M IRWAN PERNANDO N
270110110159
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
Identifikasi Masalah
1.4
Manfaat Penelitian
1.5
1.6
2.1
2.2
2.3
10
2.4
12
2.5
16
2.6
18
BAB III
Metode Penelitian
21
3.1
Objek Penelitian
21
3.2
Alat-Alat Penelitian
21
3.3
Tahapan Penelitian
21
PENUTUP
27
DAFTAR PUSTAKA
28
BAB 1
PENDAHULUAN
konsumen
minyak
bumi
yang
semakin
bertambah,
hal
ini
menyebabkan permintaan akan minyak bumi terus bertambah. Oleh karena dua
hal tersebut, minyak bumi masih tetap menjadi sumber energy fosil utama bagi
kehidupan manusia.
Seperti
yang
telah
diketahui
bahwa
minyak
bumi
semakin
lama
tatanan
strtigrafi
dan
lingkungan
pengendapan
daerah
seismik dan well log untuk mendapatkan geomerti, penyebaran lapisan, dan
kualitas reservoir
4. Menambah wawasan penulis dan penerapan konsep-konsep di dunia
perkuliahan ke dunia industry.
tatanan
strtigrafi
dan
lingkungan
pengendapan
daerah
Februari
Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mei
1
Persiapan
Tahap
Pengumpulan
Data
Tahap
Pengolahan
Data
Tahap
Penyusunan
Laporan
Penelitian direncanakan bertempat di kantor PT Medco Energi Internasional
di Jakarta selama dua bulan yaitu Maret 2015 April 2015 atau menyesuaikan
dengan waktu yang disediakan oleh PT Medco Energi Internasional. Penelitian ini
difokuskan pada salah satu lapangan Minyak yang dimiliki PT Medco Energi
Internasional.
Tabel 1.1 Time Table Penelitian
1.6
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Model Resevoar Geologi
Dalam mempelajari karakteristik reservoar, banyak pendekatan integratif
yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan gambaran model reservoar
geologi yang terdapat dalam batuan reservoar. Dalam mempelajari karakteristik
reservoar haruslah diketahui terlebih dahulu mengenai hal-hal berkenaan dengan
reservoar itu sendiri.
Batuan reservoar adalah suatu wadah di bawah permukaan bumi yang
mengandung minyak dan gasbumi. Tempat terakumulasinya hidrokarbon tersebut
harus
memiliki
porositas
yang
memberikan
kemampuan
untuk
a. Lingkungan Pengendapan.
Memahami lingkungan pengendapan suatu reservoar akan memudahkan
untuk mengetahui geometri reservoar tersebut. Sebagai contoh, endapan beach
barrier akan memiliki bentuk butir yang lebih kasar, memiliki pemilahan serta
permeabilitas yang baik pada bagian atas batuan tersebut. Sebaliknya reservoar
yang merupakan channel dan point bar memiliki bentuk butir yang lebih kasar,
pemilahan serta permeabilitas yang lebih baik pada bagian bawahnya.
b. Proses Diagenesis.
Diagenesis adalah proses perubahan aspek kimia dan fisika pada sedimen
setelah terjadi proses pengendapan. Diagenesis berlangsung pada kondisi
temperatur dan tekanan yang relatif rendah. Proses diagenesis berkaitan
langsung terhadap perubahan porositas dan permeabilitas reservoar. Pada saat
diendapkan, pasir memiliki porositas yang besar (30-40%) serta permeabilitas
yang besar pula (>1000 md). Selanjutnya setelah pengendapan, porositas primer
dan permeabilitas akan berkurang. Selain itu proses diagenesis juga dapat
mengakibatkan bertambah besarnya harga porositas dan permeabilitas.
c. Sejarah Struktur
Batuan yang pada mulanya tidak memiliki sifat-sifat reservoar yang baik,
dapat berubah menjadi suatu reservoar jika terdeformasi secara struktur. Keadaan
ini mengakibatkan terbentuk dan berkembangnya rekahan-rekahan. Dari rekahanrekahan inilah diperoleh porositas dan permeabilitas yang memadai bagi batuan
sehingga menjadi suatu reservoar. Jenis batuan dan komposisinya merupakan
faktor utama yang menentukan ketahanan batuan tersebut terhadap gaya-gaya
yang bekerja dan besarnya rekahan yang terbentuk. Rekahan-rekahan ini
mempunyai pola tertentu dan dengan mengetahui pola tersebut akan sangat
berguna untuk proses pengambilan minyak (recovery).
d. Pelapukan dan Erosi.
Proses pelapukan dan erosi kadangkala dapat meningkatkan kualitas suatu
reservoar. Porositas dapat menjadi besar akibat proses pelapukan dan erosi.
Selain itu, rekahan-rekahan yang terdapat pada batuan, dapat pula bertambah
besar.
2.2 Batuan Inti (core)
Analisis batuan inti merupakan suatu teori untuk mengidentifikasikan
litologi melalui deskripsi atau pemerian batuan reservoir untuk mengoptimalkan
kontribusi data batuan. Langkah awal dalam analisis deskripsi adalah mengenali
objek
analisis
secara
kualitatif
mulai
dari
tampak
luar
sampai
unsur
Parameter
Nama
Batuan
Name
Keterangan
Nama sesuai
murni
atau
komponen
dominan.
jenis batuan
berdasarkan
terbanyak/
2.
Warna
Colour
3.
Kekerasan
Hardness
4.
Besar Butir
Grain Size
5.
Derajat
Kebundaran
Roundnes
s
6.
Pemilahan
Sorting
7.
Mineral/
komponen
Ikatan
Fluoresensi
Impurites
9.
CutFluoresensi
Cutfluoroscen
ce
1
0.
1
1.
1
2.
Bentuk butir
Shape
Geometri
butiran
Jejak fosil
Geometry
8.
Fluorosce
nce
Trace
fossil
Pengamatan
dengan
fluoroscope (sinar ultraviolet)
untuk mengetahui adanya
hidrokarbon.
Pemerian sifat warna minyak
yang larut dalam solvent ( di
bawah sinar ultraviolet) jika
batuan
ditetesi
dengan
pelarut.
Dilihat dengan menggunakan
lup atau mikroskop.
Dilihat dengan menggunakan
mikroskop atau lup.
Mengamati jenis flora dan
fauna
yang
terdapat
di
batuannya.
Sifat Fisik
Lingkungan Pengendapan
Calcareous
2
3
Batupasir
Menunjukkan
suatu
lingkungan
pengendapan dekat relief pantai (landai/
curam).
Batupasir
Menunjukkan
suatu
lingkungan
berlaminasi
pengendapan di daerah delta atau
lanau
(silt)- muara sungai
lempung
Carbonaceous
Menunjukkan
suatu
lingkungan
material
pengendapan dekat pantai.
Laminasi
batubara
Menunjukkan
suatu
lingkungan
pengendapan di daerah air tawar
Kandungan
glaukonit
Kandungan pirit
Tabel 2.2 Lingkungan pengendapan berdasarkan ciri fisik batuan (Satia Graha, dkk, 2010).
Vp
Vtot
: Porositas
Vp
: Volume pori-pori
Vtot : Volume keseluruhan batuan
Porositas pada batuan sedimen dibagi menjadi dua jenis, yaitu porositas
primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang terbentuk
sebelum sedimen mengalami diagenesis. Pada awalnya, yakni saat pasir (sand)
baru diendapkan, porositas primer dapat mencapai hingga 40%. Porinya
berhubungan (interconnected pore) dan pore aperture luas. Namun porositas
primer
tersebut
menurun
karena
penyusunan
kembali
butiran-butiran
Pori intergranular
Kenampakannya seperti pori primer, namun pori sekunder intergranular
terbentuk karena shrinkage matriks intergranular, pelarutan matriks,
semen, dan replacement intergranular.
Pori oversized
Merupakan pori yang memiliki diameter cukup besar ( 1.2 ) yang
terbentuk akibat pelarutan matriks, semen, dan replacement.
Pori moldic
Terjadi karena pelarutan mineral baik secara sebagian atau seluruh dan
biasanya terjadi pada tubuh suatu butiran
Pori fracture
Terjadi pada butiran yang telah mengalami fracture dan pada bagian yang
ter-fracture-kan terisi oleh semen dan matriks yang kemudian terlarut
menjadi porositas sekunder..
Q
K
m
dp/dl
Q = (K/m).(dp/dl)
seperti
kompaksi,
pelarutan,
sementasi,
dan
penggantian
(replacement). Hal yang paling umum terlihat sebagai factor yang mengurangi
nilai porositas dan permeabilitas adalah sementasi, khususnya semen mineral
lempung, karena mineral lempung seperti ilit dan klorit dapat menghambat fluid
flow, sehingga permeabilitasnya akan menurun.
