Anda di halaman 1dari 4

BAB III

TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan pada Ny. SR (31 tahun) dengan post Sectio Cesaria ec
Preeklampsia Berat dilaksanakan selama 2 hari yaitu dari tanggal 6 sampai 7 juni
2016 di lantai 2 selatan RSUP Fatmawati jakarta. Penulis menjalankan asuhan
keperawatan pada Ny. SR selama 2 hari, karena pada saat perawatan Ny.SR
menunjukan peningkatan kondisi kesehatan yang segnifikan berupa penurunan
tekanan darah yaitu 130/90mmHg. Pada hari kedua setelah penulis melakukan
perawatan, didukung dengan motivasi diri klien sendiri sehingga klien
diperbolehkan untuk pulang.
A. Gambaran kasus
Pengkajian keperawatan
Klien bernama Ny.SR, usia 31 tahun, jenis kelamin perempuan,
agama islam, alamat rawajati barat pancoran jakarta selatan. Klien
masuk RSUP Fatmawati pada tanggal 03 juni 2016 dengan diagnosa
medis Sectio Cesaria ec Preeklampsia Berat. Alasan masuk klien
dengan keluhan tekanan darah tinggi yang mencapi 150/100 mmHg
karena tekanan darah klien tinggi klien melahirkan dengan Sectio
Caesaria pada tanggal 04 juni 2016 jam 14.45 wib lama persalinan
tidak terkaji, air ketuban jernih, jumlah pendarahan 200 cc, jenis
kelamin perempuan BB 3200gram, APGAR SCORE menit 1 : 8 dan
menit V : 9. Klien menggunakan alat kontrasepsi IUD. Klien pertama
kali haid pada umur 12 tahun, siklus 28 hari, dan lama haid 7 hari.
Selama haid klien tidak mengalami disminorea.
Keluhan saat ini adanya nyeri pada abdomen pasca post operasi
Sectio Caesaria dengan skala 4, karakteristik seperti di tusuktusuk,dengan persebaran nyeri setempat.
Pada pemeriksaan fisik berat badan klien 80kg, tinggi badan 157cm.
Tekanan darah 130/90mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, dan T
36oC, keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis, tidak ada
membesaran kelenjar getah bening, sistem pernafasan klien baik, tidak
ada sumbatan jalan napas, tidak ada penggunaan otot bantu
napas,bunyi nafas vesikuler, terdapat luka operasi dibagian abdomen
klien yang tertutup dengan verban steril tidak ada rembesan dan darah,
bisung usus 10x/menit.
Pengetahuan klien tentang penyakitnya kurang, manajemen nyeri
kurang. Hasil lab pada tanggal 03 juni 2016 : Hb: 13,4 g/dl, lekosit
11,5 ribu/ul, trombosit 271 ribu/ul, hematokrit 40%, eritrosit 4,49

juta/uL, GDS 83 mg/dl, ureum 15 mg/dl, albumin 3.20 g/dl, RDW


15,4%, LDH 461 u/l (37oC), klorida 115 mmol/l. Penatalaksanaan
medis nifedipin 4x 10mg (po), misoprosol 4 x 25mg (po), adalat oros 1
x 30mg (po), profenid 3 x 100 (supp), cefi....., asimef 3 x 500mg(po),
MgSO4 1 x 4gr (IV), ceftriaxone 1 x 2gr (IV), keterolac 3 x 30 (IV),
RL + induksi 3 x 500 (IV) dan diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi
Protein) rendah garam.
B. Diagnosa, Rencana, Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan post op laparatomi
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada luka pasca operasi, klien
mengatakan skala nyeri 4 dengan karakteristik seperti ditusuk-tusuk dan
waktu sekitar 5 menit, klien mengatakan nyeri hilang timbul. Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
nyeri dapat hilang atau dapat dikontrol. Kriteria hasil : Klien mengatakan
nyeri pada luka post operasi berkurang, klien melaporkan penurunan skala
nyeri dari 4 menjadi 0, klien tampak lebih rileks, TTV dalam batas normal
Sistolik 100-120 mmHg, Diastolik : 60-80 mmHg, N: 60-100x/menit, RR:
12-20x/menit, T : 36oC, Durasi nyeri jarang atau tidak ada. Intervensi :
bina hubungan saling percaya, observasi tanda-tanda vital klien, kaji skala
nyeri klien, berikan pada klien posisi semifowler, ajarkan klien teknik
manajemen nyeri : teknik nafas dalam, amati warna kulit kelemahan suhu
dan masa pengisian kapiler, Kolaborasi obat-obatan sesuai indikasi :
analgesik, evaluasi skala nyeri klien. Implementasi : membina hubungan
saling percaya, mengobservasi tanda-tanda vital klien, mengkaji skala
nyeri klien, mengajarkan klien teknik managemen nyeri : teknik nafas
dalam, mengamati warna kulit kelemahan suhu dan masa pengisian
kapiler, berkolaborasi dengan dokter pemberian analgetik, mengevaluasi
kembali skala nyeri klien. Evaluasi : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut,
Data subyektif : klien mengatakan nyeri berkurang menjadi skala 2. Data
obyektif : Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : baik, Akral hangat
< 3 detik, Udem sudah tidak tampak pada ekstermitas bawah, P : klien
mengatakan nyeri di bagian luka operasi, Q : ditusuk-tusuk, R : tidak
menyebar, S : klien mengatakan skala nyeri 4, T : konstan 5 menit, Tandatanda vital : TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, T :
36oC. Analisa : nyeri berhubungan dengan post op laparatomi teratasi.
Planning intervensi dihentikan.
Diagnosa 2 : Ketidakefektifan memberian ASI berhubungan
dengan kurang pengetahuan dasar tentang menyusui ditandai dengan klien

mengatakan belum mengetahui cara menyusui dengan posisi yang benar,


klien mengatakan belum mengetahui apa itu ASI ekslusif, klien
mengatakan belum mengetahui langkah-langkah menyusui dengan benar,
klien mengatakan belum mengetahui cara memeras ASI dengan benar,
klien tampak berkeringat. Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan klien mengerti cara memberian
ASI dengan benar. Kriteria hasil : klien mengatakan sudah mengerti apa
itu ASI ekslusif, klien mengatakan sudah mengerti posisi menyusui dengan
benar, klien mengatakan sudah mengerti langkah-langkah menyusui
dengan benar, klien mengatakan sudah mengerti cara memeras ASI dengan
benar. Intervensi : dorong ibu untuk menyusui sesuai keinginan bayi,
anjurkan kepada ibu untuk memompa ASI secukupnya, tawarkan makanan
dan cairan untuk ibu selama siang dan sore hari sebelum menyusui,
tingkatkan jumlah menyusui sesuai kebutuhan untuk bayi yang menangis
atau terjaga, Berikan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif, posisi
menyusui dengan benar, langkah-langkah menyusui dengan benar, dan
cara memeras ASI. Implementasi : mendorong ibu untuk menyusui sesuai
keinginan bayi, menganjurkan pada ibu untuk memompa ASI secukupnya,
menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif dari umur 0-6
bulan, memberitahukan klien manfaat ASI bagi bayi, memberikan
pendidikan kesehatan tentang ASI ekslusif, posisi menyusui dengan benar,
langkah-langkah menyusui dengan benar, dan cara memeras ASI. Evaluasi
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam di dapatkan
hasil evaluasi sebagai berikut, Data subyektif : klien mengatakan sudah
mengetahui apa itu ASI eksklusif, posisi menyusui dengan benar, langkahlangkah menyusui dengan benar, dan cara memeras ASI. Data obyektif :
Kesadaran : compos mentis, Keadaan umum : baik, Akral hangat < 3 detik,
Udem sudah tidak tampak pada ekstermitas bawah, TD : 120/80 mmHg,
N: 80x/menit, RR: 20x/menit, T : 36oC, Klien menyimak apa yang di
ajarkan mahasiswa dan perawat. Analisa : Ketidakefektifan memberian
ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan dasar tentang menyusui
teratasi. Planning intervensi dihentikan.

Diagnosa 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op


laparatomi ditandai dengan Klien post op laparatomi pada tanggal 04 juni
2016, Terdapat luka post op laparatomi dibagian abdomen, Luka klien
tertutup verban steril tidak ada rembesan dan tidak ada darah, Hasil

pemeriksaan laboraturium pada tanggal 03 juni 2016, tidak ada tandatanda infeksi dibagian luka klien, Lekosit 11.5 ribu/ul , TTV : TD :
130/90mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, T : 36OC. Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan resiko
infeksi tidak menjadi aktual. Kriteria hasil : TTV dalam bats normal
Sistolik 100-120 mmHg Diastolik : 60-80 mmHg, N: 60-100x/menit, RR :
12-20x/menit, T : 36oC, Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti rubor, kalor,
dolor, tumor, dan fungsiolesa pada luka post laparatomi, Hasil laboraturim
tanggal 03 juni 2016: Lekosit 11.5 ribu/ul. Intervensi : ukur tanda-tanda
vital klien, observasi adanya tanda-tanda infeksi pada area luka post op
laparatomi, lakukan perawatan luka post op laparatomi setelah 3 hari,
berikan mendidikan kesehatan tentang perawatan luka post op laparatomi
dirumah, kolaborasi dalam pemeriksaan laboraturium. Implementasi :
mengukur TTV klien, mengobservasi keadaan luka post op laparatomi,
memberikan mendidikan kesehatan cara perawatan luka post op
laparatomi, melakukan perawatan luka post op laparatomi. Evaluasi :
setelah dilakukan evaluasi selama 2 x24 jam di dapatkan hasil evaluasi
sebagai berikut. Data subyektif : - , Data obyektif : tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka post op laparstomi, TD: 120/80mmHg, N: 80x/menit,
RR: 20x/menit, T : 36oC, Hasil laboraturim tanggal 03 juni 2016: Lekosit
11.5 ribu/ul. Analisa : Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op
laparatomi teratasi karena tidak ada tanda-tanda perluasan infeksi pada
bagian luka. Planning : intervensi di hentikan.

Anda mungkin juga menyukai