TE 3423
ANTENA DAN PROPAGASI
Konsep
p Dasar Antena
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro - Sekolah Tinggi
gg Teknologi
g Telkom
Bandung 2007
page 3
page 7
page 12
page 25
page 37
F. Polarisasi
page 40
G. Temperatur antena
page 41
H. Kesimpulan modul 2
page 42
A. Dasar Pemahaman
Konsep
K
Sumber
S b Titik
Konsep sumber titik berguna dalam lebih memudahkan perhitungan
mengenai daya terima, pada medan jauh / tempat yang jauh. Antena
dianggap sebagai sumber titik karena dimensinya adalah jauh lebih kecil
dari jarak antara antena pengirim dengan titik observasi.
S
Syarat
t antena
t
sebagai
b i sumber
b titik
mempunyai medan jauh transversal
Medan magnet tegak lurus medan Elektrik
Rapat daya P (arus daya) yang menembus
bidang bola observasi mengarah radial
keluar semuanya
Dengan ekstrapolasi, semua rapat dayanya
berasal dari volume yang sangat kecil atau
titik O, tidak bergantung pada dimensi
fisiknya
r
Pr
r.d
y
O
dS = r 2 sin .d.d
x
r sin .d
A. Dasar Pemahaman
Definisi sumber titik,
Sumber titik adalah titik potong semua rapat daya di
tempat jauh
Untuk mengetahui
g
distribusi medan/daya
y di tempat
p jjauh,,
maka dilakukan pengukuran pada pada jarak R konstan.
Sumber titik berlaku untuk medan jauh, dengan
persyaratan : R>>, R>>d, dan R>>b
Pengukuran,
M
O
b
R
O
M
A. Dasar Pemahaman
Teorema Resiprositas Carson
Untuk membuktikan bahwa karakteristik antena sebagai pemancar
juga berlaku pada antena sebagai penerima.
penerima
(a)
(b)
Asumsi dasar
Jika, transmisi energi antara antena
A dan B yang melalui medium
homogen, isotropis, linear, dan
pasif, dapat dimodelkan sebagai
Rangkaian-T
Antena A dan B sama,
sama
fungsinya dipertukarkan
sebagai pengirim dan
penerima
penerima.
VA
IB
IA
I1
ZV
I2
Z1
VA
VB
Z2
IB
IA
Z1
Z2
Z3
Z3
ZI
VB
ZI
A. Dasar Pemahaman
Bukti teorema Carson
Z V = Z A sebagai syarat, misalkan Z V = Z A = 0
Dari gambar (a) :
I1 =
IB =
VA
[ Z1 + ( Z 2 // Z 3 )]
I1.Z 3
Z1 + Z 2
VA Z 3
( Z1Z 2 + Z 2 Z3 + Z 3 Z1 )
VB
[ Z1 + ( Z 2 // Z 3 )]
I2 .Z3
Z1 + Z 2
Jadi jika
VB Z 3
( Z1Z 2 + Z 2 Z3 + Z 3 Z1 )
VA = VB , maka IA = IB
Teorema Carson
menyatakan bahwa,
!!
r
Pr
r.d
O
x
r sin .d
Asumsi dasar
Konsep Daya
Antena Isotropis
Pr dS atau Pr // d S
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
Dinyatakan,
Dinyatakan
r r 2
W = Pr .dS = Pr .dS
S
0 0
!!
r
Pr
r.d
dimana,
Pr
= rapat daya pada bola
dS
= elemen luas = r2.sin.d.d
W
= daya yang dipancarkan antena
y
O
dS = r 2 sin .d .d
x
r sin .d
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
r r 2 2
Wi = Pr .dS = Pr .r . sin .d.d = 4r 2 .Pr
S
0 0
Maka,
Pr = W
4r
!!
U = Pr .r 2 = W
0 0
0 0
W = U. sin .d.d = U. d
dimana, d = sin.d.d
10
0 0
0 0
W = U. sin .d.d = U. d
!!
11
Karakteristik antena :
9 Gain
9 Direktivitas
9 Lebar berkas
12
Diagram Arah
Diagram arah menunjukkan karakteristik pancaran antena ke
berbagai arah (pattern)
(pattern), pada r konstan,
konstan jauh
jauh, sebagai fungsi
dan
Menurut besaran
Macam-macam
diagram arah
13
= 0
Um
E
=0
1
=0
0 dB
-3 dB
Main lobe
= major
j lobe, lobe utama ; daerah p
pancaran terbesar
Side lobe
= minor lobe, lobe sisi ; daerah pancaran sampingan
Back lobe
= lobe belakang ; daerah pancaran belakang
BEAMWIDTH = Lebar berkas ; Sudut yang dibatasi daya atau -3
dB atau 0,701 medan maksimum pada Mainlobe
FBR = Front to Back Ratio = Main lobe / Back lobe
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
14
15
Beamwidth
3dB Beamwidth
Peak - 3dB
60 (eg)
Peak
Peak - 3dB
17
Diagram
Di
F
Fasa
Seperti juga pada diagram arah, dapat diambil penampang diagram
fasa 3-dimensi , ataupun plot linearnya
Untuk bentuk periodik dengan frekuensi tertentu,
tertentu medan jauh diketahui
selengkapnya jika diketahui :
Amplitudo E sebagai fungsi dari r, ,
Amplitudo
A li d H sebagai
b i fungsi
f
i dari
d i r, ,
Beda fasa antara E dan H sebagai fungsi dari , , dengan r
konstan
Beda fasa antara E dan H terhadap harganya pada titik
referensi, sebagai fungsi dari , , dengan r konstan
18
Direktivitas
Merepresentasikan pengarahan antena, semakin besar direktivitas dapat
diartikan bahwa lebar berkasnya semakin sempit
Didefinisikan :
Um Intensitas Radiasi Maksimum
D
=
Uo Intensitas Radiasi Rata rata
!!
Atau,
Um 4 Pm Em 2
D
=
=
x
Uo 4 Po Eo 2
19
Solusi,
W =
Um.cos
0
; 0 /2 & 0 2
; , lainnya
22
(pers 1)
W = .Um
!!
(pers 2) Definisi
W= 4.Uo
W = Um
U . cos d (cos
(
) d
0
D = Um/Uo
= 4/ = 4 = 6 dB
Um
2
2
=
cos 0 2 [ ]0 = .Um (pers 1)
2
20
Gain (penguatan)
K-4
Wi
Wo
G = Wo/Wi
Didefinisikan,
Um
intensitas radiasi maks suatu antena
=
Umr intensitas radiasi maks antena referensi dengan daya input sama
Macam-macam referensi :
21
0dBd = 2.15
2 15 dBi
Di l
Dipole
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
22
G = eff .D
!!
U
D
Um
dan
G ( , ) =
U
G
Um
23
atau,
Seolah olah antena memancar hanya dalam sudut
Seolah-olah
ruang B dengan intensitas radiasi uniform sebesar
Um W
= B.Um
24
Ua.f (, ).d
4
Ua.f (, ) maks
U
Um
D=
=
=
Uo
f (, ).d
Jika
Maka,,
D=
f (, ).d
4
B
Lihat definisi
sebelumnya !!
f (, ) maks
W = 4Uo dan
f (, ).d f (, )
d
B=
=
f (, ) maks
f (, ) maks
!!
W = Um.B
Um 4
D
=
Uo
B
!!
25
B=
=
d
f (, ) maks
f (, ) maks
B = f (, ) normal .d
Dapat juga
dinyatakan
dinyatakan...
!!
A. Fungsi sederhana
Unidirectional
Direktivitas 10
D=
4
4
B 1/ 2 .1/ 2
!!
f (, )).d f (, )
B=
=
d
f (, ) maks
f (, ) maks
dan
Um 4
D
=
Uo
B
!!
26
; 0 /2
dan 0 2
6
U
Um = Um.cos
U
1/4
1
2
1/ 4 = cos 1 6 1 = 27,01o
2
4
4 (57,3o ) 2
D=
14,3
=
o 2
1 / 2 .1 / 2
(54,02 )
Dengan cara eksak, didapatkan D = 14,00
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa untuk antena unidirectional dan
direktivitas > 10, hasil pendekatan lebar berkas mendekati hasil
perhitungan
p
g secara eksak !
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
27
Jika batas-batas : 0 0
B=
dan o 0, maka :
o o
f (, )
0 0 f (, ) maks sin .d.d dapat diuraikan sebagai berikut :
f (, )
= F1().f1() + F2().f2() + ..dst
f (, ) maks
0
28
4
i aibi D = B
0
a i = Fi ().d
dan
b i = f i ().d
0
Fi ()
f i () sin
bi
Ketelitian hasil
ditentukan oleh ketelitian
penggambaran Fi() dan
fi()sin, serta
perhitungan
p
g luasnya
y
(dalam kertas milimeter)
ai
29
r r r
E E E
r r r r
P E E E
r r
Wr = P A = P.A cos
r r r
H H H
r
P
r r r
HH H
r
P
Wr
Jadi Daya yang ditangkap antena berbanding lurus dengan luas aperture
aperture-nya
nya.
