Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Kewaspadaan Airborne

Sasaran

: Pasien dan keluarga

Tempat

: Di IRNA Non Bedah Bangsal Paru Dr. M Djamil Padang

Hari/tanggal

: Kamis, 31 Maret 2016, Jam: 11.00 11.30 WIB

A. Latar Belakang
Ada tiga jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi, yaitu: kewaspadaan
transmisi

kontak,

kewaspadaan

transmisi droplet,

dan

kewaspadaan

transmisi airborne. Airborne disease adalah penyebaran unsur penyebab penyakit


secara aerosol yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Tingginya tingkat
pencemaran udara akibat asap kendaraan dan kegiatan pabrik mengakibatkan logamlogam berbahaya , virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya bercampur masuk ke
dalam tubuh melalui tarikan nafas kita. Penyakit yang dapat ditularkan melalui udara
yaitu : TBC, Pneumonia, SARS, MRSA, dan influenza (WHO, 2007).
Berdasarkan data yang didapatkan pada Selasa, 22 Maret 2016, dari sebelas
pasien di yang dirawat tim 2 bangsal paru RSUP DR. M. Djamil Padang, tujuh orang
diantaranya berada di ruang isolasi dengan kasus-kasus yang dapat menular melalui
udara (airborne). Di dalam ruangan isolasi masih terlihat keluarga ataupun
pengunjung yang tidak menngunakan masker saat kontak dengan pasien. Begitupun
dengan pasien itu sendiri, tidak ada yang menggunakan masker di dalam ruangan
isolasi. Oleh karena itu, kelompok memilih tema kewaspadaan airborne agar pasien,
keluarga, serta tenaga kesehatan dapat terhindar dari penularan penyakit melalui
airborne.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang
kewaspadaan airborne
2. Tujuan Khusus
Diharapkan keluarga pasien dan keluarga dapat :

a. Menguraikan definisi airborne disease


b. Menguraikan kewaspadaan airborne
c. Menguraikan kewaspadaan standar
d. Langkah-langkah pencegahan penularan airborne
C. Pokok Bahasan
1. Pokok Bahasan: kewaspadaan airborne
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian airborne disease
b. Kewaspadaan airborne
c. Kewaspadaan standar
D. Metode
1. Ceramah dan demontrasi
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Media & Alat
1. Infokus
2. Laptop
3. Leaflet
4. Wireless Mic
F. Pelaksanaan
Kegiatan
Pembukaan

Waktu
5 menit

Uraian Kegiatan

Kegiatan Peserta

1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan
kelompok
pembimbing
3. Menjelaskan
penyuluhan
4. Melakukan

dan

kontrak
kontrak

tertib.
5. Menjelaskan
yang
dilaksanakan

3. Memperhatikan

tujuan 4. Menyepakati

waktu, bahasa, dan tata

mekanisme

1. Menjawab salam
2. Mendengarkan

kegiatan
akan

5. Memperhatikan

Pelaksanaa
n
Moderator
dan audiens

Pelaksanaa

15

menit

1. Menggali pengetahuan 1. Menaggapi


audiens

tentang

dan

menjelaskan

Penyaji dan
Audiens

airborne disease
2. Memberi
reinforcement positif
3. Menjelaskan

3. Memperhatikan
dan

definisi

mendengarkan.
4. Memperhatikan

airborne disease
4. Menjelaskan

dan

kewaspadaan airborne
5. Menjelaskan

mendengarkan
5. Memperhatikan

kewaspadaan standar

dan
mendengarkan.
6.

Evaluasi

5 menit

1. Memberi kesempatan 1. Memberikan


keluarga dan pasien

pertanyaan

untuk bertanya
2. Memberikan
reinforcement positif
3. Menjawab pertanyaan
hasil

penyuluhan
atas

partisipasi peserta
6. Mengucapkan salam
7. Membagikan leaflet

G. Pengorganisasian
1. Moderator : Rahmi Fitriani
2. Penyaji
: Rosario Syahnur
3. Observer : Darmayanti Yusra
4. Fasilitator
Rahmi Fitriani
Darmayanti Yusra

dan
mendengarkan
5. Memperhatikan

5. Mengucapkan
terimakasih

dan
mendengarkan
4. Memperhatikan

yang diajukan.
4. Mengevaluasi

3. Memperhatikan

6. Menjawab salam
7. Menerima leaflet

Moderator
dan audiens

Rosario Syahnur

H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
d. Menyampaikan kontrak waktu, bahasa, dan tata tertib
e. Merangkum semua audiens sesuai kontrak
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
g. Menganalisis penyajian
2. Penyaji
a. Bertangung jawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topik penyuluhan
c. Menggali pengetahuan peserta tentang penyuluhan
d. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif peserta
3. Fasilitator
a. Menjalankan absensi peserta dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
b. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
c. Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji
c. Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
d. Mengoreksi kesesuaian kegiatan pelaksana penyuluhan dengan tugas
e. Memberi kode pada moderator jika ada ketidaksesuaian dibantu oleh
fasilitator.
f. Membuat laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
I. Setting Tempat

Keterangan :
: Presentator

: Moderator

: Peserta
: Media

: Observer

:Pembimbing

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kontrak waktu dan media
yang digunakan.
e. Keluarga pasien 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan, antusias dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan, peserta mampu menjelaskan tentang
kewaspadaan airborne, tidak ada peserta yang keluar masuk selama proses
penyuluhan berlangsung hingga selesai.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit dari 100% peserta 70% peserta
mampu:
a. Pengertian airborne disease
b. Menguraikan kewaspadaan airborne
c. Menguraikan kewaspadaan standar
d. Langkah-langkah pencegahan penularan airborne

KEWASPADAAN AIRBORNE
1. Airborne Disease (Penyakit yang Menular Melalui Udara)
Airborne disease adalah penyebaran unsur penyebab penyakit secara aerosol yang
masuk ke dalam saluran pernapasan. Tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap
kendaraan dan kegiatan pabrik mengakibatkan logam-logam berbahaya , virus, bakteri, dan
mikroorganisme lainnya bercampur masuk ke dalam tubuh melalui tarikan nafas kita.
Penyakit yang jadi prioritas kesehatan masyarakat :
A. Tuberculosis
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Menyerang
paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar
limfe, tulang, dan selaput otak. Sumber penularan adalah dahak dari pasien yang
mengandung kuman TB. Pencegahan penyebarannya :
1. Pencegahan Primordial
a. Mengatasi faktor lingkungan (Environment) yang berpengaruh pada penularan
tuberkulosa seperti:
Meningkatkan kualitas pemukiman dengan menyediakan ventilasi pada rumah
dan mengusahakan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
Penyediaan sumber air bersih.
b. Isolasi pada penderita tuberkulosa selama menjalani proses pengobatan, hal ini
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang tepat untuk penderita tuberkulosis
dan memberikan keamanan bagi orang-orang yang berpotensi tertular.
2. Pencegahan Primer
Meningkatkan daya tahan pejamu (host) seperti meningkatkan status gizi

individu, pemberian imunisasi BCG terutama bagi anak.


Tidak membiarkan penderita tuberculosis tinggal serumah dengan bukan
penderita karena bisa menyebabkan penularan.

Meningkatkan pengetahuan individu pejamu (host) tentang tuberkulosa


definisi, penyebab, cara untuk mencegah penyakit tuberculosis paru seperti
imunisasi BCG, dan pengobatan tuberculosis paru.

B. Influenza
Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang
unggas dan mamalia. Pola Hidup Sehat : Mengonsumsi makanan bergizi serta berolahraga
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
C. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh cairan
sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap oksigen
berkurang. Penularanpenyakit :

Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar seperti kontak


langsung dengan penderita melalui percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk
dapat memindahkan bakteri ke orang lain

2. Kewaspadaan transmisi udara/airborne


Seorang pasien yang memerlukan Kewaspadaan Transmisi Airborne harus
diserahkan kepada sebuah kamar pribadi dengan persyaratan ventilasi khusus. Pintu ke
ruang ini harus ditutup kali kemungkinan atall. Jika seorang pasien harus bergerak dari
ruang isolasi ke area lain dari rumah sakit, pasien harus memakai masker selama
transportasi. Siapapun memasuki ruang isolasi untuk memberikan perawatan kepada
pasien mustwear masker khusus yang disebut respirator. Kewaspadaan Droplet
mencegah penyebaran organisme yang melakukan perjalanan pada particlesmuch lebih
besar dari droplet nuklei.
Partikel-partikel ini tidak menghabiskan banyak waktu tergantung di udara, dan
biasanya tidak melakukan perjalanan luar jangkauan kaki beberapa dari pasien. Partikelpartikel ini diproduksi ketika pasien batuk, berbicara, orsneezes. Contoh tindakan
pencegahan penyakit yang membutuhkan tetesan adalah meningococcalmeningitis
(infeksi bakteri serius pada selaput otak), influenza, gondongan, dan campak Jerman
(rubella). Pasien yang memerlukan Kewaspadaan Droplet harus ditempatkan di sebuah
kamar pribadi atau dengan teman sekamar yang terinfeksi dengan organisme yang

sama. Pintu ke kamar mungkin tetap terbuka. Petugas kesehatan harus memakai masker
dalam waktu tiga meter dari pasien. Pasien bergerak tentang rumah sakit jauh dari ruang
isolasi harus memakai masker.
a. Penempatan pasien :
Di ruangan tekanan negatif
Pertukaran udara > 6-12 x/jam,aliran udara yang terkontrol
Jangan gunakan AC
Pintu harus selalu tertutup rapat
Seharusnya kamar terpisah
Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih efektif mencegah

penyebaran
Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu lalang

b. APD petugas:
Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur
Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius <1m dari pasien,
Gaun
Goggle
Sarung tangan (bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan aerosol)
c. Transport pasien
Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk
3. Kewaspadaan standar misalnya adalah :
a. Kebersihan tangan/Handhygiene
b. Alat

Pelindung

Diri

(APD)

sarung

tangan,

masker, goggle (kaca

pelindung), face shield(pelindungwajah), gaun


c. Peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lingkungan
e. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
f. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
g. Penempatan pasien
h. Hygiene respirasi/Etika batuk
i. Praktek menyuntik yang aman
j. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

4. Langkah-langkah pencegahan penularan airborne

mata

Penularan airborne dapat menebar dengan mudah, seiap orang yang kontak dengan orang
yang sakit yang belum terinfeksi beresiko mengalami infeksi. Anggotk keluarga harus
melaksanakan rekomendasi berikut :
a) Sedapat mungkin batasi kontak dengan yang sakit
b) Sedapat mungkin membatasi pengunjung/ yang menunggui pasien
c) Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada orang yang sakit, orang yang
sakit tersebut harus menutup mulut/ hidungnya dengan tangan atau benda lain
( misalnya : tisu, saputangan, atau bilatersedia masker linen atau masker bedah).
Bila tersedia, keluarga yang merawat juga harus menggenakan masker bedah atau
alat pelindung terbaik yang ada untuk mencegah droplet pernafasan saat
berdekatan denganorang yang sakit.
d) Benda yang digunakan untuk menutup mulut/hidung seperti masker harus diganti
setiap 4 jam, dibersihkan dan dibuang ke tempat yang aman. (sampah
infeksius/kantong warna kuning).
e) Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila kontak terjadi, bersihkan
tangan segera setelah kontak.
f) Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air sabun atau
antiseptik berbasis alkohol.
g) Orang yang lebih berisiko mengalami penyakit berat tidak boleh merawat orang
yang sakit atau berdekatan dengan orang yang sakit tersebut. Untuk influenza
musiman, orang yang lebih berisikomeliputi orang yang menderita penyakit
jantung, paru, atau ginjal, diabetes, gangguan kekebalan, penyakit darah (misalnya,
anemia sel sabit), wanita hamil, orang berusia >65 tahun atau anakanak berusia <2
tahun.
h) Kemungkinan pajanan terhadap orang sakit atau benda terkontaminasi lainnya
harus dihindari, misalnya menggunakan bersama sikat gigi, rokok, perlengkapan
makan, minuman, handuk, lap pembersih badan, atau linen tempat tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Diekema, D. J., et al. 2001. Clinical microbiology and infection Prevention, p.S57-S60, In
Journal of Clinical Microbiology, September 2011
Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No
382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
_____. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No 270/MENKES/2007.
Jakarta: Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai