kelamin
dan kedudukan sosial, misalnya peternakan
dan menjahit.
-Latihan moral
: pelajaran tentang yang baik dan tidak
baik. Agar mengerti tiap pelanggaran
disiplin
disertai
hukuman,
dan
tiap
perbuatan baik disertai hadiah.
Page | 11
K.
Mempergunakan
dan
mengembangkan
sebaik-baiknya
kapasitas yang ada.
yang berbunyi, dan harus konkrit. Mereka juga diajari dan diberi
pekerjaan yang praktis (tidak memerlukan intelegensi tinggi).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Page | 13
B.
Saran
Bagi para orang tua supaya lebih berhati-hati baik saat
mengandung, melahirkan ataupun setelah anak dilahirkan. Dari
etiologi yang kami jelaskan diatas apabila dipahami dengan seksama
maka akan mengurangi atau menekan angka kasus ini di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Page | 14
and
Sowden,
2002,
Buku
saku
keperawatan
pediatri,
EGC,
Jakarta.
Gordon et.al, 2001, Nursing diagnoses : Definition & classification 2001-2002, Philadelpia
USA
Nelson,
1994,
Ilmu
kesehatan
anak,
Jilid
I,EGC,
Jakarta.
Lusmilasari, L., 2002, Asuhan keperawatan klien dengan retardasi mental : Materi kuliah
tidak di publikasikan, PSIK FK UGM, Jogjakarta
Page | 15