PENADHULUAN
A. Latar Belakang
bertemunya sel sperma dan sel ovum merupakan awal terbentuknya calon
janin yang nantinya akan menjadi benda yang akan mengisi rongga uterus. Pada
pembentukan calon janin ini terjad beberapa tahap dimulai dari replikas DNA sperma
dan ovum yang menjadi variasi genetik janin dilanjutkan dengan pembelahan zigot
dan kemudian pembelahan dan selanjutnya implantas zigot ke uterus dan menjad
embrio.
Perkembangan embrio manusia pada hari ke-8, blastosis tertanam di dalam stroma
endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu sitrotrofoblas dan
sinsitrofoblas.
Embrioblas
juga
berdiferensiasi
menjadi
sel
kecil
kuboid
berdampingan dengan rongga blastosis(hipoblas) dan satu lapisan sel silinder tinggi
bersebelahan dengan ruang amnion (epiblas). Pembentukan cakram datar (cakram
mudigah bilaminer). Rongga kecil muncul di dalam epiblas menjadi rongga amnion.
Sroma endometrium tempat implantasi dan sekitarnya tampak edema dan
hipervaskuler. Kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan banyak glikogen dan
mucus.
Perkembangan embrio manusia pada hari ke-9, blastosis semakin dalam terbenam
didalam endometrium. Trofoblas mengalami perkembangan pada kutub embrionalnya
dimana vakuola-vakuola pada sinsitrofoblas dan membentuk lacuna-lakuna (tahap
lakunasi). Pada kutub abembrional terbentuk selaput tipis (selaput eksoselom) yang
melapisi sitotrofoblas. Selaput ini bersama hipoblas membentuk rongga ekoselom
(yolk sac /kantung kuning telur).
Neurulasi merupakan proses dimana lapisan sel-sel ektodermal di ubah
menjadi tubulus neuralis. Proses neurulasi diawali dari oembentukan lamina neuralis
kemudian mengalami invaginasi menjadi sulkus neuralis dan tebentuk tubulus
neuralis. Neurulasi sangat berhubungan erat dengan gastrulasi. Pada akhir gastrulasi
terbentuklah nerve cord dan notochord. Nerve cord sendiri berasal dari ektoderm
sedangkan notochord berasal dari lempengan ektoderm bagian dorsal. Pada manusia
khususnya, proses ini dimulai pada minggu ketiga setelah pembuahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari implantasi ?
2. Bagaimana proses terjadinya implantasi ?
3. Bagaimana pembentukan membran ekstra embrionik ?
4. Dimana tempat implantasi ?
5. Apa macam-macam dari implantasi ?
6. Apa sistem dari plasenta ?
7. Apa sistem dari neurolasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari implantasi
2. Untuk mengetahui proses terjadinya implantasi
3. Untuk mengetahui pembentukan membran ekstra embrionik
4. Untuk mengetahui tempat implantasi
5. Untuk mengetahui macam-macam dari implantasi
6. Untuk mengetahui sistem dari plasenta
7. Untuk mengetahui sistem dari neurolasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implantasi
1. Definisi implantasi
implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga
rahim, jaringan
sekresi. Jaringan
trofoblas
mensekresikan
enzim-enzim
proteolitik
yang
akan
endotel
kapiler
ibu.
Pembuluh
darah
ini
tersumbat
dan
kemudian
melalui
sistem
trofoblas
sehingga
terjadi
sirkulasi
4. Tempat Implantasi
Implantasi blastosit biasanya terjadi di uterus. Jika implantasi terjadi di tempat
lain, biasanya perkembangannya mengalami komplikasi serius dalam beberapa
minggu. Implantasi intrauterine, blastosit biasanya lebih banyak menempel pada
badan endometrium, sedikit lebih sering pada posterior dari pada anterior.
Tempat terjadinya implantasi pada manusia pada bagian posterior uterus (2/3
bagian kasus) dan pada bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus). Daerah tempat
tertanamnya embrio ke dalam endometrium induk disebut tangkai tubuh (body
stalk). Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion membesar, embrio
bergeser dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh
akan mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat. Tempat
dimana
embrio
menempel
pada
permukaan
epitel
membentuk plasenta dan massa sel dalam akan membentuk janin dan membran
janin. Trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan yaitu :
a) Sitotrofoblas, satu lapisan sel-sel berinti tunggal terletak di sebelah
dalam.
b) Sinsitiotrofoblas, (atau sinsitium), satu zona luar berinti banyak tanpa
batas yang jelas.
Sel sinsiotrofoblas merupakan sel yang berukuran besar dan multinuklear yang
berkembang dri lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif menghasilkan hormon plasenta
dan mentranspor zat makanan dari ibu ke janin. Sekelompok sel sitotrofoblas
memiliki sifat invasif, melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh
darah ibu.
Pada usia kehamilan hari ke-10, sebagian sel sitotrofoblas berkembang
menjadi sitotrofoblas extravili yang menginvasi kapiler ibu dan arteri spiralis
dengan
menyumbat
lumen
pembuluh
darah
untuk
mencegah
Pembuluh darah ini akhirnya membentuk dua arteri umbilikalis dan satu vena
umbilikalis untuk janin.
Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian menjadi desidua,
sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah yaitu desidua basalis,
desidua kapsularis dan desidua parietalis.
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi seluruh permukaan
korion. Semakin tua kehamilan, vili pada kutub embrional terus tumbuh dan
meluas, sehingga membentuk korion frondosum (korion bervili lebat seperti
semak-semak). Vili pada kutub abembrional mengalami degenarasi dan menjadi
halus yang disebut korion leave.
Desidua di atas korion frondosom, desidua basalis,terdiri atas sebuah lapisan
kompak sel-sel besar, sel desidua yang mengandung banyak sekali lipid dan
glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua, melekat erat dengan korion.
Lapisan kedua di kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan
bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan
mengalami degenarasi. Selanjutnya korion leave bersentuhan dengan dinding
rahim (desidua parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu dan
dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, satu-satunya bagian
korion yang ikut serta dalam proses pertukaran adalah korion frondosum yang
bersama dengan desidua basalis akan membentuk plasenta.
3. Struktur Plasenta
Plasenta berbentuk oval dengan diameter 15-20 cm dan berat 500 -600 gram.
Plasenta terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16 minggu (4 bulan), ketika ruang
amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Bagian-bagian plasenta meliputi :
a) Bagian fetal : vili korialis, ruang intervili. Darah dari ibu di ruang
intervili berasal dari arteri spinalis yang berada di desidua basalis.
Pada sistol darah dipompa dengan tekanan 70-80 mmHg ke ruang
biologism
utama
Hcg
adalah
untuk
korpus
Pemeliharaan
korpus
luteum
luteum
saat
terjadi
kehamilan.
memungkinkan
sekresi
dan
pemeliharaan
kehamilan
awal.
ke-9
siklus
menstruasi
keguguran.
2) Laktogen plasenta manusia
akan
menyebabkan
Laktogen
plasenta
manusia
(human
placental
glukosa
darah
menurun,
sekresi
insulin
ini
berfungsi
untuk
memelihara
agar
darah.
Pada
manusia,
progesteron
mulai
jenis
protein hormon
pertumbuhannya
untuk
(adrenocorticotripoc
hormon
hormone,
adrenokortikotropik
ACTH).
Kadar
CRH
Tidak selalu memiliki jenis kelamin yang sama dimana : 1/2 bagian dari
kembar fraternal adalah anak laki anak perempuan; 1/4 bagian adalah anak laki
anak laki dan ; 1/4 bagian lagi anak perempuan anak perempuan.
neurophore. Neurophore tersebut kemudian dibagi menjadi dua bagian yang masing-masing
akan membentuk:
a. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan bagian-bagiannya.
b. Neurophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau lipatan yang terdapat dalam
otak, dan berperan dalam menentukan daerah-daerah otak.
F. Jenis - jenis neurulasi
berdasarkan jenisnya neurulasi dibedakan menjadi 3:
Pertama neurulasi primer yaitu proses neurulasi yang terjadi pada mamalia dan aves, dimana
neural tube terbentuk akibat adanya invaginasi dari lapisan ectoderm neural yang diinisiasi
oleh nothocord.
