Anda di halaman 1dari 18

Bijih adalah sejenis batu yang

mengandung mineral penting,


baik itu logam maupun bukan
logam. Bijih diekstraksi melalui
penambangan, kemudian hasilnya
dimurnikan lagi untuk
mendapatkan unsur-unsur yang
bernilai ekonomis.
Kandungan atau kadar mineral,
atau logam, juga bentuk
keujudannya, secara langsung
akan memengaruhi ongkos
pertambangan bijih. Ongkos
ekstraksi harus diberi
pembobotan untuk dibandingkan
dengan nilai ekonomis logam
yang terkandung untuk
menentukan bijih yang mana
yang lebih menguntungkan dan
bijih yang mana yang kurang atau
tidak menguntungkan. Bijih logam
secara umum merupakan
persenyawaan oksida, sulfida,
silikat, atau logam "murni"
(misalnya tembaga murni yang
biasanya tidak terkumpul di
dalam kerak Bumi atau logam
"mulia" (biasanya tidak berbentuk
persenyawaan) seperti emas. Bijih
harus diolah untuk mengekstraksi
logam-logam dari "batuan
sampah" dan dari mineral bijih.
Tubuh bijih dibentuk oleh
berbagai macam proses geologis.
Di dalam bahasa Inggris, proses
"pembentukan bijih" disebut
sebagai ore genesis.
DEFINISI
a. Ore adalah endapan bahan
galian yang dapat diekstrak
(diambil) mineral berharganya
secara ekonomis baik itu logam
maupun bukan logam. Bijih
diekstraksi melalui penambangan,
kemudian hasilnya dimurnikan
lagi untuk mendapatkan unsurunsur yang bernilai ekonomis.

b. Gangue Minerals adalah


mineral non logam yang bisa
dimanfaatkan sebagai hasil
sampingan misalnya kuarsa,
garnet, dll dalam jumlah yang
cukup
c. By product: adalah produk
sekunder atau insidentil yang
berasal dari proses manufaktur,
suatu reaksi kimia atau jalur
biokimia, dan bukan produk
utama atau jasa yang dihasilkan.
By product dapat bermanfaat dan
berharga, atau dapat dianggap
limbah. Air juga bisa menjadi
produk sampingan ketika reaksi
menyebabkan karbon dioksida.
d. Metallic minerals adalah
Mineral yang mengandung satu
jenis logam. Apabila kandungan
logamnya relative besar dan
terikat secara kimia dengan unsur
lain disebut mineral bijih (oreminerals). Sebagian besar mineral
bijih bersifat logam dan sebagian
bersifat non logam (bauksit)..
Mineral logam dibagi menjadi
dua, yaitu logam murni dan logam
campuran. Logam murni
digunakan dalam kondisi murni
tanpa campuran. Contoh logam
murni adalah emas, timah, seng,
dan aluminium. Biasanya kaleng
minuman menggunakan
aluminium murni. Sementara
kabel listrik terbuat dari tembaga
murni.
e. Waste Minerals adalah
mineral non logam yang tidak
ekonomis
f.
Mineral bijih adalah Batu
yang mengandung satu atau lebih
mineral metalik yang untung jika
ditambang.. Suatu endapan
dikatakan bijih sebenarnya dilihat
dari nilai ekonomisnya, bila harga
pengolahan dan harga pasaran
berfluktuasi, suatu saat endapan
mineral dikatakan sebagai bijih

dan di saat lain bukan lagi. Pada


saat ekstraksi didapatkan bahan
logam dan juga bahan limbah
(gangue) yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Proses ekstraksi
tersebut menghasilkan timbunan
limbah (tailing).
PEMBAGIAN KELOMPOK
MINERAL BIJIH:
a. Bijih Silisius (Keiko) yang
mengandung sulfiIda terutama
kalkopirit, terdesssiminasi dalam
batuan tersilisifikasi.
b. Bijih Kuning (Oko), terutama
pirit dengan sedikit kalkopirit dan
Kuarsa.
c. Bijih hitam (Kuroko),
percampuran kuat antara
Sphalerite kaya besi berwarna
gelap, galena, barite, dan
sejumlah kecil pirit dan kalkopirit ;
wurzit, enargit, tetrahidrit,
markasit, serta sejumlah mineral
lainnya yang ditemukan secara
setempat dalam jumlah kecil.
d. Urat (vein) dan massa besar
gipsum (sekkoko), yang saling
berhubungan tetapi dalam tubuh
yang terpisah- pisah.
e. Zona stringer, kaya kalkopirit
dalam pipa- pipa bawah bijih
(ryukoko)
f. Ferruginous (lapisan
tetsusekiei), yang berada pada
lapisan paling bawah.
FESE PEMBENTUKAN
ENDAPAN PRIMER
a. Fase Magmatik Cair
(Liquid Magmatic Phase)
suatu fase pembentukan mineral,
dimana mineral terbentuk
langsung pada magma
(differensiasi magma), misalnya
dengan cara gravitational settling

Vesiculation, Magma yang


mengandung unsur-unsur volatile
seperti air (H2O), (CO2), (SO2),
(S) dan (Cl).
Diffusion, Pada proses ini
terjadi pertukaran material dari
magma dengan material dari
batuan yang mengelilingi
reservoir magma.
Flotation, Kristal-kristal ringan
yang mengandung sodium dan
potasium cenderung untuk
memperkaya magma yang
terletak pada bagian atas
reservoar dengan unsur-unsur
sodium dan potasium.
Assimilation of Wall Rock,
Selama emplacement magma,
batu yang jatuh dari dinding
reservoir akan bergabung dengan
magma.
Thick Horizontal Sill, Secara
umum bentuk ini memperlihatkan
proses differensiasi magmatik asli
yang membeku karena kontak
dengan dinding reservoir. Jika
bagian sebelah dalam membeku
terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana
mineral silikat yang lebih berat
terletak pada lapisan dasar dan

mineral silikat yang lebih ringan.


