2014
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN THT
4.1 FARINGITIS
A. DEFINISI
Faringitis adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan
bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan
hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise (Efiaty
Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000).
B. ETIOLOGI
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebabnya common cold, flu,
adenovirus. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup
A, pneumukokus, dan basilus influenza.
Faringitis juga bisa timbul akibat iritasi debu kering, merokok, alergi,
trauma tenggorok (misalnya akibat tindakan intubasi), penyakit refluks
asam lambung, jamur, menelan racun, tumor.
C. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi melalui droplet, kuman menginfiltrasi lapisan epitel
kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limpoid superficial bereaksi
terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang
meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan
hiperemi pembuluh diding darah menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarana kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan
limpoid. Tampak bahwa folikel limpoid dan bercak-bercak pada dinding
faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan
membengkak sehingga timbul radang pada tenggorokan atau faringitis.
154
4.
2014
KLASIFIKASI
Berdasarkan lama berlangsungnya:
1. Faringitis akut, adalah radang tenggorokan yang disebabkan oleh
virus dan bakteri yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan
gejala mukosa dan tonsil masih berwarna merah, malaise, nyeri
tenggerokan dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini
terjadi masih baru, belum berlangsung lama. Faringitis kronik,
radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada
sesuatu
yang
mengganjal
ditenggorokan.
Faringitis
kronik
menderita
batuk
kronik,
dan
kebiasaaan
bakteri,
2. Faringitis bakteri
Biasanya ditemukan nanah ditenggorokan.
155
5.
2014
sampai sedang.
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif.
Bakteri tumbuh pada biakan dilaboratorium.
PEMERIKASAAN DIAGNOSTIC
1. Pemeriksaan serologis
2. Pemerikasaaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
3. Foto torak untuk melihat adanya tuberkolosis paru.
4. Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasasn serta mencari
basil tahan asam keganasan dijaringan
6.
TINDAKAN PENGOBATAN.
antibiotka.
Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian
penisilin G sebanyak 200.000-250.000 unit, 3-4 kali sehari selama 10
hari, pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan respon klinis
yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam.
Eritrimisin atau klindamisin merupakan obat lain dengan hasil
memuaskan jika penderita alergi terhadap penisilin. Jika penderita
menderita neyri tenggerokan yang sangat hebat, selain terapi obat
pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu
meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat
dapat pula meringankan gejala nyeri tenggorokan dan hal ini dapat
disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat bekerja sama.
156
7.
Data Subjektif:
2014
Nyeri telan
Sakit pada tenggorokan
Rasa panas pada tenggorokan
Demam
Sulit bernafas
Anoreksia akibat nyeri telan
Lemah
Pengkajian
Data Objektif:
Faring hiperemi
Pembengkakan kelenjar limfe di
leher
Mulut bau
Suhu tubuh meningkat
Tidur mendengkur
Nafas cepat
Potensial Kompilkasi:
Data Laboratorium:
10.000/l
Swab tenggorok: Terdapat leukosit,
ISPA
157
2014
158