Kedua adalah neurulasi sekunder, proses neurulasi ini terjadi pada ikan, dan neurulasi ini
ditandai dengan pembentukan neural tube tanpa adanya pelipatan ectoderm neural, melainkan
pemisahan ectoderm neural dari lapisan ectoderm epidermis, baru kemudian membentuk
neural tube. Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Dan yang ketiga adalah neurulasi khusus, yaitu pembentukan bumbung neural dengan adanya
pemisahan (peninggian) epidermis yang membatasi keping neural. Peninggian episermis juga
disebut sebagai lipatan neural temporer yang akan bertem di bagian mediodorsal dan menjadi
atap di atas keping neural yang sudah melipat dan melekuk,membentuk lipatan neural dan
lekuk neural biasa yang sama kejadiannya pada neurulasi primer. Kedua lipatan neural ini
akan bertemu satu sama lain membentuk bumbung neural. Selanjutnya atap epidermis akan
terpisah dari bumbung neural.
Perkembangan Neural Tube
Neural tube akan mengalami organogenesis menjadi:
Otak dan sumsum tulang belakang
Saraf tepi otak dan tulang belakang
Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit
Neural tube mempunyai ujung - ujung yang disebut dengan neuropore. Neuropore ada 2
macam yaitu:
-
Anterior
Neuropore
yang
akan
membentuk
otak
dan
bagian-bagiannya
- Posterior neuropore yang akan membentuk fleksura atau lipatan yang akan menjadi batas
antara bagian-bagian otak
Pada mamalia awalnya tabung saraf adalah struktur lurus. Namun, bahkan sebelum bagian
posterior tabung telah terbentuk, yang sebagian besar bagian anterior tabung mengalami
perubahan drastis. Di daerah ini, tabung saraf primer balon menjadi tiga vesikula otak-depan
(prosencephalon), otak tengah (mesencephalon), dan hindbrain (rhombencephalon). Pada saat
posterior akhir menutup tabung saraf, sekunder tonjolan-vesikula-optik telah memperluas
lateral dari masing-masing sisi otak-depan berkembang. prosencephalon menjadi dibagi
menjadi anterior telencephalon dan semakin caudal diencephalon. Yang telencephalon
akhirnya akan membentuk belahan otak, dan diencephalon akan membentuk thalamic dan
hipotalamus otak saraf daerah yang menerima input dari retina. Memang, retina itu sendiri
adalah turunan dari diencephalon. Yang tidak menjadi mesencephalon dibagi, dan akhirnya
lumen menjadi otak gorong-gorong. Rhombencephalon menjadi yang dibagi menjadi
myelencephalon posterior dan yang lebih anterior metencephalon. Yang akhirnya menjadi
myelencephalon medula oblongata, yang menghasilkan neuron saraf yang mengatur
pernapasan, pencernaan, dan gerakan kardiovaskular. Yang menimbulkan metencephalon
cerebellum, bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi gerakan, postur, dan
keseimbangan. The rhombencephalon mengembangkan pola segmental yang menentukan
tempat-tempat tertentu berasal saraf. Pembesaran periodik disebut rhombomeres membagi
rhombencephalon ke kompartemen kecil. Rhombomeres ini merupakan perkembangan yang
terpisah "wilayah" di bahwa sel-sel dalam setiap rhombomere dapat mencampur dengan
bebas di dalamnya, tapi tidak dengan sel-sel dari berdekatan rhombomeres. Selain itu,
masing-masing rhombomere memiliki perkembangan yang berbeda nasib. Setiap
rhombomere akan membentuk kelompok ganglia-badan sel saraf yang membentuk akson
saraf.
Diferensiasi dari tabung saraf ke berbagai daerah di sistem saraf pusat terjadi secara
bersamaan dalam tiga cara yang berbeda. Pada tingkat anatomis kotor, tabung saraf dan
tonjolan dan menyempitkan lumen untuk membentuk bilik otak dan sumsum tulang belakang.
Pada tingkat jaringan, populasi sel dalam dinding tabung saraf mengatur ulang diri mereka
sendiri untuk membentuk wilayah fungsional yang berbeda dari otak dan sumsum tulang
belakang. Akhirnya, pada tingkat sel, sel-sel yang neuroepithelial sendiri berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel saraf (neuron) dan sel pendukung (glia) hadir dalam tubuh.
