Luka kecil (lecet) pada bibir dan mulut yang tidak terlalu besar, kulit
terkelupas, dan timbul kerak yang berlebihan.
Hindari berciuman dan kontak kulit dengan penderita yang terluka pada
daerah mulut. Virus dapat menyebar selama virus berada diluar dari luka
tersebut.
Tangan selalu dalam keadaan bersih. Cuci tangan yang bersih sebelum
menyentuh bagian tubuh yang lain. Mata dan daerah kelamin
kemungkinan adalah daerah yang mudah terinfeksi oleh virus secara
khusus.
Pengobatan di Rumah
Makan mamakanan yang kaya akan lisin (minuman beragi, kacangkacangan, susu, gandum, ikan, dan daging) dan kurangi arginin yang dapat
menyebabkan herpes labialis kambuh kembali.
Kompres dingin, berada pada tempat yang sejuk dan gunakan handuk
basah pada luka sebanyak tiga kali sehari selama 20 menit untuk
membantu mengurangi kemerahan dan bengkak.
Penggunaan Obat
Antivirus
dapat digunakan untuk pengobatan infeksi virus herpes simpleks. Antivirus
bekerja dengan cara menghambat reproduksi virus dalam sel tanpa membunuh sel
normal.
Obat : Acyclovir dan valacyclover
Carbenoxolone sodium, Deproteinizedcealf blood extract
Dapat mengobati luka ringan pada nyeri. Dioleskan pada kulit dalam jumlah kecil.
Obat ini tidak berinteraksi secara signifikan dengan obat-obatan lain.
Infeksi paru-paru.
Infeksi awal tidak tampak gejala atau bisa juga mulut berbisul. Virus akan
tetap berada di jaringan saraf pada wajah.
Virus herpes dapat menular. Dengan adanya kontak secara langsung, atau
melalui alat-alat seperti pisau cukur, handuk, piring, dll. Virus dapat juga
Penyakit ini dapat kambuh dengan gejala ringan. Hal ini mungkin dipicu
oleh menstruasi, paparan sinar matahari, demam, stres, atau bisa saja tidak
diketahui penyebabnya.
Jika Anda terserang herpes labialis, Anda dapat melakukan pengobatan di rumah.
Jika lepuhan tidak menghilang selama 2 minggu, lakukan kosultasi ke dokter
spesialis kulit.
Herpes labialis atau cold sores adalah infeksi yang di tandai dengan
timbulnya luka yang disertai dengan rasa nyeri pada bibir atau bagian lain dari
mulut, di sebabkan oleh virus Herpes Simplex tipe 1 ( HSV-1).
Tanda dan Gejala Herpes Labialis :
Umumnya muncul dalam 4 tahap, yaitu :
Tahap 1 : ada rasa geli, gatal atau sensasi terbakar di sekitar bibir atau hidung
selama 1-2 hari. Ada yang disertai demam juga pembengkakan kelenjar getah
bening di leher dan ada yang tidak.
Tahap 2 : muncul titik-titik berisi air, dalam bentuk tunggal atau berderet seperti
tandan, seringkali disertai rasa nyeri.
Tahap 3 : titik-titik berisi air akan pecah membentuk luka yang basah. Pada tahap
ini virus akan mudah sekali menular pada orang.
Tahap 4 : luka mulai mengering dan sembuh.
Biasanya dari munculnya tahap 1 sampai tahap 4 membutuhkan waktu selama 2-3
minggu.
Ketika penyakit ini sembuh, virus Herpes simplex tidaklah musnah tetapi
bersembunyi di sel-sel saraf, menjauh dari sistem kekebalan, sehingga pada
kondisi tertentu virus ini dapat muncul kembali ke permukaan kulit dan
menyebabkan infeksi ulang.
Infeksi ulangan biasanya dipicu oleh :
- Sengatan matahari pada bibir
- Demam
- Flu/pilek
- Cuaca dingin
- Alergi makanan
- Cedera di mulut
- Pengobatan gigi
- Stress
- Terlalu lelah
Pada sebagian besar penderita, infeksi ulangan Herpes Simplex tipe-1 mungkin
hanya menimbulkan sedikit gangguan nyeri, tetapi hal ini bisa berakibat fatal pada
:
- Penderita kelainan sistem kekebalan (misalnya AIDS)
- Penderita yang menjalani kemoterapi
- Penderita yang menjalani terapi penyinaran
- Penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang.
Pada orang-orang tersebut, luka terbuka di mulut yang berukuran besar bisa
mengganggu makan dan penyebaran virus ke otak bisa berakibat fatal.
Tips Perawatan Untuk Penderita Herpes Labialis :
- Rasa nyeri sering menyebabkan penderita malas makan dan minum, hal ini dapat
mengakibatkan dehidrasi, terutama bila gejala di sertai dengan demam, karena itu
harus diusahakan agar tetap minum sebanyak mungkin.
- Hindari memecah titik-titik yang berisi air atau mengelupas luka yang mulai
mengering. Hal ini akan memperlambat proses penyembuhan dan bahkan
membuka peluang luka akan terinfeksi oleh bakteri.
- Hati-hati untuk tidak menyentuh atau menggosok mata setelah tangan
menyentuh bibir, karena virus HSV-1 berbahaya jika sampai mengenai mata.
Selalu cuci tangan sebelum dan setelah mengoleskan obat.
- Jangan biarkan orang lain menyentuh bibir anda karena penyakit ini mudah
menular. Selain itu untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara
tidak langsung, selalu cuci benda-benda yang telah digunakan oleh penderita
dengan air panas (lebih baik direbus) dan jangan biarkan orang lain memakai
benda bersama-sama dengan penderita herpes, terutama ketika lukanya sedang
aktif.
- Balsam bibir seperti jelly petroleum dapat menghindari bibir pecah-pecah dan
mengurangi resiko tersebarnya virus ke daerah di sekitarnya.
- Untuk mengurangi nyeri pada penderita dewasa atau anak-anak, bisa digunakan
obat kumur anestetik (misalnya lidokain). Atau bisa juga digunakan obat kumur
yang mengandung baking soda. Pengobatan pada herpes sekunder akan efektif
bila dilakukan sebelum munculnya luka.
- Pengobatan herpes labialis dapat diobati dengan salep acyclovir yang bisa
mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Salep ini
dioleskan 3-5 kali sehari. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang
memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan tablet acyclovir.
- Mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C juga dapat mempercepat
hilangnya herpes labialis
- Jika sudah sembuh hindari faktor- faktor pemicu terjadinya serangan infeksi
ulang.
inShare
Herpes infeksi seringkali tidak menunjukkan gejala; jika gejala muncul mereka
biasanya menyelesaikan dalam waktu dua minggu. di mana mereka tinggal
sebagai seumur hidup, virus laten. Asimtomatik penumpahan sel virus menular
dapat terjadi selama tahap ini.
1. Prodromal (hari 0-1): Gejala sering mendahului kambuh. Gejala biasanya
dimulai dengan kesemutan (gatal) dan kemerahan pada kulit di sekitar
lokasi terinfeksi. Tahap ini dapat berlangsung dari beberapa hari sampai
beberapa jam sebelum manifestasi fisik dari infeksi dan merupakan waktu
terbaik untuk memulai pengobatan.
Virus ini bergerak dari mulut ke diam-diam tinggal ("tetap laten") dalam sistem
saraf pusat. Dalam kira-kira sepertiga orang, virus dapat "bangun" atau
mengaktifkan kembali menyebabkan penyakit.
Ketika terjadi reaktivasi, virus bergerak ke bawah saraf ke kulit di mana ia dapat
menyebabkan lecet (luka dingin) di sekitar bibir, dalam mulut atau, dalam sekitar
10% dari kasus, di hidung, dagu, atau pipi.
Wabah sakit dingin mungkin dipengaruhi oleh stres, haid, sinar matahari, kulit
terbakar, demam, atau trauma kulit lokal. Prosedur bedah seperti operasi gigi atau
saraf, tato bibir, atau dermabrasi juga memicu umum.
HSV-1 dapat dalam kasus yang jarang ditularkan kepada bayi yang baru lahir oleh
anggota keluarga atau staf rumah sakit yang memiliki luka dingin, hal ini dapat
menyebabkan penyakit parah yang disebut neonatal herpes simpleks.
Orang dapat mentransfer virus dari luka dingin mereka ke area lain dari tubuh,
seperti mata, kulit, atau jari, ini disebut "autoinoculation."
Infeksi mata, dalam bentuk konjungtivitis atau keratitis, dapat terjadi ketika mata
yang digosok setelah menyentuh lesi.
Jari infeksi (herpes whitlow) dapat terjadi ketika seorang anak dengan luka dingin
atau primer HSV-1 infeksi menyebalkan / nya jari.