Anda di halaman 1dari 5

a.

Bimbingan dari Bidang P2PL


Bimbingan dari bidang P2PL ini disampaikan oleh Bapak Fatkul
Munir, S.KM, M.Kes. Beliau memberikan bimbingan mengenai Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di wilayah DKK Karanganyar serta
mengenai dasar epidemiologi penyakit menular. Selain itu, dijelaskan pula
mengenai beberapa surveilans yang dilakukan di wilayah kerja DKK
Karanganyar yaitu pengamatan Acute Flacid Paralysis yang bertujuan untuk
mendeteksi dini adanya polio. Bimbingan yang dilakukan berupa diskusi.
Bidang P2PL ini terdiri dari 3 seksi, yaitu Seksi Pengamatan dan
Pencegahan, Seksi Lingkungan, dan Seksi Penanggulangan. Seksi Pengamatan
dan Pencegahan berperan lebih dalam imunisasi dasar dan lanjutan, serta dalam
penanggulangan vaksin. Seksi Lingkungan lebih menaruh fokus dalam
menyehatkan lingkungan seperti memperhatikan air, makanan, kandungan
yodium dan sebagainya. Sementara itu, Seksi Penanggulangan lebih bergerak
dalam penanggulangan penyakit - penyakit yang timbul baik kasus baru
maupun kasus yang berulang seperti TB dan diare.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, penyakit
menular yang masih terdapat di Karanganyar antara lain Demam Berdarah
Dengue (DBD), Tuberculosis Paru (TB Paru), diare, dan HIV/AIDS.
1) Tuberculosis Paru (TB Paru)
- Data Penyakit
Kasus TB paru terjadi merata di semua kecamatan Kabupaten
Karanganyar dengan tingkat penemuan BTA tertinggi di Puskesmas
Gondangrejo dan terendah di Puskesmas Kebakramat II. Pada tahun 2014
terjadi peningakatan jumlah kasus baru TB paru dari tahun sebelumnya,
yaitu 452 kasus baru di tahun 2013, dan 477 kasus baru di tahun 2014

Tabel 3.1 Jumlah Suspek Kasus Baru TB dan Penemuan BTA Positif di
Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2014
Tahun

Suspek Kasus Baru TB

BTA Positif

2013

6.148

452

2014

6.665

477

(Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2014).


- Pengendalian TB
Pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota merupakan
tulang

punggung

dalam

program

pengendalian

TB.

Setiap

kabupaten/kota memiliki sejumlah FPK primer berbentuk Puskesmas,


terdiri dari Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM), Puskesmas Satelit
(PS) dan Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM). Di seksi P2M TB
bertanggung jawab atas pemantauan program, register dan ketersediaan
obat (Kemenkes, 2011). Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar telah
melakukan pembinaan kepada beberapa Puskesmas di Karanganyar
mengenai pelaksanaan program Gerdu TB (Gerakan Terpadu TB) untuk
mempercepat akselerasi pengendalian TB melalui penjaringan kepada
suspek TB. Selain itu juga telah melakukan pelatihan
Puskesmas

kepada staff

mengenai program TB seperti pelatihan cara penemuan

suspek, pelatihan cara mendiagnosis, dll.


- Sistem Pelaporan Program TB
TB adalah penyakit menular yang wajib dilaporkan. Setiap
fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TB wajib mencatat dan
melaporkan kasus TB yang ditemukan/diobati sesuai dengan format
pencatatan dan pelaporan yang ditentukan. Data yang telah dicatat
kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap bulan dan kemudian
dilaporkan ke pusat pada akhir tahun. Pencatatan menggunakan formulir
standar secara manual didukung dengan sistem informasi secara
elektronik, sedangkan pelaporan TB menggunakan sistem informasi
elektronik.

Sistem

pencatatan-pelaporan

TB

secara

elektronik

menggunakan Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) yang berbasis web

dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan secara nasional


(Kemenkes, 2014).
2) Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Data Penyakit
Kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Karanganyar pada tahun
2014 mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan
tahun 2013. Pada tahun 2014 terjadi kasus DBD sebanyak 520 kasus,
dimana daerah yang terbanyak adalah Kecamatan Colomadu yaitu 93
kasus. Angka kesakitan/Incidental Rate (IR) pada tahun 2014 sebesar
6,03 per 10.000 penduduk. Dari jumlah kasus yang terjadi, kematian
yang diakibatkan DBD pada tahun 2014 sebanyak 8 kasus sehingga
menghasilkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,8%.
Grafik 3.1 Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Karanganyar Tahun
2009-2014

(Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2014).

Grafik 3.2 Jumlah Kematian Akibat Kasus DBD di Kabupaten


Karanganyar Tahun 2009-2014

(Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2014).


- Penanggulangan DBD
Adanya kasus DB yang masih tinggi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar membentuk kelompok pekerja penanggulangan
(Pokjanal)

di

mengoptimalkan

tingkat

kabupaten,

penanggulangan

desa,
dan

dan

puskesmas

penanganan

DBD

untuk
pada

masyarakat. Pertugas Pokjanal akan memberikan penyuluhan dan


gerakan di kantor, sekolah, dan lingkungan masyarakat. DKK
Karanganyar juga telah mentiapkan jadwal pelaksanaan PSN di berbagai
tempat. Selain itu, DKK melakukan supervisi dan asistensi teknis ke
puskesmas dan rumah sakit dan komponen surveilans DBD di
wilayahnya, melaksanakan pelatihan surveilans kasus DBD, monitoring
dan evaluasi kasus DBD.
- Sistem Pelaporan Kasus DBD
Melaporkan

hasil

pelaksanaan

kegiatan

kepada

Kepala

wilayah/Daerah pada tingkat pemerintahan yang sama dan kepada


POKJANAL DBD pada tingkat pemerintahan yang setingkat lebih tinggi
sekurang-kurangnya setiap 3 bulan (Kemenkes, 2011).
3) Diare
4) HIV/AIDS
Dafpus :

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB DI


Indonesia 2010-2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai