ABSTRACT
Optimization of bioethanol production was necessary, to reduce the consumption of fossil fuels are non-renewable. 60% of the world production of bioethanol using molasses because
economically, easily available, and can be directly used with minimal pretreatment. Generally, the microorganism used in the fermentation of ethanol from molasses was
Saccharomyces cerevisiae. There have been many studies on the selection of S.cerevisiae strains for the production of bioethanol using molasses, in order to get the best strains that can
tolerate concentrations of ethanol, sugar, and high acid but still be able to produce higher levels of ethanol. Fermentation conditions also affect the production of bioethanol. The purpose
of this study was to determine levels of ethanol produced by two types of instant alcohol yeast (Angel Alcohol Active Dry Yeast and New Aule Alcohol Yeast) over bioethanol
fermentation with and without aeration and agitation on molasses media. The results showed, added of 0.3 vvm aeration and 100 rpm agitation able to produce higher ethanol content.
ethanol content of Angel Alcohol Active Dry Yeast was 7.63% (w/v), the productivity of 2,120 /hour, and Yp/s 0.496 increased to 9.64% (w/v) with Yp/s 0.583, while the ethanol
content of New Aule Alcohol Yeast was 7.48% (w/v), the productivity of 2.078 /hour, and Yp/s 0.481 increased to 8.79% (w/v) with Yp/s 0.471. However, ethanol productivity of two
types of yeast decreased to 2.009 /hour and 0.833 /hour respectively for Strain Angel Alcohol Active Dry Yeast and New Aule Alcohol Yeast.
Keywords: Erwinia carotovora; Actinomycetes; antibiotic
ABSTRAK
Agroindustri tape singkong di Kabupaten
Jember merupakan salah satu agroindustri yang memiliki potensi untuk berkembang. Namun pengembangan ini masih mengalami
ketidakpastian jika ditinjau dari segi ketersediaan bahan baku dan pemasarannya, sehingga perlu dilakukan kajian berupa analisis
prospektif mengenai pengembangan agroindustri tape singkong di kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan informasi yang lengkap mengenai prospek agroindustri tape singkong di Kabupaten Jember beserta strategi untuk
pengembangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis prospektif dan Analytical Hierarchy Process
(AHP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jember memiliki potensi besar disektor pertanian khususnya budidaya
singkong dengan tape singkong sebagai produk unggulan yang berpotensi untuk dikembangan.
Tape singkong merupakan makanan khas Kabupaten Jember yang keberadaannya sangat penting di dunia pemasaran.
PENDAHULUAN
Tape singkong merupakan makanan fermentasi tradisional yang
sudah tidak asing lagi. Produk olahan singkong ini terbuat dari
singkong sebagai bahan baku utama yang diberi tambahan ragi untuk
proses fermentasinya. Tape singkong memiliki cita rasa manis dan
sedikit mengandung alkohol akibat proses fermentasi, tetapi jika
dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, akan menimbulkan rasa panas
dalam perut karena adanya kadar alkohol yang terkandung dalam tape
singkong tersebut (Hidayat, et al, 2006).
Di Kabupaten Jember, tape singkong dikenal sebagai makanan
khas yang memiliki cita rasa tersendiri dimata konsumennya. Selain
dapat dikonsumsi secara langsung, tape singkong juga dapat diolah
secara lebih lanjut untuk menghasilkan beberapa produk olahan tape
singkong khas Kabupaten Jember lainnya. Kabupaten Jember
merupakan salah satu kota yang terkenal memiliki banyak makanan
khas berbasis olahan tape singkong. Beberapa produk olahan tape
singkong khas Kabupaten Jember tersebut diantaranya adalah suwarsuwir, dodol tape, proll tape, brownies tape, pia tape, dan lain-lain.
A g ro in d u s tri ta p e
s in g k o n g
A d a n y a k e tid a k p a s tia n
(p o te n s i b a h a n b a k u d a n p a s a r)
A n a lis is P ro s p e k tif
3.
S k e n a rio
S k e n a rio
S k e n a rio
S tra te g i a ta u R e k o m e n d a s i
4.
5.
6.
Skor
Pengaruh
Berpengaruh kecil
Berpengaruh sedang
3. Merumuskan Strategi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian, yakni
merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan
Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
P e n g a ru h
V a r ia b e l
P en g g era k
V a ria b e l
M a rjin a l
Intensitas Tingkat
Kepentingan
V a r ia b e l
K o n tro l
V a ria b e l
K e lu a ra n
K e te rg a n tu n g a n
Sama penting
Lebih penting
2, 4, 6, 8
Nilai kebalikan
M u la i
Id e n tifik a s i F a k to r -F a k to r y a n g B e rp e n g a ru h T e rh a d a p
P e n g e m b a n g a n A g r o in d u s tri T a p e S in g k o n g d i K a b u p a te n J e m b e r
n
P e n ila ia n P e n g a ru h A n ta r F a k to r
eV P
j 1
F a k to r K u n c i
ij
j 1
i 1
P e n e n tu a n K e a d a a n (s ta te ) P a d a S e tia p F a k to r K u n c i y a n g B e rp e n g a r u h
P e n e n tu a n S k e n a rio -S k e n a rio T e n ta n g
K e m u n g k in a n d i M a s a M e n d a ta n g
S k e n a rio
S e le sa i
Keterangan:
eVPi = elemen vektor prioritas ke-i
aij = penilaian berpasangan elemen ke-i terhadap elemen ke-j
Jika responden (pakar) yang digunakan lebih dari satu orang, maka
pendapat dari masing-masing pakar perlu diagregasi terlebih dahulu
membentuk matriks pendapat gabungan. Matriks pendapat gabungan
merupakan matriks baru yang elemen-elemennya berasal dari rata-rata
gabungan matriks elemen pendapat individu. Model matematika dalam
penyusunan matriks pendapat gabungan adalah sebagai berikut:
g (ij) =
m
k 1
a
ij
Dimana :
g (ij) = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j
m = jumlah responden (pakar)
(aij)k = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k
m
k 1
Kriteria
F1
F2
.....
