Anda di halaman 1dari 2

Dampak Broken home atau kegagalan rumah tangga ternyata memberikan banyak dampak

negatif untuk anak. Apalagi jika anak tidak memiliki dasar keagamaan yang kuat dan bekal
moral yang baik sebelumnya akan semakin membuat anak tidak punya pedoman hidup.
Akibatnya anak sering kali berbuat hal-hal negatif yang mungkin bisa merugikan dirinya
sendiri atau bahkan orang lain.
Secara emosional, dampak broken home itu sendiri bisa memberikan pengalaman traumatis
pada anak. Selain itu perceraian kedua orang tuanya akan berpengaruh terhadap emosi sang
anak hingga akhirnya anak tersebut menjadi anak yang pemurung, pemalas, mencari
perhatian orang tuanya atau orang lain yang tidak jarang banyak dari mereka yang akhirnya
beralih pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif atau secara umum bisa disebut dengan
ketidak stabilan emosi pada anak. Jika dalam kondisi seperti ini anak yang menjadi korban
perceraian orang tuanya tidka segera didampingi oleh orang yang tepat, maka anak akan
merasa semakin tidak berarti karena dalam dirinya akan semakin tertanam bahwa
kehadirannya pasti tidak diharapkan oleh orang tuanya.
Sedangkan dampak broken home pada anak secara sosial adalah anak akan merasa rendah
diri karena saat ini kedua orang tuannya tidka bisa bersama-sama mendampingi
kesehariannya. Dengan rasa percaya diri yang rendah, anak akan sulit untuk untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan atau mungkin sulit untuk bersosialisasi dengan
lingkungan.
Dampak broken home pada anak akan sangat mengganggu perkembangan kepribadian pada
anak. Bahkan menurut salah satu ilmuan menyatakan bahwa perceraian orang tua ternyata
memberikan dampak negatif yang mungkin saja akan terus berpengaruh untuk masa depan
anak
Jika di pandang dari perkembangan Sosio Emosional anak akan cendrung Pendiam, Mudah
Sedih , Mudah Marah dan bisa juga mengeluar kan Emosi negative yang lainnya
Ciri - ciri Moral yang mungkin ditunjukkan oleh anak-anak yang menjadi korban broken
home dan perceraian diantaranya adalah;
1. Anak berperilaku nakal
2. Anak tidak memperdulikan orang tuanya
3. Anak seperti mengalami depresi
4. Aktif melakukan hubungan seksual
5. Mengkonsumsi obat-obatan terlarang
6. Anak lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah

Berdasarkan beberapa ciri tersebut, maka bisa jadi akan memberikan dampak yang jauh lebih
buruk pada anak, karena anak sudah mulai tidak menyayangi diri sendiri. jika hal ini
dibiarkan terus menerus maka anak tersebut nantinya akan menjadi anak yang berepribadian
negatif.
Penyebab Broken Home
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya Broken Home adalah :
1. Terjadinya perceraian,
2. Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak-anak,
3. Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam
kehidupan anak-anak mereka,
4. Jauh dari tuhan, sehingga masalah-masalah tidak diserahkan kepada tuhan,
5. kehilangan kehangatan dio dalam keluarga antara orang tua dan anak .
Efek-efek kehidupan seorang Broken Home :
1. Academic Problem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi orang yang
malas belajar, dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi
2. Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan
merusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras, judi dan lari ketempat pelacuran.
3. Sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
4. Spiritual problem, mereka kehilangan Fathers figure sehingga tuhan, pendeta atau orangorang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
Pendekatan yang harus di lakukan Orangtua kepada anaknya yg menjadi korban broken
home,
mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah.
Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian
orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah
membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan
rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang
cekcok, dan jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut. Hal
lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau
paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah
atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat
mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum
ada perceraian.

Anda mungkin juga menyukai