, MA
METODOLOGI PENELITIAN
PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
(Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)
DAFTAR ISI
HALAMAN
ANALISIS SWOT.........................................................................................................................................................2
Studi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali..........................................................................................................................2
ANALISIS THE SERVICE PROFIT CHAIN.........................................................................................................13
Penerapan Analisis SPC pada Jasa Perhotelan........................................................................................................13
ANALISIS FAKTOR..................................................................................................................................................27
Studi Kasus pada Obyek Wisata:..............................................................................................................................27
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA
EKAKARYA BEDUGUL BALI.................................................................................................................................27
ANALISIS MDS..........................................................................................................................................................34
ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR.................................................................................................41
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.................................................................................................................55
Contoh Kasus Penggunaan Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel untuk menganalisis efektivitas
Advertising dan Biaya Personal Selling terhadap Total Pendapatan pada Sebuah Hotel...................................55
ANALISIS BALANCED SCORECARD..................................................................................................................67
Contoh Kasus: BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA RESTORAN SEDAP BALI
.......................................................................................................................................................................................67
LAMPIRAN CONTOH USULAN PENELITIAN..................................................................................................88
ANALISIS SWOT
Studi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya
Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten
Jembrana Bali
1. Identifikasi Variabel
Variabel Internal
1. Product
2. Price
Indikator
a. Keanekaragaman jenis kupu-kupu
b. Keunikan penangkaran
c. Kondisi Lankap (landscape)
a. Harga tiket masuk
b. Harga merchandise
c. Harga minuman
3. Place
4. Promotion
5. People
6. Physical
Evidence
d. Keramahtamahan Petugas
a. Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
b.Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat parkir)
7. Process
Variabel Eksternal
1. Teknologi
2. Keamanan
3. Lingkungan
4. Pemerintah
5. Sosial Budaya
6. Ekonomi
7. Pengunjung
Indikator
a. Penerapan teknologi informasi
b. Sumber daya manusia yang profesional
a. Keamanan pengunjung
b. Keamanan lokasi objek wisata
a. Lokasi objek wisata
b. Pemandangan alam sekitar
a. Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
b. Bantuan atau dukungan pemerintah
a. Peran serta masyarakat
b.Pengawasan masyarakat mengenai objek wisata
a. Kondisi ekonomi regional dan nasional
b. Kondisi ekonomi global
a. Keanekaragaman pengunjung
b. Motivasi pengunjung
Indikator Internal
Keanekaragaman jenis kupu-kupu
Keunikan penangkaran
kondisi lanskap (landscape)
Harga tiket masuk
Harga marchendise
Harga minuman
Kemudahan dalam mencapai lokasi
Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju objek
wisata
Penyampaian informasi melalui mass media
cetak (broshur, Pamflet,dll)
Penyampaian informasi melalui website
Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan)
Kemampuan petugas berkomunikasi dalam
berbagai bahasa
Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas
Penampilan petugas
Keramahtamahan petugas
Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
Bobot
(%)
Rating Keterangan
6.90
3.25 Kekuatan
6.61
3.05 Kekuatan
5.91
3.05 Kekuatan
5.96
2.90 Kekuatan
4.13
2.40 Kelemahan
5.00
2.90 Kekuatan
4.77
2.35 Kelemahan
5.12
2.30 Kelemahan
5.12
5.55
2.60
2.70
3.95
2.50 Kelemahan
5.43
4.45
2.44
2.80
5.50
2.35
1.75
1.75
1.75
3.10
Kekuatan
Kekuatan
Kelemahan
Kelemahan
Kelemahan
Kelemahan
Kekuatan
0
5.60
3.55
Kekuatan
4.63
4.95
5.20
100
1.55 Kelemahan
2.50 Kelemahan
3.00 Kekuatan
Indikator Eksternal
Bobot
(%)
7.75
7.98
7.72
7.65
8.17
7.27
6.18
6.07
6.48
6.70
6.41
6.31
7.85
7.45
100
Rating
2.65
2.70
3.25
3.30
3.35
3.15
2.45
2.05
2.05
2.60
2.65
2.50
3.45
3.30
Keterangan
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Ancaman
Ancaman
Ancaman
Peluang
Peluang
Ancaman
Peluang
Peluang
Kekuatan (strenghts) :
Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat
1 parkir )
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape)
5 Keunikan penangkaran
6 Pelayanan yang diberikan
7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui website
Penyampaian informasi melalui mass media
10 cetak (broshur)
Kelemahan (weakness) :
Penyampaian informasi melalui mass media
1 audio visual (iklan)
2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan
3 Harga marchendise
Kemampuan petugas berkomunikasi dalam
4 berbagai bahasa
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju
6 objek wisata
7 Penampilan petugas
Program pendidikan dan pelatihan bagi
8 petugas
9 Keramahtamahan petugas
Rute perjalanan pengunjung didalam taman
10 kupu-kupu
Total
Bobot
(%)
Rating
Skor
5.60
6.90
5.50
5.91
6.61
5.20
5.96
5.00
5.55
3.55
3.25
3.10
3.05
3.05
3.00
2.90
2.90
2.70
0.20
0.22
0.17
0.18
0.20
0.16
0.17
0.15
0.15
5.12
2.60
0.13
3.95
4.95
4.13
2.50
2.50
2.40
0.10
0.12
0.10
5.43
4.77
2.35
2.35
0.13
0.11
5.12
2.44
2.30
1.75
0.12
0.04
4.45
2.80
1.75
1.75
0.08
0.05
4.63
100
1.55
0.07
2.65
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masingmasing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator
internal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal. Setelah itu skor dari
seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan
internal. Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 2.65.
0
Bobot
(%)
Rating
Skor
7.85
8.17
7.45
7.65
7.72
7.27
7.98
7.75
6.41
3.45
3.35
3.30
3.30
3.25
3.15
2.70
2.65
2.65
0.27
0.27
0.25
0.25
0.25
0.23
0.22
0.21
0.17
6.70
2.60
0.17
6.31
6.18
6.48
6.07
100
2.50
2.45
2.05
2.05
0.16
0.15
0.13
0.12
2.85
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masingmasing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator
eksternal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal. Setelah itu skor dari
seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan
eksternal. Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 2.85.
T
O
T
A
L
N
I
L
A
I
E
F
A
S
4
3
(2.65)
2
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
(2.56;2.85) V
IV
Tumbuh dan bina
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak
berubah)
VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau divestasi
(diversifikasi
kongklomerasi)
1
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau
jual habis
kewaspadaan)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
7. Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta
strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya, maka selanjutnya akan dilakukan
analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matrik SWOT
sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi
pengembangan.
Matrik SWOT
STRENGHTS (S) :
1.
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES (O) :
1.
Keanekaragaman
pengunjung
2. Lokasi objek wisata
3. Motivasi pengunjung
4. Keamanan lokasi objek
wisata
5. Keamanan pengunjung
6. Pemandangan alam sekitar
7. Sumber daya manusia yang
professional
8. Penerapan teknologi
informasi
9. Kondisi ekonomi regional
dan nasional
10. Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata
THREATS (T) :
1. Kondisi ekonomi global
2. Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3. Peran serta masyarakat
4. Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI SO
Bekerjasama dengan
masyarakat dalam mengawasi
objek wisata Taman Kupukupu
Meningkatkan keamanan baik
keamanan pengunjung
maupun keamanan lokasi
objek wisata
Membangun penangkaran
kupu-kupu dilokasi lain
STRATEGI ST
Memberikan perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan masyarakat
WEAKNESESS (W) :
1.
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi secara
besar-besaran dan dilakukan
dengan gencar
Meningkatkan jenis pelayanan
yang ditawarkan
Meningkatkan peran serta
pemerintah
Dari diagram di atas melalui kombinasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman maka telah didapat strategi beserta program-program yang dapat digunakan untuk
mengembangkan objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara.
7.1.
1). Bekerjasama dengan masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara .
Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut:
a) Memberikan peluang kepada masyarakat sebagai tenaga keamanan lokasi objek wisata.