Perkembangan awal otak kebanyakan vertebrata sama.
Susunan Saraf Mula Mula
Susunan saraf mula mula terdiri dari 3 bagian
1. bumbung neural
2. jambul neural
3. placode indra
Bumbung Neural akan menjadi encephalon di anterior dan medulla spinalis anterior.
Encephalon akan berkembang menjadi 3 bagian
berasal
dari
jambul
neural
dan
beberapa
placode
indra.
Nervi spinales yang berjejer secara metamerisme, dibentuk dari sel sel jambul neural dan
bumbung neural. Dari jambul neural dihasilkan radix dorsalis dan dari bumbung neural
Pada
minggu
ke-8,
serabut-serabut
saraf
tersebar
ke
seluruh
tubuh.
Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan berkedip, gerakan membuka
mulut, penutupan jari tangan yang tidak sempurna, dan fleksi plantar jari kaki.
Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan seluruh anggota
geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim.
Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan
mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.
Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada
kulit, dan penurunan suhu dengan mengubah respons otonom, misalnya kecepatan denyut
jantung dan dengan bergerak.
si
kecil
dapat
melihat
siluet
benda-benda
di
sekitar
ibunya.
Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih
bersifat penyempurnaan. Selama trimester ketiga ini, integrasi fungsi saraf otot berlangsung
secara pesat.
Pada aterm, susunan saraf sudah siap untuk menerima dan mengolah informasi. Fungsi
korteks serebrum pada manusia relatif imatur dibandingkan dengan yang ditemukan pada
spesies mamalia lainnya. Mielinisasi sempurna jalur motorik yang panjang terjadi setelah
lahir, sehingga gerakan halus jari tangan, misalnya, belum tampak sampai beberapa bulan
setelah lahir.
Perkembangan Saraf Janin Ekstra Uterus
Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap
peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan pada 24 jam pertama, terutama
apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks
mulai tampak. Pada kasus asfiksia berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf,
refleks
tertekan
atau
mungkin
memerlukan
waktu
lebih
lama
untuk
muncul.
Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi
baru lahir.
Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik.
Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang kecuali apabila terjadi proses
patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa dewasa.
Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap
suara dan cahaya
Pada
keadaan
terjaga
aktif,
kecepatan
pernapasan
meningkat
den
ireguler.
Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan
kepekaan terhadap rangsangan.
2.7 Cara pembentukan bumbung neural (nural tube)
Ada dua cara utama untuk membentuk neural tube. Neurulasi primer, sel-sel saraf yang
mengelilingi piring piring langsung sel-sel saraf yang berkembang biak, invaginate, dan lepas
dari permukaan untuk membentuk tabung hampa. Dalam neurulasi sekunder, tabung saraf
timbul dari tali yang solid sel-sel yang tenggelam ke dalam embrio dan kemudian lubang
keluar (cavitates) untuk membentuk tabung hampa. Sejauh mana konstruksi mode ini
digunakan bervariasi antara kelas vertebrata. Neurulasi pada ikan secara eksklusif sekunder.
Pada burung, bagian anterior tabung saraf yang dibangun oleh neurulasi utama, sementara
tabung saraf caudal untuk kedua puluh tujuh somite pasangan (yakni, segala sesuatu posterior
ke hindlimbs) dibuat oleh neurulation sekunder. Dalam amfibi, seperti Xenopus, sebagian
besar tabung saraf kecebong dibuat oleh neurulation primer, tapi tabung saraf ekor berasal
dari neurulation sekunder. Pada tikus (dan mungkin manusia juga), neurulasi sekunder
dimulai pada atau sekitar tingkat somite 35.
a. Neurulasi Primer
Selama neurulasi primer, ektoderm asli dibagi menjadi tiga set sel: (1) ditempatkan secara
internal neural tube, yang akan membentuk otak dan sumsum tulang belakang, (2)
diposisikan eksternal epidermis kulit, dan (3) saraf sel puncak. Sel puncak neural formulir di
kawasan yang menghubungkan tabung saraf dan kulit ari, tapi kemudian pindah di tempat
lain, mereka akan menghasilkan perifer neuron dan glia, sel-sel pigmen kulit, dan beberapa
jenis sel lain.
