Satuan Acara Penyuluhan Airborne
Satuan Acara Penyuluhan Airborne
Topik
: Kewaspadaan Airborne
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
A. Latar Belakang
Ada tiga jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi, yaitu: kewaspadaan
transmisi
kontak,
kewaspadaan
transmisi droplet,
dan
kewaspadaan
Waktu
5 menit
Uraian Kegiatan
Kegiatan Peserta
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan
kelompok
pembimbing
3. Menjelaskan
penyuluhan
4. Melakukan
dan
kontrak
kontrak
tertib.
5. Menjelaskan
yang
dilaksanakan
3. Memperhatikan
tujuan 4. Menyepakati
mekanisme
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
kegiatan
akan
5. Memperhatikan
Pelaksanaa
n
Moderator
dan audiens
Pelaksanaa
15
menit
tentang
dan
menjelaskan
Penyaji dan
Audiens
airborne disease
2. Memberi
reinforcement positif
3. Menjelaskan
3. Memperhatikan
dan
definisi
mendengarkan.
4. Memperhatikan
airborne disease
4. Menjelaskan
dan
kewaspadaan airborne
5. Menjelaskan
mendengarkan
5. Memperhatikan
kewaspadaan standar
dan
mendengarkan.
6.
Evaluasi
5 menit
pertanyaan
untuk bertanya
2. Memberikan
reinforcement positif
3. Menjawab pertanyaan
hasil
penyuluhan
atas
partisipasi peserta
6. Mengucapkan salam
7. Membagikan leaflet
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Rahmi Fitriani
2. Penyaji
: Rosario Syahnur
3. Observer : Darmayanti Yusra
4. Fasilitator
Rahmi Fitriani
Darmayanti Yusra
dan
mendengarkan
5. Memperhatikan
5. Mengucapkan
terimakasih
dan
mendengarkan
4. Memperhatikan
yang diajukan.
4. Mengevaluasi
3. Memperhatikan
6. Menjawab salam
7. Menerima leaflet
Moderator
dan audiens
Rosario Syahnur
H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
d. Menyampaikan kontrak waktu, bahasa, dan tata tertib
e. Merangkum semua audiens sesuai kontrak
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
g. Menganalisis penyajian
2. Penyaji
a. Bertangung jawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topik penyuluhan
c. Menggali pengetahuan peserta tentang penyuluhan
d. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif peserta
3. Fasilitator
a. Menjalankan absensi peserta dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
b. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
c. Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji
c. Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
d. Mengoreksi kesesuaian kegiatan pelaksana penyuluhan dengan tugas
e. Memberi kode pada moderator jika ada ketidaksesuaian dibantu oleh
fasilitator.
f. Membuat laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Presentator
: Moderator
: Peserta
: Media
: Observer
:Pembimbing
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
d. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kontrak waktu dan media
yang digunakan.
e. Keluarga pasien 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan, antusias dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan, peserta mampu menjelaskan tentang
kewaspadaan airborne, tidak ada peserta yang keluar masuk selama proses
penyuluhan berlangsung hingga selesai.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit dari 100% peserta 70% peserta
mampu:
a. Pengertian airborne disease
b. Menguraikan kewaspadaan airborne
c. Menguraikan kewaspadaan standar
d. Langkah-langkah pencegahan penularan airborne
KEWASPADAAN AIRBORNE
1. Airborne Disease (Penyakit yang Menular Melalui Udara)
Airborne disease adalah penyebaran unsur penyebab penyakit secara aerosol yang
masuk ke dalam saluran pernapasan. Tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap
kendaraan dan kegiatan pabrik mengakibatkan logam-logam berbahaya , virus, bakteri, dan
mikroorganisme lainnya bercampur masuk ke dalam tubuh melalui tarikan nafas kita.