Pentingnya
studi
porositas,
permeabilitas,
dan
factor-faktor
yang
Sifat keradioaktifan
Kejenuhan air
yang
menerus
disebut
dengan
shale
base
line,
sedangkan
lapisan
porous
permeable
serta
menentukan letak
batasnya.
b) Mengestimasi harga tahanan jenis air formasi (Rw).
-
Prinsip
log
GR
adalah
perekaman
sifat
radioaktivitas
bumi.
Log Resistivitas
Log Resistivitas berguna untuk mengukur besarnya daya hambat
formasi terhadap arus listrik, yang besarnya bergantung pada jenis
kandungan fluida, porositas batuan, kandungan mineral, dll.
Resistivitas formasi adalah parameter utama yang diperlukan dalam
menentukan saturasi hidrokarbon. Alat resistivitas ada dua yaitu Lateral Log
dan Induksi Log. Prinsipnya adalah arus listrik mengalir pada formasi batuan
karena konduktivitas dan air yang dikandungnya. Resistivitas formasi diukur
dengan cara mengirim arus bolak-balik langsung ke formasi (dalam log
lateral) dan menginduksikan arus listrik kedalam formasi.
Alat induksi dikenal dengan alat konduktivitas, karena parameter yang
diukur langsung dari konduktivitas yang dikonversikan ke resistivitas.
Sedangkan alat log lateral ganda memfokuskan arus listrik secara lateral
kedalam formasi dalam Bentuk lembaran tipis, dengan cara mengukur
tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama
yang besarnya tetap.
Alat log lateral ganda memiliki dua bagian, yaitu satu bagian yang
mempunyai elektroda yang dapat mengukur resistivitas log lateral dalam
(LLD) dan elektroda yang lainnya mengukur resistivitas log lateral dangkal
(LLS).
-
Log Neutron
Merupakan
tipe
log
porositas
yang
mengukur
konsentrasi
ion
hydrogen dalam suatu formasi. Didalam suatu formasi bersih yang diisi air
atau minyak, log neutron mencatat porositas yang diisi caairan. Log ini
berguna untuk :
Menentukan porositas
Identifikan Litologi
Log Sonik
Merupakan suatu log porositas yang mengukur interval waktu lewat
(t) daribsuatu gelombang suara kompresional untuk melalui suatu feet
formasi. Interval waktu lewat dengan Satuan mikrodetik per kaki. Harga (t)
tergantung pada Litologi dan porositas. Log ini berguna untuk :
Menentukan porositas
Identifikasi Litologi
Tahap Interpretasi
Amplitudo
Merupakan harga trace setiap sample waktu yang diketahui, pada
suatu trace seismic. Hal ini biasanya dijelaskan sebagai pergerakan sinyal
dari suatu harga nol yang bisa mempunyai suatu tanda positif atau
negative. Amplitudo dari trace akan berubah apabila rotasi trace seismic
komplek berubah.
Magnitudo
Merupakan amplitude absolut maksimum untuk semua rotasi fase
pada suatu sampel waktu yang diketahui. Magnitudo, yang disebut juga
reflection strength oleh beberapa ahli, harus bisa dibedakan dengan ukuran
koefisien refleksi pada permukaan refleksi.
Instantaneous Phase
Merupakan sampel waktu dibagi dengan harga fase sampel waktu dari
envelope seismic trace. Instaneous tidak terikat pada besaran.
Instantaneous frequency
Merupakan waktu derivative dari Instantaneous Phase, atau suatu
pengukuran kecepatan perubahan-perubahan fase sebagai suatu fungsi
waktu.
Polaritas
Merupakan harga dari trace seismic amplitude baik yang bernilai
positif ataupun negatif.
2.6
atau
b) Dinamis, yaitu kebenaran peta tidak dapat dinilai atas kebenaran metode,
tetapi atas data yang ada. Artinya peta sewaktu-waktu dapat berubah jika
ditemukan data-data baru.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah reservoir yang terdapat
Alat-Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah:
1. Alat tulis
2. Lup
3. Komparator
4. Perangkat Lunak
5. Laptop
3.3
Tahapan Penelitian
Secara umum penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap penelitian
3.3.2
Pada analisis data log sumur ini, penulis melakukan korelasi log antar sumur pada interval reservoir
batupasir sebanyak 15 sumur, menentukan dan mengidentifikasi reservoir batupasir yang menjadi objek
penelitian serta menggabungkan data log dengan data checkshot hingga didapat synthetic seismogram.
