Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /
analgesik. Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Parasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin. Farmakodinamik : - Efek Analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat me - ngurangi nyeri,dari nyeri ringan sampai sedang dengan menghambat - biosintesis PG tapi lemah - Efek Antipiretik, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang di - duga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat - Efek Anti Inflamasinya sangat lemah/tidak ada, tidak digunakan - sebagai anti-inflamasi Farmakokinetik : - Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. - Efek iritasi , erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada asetaminofen. Indikasi: - Digunakan sebagai analgesik - Digunakan sebagai antipiretik Efek samping : Reaksi alergi terhadap derivat Para- aminofenol jarang terjadi Toksisitas akut : - Dosis toksis yang paling serius ialah nekrosis hati - Nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat terjadi - Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10 - 15 gram ( 200 - 250 mg/kgBB ) Parasetamol Menurut standar organisasi kesehatan dunia (WHO), obat anti demam dengue yang aman adalah paracetamol. Ibuprofen tidak dianjurkan karena dapat menurunkan trombosit dan menyebabkan perdarahan organ dalam. Sedangkan asam salisilat diduga akan menimbulkan sindroma Reye (gangguan fungsi hati) dan merangsang lambung.