Penyakit yang jadi prioritas kesehatan masyarakat :
A. Tuberculosis
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Menyerang
paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar
limfe, tulang, dan selaput otak. Sumber penularan adalah dahak dari pasien yang
mengandung kuman TB. Pencegahan penyebarannya :
1. Pencegahan Primordial
a. Mengatasi faktor lingkungan (Environment) yang berpengaruh pada penularan
tuberkulosa seperti:
Meningkatkan kualitas pemukiman dengan menyediakan ventilasi pada rumah
dan mengusahakan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
Penyediaan sumber air bersih.
b. Isolasi pada penderita tuberkulosa selama menjalani proses pengobatan, hal ini
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang tepat untuk penderita tuberkulosis
dan memberikan keamanan bagi orang-orang yang berpotensi tertular.
2. Pencegahan Primer
Meningkatkan daya tahan pejamu (host) seperti meningkatkan status gizi
B. Influenza
Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang
unggas dan mamalia. Pola Hidup Sehat : Mengonsumsi makanan bergizi serta berolahraga
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
C. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh cairan
sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap oksigen
berkurang. Penularanpenyakit :
sama. Pintu ke kamar mungkin tetap terbuka. Petugas kesehatan harus memakai masker
dalam waktu tiga meter dari pasien. Pasien bergerak tentang rumah sakit jauh dari ruang
isolasi harus memakai masker.
a. Penempatan pasien :
Di ruangan tekanan negatif
Pertukaran udara > 6-12 x/jam,aliran udara yang terkontrol
Jangan gunakan AC
Pintu harus selalu tertutup rapat
Seharusnya kamar terpisah
Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih efektif mencegah
penyebaran
Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu lalang
b. APD petugas:
Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur
Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius <1m dari pasien,
Gaun
Goggle
Sarung tangan (bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan aerosol)
c. Transport pasien
Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk
3. Kewaspadaan standar misalnya adalah :
a. Kebersihan tangan/Handhygiene
b. Alat
Pelindung
Diri
(APD)
sarung
tangan,
mata
Penularan airborne dapat menebar dengan mudah, seiap orang yang kontak dengan orang
yang sakit yang belum terinfeksi beresiko mengalami infeksi. Anggotk keluarga harus
melaksanakan rekomendasi berikut :
a) Sedapat mungkin batasi kontak dengan yang sakit
b) Sedapat mungkin membatasi pengunjung/ yang menunggui pasien
c) Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada orang yang sakit, orang yang
sakit tersebut harus menutup mulut/ hidungnya dengan tangan atau benda lain
( misalnya : tisu, saputangan, atau bilatersedia masker linen atau masker bedah).
Bila tersedia, keluarga yang merawat juga harus menggenakan masker bedah atau
alat pelindung terbaik yang ada untuk mencegah droplet pernafasan saat
berdekatan denganorang yang sakit.
d) Benda yang digunakan untuk menutup mulut/hidung seperti masker harus diganti
setiap 4 jam, dibersihkan dan dibuang ke tempat yang aman. (sampah
infeksius/kantong warna kuning).
e) Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila kontak terjadi, bersihkan
tangan segera setelah kontak.
f) Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air sabun atau
antiseptik berbasis alkohol.
g) Orang yang lebih berisiko mengalami penyakit berat tidak boleh merawat orang
yang sakit atau berdekatan dengan orang yang sakit tersebut. Untuk influenza
musiman, orang yang lebih berisikomeliputi orang yang menderita penyakit
jantung, paru, atau ginjal, diabetes, gangguan kekebalan, penyakit darah (misalnya,
anemia sel sabit), wanita hamil, orang berusia >65 tahun atau anakanak berusia <2
tahun.
h) Kemungkinan pajanan terhadap orang sakit atau benda terkontaminasi lainnya
harus dihindari, misalnya menggunakan bersama sikat gigi, rokok, perlengkapan
makan, minuman, handuk, lap pembersih badan, atau linen tempat tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Diekema, D. J., et al. 2001. Clinical microbiology and infection Prevention, p.S57-S60, In
Journal of Clinical Microbiology, September 2011
Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No
382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
_____. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No 270/MENKES/2007.
Jakarta: Depkes RI