Furunkel PDF
Furunkel PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas:
1. stratum korneum
2. stratum lusidum
3. stratum granulosum
4. stratum spinosum
5. stratum basale (Wasitaatmadja, 2007)
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasma telah
berubah menjadi keratin. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan
korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas
di telapak tangan dan kaki. Stratum granulosum merupakan dua atau tiga lapis selsel gepenag
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang
besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Stratum basale terdiri atas
sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal. Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Selain itu, sel ini membentuk melanin yang
mengandung butir pigmen (melanosomes)(Wasitaatmadja, 2007).
2.2.
Faal Kulit
dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia. Kulit juga melakukan
proses berkeringat untuk mengurangkan dan meregulasikan suhu tubuh. Kulit
mengandung saraf sensorik di dermis dan subkutis yang bisa mendeteksi tekanan,
nyeri, dan suhu. Melanosit membentuk pigmen melanin yang menentukan warna
kulit
2.3. Pioderma
Infeksi merupakan interaksi antara mikroorganisme dengan pejamu rentan
yang terjadi melalui kode transmisi kuman yang tertentu (Pusat Informasi
Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular Indonesia, 2005). Organisme yang paling
umum yang menginvasi kulit ialah Streptococci, Staphylococcus aureus, dan
methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Infeksi kulit memiliki
dampak negatif pada kualitas hidup
pasien.
Pasien
dengan
diabetes
dan
immunodefisiensi lebih rentan terhadap infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif. Infeksi kulit meningkat menjadi kondisi yang paling umum di antara
anak-anak di rumah sakit pada tahun 2009. Jumlah pasien yang dirawat inap
disebabkan infeksi secara keseluruhan telah meningkat 29% dari tahun 2000
sampai 2004(Napierkowski.D, 2013). Di United
Kingdom
(UK),
insidensi
infeksi kulit pada anak-anak pada tahun 2005 adalah sekitar 75 per 100 000
(Spurling, et al.2009). Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan
oleh
2.3.1. Etiologi
Penyebabnya yang utama ialah Staphylococcus aureus dan Streptococcus
Beta hemolyticus, sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni
normal di kulit dan jarang menyebabkan infeksi (Djunda, 2007).
pelindung
akan
terganggu
sehingga
2.3.3. Klasifikasi
1. Pioderma primer.
Infeksi terjadi pada kulit yang normal. Gambaran klinisnya tertentu,
penyebabnyabiasanya satu macam mikroorganisme.
2. Pioderma sekunder
Pada kulit yang telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya
tidak khas dan mengikuti penyakit kulit yang telah ada. Jika penyakit
kulit disertai pioderma sekunder disebut
Dermatitis impetigenisata
dan
impetigenisata. Contohnya:
skabies
impetigenisata.
Tanda
Impetigo
Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas
pada
hemolyticus. Tempat prediksi di muka, yakni di sekitar lubang hidung, dan mulut
(Djunda, 2007). Kulit memiliki kelainan berupa eritema dan vesikel yang cepat
memecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat ialah krusta tebal
berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan, tampak erosi di bawahnya. Sering
krusta menyebar ke perifer
bulosa
biasanya
disebabkan
oleh
bulosa.
2.3.4.2.
Folikulitis
Folikulitis adalah radang follikel rambut yang
follikel rambut. Kelainanya berupa pustul dan papul yang eritematosa dan
ditenganhnya terdapat rambut yang biasanya multipel (Napierkowski,
2013). Folikel rambut menjadi radang disebabkan cedera fizik, iritasi kimia atau
infeksi (Stulberg, et
al.2002).
2.3.4.3.
sekitarnya. Jika
adalah
radang
folikel
rambut
dan
terjadi
sebelum
2.3.4.4.
Erisipelas
Erisipelas ialah penyakit infeksi akut biasanya
disebabkan oleh
Streptococccus
Beta
hemolyticus.
Selalunya
pasien
Erisipelas selalunya dijumpai di tungkai kaki dan wajah pasien. Kulit apabila
diraba lembut dengan kelihatan seperti peau d orange. Hal ini disebabkan
karena folikel rambut diselubungi dengan edema
2.3.4.5.
(Napierkowski, 2013).
Selulitis
Selulitis adalah penyakit infeksi akut disebabkan
2.3.4.6.
kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aurues pada mata, hidung, tenggorok
dan telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik yang beredar di
seluruh tubuh, sampai pada epidermis dan menyebabkan kerusakan, karena
epidermis merupakan jaringan yang rentan terhadap toksin ini (Djunda, 2007).
