Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolic lebih dari
persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran
sebanyak 3 kali atau lebih. Hipertensi stadium I didefinisikan bila tekanan darah sistolik
dan atau diastolic lebih dari persentil ke-95 sampai persentil ke-99 ditambah 5 mmHg,
sedangkan hipertensi stadium 2 bila tekanan darah lebih dari persentil ke-99 ditambah 5
mmHg.
Untuk anak berusia 6 thun atau lebih, krisis hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 180 mmHg dan atau diastrolik 120 mmHg atau tekanan darah kurang dari
ukuran tersebut namun telah timbul gejala gagal jantung, ensefalopati, gagal ginjal
maupun retinopati. Pada anak berusia kurang dari 6 tahun, batasan krisis hipertensi adalah
tekanan darah 50% di atas persentil ke-95. Klasifikasi hipertensi ringan, sedang dan berat
dapat dilihat pada lampiran.
Prevalens kenaikan tekanan sistolik dan diastolik yang menetap pada anak usia sekolah
adalah sebesar 1,2% dan 0,37%. Pada anak, kejadian hipertensi sekunder lebih banyak
daripada hipertensi primer dan hampir 80%penyebabnya berasal dari penyakin ginjal.
Sebagai langkah promotif / preventil, untuk menemukan hipertensi sedini mungkin,
tekanan darah sebagai bagian dari pemeriksaan fisis perlu diukur pada setiap anak usia 3
tahun ke atas sekurangnya sekali setahun.
Diagnosis
Anamnesis
-
Gejala hipertensi berat atau krisis hipertensi dapat berupa sakit kepala, kejang,
muntah, nyeri perut, anoreksia, gelisah, keringat berlebihan, rasa berdebar-debar,
perdarahan hidung dan lain-lain.
Pemeriksaan fisis
-
Kesadaran dapat menurun sampai koma, tekanan sistolik dan diastolik meningkat,
denyut jantung meningkat
Bunyi murmur dan bruit, tanda gagal jantung dan tanda ensefalopati dapat
ditemukan
Pemeriksaan penunjang
-
Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyakit primer dibagi dalam 2 tahap (lihat
lampiran)
Tata laksana
Medikamentosa
Obat antihipertensi pada anak mulai diberikan bila tekanan darah berada 10 mmHg di atas
persentil ke-95 untuk umur dan jenis kelamin anak tersebut. Langkah pengobatan dan
dosis obat antihipertensi dapat dilihat pada lampiran.
Eksplorasi kelainan dasar yang menyebabkan hipertensi harus dilakukan
Pengobatan hipertensi non-kritis
-
Lini pertama : Nifedipin oral diberikan dengan dosis 0,1 mg/kgBB/kali, dinaikkan
0,1 mg/kgBB/kali (dosis maksimal 10 mg/kali) setiap 5 menit pada 15 menit
pertama, kemudian setiap 15 menit pada 1 jam pertama, selanjutnya setiap 30
menit sampai tercapai tekanan darah yang stabil. Furosemid diberikan dengan
dosis 1 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari : bila tensi tidak turun diberi kaptopril 0,3
mg/kgBB/kali, 2-3 kali perhari.
-
Lini kedua : Klonidin drip 0,002 mg/kgBB/8 jam + 100 ml dekstrose 5%. Tetesan
awal 12 mikrodrip/menit, bila tekanan darah belum turun, tetesan dinaikkan 6
mikrodrip/menit setiap 30 menit (maksimum 36 mikrodrip/menit), bila tekanan
darah belum turun ditambahkan kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali, diberikan 2-3 kali
sehari (maks. 2 mg/kgBB/kali) bersama furosemid 1 mg/kgBB/kali 2 kali sehari.
Suportif
-
Restriksi cairan
Pemberian obat untuk mengontrol tekanan darah hanya diperlukan dalam jumlah
sedikit
Tumbuh kembang
Anak umumnya menderita hipertensi sekunder. Proses tumbuh kembang dapat dipengaruhi
oleh penyakit primernya.
Kepustakaan
1. Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam : Alatas H. Tambunan T, Trihono PP,
Pardede PP, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2 Jakarta : Balai
Penerbit FKUL : 2002. h. 242-90.
2. Alatas H. Ensefalopati Hipertensi. Dalam : Kumpulan Makalah Kegawatdaruratan
pada Penyakit Ginjal. 2006. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Children and Adolescents. The fourth report on diagnosis, evaluation
and treatment of high blood pressure in children and adolescent. Pediatrics 2004 :
114 : 555-76.
4. Task Force on Blood Pressure Control in Children. Report of the second task force
on blood pressure control in children. Pediatrics 1987 : 79 : 1-25.