Analisis Elektrofasies
Analisis Elektrofasies dilakukan dengan melihat pola dari log Gamma Ray
atau pun Log SP serta mengkorelasikan setiap sumur terhadap pola-pola tersebut.
Pola-pola yang biasa digunakan merupakan pola-pola dasar. Bentuk-bentuk dasar
tersebut dapat berupa cylindrical, irregular, bell, funnel, symmetrical, dan
asymmetrical.
a) Cylindrical
Bentuk ini cenderung diminati oleh para ahli geologi karena dianggap sebagai
bentuk
dasar
yang
merepresentasikan
homogenitas.
Bentuk
cylindrical
diasosiasikan dengan endapan sedimen braided channel, estuarine, atau submarine channel fill, anastomosed channel, eolian dune, dan tidal sands.
Irregular
Meskipun bentuk irregular merupakan bentuk yang kurang disukai, namun di
lain pihak, bentuk ini cenderung terlalu mudah untuk dianggap sebagai
interpretasi awal yang menyesatkan (misleading). Bentuk irregular diasosiasikan
dengan endapan sedimen alluvial plain, flood plain, tidal sands, shelf, atau back
barriers. Umumnya mengindikasikan lapisan tipis silang siur (thin interbedded).
Unsur endapan tipis mungkin berupa crevasse splay, over bank deposits dalam
laguna, turbidit dalam lingkungan air dalam, atau lapisan-lapisan yang teracak.
Dengan diintegrasikannya analisis berskala mikro dan pemahaman mengenai
kualitas reservoir, terbukti bahwa lapisan-lapisan yang semula dianggap tidak
prospek dan tidak produktif berubah statusnya menjadi lapisan yang prospek dan
produktif.
c) Bell shaped
fining-upward
merepresentasikan
keheterogenitasan
batuan
reservoir. Bentuk bell merupakan rekaman dari endapan point bars, tidal deposits,
transgressive shelf sand (tide and storm dominated), submarine channel dan
endapan turbidit.
d) Funnel shaped
Bentuk funnel merupakan kebalikan dari bentuk
ketidaksesuaian
batas
geologi
dan
tata
waktu/runtunannya,
dan
selalu
Gambar 3.1 jenis jenis umum Karakteristik respon log (walker and james, 1992)
Korelasi
Menurut Tearpock dan Bischke (1991), korelasi dapat diartikan sebagai
suatu metode untuk membedakan unit stratigrafi yang ekivalen dalam segi
waktu, umur dan posisi stratigrafi. Korelasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan konsep stratigrafi sikuen yang bertujuan untuk menghubungkan
interval stratigrafi yang memiliki kesamaan waktu atau posisi stratigrafi. Data
yang digunakan untuk korelasi adalah data log sumur berupa log Gamma Ray
Normalization (GRN), Resistivity (DRES), dan Density (RHOB). Menurut Serra
(1989), suatu interval pola log tertentu mencerminkan suatu siklus pengendapan
tertentu di suatu lingkungan pengendapan. Contohnya log Gamma Ray dan SP
yang mencerminkan variasi dalam suatu suksesi ukuran besar butir (Selley, 1978
dalam Walker, 1992).
Tahap
interpretasi
data
seismik
pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
seismik pada penelitian kali ini dilakukan pada inline dan crossline.
a. Interpretasi seismik.
-
Pembuatan peta struktur waktu (Time Countur Map) atas formasi kemudian
mengkonversi peta struktur waktu menjadi struktur kedalaman (Depth
Countur Map) dan membuat peta struktur kedalaman atas formasi.
Pembuatan peta ketebalan batupasir (Gross Sand Map) dan peta ketebalan
batupasir bersih (Net sand Map).
ini
merupakan
tahap
akhir
dari
seluruh
proses
penelitian.
Pembahasan yang telah dilakukan akan dituliskan dalam bentuk laporan. Dari
data-data yang telah diolah, akan dapat diketahui model serta karakteristik dari
reservoir daerah penelitian.