Anda di halaman 1dari 7

SCB1603402

PTA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

2015/2016

Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil


Dra. SITARESMI, M. Sc

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


UJI ANTIMIKROBA

NAMA

: NURUL UTAMI

NPM

: 1306404405

KELOMPOK

: 14C (EMPAT BELAS)

TANGGAL PRAKTIKUM : 18 NOVEMBER 2015


ASISTEN

: ARIFAH ZAHRA

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
2015

I.TUJUAN
1

Mengetahui keefektifan senyawa antimikroba dengan metode pengenceran

Mengetahui keefektifan senyawa antimikroba dengan metode difusi

II.HASIL PENGAMATAN
(terlampir)
III.PEMBAHASAN
Agen antimikrobial adalah senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Agen antimikrobial di klasifikasikan menjadi agen
mikrobisidal dan agen mikrobiostatik. Agen mikrobiosidal adalah antimikroba yang
dapat membunuh mikroorganisme dengan menempel pada sel target. Agen
mikrobistatik adalah antimikroba yang dapat menhambat pertumbuhan mikroorganisme
dengan cara mencegah sintesis protein (Madigan dkk 2012: 762).
Beberapa

agen

antimikrobial

yang

berperan

dalam

pengendalian

mikroorganisme, antara lain:


1. Antibiotik, merupakan bahan kemoterapeutik, yang terjadi sebagai prosuk sampingan
kegiatan metabolisme dari bakteri atau fungi, disebut juga sebagai metabolit sekunder.
2. Antiseptik, merupakan agen kimiawi yang mencegah mikroorganisme untuk
bereplikasi. Mikroorganisme dibunuh dengan cara menghambat aktivitas metabolisme.
3. Desinfektan, merupakan substansi kimia yang membunuh sel vegetatif mikroorganisme
namun tidak sporanya.
4. Germicide,

seperti

desinfektan,

germisida

hanya

membunuh

sel

vegetatif

mikroorganisme. Biasanya digunakan untuk membunuh fungi.


(Pelczar dkk 2010: 202).
Praktikum uji antimikrobial dilakukan dengan metode MIC (Minimum
Inhibitory Concentration), metode paper disk dan metode silinder. Metode MIC
dilakukan dengan melakukan pengenceran berseri pada bahan antimikrobial. Prinsip
kerja dari MIC adalah nilai konsentrasi terendah yang diberikan yang dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Praktikum dilakukan dengan memasukkan


bahan antimikrobial ke dalam tabung yang berisi medium nutrient broth dengan
konsentrasi zat antimikrobial yang berbeda-beda. Tabung-tabung tersebut kemudian
dinokulasikan bakteri E. coli. Bakteri yang digunakan dalam praktikum adalah bakteri
E. coli. Setelah inkubasi selama 20 jam, dari ketujuh tabung yang diinokulasikan E.
coli, terdapat dua tabung yang menunjukkan pertumbuhan E. coli, yakni tabung kontrol
dan tabung dengan konsentrasi zat antimikrobial sebesar 10L. kelima tabung lainnya
dengan masing-masing konsentrasi sebesar 20 L, 40 L, 80 L, 160 L, dan 320 L
tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri E. coli (medium tidak keruh). Berdasarkan
hasil pengamatan diatas, maka konsentrasi minimum zat antimikrobial yang mampu
menghentikan pertumbuhan dan membunuh bakteri E. coli adalah 20 L. (Parija 2009:
73 ; Lee 2009: 402).
Metode paper disk memiliki prinsip kerja difusi yang bertujuan untuk
membuktikan adanya pelarut organik yang bersifat antimikrobial. Indikasi yang
membuktikan adanya aktivitas tersebut ialah terbentuknya clear zone atau zona bening
pada medium yang terlah ditumbuhi bakteri. Clear zone akan muncul disekitar kertas
yang berisi tetesan larutan yang diduga sebagai agen antimikrobial. Keuntungan dari
metoden paper disk ialah dapat dilakukan dengan menggunakan sedikit bahan dan
temapt. Namun, kerugiannya apabila konsentrasi antara pelarut dan mesium yang berisi
bakteri tidak terlalu besar, maka hasil yang didapatkan akan sangat lama. Selain itu, ada
kemungkinan penyatuan clear zone apabila kertas uji diletakkan terlalu dekat sehingga
hasil yang didapatkan todak jelas (Omura 1992: 32).
Metode silinder memiliki prinsip yang hampir sama dengan metode paper
disk, yakni medium yang menganduk mikroorganisme akan membentuk clear zone jika
diberi agen antimikrobial. Perbedaannya ialah metode silinder menggunakan tabung
silinder yang diletakkan di permukaan agar yang berfungsi sebagai well (sumur). Well
tersebut kemudian dimasukkan agen antimikrobial. Metode tersebut memungkinkan
agen mikrobial berdifusi secara maksimal pada medium (Poupard dkk 1994: 5).
Bakteri E.coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk rod (tabung).
E. coli dalam jumlah banyak di dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit, untuk itu
dilakukan praktikum uji antimikrobial. Zat antimikrobial yang digunakan adalah
listerine sebagai antiseptik dan lysol sebagai antibiotik (Clark & Pazdemik 2013: 19).

Senyawa yang diduga sebagai agen antimikrobial adalah listerine dan lysol.
Listerine adalah produk antiseptik yang dapat membunuh mikroorganisme di dalam
rongga mulut. Senyawa fenol dalam kandungan listerine berperan sebagai senyawa
yang dapat membunuh mikroorganisme. Senyawa aktif lainnya dalam listerine yaitu
minyak essensial seperti thymol, eucalyptol, menthol, dan metil salisilat juga dapat
membunuh mikroorganisme dengan cara menghancurkan membran sel dan
menghambat aktivitas enzim mikroorganisme (Savvy Success 2012: 306).
Lysol merupakan salah satu produk antibiotik. Kandungan aktif dalam lysol
yang berperan sebagai agen antimikrobial adalah senyawa fenol. Senyawa fenol
berpotensi sebagai agen antibakterial walaupun dalam konsentrasi rendah. Senyawa
fenol bekerja dengan mendenaturasi protein dan membran lipid pada mikroba sehingga
sel lisis (Wojciechowski 2006: 601).
Praktikum dilakukan dengan menggunakan medium nutrient agar sebelumnya
telah diinokulasikan bakteri E. coli. Metode yang dilakukan pada uji antimikrobial
adalah metode paper disk dan silinder. Masing-masing medium dibagi menjadi tiga
bagian, bagian kontrol, bagian antiseptik, dan bagian antibiotik. Setelah diinkubasi
selama 20 jam, terbentuk clear zone pada bagian antibiotik. Pada bagian antiseptik
terdapat bekas clear zone, namun telah ditutupi oleh pertumbuhan bakteri E. coli lagi.
Hal tersebut disebabkan karena keefektifan antiseptik yang biasanya tidak bertahan
lama (Omura 1992: 32 ; Madigan dkk 2012: 762).
IV. KESIMPULAN
1

Keefektifan senyawa antimikroba dapat diketahui dengan metode MIC (Minimum


Inhibitory Concentration), yaitu konsentrasi minimum zat antimikroba yang dapat
membunuh mikroba.

Keefektifan senyawa antimikroba dapat dilakukan dengan metode difusi dengan


melihat terbentuknya clear zone pada medium yang telah diinokulasikan mikroba
sebelumnya.

DAFTAR ACUAN
Clark, D. P. & N. J. Pazdernik. 2013. Molecular Biology. Elsevier, Oxford: 907hlm.
Lee, M. 2009. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data 4th ed. American Society of
Health-System Pharmatics, New York: 832hlm.

Madigan, M. T., J. M. Martinko, D. A. Stahl and D. P. Clark. 2012. Brock biology of


microorganism. Pearson Education Inc., California: xxviii + 1043 hlm.
Omura, S. 1992. The Search for Bioactive Compounds from Microorganism. Springer
Science & Business Media, New York: 354hlm.
Parija, S. C. 2009. Microbiology and Immunology. Elsevier, New Delhi: 700hlm.
Pelczar, M. J., E. C. S. Chan & N. R. Krieg. 2010. Microbiology: An Application Based
Approach. Tata McGraw-Hill, New Delhi: 956hlm.
Poupard, A. J., L. R. Walsh & B. Kleger. 1994. Antimicrobial Susceptibility Testing.
Springer Science and Business Media, New York: 191hlm
Savvy Succes. 2012. Achieving Professional Excellence and Career Satisfaction in Dental
Hygiene Profession Volume II. Author House, Bloomington: 387hlm.
Wojciechowski, W. V. 2006. Respiratory Care Sciences: An Integrated Approach 5th
edition. Cengage Learning, New York: 704hlm.

LAMPIRAN
Tabel 1. Pengaruh substansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode pengenceran
dengan MIC
Konsentrasi zat antimikrobial (L)
Bakteri (gram -)

Kontro
l

10

20

40

80

160

320

Escherichia coli

Keterangan:
+ : Medium Keruh
-

: Medium tidak keruh

Tabel 2. Pengaruh sustansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode difusi dengan
paper disk
Bakteri (gram -)

Escherichia
coli

Kontrol
Medium
20 jam
-

Antiseptik

Antibiotik

20 jam

20 jam

+ (2cm)

Tabel 3. Pengaruh substansi antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri metode difusi dengan
silinder
Bakteri (gram -)

Escherichia
coli

Kontrol
Medium
20 jam
-

Antiseptik

Antibiotik

20 jam

20 jam

+ (2cm)

Keterangan:
-

: tidak terbentuk clear zone (zona bening)

+ : terbentuk clear zone (zona bening) disertai angka hasil pengukuran diameter (pada
metode difusi menggunakan paper disk)

Gambar 1. Uji antimikrobial dengan


metode silinder (well)

Gambar 2. Uji antimikrobial


dengan metode paper disk

Gambar 3. Uji antimikrobial dengan metode


MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

Anda mungkin juga menyukai