Proses neurulasi primer pada amfibi, reptil, burung, dan mamalia mirip. Tidak lama setelah
piring saraf telah terbentuk, tepi menebal dan bergerak ke atas untuk membentuk lipatan
saraf, sedangkan saraf berbentuk U groove muncul di tengah piring, membagi masa depan
sisi kanan dan kiri embrio. Lipatan saraf yang bermigrasi ke arah garis tengah embrio,
akhirnya sekering untuk membentuk tabung saraf di bawah ektoderm di atasnya. Sel-sel di
bagian dorsalmost tabung saraf menjadi puncak sel saraf.
Neurulasi terjadi dengan cara yang agak berbeda di berbagai daerah dalam tubuh. Yaitu
kepala, badan, dan ekor masing-masing daerah membentuk tabung saraf dengan cara-cara
yang mencerminkan hubungan induktif dari endoderm faring, prechordal piring, dan
notochord ke atasnya ektoderm. Kepala daerah dan batang kedua menjalani neurulation
varian dari primer, dan proses ini dapat dibagi menjadi empat yang berbeda tetapi saling
tumpang tindih spasial dan temporal tahap: (1) pembentukan lempeng saraf, (2) pembentukan
saraf piring; (3) pembengkokan dari piring saraf membentuk saraf dashed; dan (4) penutupan
alur saraf untuk membentuk tabung saraf
Primer neurulation: pembentukan tabung saraf dalam embrio anak ayam. (A, 1) Sel saraf dari
pelat dapat dibedakan sebagai sel memanjang di daerah dorsal ektoderm. Lipat dimulai
sebagai engsel saraf medial titik (MHP) sel jangkar untuk notochord dan mengubah bentuk
mereka, sementara sel-sel epidermis anggapan bergerak menuju pusat. (B, 2) lipatan saraf
yang diangkat sebagai anggapan epidermis terus bergerak ke arah garis tengah dorsal. (C, 3)
Konvergensi lipatan saraf terjadi sebagai titik engsel Korteks (DLHP) sel-sel menjadi
berbentuk baji dan sel-sel epidermal mendorong ke tengah.
(D, 4) lipatan saraf dibawa ke dalam kontak dengan satu sama lain, dan sel-sel saraf
menghubungkan puncak tabung saraf dengan epidermis. Puncak sel saraf kemudian bubar,
meninggalkan tabung saraf terpisah dari epidermis.
Tiga pandangan neurulation dalam embrio amfibi, menunjukkan awal (kiri), tengah (pusat),
dan akhir (kanan) neurulae dalam setiap kasus. (A) melihat ke bawah pada permukaan dorsal
seluruh embrio. (B) Sagit-angka bagian melalui bidang medial embrio. (C) Transverse bagian
melalui pusat embrio.
b. Neurulasi Sekunder
Neurulasi sekunder merupakan pembentukan rongga pada pita sel sel solid. Neurulasi
sekunder melibatkan pembuatan sebuah tali meduler dan pengosongan selanjutnya menjadi
tabung saraf
Pada katak dan anak ayam, neurulation sekunder biasanya terlihat dalam tabung saraf
lumbalis (perut) dan tulang ekor. Dalam kedua kasus, dapat dilihat sebagai kelanjutan dari
gastrulasi. Pada katak, bukannya involuting ke embrio, sel-sel bibir blastopori dorsal terus
tumbuh ventrally. Daerah yang tumbuh di ujung bibir disebut chordoneural engsel (Pasteels
1937), dan berisi prekursor untuk kedua bagian posteriormost piring dan saraf posterior
bagian notochord. Pertumbuhan wilayah ini kurang lebih berbentuk bola mengubah gastrula,
1.2 mm diameter, menjadi kecebong linear beberapa 9 mm lama. Ujung ekor adalah
keturunan langsung blastopori dorsal bibir, dan sel-sel yang melapisi membentuk blastopori
neurenteric kanal. . Proksimal bagian dari kanal neurenteric berfusi dengan anus, sementara
bagian distal menjadi ependymal kanal (yaitu, lumen tabung saraf)
Neurulasi sekunder di daerah caudal 25-somite embrio. (A) membentuk kabel meduler paling
ujung caudal ayam tailbud.