b. Fase Pegmatitik
(Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku
yang terbentuk dari hasil injeksi
magma. Sebagai akibat
kristalisasi pada magmatik awal
dan tekanan disekeliling magma,
maka cairan residual yang mobile
akan terinjeksi dan menerobos
batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork

c. Fase Pneumatolitik
(Pneumatolitik Phase)
Proses reaksi kimia dari gas dan
cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan
magma. Mineral kontak ini dapat
terjadi bila uap panas dengan
temperatur tinggi dari magma
kontak dengan batuan dinding
yang reaktif. Mineral-mineral
kontak yang terbentuk antara lain
: wolastonit, amfibol, kuarsa,
epidot, garnet, aktinolit, dll.
d. Fasa Hidrotermal
Hidrothermal adalah larutan sisa
magma yang bersifat "aqueous"
sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya
akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber

terbesar (90%) dari proses


pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal dua macam
endapan hidrothermal, yaitu :
Cavity filing, mengisi lubanglubang (opening-opening) yang
sudah ada di dalam batuan.
Metasomatisme, mengganti
unsur-unsur yang telah ada dalam
batuan dengan unsur-unsur baru
dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal beberapa jenis
endapan hidrothermal, antara lain
Ephithermal (T 00C-2000C),
Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C5000C). Setiap tipe endapan
hidrothermal diatas selalu
membawa mineral-mineral yang
tertentu (spesifik), berikut altersi
yang ditimbulkan barbagai
macam batuan dinding. Tetapi
minera-mineral seperti pirit
(FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit
(CuFeS2), florida-florida hampir
selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal
dan mineral gangue adalah :
emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit
(CuFeS2), arsenopirit (FeAsS),
pirrotit (FeS), galena (PbS),
pentlandit (NiS), wolframit : Fe
(Mn)WO4, Scheelit (CaWO4),
kasiterit (SnO2), Mo-sulfida
(MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit
(NiAs), spalerit (ZnS), dengan
mineral-mineral gangue antara
lain : topaz, feldspar-feldspar,
kuarsa, tourmalin, silikat-silikat,
karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis
endapan mesothermal dan
mineral gangue adalah : stanite
(Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida :
spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu

sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3),


tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13,
bornit (Cu2S), galena (PbS), dan
kalkopirit (CuFeS2), dengan
mineral-mineral ganguenya :
kabonat-karbonat, kuarsa, dan
pirit.
Paragenesis endapan
ephitermal dan mineral
ganguenya adalah : native cooper
(Cu), argentit (AgS), golongan AgPb kompleks sulfida, markasit
(FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS),
realgar (AsS), antimonit (Sb2S3),
stannit (CuFeSn), dengan mineralmineral ganguenya : kalsedon
(SiO2), Mg karbonat-karbonat,
rhodokrosit (MnCO3), barit
(BaSO4), zeolit (Al-silikat).
e. Fasa Vulkanik
Hidrothermal adalah larutan sisa
magma yang bersifat "aqueous"
sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya
akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber
terbesar (90%) dari proses
pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal dua macam
endapan hidrothermal, yaitu :
Cavity filing, mengisi lubanglubang (opening-opening) yang
sudah ada di dalam batuan.
Metasomatisme, mengganti
unsur-unsur yang telah ada dalam
batuan dengan unsur-unsur baru
dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal beberapa jenis
endapan hidrothermal, antara lain
Ephithermal (T 00C-2000C),
Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C5000C). Setiap tipe endapan
hidrothermal diatas selalu
membawa mineral-mineral yang
tertentu (spesifik), berikut altersi
yang ditimbulkan barbagai

macam batuan dinding. Tetapi


minera-mineral seperti pirit
(FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit
(CuFeS2), florida-florida hampir
selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.
TIPE-TIPE ENDAPAN YANG
TERBENTUK SECARA
SEKUNDER
Proses pembentukan endapan ini
sangat di dominasi oleh media air
permukaan, sehingga jejak-jejak
pembentukannya seperti adanya
struktur perlapisan, dan nodul
menggambarkan manifestasi
tersebut.
Tipe endapan ini terbagi atas:
a. Mineral Bijih Dibentuk oleh
Hasil Rombakan dan Proses Kimia
Sebagai Hasil Pelapukan
Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi
tidak dapat mempertahankan
keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia
yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain.
Proses dimana unsur-unsur
berpindah menuju lokasi dan
lingkungan geokimia yang baru
dinamakan dispersi geokimia.
Berbeda dengan dispersi
mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab
suatu dispers. Dispersi geokimia
sekunder adalah dispersi kimia
yang terjadi di permukaan bumi,
meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh
proses yang biasanya terjadi di
permukaan, antara lain proses
pelapukan, transportasi, dan
pengendapan. Bahan terangkut
pada proses sedimentasi dapat
berupa partikel atau ion dan
akhirnya diendapkan pada suatu
tempat.
b. Cebakan Mineral Dibentuk
oleh Pelapukan Mekanik

Mineral disini terbentuk oleh


konsentrasi mekanik dari mineral
bijih dan pemecahan dari residu.
Proses pemilahan yang mana
menyangkut pengendapan
tergantung oleh besar butir dan
berat jenis disebut sebagai
endapan plaser. Mineral plaser
terpenting adalah Pt, Au, kasiterit,
magnetit, monasit, ilmenit, zirkon,
intan, garnet, tantalum, rutil, dsb
c.
Cebakan Mineral Dibentuk
oleh Proses Pengendapan Kimia
Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk
pada iklim kering dicirikan oleh
warna merah akibat oksidasi Fe
dan umumnya dalam literatur
disebut red beds. Kalau
konsentrasi elemen logam dekat
permukaan tanah atau di bawah
tanah tempat pengendapan tinggi
memungkinkan terjadi
konsentrasi larutan logam dan
mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap
bersama air tanah yang kemudian
mengisi antar butir sedimen
klastik. Koloid bijih akan alih
tempat oleh penukaran kation
antara Fe dan mineral lempung
atau akibat penyerapan oleh
mineral lempung itu sendiri.
Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di
lingkungan laut sangat berbeda
dengan lingkungan darat yang
umumnya mempunyai
mempunyai pasokan air dengan
kadar elemen yang tinggi
dibandingkan kandungan di laut.
Kadar air laut mempunai elemen
yang rendah. Sebagai contoh
kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 %
yag membentuk konsentrasi
mineral logam yang berharga hal
ini dapat terjadi kalau mempunyai
keadaan yang khusus

TIPE ENDAPAN YANG


TERBENTUK KARENA
AKTIVITAS VULKANIK\
Aktivitas vulkanik dapat
menghasilkan endapan mineral
baik logam maupun non logam.
Endapan tersebut terbentuk
karena proses sublimasi gas atau
uap yang dikeluarkan oleh
aktivitas vulkanik. Air tanah dan
air meteoric disekitar daerah
vulkanik juga dapat menghasilkan
endapan mineral tertentu. Contoh
mineral : belerang, fosfor, dan
mineral logam Pb, Zn, Bi, Fe.
Disamping menghasilkan mineral,
aktivitas vulkanik juga
menghasilkan panas bumi yang
dimanfaatkan untuk energi panas
bumi geothermal energy).
TIPE ENDAPAN YANG
BERASOSIASI DENGAN
BATUAN INTRUSI DAN TIPE
ENDAPAN
Deposit Kuroko merupakan salah
satu wakil dari deposit sulfida
volcanogenic besar di dunia. Hal
ini ditandai oleh logam simpanan
kelas dasar yang tinggi untuk
mengandung cukup jumlah emas
dan perak. Deposito tersebut
telah dieksplorasi sebagai sumber
utama logam mulia dan logam
mulia di dunia.
Dalam kasus Jepang, hampir
semua deposito dihasilkan dalam
berumur Miosen sehingga ada
banyak. contoh dan
unmetamorphosed pelat badan
kaku.Kuroko mengacu pada model
endapan yang terdapat di salah
satu distrik yang terdapat di
Jepang bagian Utara yang
mengandung kumpulan dari
karakteristik horizon bijih dalam
suatu tatanan geologi khusus
KLASIFIKASI ENDAPAN
MINERAL

Endapan Mineral

KARAKTERISTIK DAN TIPE


ENDAPAN DI SANGKAROPI
a. Bijih hitam (Kuroko)
percampuran kuat antara Sphalerite
kaya besi berwarna gelap, galena,
barite, dan sejumlah kecil pirit dan
kalkopirit ; wurzit, enargit, tetrahidrit,
markasit, serta sejumlah mineral
lainnya yang ditemukan secara
setempat dalam jumlah kecil
b. Urat (vein) dan massa besar
gipsum (sekkoko) yang saling
berhubungan tetapi dalam tubuh
yang terpisah- pisah.

Secara umum genesa bahan


galian mencakup aspek-aspek
keterdapatan, proses
pembentukan, komposisi, model
(bentuk, ukuran, dimensi),
kedudukan, dan faktor-faktor
pengendali pengendapan bahan
galian (geologic controls).
Tujuan utama mempelajari
genesa suatu endapan bahan
galian adalah sebagai pegangan
dalam menemukan dan mencari
endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik
dan kimia endapan bahan galian,
membantu dalam penentuan
(penyusunan) model eksplorasi
yang akan diterapkan, serta
membantu dalam penentuan
metoda penambangan dan
pengolahan bahan galian
tersebut.
Endapan-endapan mineral yang
muncul sesuai dengan bentuk
asalnya disebut dengan endapan
primer (hypogen). Jika mineralmineral primer telah terubah
melalui pelapukan atau prosesproses luar (superficial processes)
disebut dengan endapan
sekunder (supergen).
A. KETERDAPATAN MINERAL BIJIH
Kerak bumi terdiri dari batuanbatuan beku, sedimen, dan
metamorfik.Pengertian bijih
adalah endapan bahan galian
yang dapat diekstrak (diambil)
mineral berharganya secara
ekonomis, dan bijih dalam suatu
endapan ini tergantung pada dua
faktor utama, yaitu tingkat
terkonsentrasi (kandungan logam
berharga pada endapan), letak
serta ukuran (dimensi) endapan
tsb.
Untuk mencapai kadar yang
ekonomis, mineral-mineral bijih

atau komponen bahan galian


yang berharga terkonsentrasi
secara alamiah pada kerak bumi
sampai tingkat minimum yang
tertentu tergantung pada jenis
bijih atau mineralnya.
Batuan merupakan suatu bentuk
alami yang disusun oleh satu atau
lebih mineral, dan kadang-kadang
oleh material non-kristalin.
Kebanyakan batuan merupakan
heterogen (terbentuk dari
beberapa tipe/jenis mineral), dan
hanya beberapa yang merupakan
homogen. Deret reaksi Bowen
(deret pembentukan mineral pada
batuan) telah dimodifikasi oleh
Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H.
Schneiderhohn.
Gambar Diagram urutan
pengendapan mineral
diagram mineral
Sedangkan proses pembentukan
mineral berdasarkan komposisi
kimiawi larutan (konsentrasi suatu
unsur/mineral), temperatur, dan
tekanan pada kondisi kristalisasi
dari magma induk telah didesign
oleh Niggli.
Gambar Diagram TemperaturKonsentrasi-Tekanan (Diagram
Niggli)
diagram niggli
Jika pembentukan endapan
mineral dikelompokkan menurut
proses pembentukannya, maka
salah satu pengklasifikasiannya
adalah ebagai berikut :
Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)
1. Endapan yang terbentuk
melalui proses konsentrasi kimia
(Suhu dan Tekanan Bervariasi)
a. Dalam magma, oleh proses
differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi
magma, magmatik cair); T 70015000C; P sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-

sangat tinggi; P sangat tinggi


b. Dalam badan batuan
*) Konsentrasi karena ada
penambahan dari luar
(epigenetik)
*) Asal bahan tergantung dari
erupsi batuan beku
- Oleh hembusan langsung
bekuan (magma)
+ Dari efusif; sublimat; fumarol, T
100-6000C; P atmosfer-sedang
+ Dari intrusif, igneous
metamorphic deposits; T 5008000C, P sangat tinggi
- Oleh penambahan air panas
yang terisi bahan magma
+ Endapan hipothermal; T 3005000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 2003000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 502000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah,
P rendah
+ Endapan xenothermal; T tinggisedang, P sedang-atmosfer
*) Konsentrasi bahan dalam
badan batuan itu sendiri :
- Konsentrasi oleh metamorfosis
dinamik dan regional, T s/d
4000C; P tinggi.
- Konsentrasi oleh air tanah
dalam; T 0-1000C; P sedang
- Konsentrasi oleh lapukan batuan
dan pelapukan residu dekat
permukaan; T 0-1000C; P sedangatmosfer
c. Dalam masa air permukaan
*) Oleh interaksi larutan; T 0700C; P sedang
- Reaksi anorganik
- Reaksi organik
*) Oleh penguapan pelarut
2. Endapan-endapan yang
dihasilkan melalui konsentrasi
mekanis; T & P sedang.
B. PENGERTIAN MENDALA

METALOGENIK
Istilah Mendala Metalogenik atau
Metallogenic Province memiliki
pengertian suatu area yang
dicirikan oleh kumpulan endapan
mineral yang khas, atau oleh satu
atau lebih jenis-jenis karakteristik
mineralisasi. Suatu mendala
metalogenik mungkin memiliki
lebih dari satu episode
mineralisasi yang disebut dengan
Metallogenic Epoch.
Beberapa contoh mendala
metalogenik antara lain ;
segregasi lokal dari kromium dan
nikel di bagian yang paling dalam
dari kerak samudera, dan
pengendapan sulfida-sulfida masif
dari tembaga dan besi di tempattempat yang panas, metalbearing brine menuju samudra
melalui zona regangan, endapanendapan mineral magmatikhidrotermal berhubungan dengan
proses-proses subduksi.
Tumbukan dan subduksi
membentuk gunung-gunung yang
besar seperti di Andes, yang
mana endapan-endapan mineral
dibentuk oleh diferensiasi
magma.
Gambar Diagram Skematis yang
Menggambarkan
Setting Geologi Endapan-endapan
Mineral, dan Hubungannya
dengan
Proses-proses Tektonik Lempeng
(Gocht, Zantop, Eggert; 1988)
diagram setting geologi
Contoh mendala metalogenik
yang terdapat di Indonesia antara
lain: mendala metalogenik Malaya
(terdiri dari batuan beku asam
dengan mineral berharga
kasiterit), manda metalogenik
Sunda (terdiri dari batuan
intermediet dengan mineral

berharga elektrum (Au, Ag)), serta


mendala metalogenik SangiheTalaut (terdiri dari batuan
ultrabasa dengan mineral
berharga nikel).
C. PROSES PEMBENTUKAN
ENDAPAN MINERAL PRIMER
Pembentukan bijih primer secara
garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi lima jenis endapan,
yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di
atas akan menghasilkan sifat-sifat
endapan yang berbeda-beda,
yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya
2. Jarak endapan mineral dengan
asal magma
a. intra-magmatic, bila endapan
terletak di dalam daerah batuan
beku
b. peri-magmatic, bila endapan
terletak di luar (dekat batas)
batuan beku
c. crypto-magmatic, bila
hubungan antara endapan dan
batuan beku tidak jelas
d. apo-magmatic, bila letak
endapan tidak terlalu jauh
terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar
endapan mineral tidak terlihat
(terdapat) batuan beku
3. Bagaimana cara pengendapan
terjadi
a. terbentuk karena kristalisasi
magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang

yang telah ada


c. metosomatisme (replacement)
yaitu :reaksi kimia antara batuan
yang telah ada dengan larutan
pembawa bijih
4. Bentuk endapan, masif,
stockwork, urat, atau perlapisan
5.Waktu terbentuknya endapan
a. syngenetic, jika endapan
terbentuk bersamaan waktunya
dengan pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan
terbentuk tidak bersamaan
waktunya dengan pembentukan
batuan.
a. Fase Magmatik Cair (Liquid
Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah
suatu fase pembentukan mineral,
dimana mineral terbentuk
langsung pada magma
(differensiasi magma), misalnya
dengan cara gravitational settling
(Gambar 6). Mineral yang banyak
terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan
petlandit (lihat juga Gambar 4).
Fase magmatik cair ini dapat
dibagi atas :
1. Komponen batuan, mineral
yang terbentuk akan tersebar
merata diseluruh masa batuan.
Contoh intan dan platina.
2. Segregasi, mineral yang
terbentuk tidak tersebar merata,
tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk
tidak lagi terletak di dalam
magma (batuan beku), tetapi
telah terdorong keluar dari
magma.
b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic
Phase)
Pegmatit adalah batuan beku
yang terbentuk dari hasil injeksi
magma. Sebagai akibat

kristalisasi pada magmatik awal


dan tekanan disekeliling magma,
maka cairan residual yang mobile
akan terinjeksi dan menerobos
batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan
berukuran besar, karena tidak
adanya kontras tekanan dan
temperatur antara magma
dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan
dengan lambat. Mineral-mineral
pegmatit antara lain : logamlogam ringan (Li-silikat, Be-silikat
(BeAl-silikat), Al-rich silikat),
logam-logam berat (Sn, Au, W,
dan Mo), unsur-unsur jarang
(Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La,
Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia
(ruby, sapphire, beryl, topaz,
turmalin rose, rose quartz, smoky
quartz, rock crystal).
Gambar Skematik proses
differensiasi magma pada fase
magmatik cair
sketsa differensiasi magma
Keterangan untuk Gambar :
1. Vesiculation, Magma yang
mengandung unsur-unsur volatile
seperti air (H2O), karbon dioksida
(CO2), sulfur dioksida (SO2),
sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada
saat magma naik kepermukaan
bumi, unsur-unsur ini membentuk
gelombang gas, seperti buih pada
air soda. Gelombang (buih)
cenderung naik dan membawa
serta unsur-unsur yang lebih
volatile seperti sodium dan
potasium.
2. Diffusion, Pada proses ini
terjadi pertukaran material dari
magma dengan material dari
batuan yang mengelilingi
reservoir magma, dengan proses
yang sangat lambat. Proses diffusi
tidak seselektif proses-proses
mekanisme differensiasi magma