Dalam praktek, luas tersebut 0,5 0,7 luas sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan
terbaginya daya dari GEM menjadi bagian bagian yang hilang sebagai panas,
dipancarkan kembali, dll.
Sehingga
Se
gga ada bebe
beberapa
apa macam
aca
ape
aperture
tu e : Aperture efektif, aperture rugi
rugi-rugi,
rugi,
aperture pengumpul, aperture hambur, dll
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
30
A = W (meter persegi)
P
a Aperture Efektif
a.
b. Aperture Rugi-Rugi
Aperture
antena
c. Aperture Hambur
d. Aperture Pengumpul
e. Aperture Fisis
31
r
P
ZT
ZT = R T + jX T
V
I=
Z A + ZT
ZA = R A + jX A
RA = Rr + RL
Antena dgn
beban
ZA
ZT
V
Rangkaian
ekivalen
Rr = tahanan pancar
RL = ta
tahanan
a a rugi
ug o
ohmic
c antena
a te a
I=
W = I2R
V
(R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
V 2R
W=
(R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
W
V2R
Aperture =
=
P P (R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
32
WT
V 2R T
Ae =
=
P. ( R r + R L + R T ) 2 + ( X A + X T ) 2
P
WT '
V2
V2
Aem =
=
=
P
4 P.Rr 4 P.RT
Effectiveness Ratio ( ) , sering juga disebut sebagai efisiensi antena :
= Ae Aem
d
dengan
0 1
Daya yang termanfaatkan / sampai pada pesawat penerima akan kurang dari WT, jika
saluran transmisi memberikan redaman, contoh antena batang pendek biasa memiliki
panjang
j
efektif
f k if 70 % dari
d i panjang
j
sebenarnya.
b
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
33
WS
V 2R r
AS =
=
P
P. (R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
V2
V2
As' =
=
4P.R r 4P.R T
Sehingga Asm = 4 x As
As atau Asm = 4 x Aem.
Aem
Dalam hal ini, misalnya antena dipakai sebagai elemen parasit,
seperti pada yagi atau juga sebagai elemen pemantul, seperti pada
paraboloidal antena.
= As
Ae
34
WL
V 2R L
AL =
=
P
P. (R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
V 2 (R r + R L + R T )
AC =
P. (R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
35
Apertur Fisis (Ap) merupakan luas maksimum tampak depan antena dari
arah rapat daya
Untuk antena dengan pemantul atau berupa celah,
celah luas aperture fisis ini
sangat menentukan, tapi untuk beberapa antena lainnya tidak berarti
samasekali
r
P
Ap
D 2
Ap =
4
r
P
d 2
Ap =
4
d
Ap = Ld
r
P
Aem
=
Ap
36
RL = 0
dan
X A = X T
4
Rr
RT
Ae/Aem
Ac
4
RT/Rr
37
V = E.L
80
80
2 L2
Rr =
2
E2
E2
P=
=
0 (120)
V2
V2
Aem =
=
4P.R r 4P.R T
120..E 2 .L2 2 32
2
Aem =
=
=
0,119
320.E 2 .L2
8
Jadi Aem untuk antena dipole pendek ( L < 0,1 ), besarnya adalah tetap 0,1192,
tidak tergantung kepada panjangnya
38
2y
I = I 0 . cos
2yy
dV = E.dy
d = E 0 .dy
d . cos
/4
E
2y
V = dV = 2 E 0 cos
dy = 0
0
Rr = 73 ohm
/4
y
-/4
dy
+/4
RT
V2
V2
Aem =
=
= 0,13
0 13 2
4 P.R r 4 P.R T
atau
/2
39
D1 Aem1
=
D 2 Aem 2
Jika tidak MATCHED sempurna,
G = eff. D
A 1 Ae
G1 D1eff 1 eff 1 Aem
A 1
=
=
=
G 2 D 2 eff 2 eff 2 Aem 2 Ae 2
Aem ISO
Sehingga,
Aem 2 Aem X
=
=
D2
DX
4
4
D X = 2 Aem X
!!
Aem 2 =
3 2
dan D2 = 3/2 = 1,5
8
8
40
4
Aem X
2
Aem
2/(4) = 0,792
32/(8) = 0,1192
D
1
1,5
D (dB)
0
1,76
302/(73) = 0,792
1,64
2,14
41
Tx
Isotropis
Asumsi / syarat :
a. Jarak Tx-Rx cukup jauh (pada medan jauh) ;
b. Medium tidak meredam
c Tak ada multipath dari refleksi
c.
r 2L
Pr = WT
4r
dimana,
WT = daya pancar pengirim
WR = Pr .Ae
A R = Ae
A R WT
4r 2
42
WR = Pr .Ae R = Ae R WT
Sehingga,
WR Ae R .D T
=
WT
4r 2
WT
WR
4r 2
4
D T = 2 AeT
WR = D T .WT Ae R
4r 2
WR Ae R .AeT
=
WT
2 r 2
g transfer daya
y dari Tx ke Rx untuk medan jjauh,,
= Perbandingan
WT
R d
li
lintasan
t
( th loss)
(path
l ) jika
jik pada
d Tx
T dan
d Rx
R digunakan
di
k
= Redaman
43
dB
2
2 .r 2
dengan AeT = Ae R =
( isotropis )
= 10 log
4
AeT .Ae R
2
2
4
r
4
2
2
= 10 log
= 10 log + f + r
c
Penurunan 6 dB ini dapat terjadi jika ada dual path yang merupakan interferensi saling
menguatkan
k secara sempurna (kuat
(k medan
d di Rx dua
d kali
k li single
i l path)
h)
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
44
F. Polarisasi
A h orientasi
Arah
i t i medan
d elektrik
l kt ik (E) disebut
di b t polarisasi
l i
i
Vertical
Horizontal
+ 45degree slant
- 45degree slant
45
F. Polarisasi
V/H (Vertical/Horizontal)
46
F. Polarisasi
Beberapa hal tentang polarisasi,
r
ER
r
aA
Contoh :
E Re ff
untuk,
= 60o PLF = WR turun 6 dB
= 90o PLF = 0 WR = 0
dimana,
r
E R = vektor medan listrik
r
a A = orientasi antena
r
r 2
PLF = (a ER a A ) = cos 2
47
F. Polarisasi
48
G. Temperatur Antena
NR
TA =
k.B N
dengan ,
k = konstanta Boltzman = 1,38.10
1 38 10-23 J/oK
BN = Bandwidth noise system
1
TA =
A
T (, ).sin.d.d dgn,
S
00
A
GN(,)
TS(,)
harga TS
2
A
N ( , ). sin .d.d
0 0
49
H. Kesimpulan Modul 2
1. Konsep sumber titik berguna dalam lebih memudahkan perhitungan mengenai
daya terima, pada medan jauh / tempat yang jauh. Antena dianggap sebagai
sumber titik karena dimensinya adalah jauh lebih kecil dari jarak antara antena
pengirim
i i dengan
d
titik
i ik observasi
b
i
2. Teorema Resiprositas Carson digunakan untuk membuktikan bahwa karakteristik
antena sebagai pemancar berlaku juga pada antena sebagai penerima
3. Hubungan antara daya W dengan rapat daya Pr ,
r r 2
W = Pr .dS = Pr .dS
S
0 0
Pr = W
4r 2
U = Pr .r 2 = W
5. Diagram
g
arah menunjukkan
j
karakteristik pancaran
p
antena ke berbagai
g arah
50
H. Kesimpulan Modul 2
6 Rumus-rumus
6.
Rumus rumus untuk gain dan direktivitas
direktivitas,
Um Intensitas Radiasi Maksimum
D
=
Uo Intensitas Radiasi Rata rata
Um 4 Pm Em 2
x
D
=
=
Uo 4 Po Eo 2
G = eff .D
7. Adalah sudut ruang yang mewakili seluruh daya yang dipancarkan, jika intensitas
radiasi
di i = intensitas
i t it radiasi
di i maksimum
ki
atau
t Seolah-olah
S l h l h antena
t
memancar hanya
h
dalam sudut ruang B dengan intensitas radiasi uniform sebesar Um W = B.Um
8 Konsep aperture antena berasal dari anggapan bahwa antena sebagai luas bidang
8.
yang menerima daya dari gelombang radio yang melaluinya
W
V 2R
Aperture
p
=
=
P P (R r + R L + R T ) 2 + (X A + X T ) 2
4
D X = 2 Aem X
Lp
p = 32,5 + 20 log
g fMHz + 20 log
g rkm
TE3423 - Antena dan Propagasi - Konsep Dasar Antena
51
H. Kesimpulan Modul 2
10.Polarisasi antena menunjukkan karakteristik antena dan merupakan arah orientasi
vektor medan listrik yang dibangkitkan saat pemancaran. Rugi karena polarisasi
dinyatakan oleh Polarization Loss Factor (PLF),
r
r 2
PLF = (a ER a A ) = cos 2
r
ER
r
aA
r
E Re ff
11. Temperatur antena menunjukkan kinerja antena terhadap noise termal. Antena
yang baik tentunya memiliki tempeatur yang rendah.
52