(B) kabel meduler pada posisi sedikit lebih anterior di tailbud.(C) cavitating tabung saraf dan
membentuk notochord. (D) The lumen menyatu untuk membentuk kanal pusat dari tabung
saraf. Gerakan sel selama neurulation di Xenopus sekunder. (A) Involusi dari mesoderm pada
tahap gastrula pertengahan. (B) Gerakan bibir blastopori dorsal pada gastrula akhir / awal
tahap neurula. Involusi telah berhenti, dan keduanya ektoderm dan mesoderm almarhum
blastopori bibir bergerak posterior. (C) Awal tahap kecebong, di mana sel-sel yang melapisi
membentuk blastopori neurenteric kanal, bagian dari yang menjadi sekunder lumen tabung
saraf.
2.8 Kelainan Kelainan
Proses neurulasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan kelainan kelainan. Diantaranya
sebagai berikut:
a. Anencephaly
Anencephaly adalah sepalik gangguan yang dihasilkan dari sebuah cacat tabung saraf yang
terjadi ketika batok kepala (kepala) ujung tabung saraf gagal menutup, biasanya antara
tanggal 23 dan 26 hari kehamilan, yang mengakibatkan tidak adanya bagian besar dari otak ,
tengkorak, dan kulit kepala [1]. Anak-anak dengan gangguan ini dilahirkan tanpa otak-depan,
bagian terbesar dari otak yang terdiri terutama dari otak belahan otak (yang mencakup
neokorteks, yang bertanggung jawab untuk tingkat lebih tinggi kognisi, yaitu, berpikir)
b. Spina bifida
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra),
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal
terbentuk secara utuh. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan
pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada
bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya
tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian
bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling
akhir.
Terdapat beberapa jenis spina bifida:
1. Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa
vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens)
tidak menonjol. Gejalanya:
- seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
- lekukan pada daerah sakrum.
2. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit
3. Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit
diatasnya tampak kasar dan merah. Gejalanya berupa:
- penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
- jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
- kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi
- inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja
- korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).
BAB III
KESIMPULAN
implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel
desidua.
Plasenta adalah organ yang luar biasa.Yang berasal dari lapisan trofoblastik setelah
terjadi fertilisasi.Plasenta tersambung dengan sirkulasi darah ibu untuk mengambil alih
fungsi-fungsi dari fetus yang belum bisa bekerja sendiri selama dalam kandungan.Kehidupan
fetus tergantung pada integritas dan efisiensi plasenta.
Neurulasi merupakan proses dimana lapisan sel-sel ektodermal di ubah menjadi
tubulus neuralis. Proses neurulasi diawali dari oembentukan lamina neuralis kemudian
mengalami invaginasi menjadi sulkus neuralis dan tebentuk tubulus neuralis. Neurulasi
sangat berhubungan erat dengan gastrulasi. Pada akhir gastrulasi terbentuklah nerve cord dan
notochord. Nerve cord sendiri berasal dari ektoderm sedangkan notochord berasal dari
lempengan ektoderm bagian dorsal. Pada manusia khususnya, proses ini dimulai pada
minggu ketiga setelah pembuahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini.
2014.
Perkembangan
embrio.
http://blog.uin-
Campbell, Neil A. 2004. Biology edisi ke-5 jilid 3 Alih Bahasa Prof.Dr.Ir. Wasmen Manalu.
Jakarta : Erlangga.
Gilbert, S.F.Developmental Biology. Ed. 8, Sunderland: Sinauer
Majumdar, N.N. 1985. Textbook of Vertebrates Embryology. Ed. 5. New Delhi: Tata McGraw
Hill
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Philadelpia : W.B Saunders Company.
Ramadhy, Asep S. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung : PT. Refika Aditama
Setyawan,
Kharis.
2012.
Implantasi
Nidasi
dan
Plasentasi.
http://goth-