yang lain. Walaupun demikian,


proses diffusi dapat menjadi sama
efektifnya, jika magma diaduk
oleh suatu pencaran (convection)
dan disirkulasi dekat dinding
dimana magma dapat kehilangan
beberapa unsurnya dan
mendapatkan unsur yang lain dari
dinding reservoar.
3. Flotation, Kristal-kristal ringan
yang mengandung sodium dan
potasium cenderung untuk
memperkaya magma yang
terletak pada bagian atas
reservoar dengan unsur-unsur
sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling, Mineralmineral berat yang mengandung
kalsium, magnesium dan besi,
cenderung memperkaya resevoir
magma yang terletak disebelah
bawah reservoir dengan unsurunsur tersebut. Proses ini
mungkin menghasilkan kristal
badan bijih dalam bentuk
perlapisan. Lapisan paling bawah
diperkaya dengan mineral-mineral
yang lebih berat seperti mineralmineral silikat dan lapisan
diatasnya diperkaya dengan
mineral-mineral silikat yang lebih
ringan.
5. Assimilation of Wall Rock,
Selama emplacement magma,
batu yang jatuh dari dinding
reservoir akan bergabung dengan
magma. Batuan ini bereaksi
dengan magma atau secara
sempurna terlarut dalam magma,
sehingga merubah komposisi
magma. Jika batuan dinding kaya
akan sodium, potasium dan
silikon, magma akan berubah
menjadu komposisi granitik. Jika
batuan dinding kaya akan
kalsium, magnesium dan besi,
magma akan berubah menjadi
berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, Secara

umum bentuk ini memperlihatkan


proses differensiasi magmatik asli
yang membeku karena kontak
dengan dinding reservoirl Jika
bagian sebelah dalam memebeku,
terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana
mineral silikat yang lebih berat
terletak pada lapisan dasar dan
mineral silikat yang lebih ringan.
c. Fase Pneumatolitik
(Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses
reaksi kimia dari gas dan cairan
dari magma dalam lingkungan
yang dekat dengan magma. Dari
sudut geologi, ini disebut kontakmetamorfisme, karena adanya
gejala kontak antara batuan yang
lebih tua dengan magma yang
lebih muda. Mineral kontak ini
dapat terjadi bila uap panas
dengan temperatur tinggi dari
magma kontak dengan batuan
dinding yang reaktif. Mineralmineral kontak yang terbentuk
antara lain : wolastonit (CaSiO3),
amphibol, kuarsa, epidot, garnet,
vesuvianit, tremolit, topaz,
aktinolit, turmalin, diopsit, dan
skarn.
Gejala kontak metamorfisme
tampak dengan adanya
perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan
yang diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening
(pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala
jenis pengubahan (alterasi) yang
berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan
yang diterobos oleh masa batuan
pada umumnya akan terrekristalisasi, terubah (altered),
dan tergantikan (replaced).
Perubahan ini disebabkan oleh
panas dan fluida-fluida yang

memencar atau diaktifkan oleh


terobosan tadi. Oleh karena itu
endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih
menekankan peranan temperatur
dari aktivitas uap air.
Pirometamorfisme menekankan
hanya pada pengaruh temperatur
sedangkan pirometasomatisme
pada reaksi penggantian
(replacement), dan metamorfisme
kontak pada sekitar kontak. Letak
terjadinya proses umumnya di
kedalaman bumi, pada lingkungan
tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak
metasomatisme umumnya sulfida
sederhana dan oksida misalnya
spalerit, galena, kalkopirit, bornit,
dan beberapa molibdenit. Sedikit
endapan jenis ini yang betul-betul
tanpa adanya besi, pada
umumnya akan banyak sekali
berisi pirit atau bahkan magnetit
dan hematit. Scheelit juga
terdapat dalam endapan jenis ini
(Singkep-Indonesia).
d. Fase Hidrothermal
(Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa
magma yang bersifat "aqueous"
sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya
akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber
terbesar (90%) dari proses
pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan
endapan, dikenal dua macam
endapan hidrothermal, yaitu :
1. Cavity filing, mengisi lubanglubang (opening-opening) yang
sudah ada di dalam batuan.
2. Metasomatisme, mengganti
unsur-unsur yang telah ada dalam
batuan dengan unsur-unsur baru
dari larutan hidrothermal.

Berdasarkan cara pembentukan


endapan, dikenal beberapa jenis
endapan hidrothermal, antara lain
Ephithermal (T 00C-2000C),
Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C5000C). Setiap tipe endapan
hidrothermal diatas selalu
membawa mineral-mineral yang
tertentu (spesifik), berikut altersi
yang ditimbulkan barbagai
macam batuan dinding. Tetapi
minera-mineral seperti pirit
(FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit
(CuFeS2), florida-florida hampir
selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal
dan mineral gangue adalah :
emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit
(CuFeS2), arsenopirit (FeAsS),
pirrotit (FeS), galena (PbS),
pentlandit (NiS), wolframit : Fe
(Mn)WO4, Scheelit (CaWO4),
kasiterit (SnO2), Mo-sulfida
(MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit
(NiAs), spalerit (ZnS), dengan
mineral-mineral gangue antara
lain : topaz, feldspar-feldspar,
kuarsa, tourmalin, silikat-silikat,
karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan
mesothermal dan mineral gangue
adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida,
sulfida-sulfida : spalerit, enargit
(Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida,
stibnit (Sb2S3), tetrahedrit
(Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S),
galena (PbS), dan kalkopirit
(CuFeS2), dengan mineral-mineral
ganguenya : kabonat-karbonat,
kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal
dan mineral ganguenya adalah :
native cooper (Cu), argentit (AgS),
golongan Ag-Pb kompleks sulfida,
markasit (FeS2), pirit (FeS2),

cinabar (HgS), realgar (AsS),


antimonit (Sb2S3), stannit
(CuFeSn), dengan mineral-mineral
ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit
(MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Alsilikat).
Gambar Endapan bijih perak
berupa endapan hidrothermal tipe
epithermal
dengan pengkayaan bijihdi
sepanjang rekahan-rekahan dan
urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari
Park, 1975 p 349)
endapan bijih perak
e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik
merupakan produk akhir dari
proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan
phase vulkanis adalah :
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol
(terutama terdiri dari uap air
H2O), solfatar (berbentuk gas
SO2), mofette (berbentuk gas
CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari
mata air panas adalah air klorida,
air sulfat, air karbonat, air silikat,
air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya,
maka endapan ekonomis dari
phase vulkanik adalah : belerang
(kristal belerang dan lumpur
belerang), oksida besi (misalnya
hematit, Fe2O3). Sulfida masif
volkanogenik berhubungan
dengan vulkanisme bawah laut,
sebagai contoh endapan
tembaga-timbal-seng Kuroko di
Jepang, dan sebagian besar
endapan logam dasar di Kanada.
Gambar Model Geologi Endapan
Tembaga-Timbal-Seng
volkanogenik