Masyarakat setempat dapat bekerja sama untuk melaksanakan program ini. Program ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam
mengawasi objek wisata.
b) Mengadakan kerja bakti/gotong royong/bakti sosial dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat
setempat, aparat desa dan dinas pariwisata kabupaten Jembrana dapat bekerja sama untuk
melaksanakan program ni. Program ini harus dilaksanakan secara rutin misalnya sekali dalam
seminggu atau tergantung dari kesepakatan antara ketiga pihak diatas. Dinas pariwisata dapat
berpartisipasi dalam menyediakan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan kerja bakti
ini, seperti sapu lidi, tempat sampah dan lain-lain. Selain itu aparat desa dapat menyediakan
tempat-tempat pembuangan sampah dan memasang papan larangan pembuangan sampah
sembarangan.
2). Meningkatkan keamanan baik keamanan pengunjung maupun keamanan lokasi objek wisata.
Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Membangun pos keamanan di objek wisata
b) Menempatkan CCTV di lokasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini
dapat dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan yang dapat mengganggu keamanan
lokasi objek wisata maupun keamanan pengunjung.
c) Menempatkan alarm peringatan kebakaran. Program seperti ini dapat dilakukan untuk
memberikan sinyal peringatan terhadap kebakaran sehingga para petugas dapat bertindak
cepat mengevakuasi para wisatawan yang berada didalam objek wisata.
d) Menyediakan tabung pemadam kebakaran dilokasi objek wisata. Program seperti ini
perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebakaran sehingga para petugas/karyawan
dapat dengan cepat memadamkan api sebelum menunggu petugas pemadam kebakaran
datang ke lokasi.
3). Membangun penagkaran di lokasi lain. Strategi yang dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Mencari lokasi sebagai penangkaran kupu-kupu khusus untuk proses pengembangbiakan
beranekaragam jenis kupu-kupu, mulai dari ulat hingga menjadi kepompong. Seluruh
kepompong kupu-kupu yang dikembangbiakan di penangkaran ini akan di pindahkan ke
dalam penangkaran yang terdapat di dalam Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini
bertujuan untuk menambah jenis kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Mutiara sehingga
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi wisatawan mengenai
keanekaragaman kupu-kupu dan poses metamorphosis dari ulat hingga menjadi kupukupu.
0
1). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Program studi banding ke objek wisata sejenis seperti Bali Safari Marine Park atau Bali
Bird Park. Program seperti ini perlu dilakukan untuk mempelajari keunggulan dari objek
wisata lain yang sudah berkembang dan menerapkannya ke objek wisata taman kupukupu sehingga taman kupu-kupu dapat berkembang pesat .
b) Pelatihan dan kursus kepada petugas (para pelaku pariwisata) dan masyarakat setempat
seperti kursus bahasa asing, tata cara memandu wisatawan. Program ini perlu dilakukan
agar dimasa yang akan datang masyarakat setempat dapat berkomunikasi dan berinteraksi
dengan wisatawan, juga para petugas dapat berkomunikasi dan memberikan informasi
dengan jelas kepada para wisatawan serta dapat memandu dengan baik.
c) Mengadakan seminar bagi petugas mengenai cara bersikap dan bertingkah laku yang baik
sehingga para petugas dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para
wisatawan.
d) Memberikan pendidikan tentang produk yakni pengenalan kupu-kupu, cara
pengembangbiakan kupu-kupu dan cara merawat taman. Program seperti ini perlu
dilakukan untuk memperkenalkan keanekaragaman jenis kupu-kupu, mengetahui cara
melestarikan taman yang menjadi tempat hidup kupu-kupu dan cara pengembangbiakan
kupu-kupu.
e) Memberikan pelatihan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Program
ini perlu dilakukan agar dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan
mengetahui cara melakukan pertolongan pertama sebelum pihak medis datang untuk
memberikan pertolongan.
f) Memberikan pelatihan mengenai cara penanggulangan kebakaran. Program ini perlu
dilakukan untuk mengetahui cara aman dalam penanggulangan kebakaran. Para karyawan
dapat diberikan pelatihan mengenai cara pemadaman yang benar dan aman.