2.4.
Antibiotik
Antibiotik adalah salah satu obat yang paling sering diresepkan
dalam pengobatan modern dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada
tubuh jika digunakan dengan benar. Antibiotik juga dikenal sebabgai
antibakterial; Antibiotik diambil dari kata Yunani dimana anti berarti melawan
dan bios berarti hidup
(bakteri
bentuk
kehidupan).
Penisilin
adalah
antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929 dan
ini merupakan penemuan yang signifikan
2007).
infeksi yang
akibat virus
Prevention, 2010).
Antibiotik adalah obat yang membunuh atau memperlambat
pertumbuhan bakteri. Ia merupakan salah satu kelas antimikroba, sebuah
kelompok yang lebih besar yang juga termasuk anti-virus, anti-jamur, dan obatobatan anti-parasit
tidak
diinginkan.
Banyak
efek
mual,
dan
muntah.
(Stephens.E,
2011). Reaksi alergi menyebabkan pembengkakan wajah, gatal dan ruam kulit
dan, dalam kasus yang parah, kesulitan bernapas (Istiantoro et al, 2007).
Ada berbagai jenis antibiotik.dan jenis antibiotik yang dipakai
tergantung pada
antibiotik:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Makrolid
Sefalosporin
Fluorokuinolon
Aminoglikosida
Penisilin
Tetrasiklin
2.4.1. Makrolid
Makrolid mengikat dengan ribosom dari bakteri rentan untuk
mencegah produksi protein. Tindakan ini terutama bakteriostatik, tetapi
juga bisa menjadi bakterisida dalam konsentrasi tinggi. Sebagian besar
memiliki "-omycin" pada akhir nama obat ini. Spektrum antimikroba
sedikit lebih lebar daripada penisilin dan dapat digunakan untuk orangorang yang memiliki alergi terhadap penisilin dan sefalosporin. Selalunya
obat ini digunakan pada dosis yang lebih rendah untuk mengurangi
peradangan dengan mengatur respon imun. Namun, Streptococcus
pneumonia dan spesies lainya telah mengembangkan resistensi terhadap
makrolid (Setiabudy, 2007). Jenis makrolid yang sering diresepkan ialah
eritromisin, klaritromisin dan azitromisin (Stephens, 2011). Menurut
National Health Service (NHS) di UK, makrolid merupakan antibiotik
yang paling sering diresepkan tahun 2009.
2.4.2. Sefalosporin
Sefalosporin berasal dari jamur Cephalosporium acremonium yang
diisolasi pada tahun 1948 oleh Brotzu. Sefalosporin dibagi menjadi empat
generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak langsung juga
sesuai dengan urutan masa pembuatannya. Dewasa ini sefalosporin yang lazim
digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat. Sefalosporin
generasi pertama sangat baik untuk mengatasi infeksi kulit dan jaringan lunak
oleh S.aureus dan S.pyogenes. (Istiantoro et al, 2007)
2.4.3. Fluorokuinolon
Fluorokuinolon dikenal sebagai antibiotik spektrum luas, yang
berarti mereka efektif terhadap banyak bakteri. Fluorokuinolon menghambat
bakteri
dengan
mengganggu
kemampuan
mereka
untuk
membuat
sulit
untuk
2.4.4. Aminoglikosida
Aminoglikosida
digunakan
untuk
mengobati
infeksi
yang
disebabkan oleh bakteri gram negatif dan dapat digunakan bersama dengan
penisilin atau sefalosporin
bakteri. Aminoglikosida bekerja cukup baik, tetapi bakteri bisa menjadi resisten
terhadap obat ini dan hal ini disebabkan
karena
aminoglikosida
melalui
dipecah
mulut
dan
aminoglikosida diberikan
bertindak dengan menghentikan bakteri dari membuat protein. Obat ini bersifat
bakterisidal. (Istiantoro et al, 2007)
2.4.5. Penisilin
2.4.6. Tetrasiklin
spektrum yang luas dari infeksi bakteri. Secara umum, tetrasiklin menghambat
sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik
yang terutama bersifat bakteriostatik. Tetrasiklin memperlihatkan spectrum
antibakteri luas yang meliputi kuman Gram-positif dan Gram- negatif, aerobic dan
anaerobik. Selain itu, ia juga aktif
terhadap
spiroket,
mikoplasma,
riketsia,