(After Horikoshi & Sato, 1970;


Sato,1981)
endapan tembaga
D. PROSES PEMBENTUKAN
ENDAPAN SEDIMENTER
Mineral bijih sedimenter adalah
mineral bijih yang ada kaitannya
dengan batuan sedimen, dibentuk
oleh pengaruh air, kehidupan,
udara selama sedimentasi, atau
pelapukan maupun dibentuk oleh
proses hidrotermal. Mineral bijih
sedimenter umumnya mengikuti
lapisan (stratiform) atau
berbatasan dengan litologi
tertentu (stratabound). Endapan
sedimenter yang cukup terkenal
karena proses mekanik seperti
endapan timah letakan di daerah
Bangka-Belitung dan endapan
emas placer di Kalimantan Tengah
maupun Kalimantan Barat.
Endapan sedimenter karena
pelapukan kimiawi seperti
endapan bauksit di Pulau Bintan
dan laterit nikel di
Pomalaa/Soroako Sulawesi
Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi
pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan
berdasarkan host rock-nya.
Berdasarkan sumber metal dibagi
dua yaitu endapan supergen
endapan yang metalnya berasal
dari hasil rombakan batuan atau
bijih primer), serta endapan
hipogen (endapan yang metalnya
berasal dari aktivitas
magma/epithermal). Sedangkan
berdasarkan host-rock (dengan
pengendapan batuan sedimen)
dibagi dua, yaitu endapan
singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya batuan) serta
endapan epigenetik (endapan

mineral terbentuk setelah batuan


ada).
Terjadinya endapan atau cebakan
mineral sekunder dipengaruhi
empat faktor yaitu : sumber dari
mineral, metal atau metaloid,
supergene atau hypogene (primer
atau sekunder), erosi dari daerah
mineralisasi yang kemudian
diendapkan dalam cekungan
(supergene), dari biokimia akibat
bakteri, organisme seperti
endapan diatomae, batubara, dan
minyak bumi, serta dari magma
dalam kerak bumi atau
vulkanisme (hypogene).
1. Mineral Bijih Dibentuk oleh
Hasil Rombakan dan Proses Kimia
Sebagai Hasil Pelapukan
Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi
tidak dapat mempertahankan
keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia
yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain.
Proses dimana unsur-unsur
berpindah menuju lokasi dan
lingkungan geokimia yang baru
dinamakan dispersi geokimia.
Berbeda dengan dispersi
mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab
suatu dispersi.
Dalam hal ini adanya dispersi
geokimia primer dan dispersi
geokimia sekunder. Dispersi
geokimia primer adalah dispersi
kimia yang terjadi di dalam kerak
bumi, meliputi proses
penempatan unsur-unsur selama
pembentukan endapan bijih,
tanpa memperhatikan bagaimana
tubuh bijih terbentuk. Dispersi
geokimia sekunder adalah
dispersi kimia yang terjadi di

permukaan bumi, meliputi


pendistribusian kembali pola-pola
dispersi primer oleh proses yang
biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan,
transportasi, dan pengendapan.
Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel
atau ion dan akhirnya diendapkan
pada suatu tempat. Mobilitas
unsur sangat mempengaruhi
dispersi. Unsur dengan mobilitas
yang rendah cenderung berada
dekat dengan tubuh bijihnya,
sedangkan unsur-unsur dengan
mobilitas tinggi cenderung relatif
jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu
juga tergantung dari sifat
kimianya Eh dan Ph suatu
lingkungan seperti Cu dalam
kondisi asam akan mempunyai
mobilitas tinggi sedangkan dalam
kondisi basa akan mempunyai
mobilitas rendah.
Sebagai contoh dapat diberikan
pada proses pengkayaan
sekunder pada endapan lateritik.
Dari pelapukan dihasilkan reaksi
oksidasi dengan sumber oksigen
dari udara atau air permukaan.
Oksidasi berjalan ke arah bawah
sampai batas air tanah. Akibat
proses oksidasi ini, beberapa
mineral tertentu akan larut dan
terbawa meresap ke bawah
permukaan tanah, kemudian
terendapkan (pada zona reduksi).
Bagian permukaan yang tidak
larut, akan jadi berongga,
berwarna kuning kemerahan, dan
sering disebut dengan gossan.
Contoh endapan ini adalah
endapan nikel laterit.
2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh
Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh

konsentrasi mekanik dari mineral


bijih dan pemecahan dari residu.
Proses pemilahan yang mana
menyangkut pengendapan
tergantung oleh besar butir dan
berat jenis disebut sebagai
endapan plaser. Mineral plaser
terpenting adalah Pt, Au, kasiterit,
magnetit, monasit, ilmenit, zirkon,
intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana
diendapkan, plaser atau mineral
letakan dapat dibagi menjadi :
1. Endapan plaser eluvium,
diketemukan dekat atau sekitar
sumber mineral bijih primer.
Mereka terbentuk dari hanya
sedikit perjalanan residu
(goresan), material mengalami
pelapukan setelah pencucian.
Sebagai contoh endapan platina
di Urals.
2. Plaser aluvium, ini merupakan
endapan plaser terpenting.
Terbentuk di sungai bergerak
kontinu oleh air, pemisahan
tempat karena berat jenis,
mineral bijih yang berat akan
bergerak ke bawah sungai.
Intensitas pengayaan akan
didapat kalau kecepatan aliran
menurun, seperti di sebelah
dalam meander, di kuala sungai
dsb. Contoh endapan tipe ini
adalah Sn di Bangka dan Belitung.
Au-plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini
terbentuk oleh karen aktivitas
gelombang memukul pantai dan
mengabrasi dan mencuci pasir
pantai. Mineral yang umum di sini
adalah ilmenit, magnetit, monasit,
rutil, zirkon, dan intan, tergantung
dari batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan

endapan primer purba yang telah


mengalami pembatuan dan
kadang-kadang termetamorfkan.
Sebagai contoh endapan ini
adalah Proterozoikum
Witwatersand, Afrika Selatan,
merupakan daerah emas terbesar
di dunia, produksinya lebih 1/3
dunia. Emas dan uranium terjadi
dalam beberapa lapisan
konglomerat. Mineralisasi
menyebar sepanjang 250 km.
Tambang terdalam di dunia
sampai 3000 meter, ini
dimungkinkan karena gradien
geotermis disana sekitar 10 per
130 meter.
Gambar Sketsa mekanisme
endapan bijih sedimenter
endapan sedimenter
3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh
Proses Pengendapan Kimia
a. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk
pada iklim kering dicirikan oleh
warna merah akibat oksidasi Fe
dan umumnya dalam literatur
disebut red beds. Kalau
konsentrasi elemen logam dekat
permukaan tanah atau di bawah
tanah tempat pengendapan tinggi
memungkinkan terjadi
konsentrasi larutan logam dan
mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap
bersama air tanah yang kemudian
mengisi antar butir sedimen
klastik. Koloid bijih akan alih
tempat oleh penukaran kation
antara Fe dan mineral lempung
atau akibat penyerapan oleh
mineral lempung itu sendiri.
b. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di
lingkungan laut sangat berbeda
dengan lingkungan darat yang
umumnya mempunyai
mempunyai pasokan air dengan

kadar elemen yang tinggi


dibandingkan kandungan di laut.
Kadar air laut mempunai elemen
yang rendah. Sebagai contoh
kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 %
yag membentuk konsentrasi
mineral logam yang berharga hal
ini dapat terjadi kalau mempunyai
keadaan yang khusus (terutama
Fe dan Mn) seperti :
a. Adanya salah satu sumber
logam yang berasal dari pelapkan
batuan di daratan atau dari
sistem hidrotermal bawah
permukaan laut.
b. Transport dalam larutan,
mungkin sebagai koloid. Besi
adalah logam yang dominan dan
terbawa sebagai Fe(OH) soil
partikel.
c. Endapan di dalam cebakan
sedimenter, sebagai Fe(OH)3,
FeCO3 atau Fe-silikat tergantung
perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini
dapat berupa oolit, yang dibentuk
oleh larutan koloid membungkus
material lain seperti pasir atau
pecahan fosil. Bentuk kulit yang
simetris disebabkan perubahan
komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan
pertumbuhan yang terus
menerus, oolit tersebut akan
stabil di dasar laut dimana
tertanam dalam material
lempungan karbonatan yang
mengandung beberapa besi yang
bagus. Di dasar laut mungkin oolit
tersebut reworked. Dengan hasil
keadaan tersebut bijih besi dan
mangan sebagai contoh
ferromanganese nodules yang
sekarang ini menutupi daerah
luas lautan.
E. CONTOH BEBERAPA ENDAPAN
MINERAL YANG PENTING
1. Endapan mineral yang

berhubungan dengan prosesproses magmatik


Tergantung pada kedalaman dan
temperatur pengendapan,
mineral-mineral dan asosiasi
elemen yang berbeda sangat
besar , sebagai contoh oksidaoksida timah dan tungsten di
kedalaman zona-zona
bertemperatur tinggi; sulfidasulfida tembaga, molibdenum,
timbal, dan seng dalam zona
intermediet; sulfida-sulfida atau
sulfosalt perak dan emas natif di
dekat permukaan pada zona
temperatur rendah. Mineralmineral dapat mengalami
disseminated dengan baik antara
silikat-silikat, atau terkonsentrasi
dalam rekahan yang baik dalam
batuan beku, sebagai contoh
endapan tembaga porfiri Bingham
di Utah.
Gambar Model Geologi Jenis
Endapan Tembaga Porfiri di
Amerika Selatan
(After Sillitoe,1973)
endapan tembaga porfiri
Batugamping di dekat intrusi
bereaksi dengan larutan
hidrotermal dan sebagian
digantikan oleh mineral-mineral
tungsten, tembaga, timbal dan
seng (dalam kontak metasomatik
atau endapan skarn). Jika larutan
bergerak melalui rekahan yang
terbuka dan logam-logam
mengendap di dalamnya (urat
emas-kuarsa-alunit epithermal),
sehingga terbentuk cebakan
tembaga, timbal, seng, perak, dan
emas.
Gambar Model Geologi Endapan
Urat Logam Mulia (After
Buchanan,1981)
model geologi urat
Larutan hidrotermal yang
membawa logam dapat juga

bermigrasi secara lateral menuju


batuan yang permeabel atau
reaktif secara kimia membentuk
endapan blanket- shaped sulfida,
atau bahkan mencapai
permukaan dan mengendapkan
emas, perak, dan air raksa dalam
pusat mata air panas silikaan atau
karbonatan, seperti kadar emas
tinggi yang terdapat dalam
beberapa lapangan geotermal
aktif di New Zealand. Jika larutan
volkanik yang membawa logam
memasuki lingkungan laut, maka
akan terbentuk kumpulan
sedimen-volkanik dari tembagatimbal-seng.
2. Endapan mineral yang
berhubungan dengan proses
sedimentasi
Erosi benua dan pengisian
cekungan sedimen di samudera
memerlukan siklus geologi dan
kimia yang dapat berhubungan
dengan formasi dari jenis
endapan mineral selama
pelapukan, perombakan menjadi
unsur-unsur pokok berupa
fragmental (sebagai contoh
kwarsa atau kadang-kadang emas
atau mineral-mineral berat), dan
menjadi elemen-elemen yang
larut secara kimiawi (sebagai
contoh adalah kalsium, sodium,
atau elemen-elemen metalik
pembentuk bijih yang potensial
seperti besi, tembaga, timbal, dan
seng). Unsur-unsur pokok
fragmental tertransportasi oleh
air permukaan diendapkan
sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua
dan di lingkungan tepi laut
cenderung berbutir kasar dan bisa
mengisi pengkayaan lokal
mineral-mineral berharga yang
telah tertransportasi dengan