g) Memberikan pelatihan mengenai penanggulangan bencana alam. Program ini perlu
dilakukan untuk mengetahui cara penganggulangan jika terjadi bencana alam. Para
karyawan dapat diberikan pelatihan mengenai cara menyelamatkan diri dan para
wisatawan saat terjadi bencana alam.
h) Seleksi ketat terhadap calon tenaga kerja. Program seperti ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu melaksanakan segala tugas yang
diberikan dengan baik.
i) Pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Dengan melakukan hal ini semua
karyawan akan merasa dihargai dan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya. Pemberian penghargaan dapat dilakukan secara materi maupun
dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan khusus atau beasiswa
0
dibidang pariwisata kepada karyawan dengan prestasi terbaik, yang kemudian setelah
mendapatkan pendidikan diharapkan akan dapat membantu mengembangkan taman
kupu-kupu kearah yang lebih baik.
7.3.
1). Memberikan perbedaan harga tiket. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan
program-program sebagai berikut :
a) Memberikan harga tiket khusus bagi wisatawan domestik. Program ini perlu dilakukan
untuk dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan domestik. Dengan banyaknya
kunjungan wisatawan domestik akan meningkatkan perekonomian dareah dan Negara.
b) Memberikan harga tiket khusus bagi anak-anak dan lansia. Program ini perlu dilakukan
untuk memberikan harga tiket yang sesuai untuk anak-anak dan lanjut usia. Hal ini dapat
memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin datang bersama anak mereka dan
juga bagi para lansia (lanjut usia).
2). Pemberdayaan Masyarakat. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan
program-program sebagai berikut :
a) Memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menyiapkan merchandise yang
bisa dijual seperti kerajinan khas didesa tersebut. Program seperti ini perlu dilakukan
untuk membantu perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan kreatifitas
masyarakat dalam membuat kerajinan khas yang dapat dijual kepada para wisatawan.
b) Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada masyarakat tentang rencana
pengembangan objek wisata taman kupu-kupu. Program ini perlu dilakukan untuk
memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pengembangan objek wisata taman
kupu-kupu supaya masyarakat dapat ikut bekerjasama.
c) Mengadakan kegiatan seperti pameran kesenian rakyat dalam jangka waktu tertentu.
Dengan adanya kegiatan seperti ini maka masyarakat dapat mengekspresikan diri mereka
dalam seni tari dan juga meraih peluang usaha yang disediakan melalui kegiatan ini.
7.4.
1). Promosi dan publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar. Strategi ini dapat
diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Promosi dan publikasi tentang objek wisata melalui media cetak (broshur, majalah,
koran, pamphlet) , audio visual (iklan) dan website baik ke dalam negeri maupun luar
negeri. Promosi ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan travel-travel
besar dan kecil yang ada didalam negeri serta yang ada diluar negeri.
b) Pembuatan website khusus yang hanya memuat tentang objek wisata taman kupu-kupu.
Melalui website semua orang diseluruh dunia dengan cepat akan dapat mengakses semua
informasi tentang objek wisata taman kupu-kupu. Website tersebut harus berisi informasi
tentang keadaan dan keindahan objek wisata taman kupu-kupu, lokasi objek wisata,
informasi tentang cara penyampaian ke objek wisata, informasi tentang jenis-jenis produk
dan pelayanan yang tersedia disekitar objek wisata dan berisi kolom bagi wisatawan
untuk memberikan pendapat mereka ataupun pertanyaan yang ingin ditanyakan melalui
0
website tersebut. Para pemilik penginapan maupun restoran disekitar objek wisata dapat
mengiklankan produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan melalui website ini.
c) Mengadakan kerjasama dengan travel-travel yang ada untuk melakukan promosi secara
gencar tentang objek wisata
d) Mengundang para agen perjalanan asing dan jurnalis asing ke objek wisata
2). Meningkatkan jenis pelayanan yang ditawarkan. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Menyediakan fasilitas audio visual didalam sebuah ruangan yang disediakan khusus
seperti ruang theatre.
b) Memberikan informasi mengenai objek wisata dengan jelas, baik bagi wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara saat berada didalam objek wisata.
c) Menyediakan tanda penunjuk arah bagi pengunjung didalam taman kupu-kupu yang
mudah dilihat dan dipahami, supaya memudahkan para pengunjung berkeliling melihat
seluruh keanekaragaman serangga yang ada didalam taman kupu-kupu.
d) Menyediakan hand sanitizer di dalam penangkaran kupu-kupu.
e) Menyediakan tempat duduk di dalam penangkaran kupu-kupu.
