Anda di halaman 1dari 8

Konsep

Konsep sama mekanisme sama kan? Atau beda?


Bahan baku
Bahan yang digunakan untuk membuat rompi anti peluru selalu mengalami perkembangan
seiring hasil penemuan-penemuan baru. Secara umum bahan-bahan yang digunakan adalah:
a. Aramid (Kevlar)
Material ini ditemukan oleh Stephanie Kwolek pada tahun 1964, seorang ahli kimia
berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada perusahaan DuPont. Aramid
adalah akronim dari kata aromatic polyamide. Aramid memiliki struktur yang kuat, alot
(tough), memiliki sifat peredam yang bagus (vibration damping), tahan terhadap asam (acid)
dan basa (leach), selain itu dapat menahan panas hingga 370C, sehingga tidak mudah
terbakar. Produk yang dipasarkan dikenal dengan nama Kevlar. Kevlar memiliki berat yang
ringan, tapi 5 kali lebih kuat dibandingkan besi.

Ikatan molekul aramid

Anyaman aramid (Kevlar)


b. Vestran
Vestran adalah polymer kristal cair (liquid crystal polymer). Seratnya memiliki kekuatan
hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kevlar.

Bahan vestran
c. Jaring Benang Laba-laba (Spider Silk)
Jaring benang laba-laba terdiri dari ikatan molekul protein yang panjang. Benang ini tidak
hanya memiliki kemampuan dapat menahan beban yang ekstrem, tapi juga sekaligus
memiliki sifat elastisitas yang sangat tinggi, hingga kalau ditarik dapat memanjang sebanyak
40%. Sifat elastis ini berasal dari butiran-butiran cairan kecil yang terdapat pada benang,
yang kalau dilihat bentuknya seperti kalung mutiara atau tasbih.

Ikatan molekul benang laba-laba

Struktur benang laba-laba


d. CNT (Carbon Nanotubes)
Kandidat material selanjutnya adalah CNT. Ditemukan tahun 1991 oleh Professor Sumio
Iijima dari Jepang. CNT merupakan susunan ukuran karbon C yang berukuran sangat kecil
"nano" (0,000000001) dan berbentuk seperti pipa (tube), yang dindingnya tersusun seperti
rumah lebah. Diperkirakan material ini lebih kuat dibandingkan dengan benang laba-laba.

Fabrikasi

Mekanisme
Prinsip kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin lontaran energi kinetik
peluru, dengan cara menggunakan lapisan-lapisan kevlar untuk menyerap energi laju tersebut
dan memecahnya kepenampang baju yang luas, sehingga energi tersebut tidak cukup lagi
untuk membuat peluru dapat menembus baju.
Dalam menyerap laju energi peluru, baju (kevlar) mengalami deformasi yang menekan ke
arah dalam (shock wave), tekanan kedalam ini akan diteruskan sehingga mengenai tubuh
pengguna.
Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari 4,4 cm (44 mm).
Jika batasan tersebut dilewati, maka pengguna baju akan mengalami luka dalam (internal
organs injuries), yang tentunya akan membahayakan keselamatan jiwa.

Gambar: Serapan laju energi peluru yang menyebabkan lapisan kevlar mengalami
deformasi.
Analoginya seperti laju bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang. Jaring gawang terdiri
dari rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Apabila bola tertangkap oleh jaring
gawang, maka energi laju (kinetik) bola tersebut akan diserap oleh jaring gawang, yang
menyebabkan tali disekitarnya bertambah panjang (extend) dan kemudian tekanan (tarikan)
tali akan dialirkan ke tiang gawang.

Gambar: Deformasi kevlar yang menekan tubuh pengguna baju.


Gambar diatas menunjukan bahwa anggapan pemakai baju anti peluru dapat terhindar
sepenuhnya dari cidera yang dihasilkan oleh tembakan adalah salah !
Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi utama baju anti peluru hanyalah untuk menahan
peluru!! Sehingga peluru tidak sampai masuk kedalam tubuh pemakai baju, yang dapat
menyebabkan kematian.
Tidak jarang akibat "tekanan" yang ditimbulkan peluru tadi, pemakai baju akan menderita
luka memar (blunt force trauma) hingga patah tulang.

Gambar: blunt force trauma.


Tentunya cidera juga tergantung dari jenis baju yang digunakan. Ini menunjukkan bahwa
istilah baju/ rompi anti peluru (bullet proof vest) tidaklah tepat, istilah yang benar adalah
baju/ rompi balistik (ballistic vest) !
Level Baju Balistik
Standar baju balistik yang paling banyak digunakan adalah standar NIJ (National Institute of
Justice)Amerika. Berdasarkan standar ini, baju balistik dibagi menjadi beberapa tingkatan
(level), yaitu level I, II-A, II, III-A, III, dan IV. Level I adalah tingkatan yang terendah, baju
hanya dapat menahan peluru yang berkaliber (berdiameter) kecil. Lengkapnya lihat gambar
dibawah

Gambar: tingakatan kemampuan baju balistik

Gambar: tingkatan kemampuan perlindungan terhadap terjangan peluru

Gambar: Level II Vest (5-YEARS-OLD) Shot from 18" (46 cm)


Mulai level III baju akan dilengkapi dengan lempengan besi, sehingga mampu untuk
menahan shotgun!!
Dengan menggunakan material yang sekarang, makin tinggi tingkat keamanan yang
diberikan (makin tinggi level), maka akan semakin tebal dan berat baju yang harus
dikenakan. Ini tentunya merupakan kekurangan dari material tersebut.

Atas dasar ini, pihak ilmuwan dan militer masih mengembangkan material baru yang lebih
ringan dan juga lebih kuat.

Keunggulan
1. Kekuatan yang sangat luar biasa (cukup tinggi) tapi ringan, Bahkan Kevlar 5x lebih kuat
dari baja (pada bobot ringan yang sama dan dimensi yang sama).
2. Bahan Kevlar yang mempunyai gaya tarik tinggi
3. Struktur dasarnya stabil
4. Konduksi listriknya sangat rendah.
5. Ketahanan pada bahan kimia yang cukup tinggi.
6. Tahan panas dan tahan bakar serta rendah dalam menghantar panas.

Anda mungkin juga menyukai