Uji Antimikrobial
Uji Antimikrobial
PTA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
2015/2016
NAMA
: NURUL UTAMI
NPM
: 1306404405
KELOMPOK
: ARIFAH ZAHRA
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
2015
I.TUJUAN
1
II.HASIL PENGAMATAN
(terlampir)
III.PEMBAHASAN
Agen antimikrobial adalah senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Agen antimikrobial di klasifikasikan menjadi agen
mikrobisidal dan agen mikrobiostatik. Agen mikrobiosidal adalah antimikroba yang
dapat membunuh mikroorganisme dengan menempel pada sel target. Agen
mikrobistatik adalah antimikroba yang dapat menhambat pertumbuhan mikroorganisme
dengan cara mencegah sintesis protein (Madigan dkk 2012: 762).
Beberapa
agen
antimikrobial
yang
berperan
dalam
pengendalian
seperti
desinfektan,
germisida
hanya
membunuh
sel
vegetatif
Senyawa yang diduga sebagai agen antimikrobial adalah listerine dan lysol.
Listerine adalah produk antiseptik yang dapat membunuh mikroorganisme di dalam
rongga mulut. Senyawa fenol dalam kandungan listerine berperan sebagai senyawa
yang dapat membunuh mikroorganisme. Senyawa aktif lainnya dalam listerine yaitu
minyak essensial seperti thymol, eucalyptol, menthol, dan metil salisilat juga dapat
membunuh mikroorganisme dengan cara menghancurkan membran sel dan
menghambat aktivitas enzim mikroorganisme (Savvy Success 2012: 306).
Lysol merupakan salah satu produk antibiotik. Kandungan aktif dalam lysol
yang berperan sebagai agen antimikrobial adalah senyawa fenol. Senyawa fenol
berpotensi sebagai agen antibakterial walaupun dalam konsentrasi rendah. Senyawa
fenol bekerja dengan mendenaturasi protein dan membran lipid pada mikroba sehingga
sel lisis (Wojciechowski 2006: 601).
Praktikum dilakukan dengan menggunakan medium nutrient agar sebelumnya
telah diinokulasikan bakteri E. coli. Metode yang dilakukan pada uji antimikrobial
adalah metode paper disk dan silinder. Masing-masing medium dibagi menjadi tiga
bagian, bagian kontrol, bagian antiseptik, dan bagian antibiotik. Setelah diinkubasi
selama 20 jam, terbentuk clear zone pada bagian antibiotik. Pada bagian antiseptik
terdapat bekas clear zone, namun telah ditutupi oleh pertumbuhan bakteri E. coli lagi.
Hal tersebut disebabkan karena keefektifan antiseptik yang biasanya tidak bertahan
lama (Omura 1992: 32 ; Madigan dkk 2012: 762).
IV. KESIMPULAN
1
DAFTAR ACUAN
Clark, D. P. & N. J. Pazdernik. 2013. Molecular Biology. Elsevier, Oxford: 907hlm.
Lee, M. 2009. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data 4th ed. American Society of
Health-System Pharmatics, New York: 832hlm.
LAMPIRAN
Tabel 1. Pengaruh substansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode pengenceran
dengan MIC
Konsentrasi zat antimikrobial (L)
Bakteri (gram -)
Kontro
l
10
20
40
80
160
320
Escherichia coli
Keterangan:
+ : Medium Keruh
-
Tabel 2. Pengaruh sustansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode difusi dengan
paper disk
Bakteri (gram -)
Escherichia
coli
Kontrol
Medium
20 jam
-
Antiseptik
Antibiotik
20 jam
20 jam
+ (2cm)
Tabel 3. Pengaruh substansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode difusi dengan
silinder
Bakteri (gram -)
Escherichia
coli
Kontrol
Medium
20 jam
-
Antiseptik
Antibiotik
20 jam
20 jam
+ (2cm)
Keterangan:
-
+ : terbentuk clear zone (zona bening) disertai angka hasil pengukuran diameter (pada
metode difusi menggunakan paper disk)