F1
F2
.....
Fn
f11
f12
......
fn1
f12
f22
.....
fn2
.....
.....
.....
.....
Keterangan:
Fi, Fj = Elemen ke-i atau ke-j terkait dengan kriteria
i, j= 1, 2, ...., n adalah indeks elemen yang terdapat pada tingkat yang sama dan secara
bersama-sama terkait dengan kriteria
fij = Angka yang diberikan dengan membandingkan elemen ke-i dengan elemen ke-j
sehubungan dengan sifat kriteria, , didasarkan aturan skala banding berpasanganan pada
Tabel 3
3.
m ax
1
n
i 1
ij
Keterangan:
VA = VB = Vektor antara
Vbi untuk i = 1, 2, ..., n
CR
CI
RI
Keterangan:
CI = Consistency Index
CR = Consistency Ratio
RI = Random Index
N P
pq
t 1
N PH
pq
(t, q 1) x N P T t (q 1)
Keterangan:
Nppq = nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama
NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q
NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke q-1
S k e n a rio T e rp ilih
M e n y u s u n M a trik s P e rb a n d in g a n B e r p a s a n g a n
M e n e ta p k a n P rio r ita s
K o n s is te n s i L o g is
S in te s is P rio rita s
S e le sa i
Gambar 4. Diagram alir strategi pengembangan agroindustri tape singkong
Kriteria
Bobot
Biaya
0,308
Kemudahan Operasional
0,468
Dukungan Pemerintah
0,119
Output / Manfaat
0,103
S k e n a r io O p tim is
1 ,0 0 0
G oal
K r it e r ia
K em u dah an
O p e r a s io n a l
0 ,4 6 8
B ia y a
0 ,3 0 8
D u ku n gan
P e m e r in ta h
0 ,1 1 9
O u tp u t/
M a n fa a t
0 ,1 0 3
A lte r n a tif
P e n e litia n
B u d id a y a
S in g k o n g
(0 ,0 8 1 )
P e la t ih a n d a n
P e m b in a a n
(0 .2 2 9 )
P e n in g k a ta n
P ro m o si
(0 ,2 1 3 )
P en gem b angan
T e k n o lo o g i
(0 ,2 9 0 )
P e n in g k a ta n k e r ja s a m a
d a n k o o r d in a s i
k e le m b a g a a n
(0 ,1 8 6 )
Strategi
Bobot
Prioritas
0,080975
0,228961
Peningkatan Promosi
0,213329
0,290374
0,18636
Pengembangan Teknologi
Peningkatan Kerjasama dan Koordinasi
Kelembagaan
Dari gambar dan tabel tersebut dapat diketahui urutan prioritas dari
1 sampai dengan 5 berturut-turut adalah pengembangan teknologi;
pelatihan dan pembinaan; peningkatan promosi; peningkatan kerjasama
G o a l
K r ite r ia
K em u d a h a n
O p e r a s io n a l
0 ,4 6 8
B ia y a
0 ,3 0 8
D u k u n g an
P e m e r in ta h
0 ,1 1 9
O u tp u t/
M a n fa a t
0 ,1 0 3
A lt e r n a t if
O p tim a lis a si
P e m a n fa a ta n
L a h a n
(0 ,0 8 1 )
P e la tih a n d a n
P e m b in a a n
S k ill S D M
(0 ,3 0 0 )
P en ga d a a n
F o ru m
A s o s ia s i
(0 ,0 9 0 )
U p a ya
R e v it a lis a s i
K e le m b a g a a n
(0 ,1 4 5 )
B a n tu a n F a s ilita s
d a n P e r a la ta n
P ro d u k si
(0 ,3 9 9 )
Strategi
Optimalisasi pemanfaatan lahan
Bobot
Prioritas
0.1
0,300347
0,090499
0,144995
0,399496
Dari gambar dan tabel tersebut dapat diketahui urutan prioritas dari
1 sampai dengan 5 berturut-turut adalah bantuan fasilitas dan peralatan
produksi; pelatihan dan pembinaan skill SDM; upaya revitalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Bourgeois, R. 2002. Expert Meeting Methodology for Prospective Analysis. Paris :
Cirad Amis Ecopol.
Godet, M. 1996. The Use and Minuse of Scenario. New Jersey : Prentice-Hall Inc
Hardjomidjojo, H. 2002. Metode Analisis Prospektif. Bogor : FTP IPB Press.
Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta : Grassindo.
Saaty, T.L, 1993. Penggambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hierarki
Analitik untuk Penggambilan Keputusan dalam situasi yang Kompleks.
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.