Anda di halaman 1dari 3

Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan suspensi

sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi
fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular,
termasuk plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan
(bahasa Inggris: tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan
residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan
tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Cairan_tubuh

Keseimbangan Cairan Tubuh & Terapi Cairan (Kristaloid, Koloid, etc)


TEORI KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH
Dalam tubuh kita mengenal istilah Total Body Water (TBW) atau berat total seluruh cairan dalam
tubuh kita. berat cairan dalam tubuh kita berkisar 60% dari berat badan kita. Hal ini menunjukan
komponen terbesar dalam tubuh kita adalah air, bukan otot. Perlu diketahui, semakin kurus
seseorang TBWnya akan semakin tinggi. Namun, bila orangnya gemuk, TBW akan semakin
rendah. Hal ini disebabkan orang gemuk berisi lebih banyak lemak, sehingga TBWnya lebih
rendah. Itu mengapa kebanyakan orang gemuk akan lebih mudah haus dan mengalami dehidrasi.
60% air dalam tubuh kita, terbagi dalam 3 komponen utama. cairan intraselular, cairan
interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni cairan intraselular.
Untuk memudahkan cairan plasma dan interstisium dipisahkan oleh membran kapiler. sedangkan
cairan interstisium dan intrasel dipisahkan oleh membran sel. Walaupun punya memiliki
kompartemen masing-masing, namun komposisi diantara ketiganya bisa berubah karena
pengaruh lain, sebagi contoh pasien yang diberikan terapi cairan secara berlebihan dapat terkena
edema paru di cairan ekstraselulernya. Hal ini akan dijelaskan di bawah.
Setelah berbicara mengenai pembagian cairan dalam tubuh kita, sekarang kita akan membahas
mengenai KOMPOSISI CAIRAN

Cairan Plasma. Cairan plasma mengandung Kation Na & K dimana jumlah ion Na lebih
banyak daripada K, sedangkan untuk anionnya adalah Cl. (transport pasif)

Cairan Interstisium. Mirip dengan plasma kok. (transport pasif)

Cairan Intrasel. Pada cairan ini jumlahnya terbalik, K lebih banyak daripada Na (transport
aktif)

Keseimbangan cairan dalam tubuh digambarkan sebagi berikut:


Misalnya dalam kondisi normal, tekanan hidrostatik di INTRAVASKULER = 40 mmHg
sedangkan di INTERSTISIUM = 30 mmHg. Hal ini berarti terdapat driving force sebesar 10
mmHg yang akan mendorong cairan dari intravaskular keluar menuju interstisium.
Namun bila kita masih melakukan rehidrasi pada pasien dengan kondisi normal seperti ini,
misalnya kita beri IV line Ringer Laktat 1000 ml dalam 30 menit maka akan meningkatkan
volume cairan intravaskular (tadinya 40, jadi 70 misalnya). Namun tekanan di interstisium tetap
30, sebab volumenya tidak bertambah. Sekarang driving forcenya meningkat, yang tadinya cuma
10 menjadi 40, sehingga cairan intravas keluar lebih banyak lagi ke interstisium dan terjadilah
penumpukan cairan di interstisium. Hal inilah yang menjelaskan kenapa bisa terjadi edema paru
pada pasien tertentu.
Sekarang mari kita bahas TEKANAN ONKOTIK
tekanan onkotik dipengaruhi oleh molekul besar, seperti albumin. Tekanan onkotik itu berfungsi
untuk mempertahankan cairan agar tetap berada di kompartemenya, sehingga pada kondisi
dimana tek.onkotik meningkat, tekanan onkotik ini akan menarik cairan untuk masuk. Hal ini
terlihat pada penambahan misalnya pada penambahan koloid/albumin yang akan menyebabkan
cairan intravaskular meningkat karena albumin ini akan meningkatkan tekanan onkotik sehingga
menarik cairan di kompartemen sebelahnya (dalam hal ini interstisium).
RESUSITASI CAIRAN.
Terapi cairan terdiri dari 2 fungsi, yaitu resusitasi (mengembalikan) dan maintenance
(mempertahankan). Resusitasi berarti memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu
singkat dengan tujuan merestorasi cairan. Jenis cairan yang dapat digunakan koloid atau
kristaloid . Cairan koloid dan kristaloid mengandung elektrolit yang sesuai dnegan osmolalitas
plasma, sehingga dapat diberikan dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak.
KAPAN perlu dilakukan resusitasi?
Pada percobaan bunuh diri dengan memotong arteri radialis yag kemudian menyebabkan
perdarahan hebat, pada pasien2 diare, kolera, dan pada masien muntah2 hebat. dimana pada
kondisi yang disebutkan terjadi kehilangan cairan yang banyak.
Contoh cairan koloid: hidroksi, gelatin, albumin 5%, hesteril
Contoh cairan kristaloid: RL, Ringer asetat, Normal Saline atau NaCl 0,9%.
MAINTENANCE
Fungsi maintenance ini mirip dnegan fungsi untuk mempertahankan homeostasis. Misalnya
dnegan menggunakan elektrolit komposisi lengkap (Na, Cl, K, Mg, Zn), atau cairan bernutrisi
seperti dextrose, xylitol, asam amino, lipid dll.
Contoh cairan yang digunakan adalah KNMY, KNIB, KN 3A,triofulsin dll.
Sederhananya, untuk membedakan cairan untuk resusitasi dan untuk maintenance kita bisa
melihat komposisi cairan itu. Bila mengandung glukosa, protein, dan lipidnya berarti digunakan
untuk MAINTENANCE, sedangkan bila berisi albumin, NaCl, berarti untuk RESUSITASI
Pada aplikasinya bila ada pasien shock, kita lakukan dahulu resusitasi cairan (misalnya dengan

RL). Bila pasien sudah dalam kondisi stabil, kita segera mengganti cairan RL dengan cairan
untuk maintenance seperti triofulsin. Bila pasien tiba-tiba shock lagi, kita dapat mengganti lagi
dengan RL.
Sekarang kita akan membahas lebih dalam jenis cairan..
KRISTALOID
Untuk memberikan cairan ini kita harus memperhatikan osmolalitas. Kelebihan dari cairan
kristaloid adalah tidak ada efek samping. Mudah dieliminasi tubuh dan murah.
DEXTROSE 5%
Dextrose 5% adalah cairan yang tidak mempunyai elektrolit, Na nya 0, Cl nya juga 0, oleh
karena itu cairna ini tidak boleh dipergunakan untuk resusitasi, karena justru dapat menyebabkan
swelling. Namun cairan ini dapat digunakan untuk maintenance.
KOLOID
Cairan koloid mengandung berat molekul yang tinggi sehingga dapat bertahan lebih lama di
intravaskular (albumin 5% dapat bertahan 24 jam). Cairan jenis ini dapat mempertahankan
volume intravaskular lebih lama dibandingkan cairan kristaloid. .
Intinya semakin tinggi BM semakin lama di intravaskular. Namun tidak berarti kita lantas
memberikan cairan yang tinggi BM sebab efek samping dari BM yang tinggi dapat berupa renal
failure atau perdarahan tiba-tiba.
Pertanyaan terakhir. Mana yang lebih baik? Kristaloid tidak berefek smaping, murah tapi tidak
bertahan lama? ataukah cairan koloid yang mampu bertahan lebih lama di intravaskular?
Menurut dosen saya, sebenernya mereka berdua sama aja, perdebatan mengenai ini blum selesai
hingga sampe sekarang. Ada yang pro kristaloid, ada yang pro koloid, dan ada jga yang pro
kombinasi keduanya.
http://dokterrizy.blogspot.com/2010/12/cairan-plasma-cairan-interstisium.html

Anda mungkin juga menyukai