STERILISASI
Oleh:
Uyun Al Afidah
NIM A1H013056
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
bakteri
tidak
terbunuh
dengan
teknik
ini: Clostridium
distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
sterilisasi dingin
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Sterilisasi dengan cara kimia biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
III.
METODOLOGI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jus buah
Jas gelas dengan tutupnya
Autoclave
Panci
Penetrometer
pH meter
Termometer
B. Prosedur Kerja
1. Mengisi autoclave dengan air.
2. Mengisi jar gelas dengan bahan yang akan disterilisasi, lalu tutup dengan
plastik yang direkatkan dengan karet. Kemudian ditutup dengan tutup jar
gelas, lalu ditutup dengan plastik yang direkatkan denga karet. Hal ini
dilakukan dengan kencang dan tidak ada udara di dalam tutup.
3. Masukkan jar gelas ke dalam autoclave hingga suhu 121 . Biarkan
selama 15 menit.
4. Lakukan uji organoleptik pada bahan sebelum dan setelah sterilisasi.
IV.
A.Hasil
Tabel 1. Data Panelis sebelum strerilisasi
No
Warna
1
Larutan
4
Aroma
4
x
x
Tekstur
2
Rasa
4
x
x
x
x
Warna
1
Larutan
4
Aroma
4
Tekstur
4
Rasa
4
x
x
x
B.
Pembahasan
langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk
kehidupan mikroorganisme (Gabriel, 1996).
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari
segala bentuk kontaminasi dari mikroba. Proses sterilisasi alat dan medium dalam
kegiatan praktikum atau penanganan sampel mikroba sangat dibutuhkan
sterilisasi. Apabila teknik sterilisasi tidak diterapkan maka hasil yang dicapai tidak
maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat maupun media
tumbuh mikroba (Dwidjoseputro, 1994).
Tujuan Sterilisasi :
1.
2.
3.
4.
erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilan tergantung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila
waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun
tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
3. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air
mendidih
Beberapa
bakteri
tidak
terbunuh
dengan
teknik
stearothermophilus Bila
media
yang
telah
bahan
pangan.
Selain
sterilisasi
proses
yang
dapat
produk beku tersebut dinilai berkualitas tinggi karena bentuk produk lebih bisa
dipertahankan dan nutrisi yang hilang/keluar dari produk lebih rendah.
Pada pembekuan, suhu produk pangan akan dibawa ke suhu dibawah titik
bekunya, dan sebagian air seperti disebutkan diatas berubah dari keadaan cair
menjadi kristal-kristal es. Kosentrasi bahan padat terlarut didalam produk
pangan akan naik karena sebagian air berubah menjadi es, berarti menurunkan
aktifitas air Produk. Oleh karena itu pengawetan pada produk pangan beku
merupakan kombinasi suhu rendah dan aktifitas air rendah.
3. Pengaturan Kandungan Air
Pada proses pengawetan produk pang an dengan pengaturan kandungan
air, intinya adalah menurunkan aktifitas air produk tersebut. Aktifitas air (Aw)
suatu produk pangan akan mempengaruhi kehidupan mikroorganisme pada
produk tersebut.
4. Pengentalan
Pengentalan adalah proses penghilangan sebagian air dari suatu suspensi
dengan proses pendidihan, biasanya dilakukan dengan alat yang disebut
evaporator. Proses ini intensif digunakan pada industry pengolahan dairy
products misalnya pada proses pengentalan susu, pada industri jus untuk
menghasilkan jus kental, pada pada industri gula untuk mengentalkan larutan
gula guna proses kristalisasi. Proses pengentalan ini kadang juga digunakan
untuk menaikkan kandungan padatan persiapan untuk proses pengeringan
semprot atau pengeringan beku. Pada proses pemekatan didalam evaporator,
pertama panas latent medium pemanas dipindahkan ke bahan untuk menaikkan
suhu bahan menuju ke titik didihnya.
5. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu usaha pengawetan dengan cara menurunkan
aktifitas air (Aw) produk melalui penghilangan air yang dikandung produk
Warna
2 3 4
v
v
v
v
v
1
v
Larutan
2 3 4
v
v
v
v
Aroma
2 3 4
v
v
v
v
v
Tekstur
2 3 4
v
v
v
v
v
Rasa
2 3
v
v
v
v
v
Warna
Larutan
Aroma
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
v
V
V
v
V
V
v
V
V
v
V
V
v
V
V
Tekstur
Rasa
1 2 3 4 1 2 3 4
V
V
V
V
V
V
V
v
V
v
Keterangan:
Warna:
Larutan:
Aroma:
1) Tidak Cerah
Tidak Jernih
Tidak Kuat
2) Agak Cerah
Agak Jernih
Agak Kuat
3) Cukup Cerah
Cukup Jernih
Cukup Kuat
4) Sangat Cerah
Sangat Jernih
Sangat Kuat
Tekstur:
Rasa:
1)
2)
3)
4)
Tidak Encer
Agak Encer
Cukup Encer
Sangat Encer
Tidak Enak
Agak Enak
Cukup Enak
Sangat Enak
V.
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sabiston, D.C. 1992. Buku Ajar Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal. 164165.
Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta:EGC
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan
%20Pangan/bab1.php