fraksi klastik, sebagai contoh


konsentrasi emas placer pada
endapan Witwatersrand di Afrika
Selatan dan timah placer di Asia
bagian selatan.
Seringkali formasi endapan sulfida
stratiform tidak tampak
berhubungan dengan proses
magmatisme atau vulkanisme,
tetapi agak berhubungan dengan
sirkulasi larutan hidrotermal dari
sumber-sumber yang lain,
sebagai contoh penirisan dari
cekungan sedimen yang dalam.
Endapan-endapan yang dihasilkan
sangat mirip dengan beberapa
asal-usul volkanogenik karena
mekanisme traping yang sama.
Hanya mineral-mineral sulfida
yang dapat mengalami presipitasi
pada sediment-water interface
atau dalam batuan yang tidak
terkonsolidasi, waktu dari formasi
bijih berhubungan terhadap waktu
pengendapan sedimen, terhadap
waktu kompaksi dan
konsolidasinya, atau terhadap
waktu-waktu berikutnya saat
sedimen-sedimen mengalami
indurasi penuh dan dapat
termineralisasi oleh larutan yang
bergerak melalui batuan yang
porous atau struktur-struktur
geologi. Untuk proses ini, contoh
yang bagus adalah endapan
timbal-seng di Mississippi Valley.
Gambar Model Geologi Endapan
Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng
(After Lydon, 1983)
model geologi sediment
Proses-proses sedimentasi juga
membentuk akumulasi fosil-fosil
bahan bakar, batu bara, minyak
dan gas alam. Untuk membentuk
batu bara, gambut terkompaksi
dan mengalami pemanasan

akibat penurunan dan proses


burial. Demikian juga, minyak dan
gas terbentuk oleh maturasi
unsur-unsur organik dalam batuan
sedimen oleh peningkatan
temperatur dan tekanan. Minyak
dan gas dapat bermigrasi melalui
batuan yang porous membentuk
reservoir yang besar dalam
struktur yang baik, atau tetap di
dalam batuan sumber
membentuk oil shale.
3. Endapan Mineral Yang
Berhubungan Dengan Proses
Metamorfisme
Metamorfisme yaitu proses
rekristalisasi dan peleburan akhir
dari batuan beku atau batuan
sedimen, yang disebabkan oleh
intrusi dari magma baru atau oleh
proses burial yang dalam .
Endapan hidrotermal kontak
metasomatik terbentuk di sekitar
magma yang mengalami intrusi,
seperti yang digambarkan di atas.
Metamorfisme burial yang dalam
dapat menimbulkan overprinting
terhadap akumulasi mineral yang
ada sebelumnya, sebagai contoh
yang besar adalah endapan
sediment-hosted lead-zinc di
Broken Hill, Australia.
Metamorfisme burial juga
membebaskan sebagian besar
larutan hidrotermal yang
melarutkan logam-logam dari
country rock, diendapkan saat
larutan bertemu dengan suatu
lingkungan dengan kondisi
temperatur, tekanan, dan kimia
yang tepat untuk formasi bijih.
Formasi endapan emas di
beberapa jalur metamorfik
Precambrian berhubungan
terhadap transportasi emas oleh
metamorfic water menuju urat
kwarsa yang mengandung emas.
Kecuali jenis endapan tersebut,

metamorfisme regional tidak


terlalu banyak membentuk
formasi dari endapan bijih
metalik.
sumber:
http://geologycika.blogspot.com/2
010/06/endapan-mineral.html
Endapan mineral (bahan tambang
) merupakan salah satu kekayaan
alam yang berpengaruh dalam
perekonomian nasional. Oleh
karena itu upaya untuk
mengetahui kuantitas dan
kualitas endapan mineral itu
hendaknya selalu diusahakan
dengan tingkat kepastian yang
lebih tinggi, seiring dengan
tahapan eksplorasinya. Semakin
lanjut tahapan eksplorasi,
semakin besar pula tingkat
keyakinan akan kuantitas dan
kualitas sumber daya mineral dan
cadangan.
Berdasarkan tahapan eksplorasi,
yang menggambarkan pula
tingkat keyakinan akan
potensinya, dilakukan usaha
pengelompokan atau klasifikas
sumber daya mineral dan
cadangan. Dasar atau kriteria
klasifikasi di sejumlah negara
terutama adalah tingkat
keyakinan geologi dan kelayakan
ekonomi. Hal ini dipelopori oleh
US Bureau of Mines dan US
Geological Survey (3), yang
hingga sekarang masih dianut
oleh negara-negara dengan
industri tambang yang penting
seperti Australia
(2), Amerika Serikat (1), Kanada
dan lain-lain. Negara-negara
tersebut mengikuti klasifikasi
cadangan terbukti (proven) dan
terkira (probable) dari Securitas
dan Exchange Commision di
Amerika Serikat (4). Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) dalam hal


ini Dewan Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Council)
telah menyusun usulan klasifikasi
cadangan dan sumberdaya
mineral yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh semua
pihak (5). Selain kriteria tersebut
di atas, PBB juga menggunakan
ekonomi pasar (market economy)
sebagai salah satu kriterianya.
Di Indonesia, masalah yang ada
adalah belum terwujudnya
klasifikasi sumber daya mineral
dan cadangan yang baku
sehingga berbagai pihak baik
instansi pemerintah maupun
perusahaan pertambangan
menggunakan klasifikasi secara
sendiri-sendiri, klasifikasi yang
dianggap paling sesuai dengan
sifat-sifat endapan mineralnya
dan kebijakasanaan yang ada di
perusahaan tersebut. Akibatnya
adalah pernyataan mengenai
kuantitas dan kualitas sumber
daya mineral atau cadangan
sering menimbulkan kerancuan.
Beberapa istilah disekitar mineral
Keterdapatan Mineral (Mineral
Occurrence),
adalah suatu indikasi pemineralan
(Mineralization) yang dinilai untuk
dieksplorasi lebih jauh. Istilah
keterdapatan mineral tidak ada
hubungannya dengan ukuran
volume/tonase atau kadar /
kualitas, dengan demikian bukan
bagian dari suatu Sumber Daya
Mineral.
Endapan Mineral (Mineral
Deposit)
adalah longgokan (akumulasi)
bahan tambang berupa mineral
atau batuan yang terdapat di
kerak bumi yang terbentuk oleh
proses geologi tertentu, dan
dapat bernilai ekonomi.

Keyakinan Geologi (Geological


Assurance)

Anda mungkin juga menyukai