Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PENYULUHAN GIZI

1. TOPIK
: Gizi Seimbang dan MP-ASI
2. Besar Masalah
:
- Kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi seimbang
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian bentuk makanan yang
-

sesuai dengan usia anak


Kurangnya pengetahuan ibu tentang pengaturan makan yang tepat

untuk anak
3. Masalah
Pemberian bentuk makanan sesuai dengan umur
A. Diagnosa masalah
1. Faktor penyebab :
- Kebiasaan memberikan makanan instan
- Tidak tercapainya ASI eksklusif
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makanan
sesuai umur
2. Perilaku yang mengurangi masalah
- Ibu mampu menentukan makanan yang bergizi dan sesuai
-

dengan umur anak


Memberikan pengetahuan ibu tentang pemberian bentuk

makanan yang sesuai dengan umur


3. Hambatan yang ada untuk mengadakan perubahan prilaku
a. Faktor ekonomi
b. Kurangnya partisipasi dan kesadaran
c. Faktor pendidikan
4. Hal-hal yang menunjang untuk perubaha prilaku
- Adanya kesadaran dan partisipasi ibu dalam memberikan
bentuk makanan yang bergizi dan sesuai dengan umur
5. Hal-hal negatif yang mungkin timbul akibat adanya perubahan
prilaku
- Keadaan sosial ekonomi keluarga yang tidak mendukung
- Kurangnya pengetahuan tentang pemberian bentuk
makanan yang bergizi yang sesuai dengan umur.
B. Diagnosa situasi
1. Sarana setempat
Ruang yang dapat digunakan
Media dan alat peraga yang sesuai
2. Tenaga
Sasaran : pasien yang berada di poli MTBS dan poli Gizi
Tujuan penyuluhan
- Ibu mendapat pengetahuan tentang pemberian bentuk
makanan yang tepat sesuai dengan umur anak

Mengubah kebiasaan ibu dalam memberikan makanan yang

tidak sesuai dengan umur


- Memenuhi kebutuhan gizi balita
3. Isi penyuluhan
- Menjelaskan tentang Gizi seimbang
- Menjelaskan tentang pemberian bentuk makanan sesuai
dengan umur
Contoh : bentuk makanan tim saring
4. Lembr balik, Alat Peraga (bentuk MPASI dan resep) dan Leaflet
Contoh : pembagian makanan sesuai umur
5. Rencana evaluasi
Tanya jawab
6. Rencana pelaksanaan
- Penyuluhan dilaksanakan
Hari/ tanggal : Rabu, 15 Juni 2016
Tempat: Puskesmas Jatinegara Ruang MTBS
Pembawa materi
: Deani Purwaningrum
Tri Aprilea
Moderator & Notulen : Wiene Annastasya
Dokumentasi
: Yohana Celina Nores
Bag. Absen
: Dina Carolina

Materi Penyuluhan :
1. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari hariyang mengandung
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, perilaku hidup
bersih, dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Terdapat empat pilar gizi seimbang, diantaranya :
1. Mengkonsumsi pangan beraneka ragam
Makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan oleh tubuh dan
memiliki zat gizi yang lengkap untuk tubuh. Akan tetapi makanan yang
beraneka ragam akan cukup dengan proporsi seimbang sesuai dengan
kebutuhan, jumlah yang cukup (tidak banyak atau tidak kurang), dan
dilakukan secara teratur.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih dapat meminimalisir terjangkitnya penyakit menular
dengan membiasakan diri sebelum makan atau mengolah makanan mentah
menjadi matang harus cuci tangan menggunakan sabun di air yang
mengalir, selalu mencuci bahan pangan yang akan diolah.
3. Melakukan aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat memperlancar sistem peredaran darah dan
pemanfaatan zat gizi di dalam tubuh (metabolisme), menyeimbangkan
antara asupan dengan penggunaan zat gizi di dalam tubuh.
4. Memantau berat badan untuk mempertahankan berat badan normal
Terdapat 10 pesan umum gizi seimbang
:
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Perbanyak makan sayur dan buah-buahan yang cukup
3. Biasakan mengkonsumsi lauk-pauk
4. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak
6. Biasakan sarapan pagi
7. Biasakan minum air puyih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan mempertahankan berat badan normal
Di dalam gizi seimbang ini terdapat pesan khusu untuk ibu hamil, ibu
menyusui, bayi (0-6 bulan), anak usia 6-24 bulan, anak usia 2-5 tahun, remaja,
dan dewasa

2. MP- ASI
1). Pengertian MP ASI
MP ASI merupakan makanan bayi kedua yang menyertai
pemberian ASI. Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang
diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak
lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makanan pendamping ASI
harus disesuaikan dengan usia balita. Pemberian makanan pendamping
ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk bubur kental, sari
buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan
padat. Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi di samping ASI.
2). Frekuensi Pemberian makan MPASI
a

Makanan Bayi Umur 0 6 Bulan


1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ) Kontak fisik dan hisapan bayi
akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama
setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu.
Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu
dan anak.
2. Berikan kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada harihari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum
3.

mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.


Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara
sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI
diberikan 8 10 kali setiap hari.

INGAT !
Berikan kolostrum
Berikan ASI Eklusif
b Makanan Bayi Umur 6-8 Bulan
1. Pemberian ASI diteruskan

2. Pada umur > 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh
karena itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x
sehari. (cara membuat terlampir).
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah
sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau
minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah
kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam
c

lemak.
Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan
1. Pada umur 9 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke
makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur
secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan
yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll.
usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya
terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan
sayuran secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai
bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap
kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
Berikan makanan selingan 1 kali sehari
Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

d Makanan Anak Umur 12 24 Bulan


1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas
tinggi.

2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3


kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali
makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan
Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang,
dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan.
Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu
diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba.
Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
Berikan makanan selingan 2 kali sehari
Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
3). Jadwal Pemberian MPASI
a

Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan


keluarga yaitu, 3x makanan pokok (sarapan pagi, makan siang, makan
malam), 2x makanan selingan (jam 10.00 dan 16.00), serta 3x ASI

(saat bagun pagi, sebelum tidur siang dan malam).


Pengenalan MP ASI tentu saja ada resikonya, antara lain intoleransi

atau alergi terhadap jenis makanan baru.


Gejalanya dapat berupa, rasa tidak nyaman di perut yang membuat
bayi rewel. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya mencoba
jenis makanan baru dilakukan pada pagi hari.

4). Jumlah Takaran Makanan yang Diberikan


Pada awal MPASI di umur 6 bulan 14 hari jumlah takaran makanan
MPASI yang diberikan sekitar 2-3 sdm per sekali pemberian. Pada umur 6
bulan 15 hari - 8 bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan
bertahap dari 2-3 per sekali pemberian menjadi cangkir/mangkok (125

mL per sekali pemberian). Jadi saat bayi umur 6 bulan 14 hari diharapkan
sudah lancar makan sehingga porsinya ditambahkan. Pada umur 9-12
bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi
cangkir/mangkok (175 mL per sekali pemberian). Pada umur 12-24 bulan,
jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi 1
cangkir/mangkok (250 mL per sekali pemberian).
Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya
5). Tekstur Makanan MP ASI
Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan tekstur
makanan MPASI yang diberikan adalah makanan cair (menyerupai asi)
selama 2 minggu,
setelah 2 minggu
sampai

bulan

berikan

makanan

dengan

tekstur

lumat/halus (bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan).


Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger
food, agar melatih anak mandiri memakan makanan sendiri. Pada umur 912 bulan tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek
(nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan
makanan-lunak). Pada umur 12 bulan tekstur makanan MPASI bayi sudah
bisa memakan makanan meja keluarga: makanan yang dicincang kasar,
diiris atau dipegang tangan.
Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan
sistema persarafan dan oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan
tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang
kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah
sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna.
Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses
pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu
pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi-geligi dan pencernaan

kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik


akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien,
sehingga ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah
kecil.
6). Bahan Makanan yang Digunakan
Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan sistem
pencernaan bayi termasuk pancreas telah berkembang dengan baik
sehingga bayi telah mampu mengolah, mencerna serta menyerap berbagai
jenis/varietas bahan makanan seperti protein, lemak dan karbohidrat.
Pencernaan serta organ tubuh bayi sudah siap mengolah bahan makanan
lain selain ASI dan susu formula.
Pada umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik
sehingga mampu mengeluarkan produk sisa metabolisme termasuk dari
bahan pangan tinggi protein seperti daging. Jadi, bukan menjadi alasan
menunda pemberian daging merah, ikan dan telur. Supaya bayi tumbuh
berkembang dengan baik sebaiknya kawal dengan pemberian menu
protein hewani plus nabati.
Pada masa awal MPASI, varietas bahan makanan yang diberikan
dikenalkan sebagai rasa tunggal. Ini dilakukan selama 2 minggu pertama
MPASI. Variasikan pilihan rasa tunggal dari berbagai kelas bahan
makanan, misalnya pagi karbohidrat-siang sayur-malam buah. Amati
reaksi alergi, alergi ada yang tipe lambat baru muncul dalam 72 jam.
Setelah umur bayi 6 bulan 2 minggu berikan bubur MPASI yang komplit.
Pemlihan sumber karbohidrat (bubur serealia seperti bubur beras,
bubur jagung, kentang tumbuk, pisang kerok, sukun) dan segerakan
memberikan bahan pangan sumber zat besi hewani. Tambahkan minyak
atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur bayi untuk
meningkatkan kandungan energi serta supaya makanan licin dan mudah
ditelan bayi. Ibu bisa menggunakan minyak apapun yang tersedia di rumah
selama minyaknya masih bersih dan bagus bukan minyak bekas
menggoreng. Tambahkan minyak ketika bubur akan disajikan ke bayi.

Hindari makanan dan minuman manis seperti teh, soda, atau biskuit manis.
Jangan memberikan makanan yang keras dan berpotensi untuk tersedak.
Hindari pemberian makanan asin seperti ikan asin.
7). Kebersihan dalam Proses Pembuatan MPASI
Pada masa-masa ini bayi sangat rentan terkena diare sehingga ibu
harus memastikan kebersihan makanan, air, alat makan, proses memasak
dan tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci tangan ibu dan bayi
dengan air serta sabun saat mau memasak, mau makan dan setelah dari
toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri).
Disarankan

menggunakan

peralatan

makan

yang

mudah

dibersihkan seperti cangkir, mangkok dan sendok, bukan botol-sendok, dot


atau pipet. Makanan bayi bisa disimpan di kulkas dalam rentang yang
tidak terlalu lama (misal ibu bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari,
jangan 3 hari apalagi 1 minggu)
Masak dengan benar hingga makanan matang. Bubur bayi yang
tidak disimpan di kulkas sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam.
Pastikan makanan mentah yang dimakan bayi bersih dan aman. Pisahkan
makanan mentah dan matang.
8). Bahaya Keterlambatan Memberi MPASI
Menurut Azwar (2000) beberapa pemberian MP-ASI yang kurang baik
meliputi:
a. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau terlambat, dimana
pemberian MP-ASI sebelum bayi berumur 6 bulan dapat menurunkan
konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare dan jika pemberian MPASI terlambat (bayi sudah lewat usia 6 bulan) dapat menyebabkan
hambatan pertumbuhan anak;
b. Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat
dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Frekuensi
pemberian MP-ASI dalam sehari yang kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi;
9

c. Pemberian MP-ASI sebelum ASI pada usia 6 bulan, dimana pada


periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI.
Memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk
mengkonsumsi ASI berkurang yang berakibat menurunnya produksi
ASI, hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi

10

Anda mungkin juga menyukai