3). Meningkatkan peran serta pemerintah. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Pembuatan proposal kerjasama dengan pemerintah dalam mempromosikan objek wisata.
Program seperti ini perlu dilakukan untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam
mempromosikan objek wisata taman kupu-kupu.
b) Bekerjasama dengan departemen perhubungan dan pemerintah setempat dalam membuat
petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata. Program ini perlu dilakukan untuk
memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung ke taman kupu-kupu. Papan
petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata perlu dibuat yang bertuliskan nama
objek wisata didalam papan tersebut sehingga para wisatawan dapat memahami dengan
jelas arah menuju objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara .
d)
e)
f)
g)
Menurut Supranto (1997:99) untuk memperoleh suatu hasil yang baik, maka
banyaknya responden yang diambil untuk menjawab kuesioner sebanyak 5 sampai 10 kali
dari variabel yang dimuat dalam kuesioner. Dalam penelitian ini digunakan 12 indikator
sehingga dapat ditentukan banyaknya sampel yang diambil adalah sebanyak 12x5 yaitu
sebanyak 60 orang. Dan untuk mengantisipasi adanya ketidaklengkapan, maka
banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang
responden.
Tabel 8.1. Jumlah Sampel Customer
Di Hotel The Mutiara Bali
Jumlah
Customer
Asal
Eropa
Asia
Australia
Amerika
Total
25
19
9
7
60
Persentase
42%
32%
14%
12%
100%
Hotel
Dan untuk karyawan dan manajemen Hotel The Mutiara Bali, metode penentuan
sampel yang digunakan adalah disproportional stratified random sampling. Menurut
Arikunto (1998:12) menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Jumlah seluruh karyawan Hotel The Mutiara Bali adalah 321 orang dan sampel
yang diambil adalah sebesar 25% dari jumlah karyawan masing-masing departemen
secara acak. Pada departemen yang jumlah karyawan tidak proporsional dengan
departemen lain seluruh karyawan dijadikan sebagai sampel. Untuk lebih jelasnya
penentuan jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 8.2 sebagai berikut:
Tabel. 8.2. Jumlah Sampel Karyawan di Hotel The Mutiara Bali
Jumlah
Karyawan
Sampel
25%
Front Office
Housekeeping
Reservation
F&B Service
Chasiers
Kitchen
33
61
5
49
3
35
8
16
1
12
1
9
Stewards
A&G Executive
Office
Information
Technology
A&G Finance
A&G Security
3
13
31
1
3
7
TOTAL
321
81
Departemen
Departemen
Telecommunica
tions
Transportation
Boutique
Laundry
Recreation
Spa
Personnel &
Training
Sales &
Marketing
Property
Maintenance
Beach House
Jumlah
Karyawan
Sampel
25%
5
3
4
8
2
18
1
1
1
2
1
4
23
2
6
1
Total Populasi N=321, Sampel n=81, Sumber: HRD The Mutiara Hotel
6.
7.
b) Analisis Statistik
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007).
Korelasi adalah analisis ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan rumus:
Adapun rumus, Umar (2001:177), sebagai berikut:
r
n. XY X. Y
N( X 2 ) ( Y 2 )( ..(1)
Y) 2
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
n = jumlah responden
Nilai r selalu terletak antara -1 dan +1 ( -1r+1 )
r = +1, berarti adanya korelasi positif sempurna antara variabel x dan variabel y.
r = 0, berarti adanya korelasi negatif sempurna antara variabel x dan variabel y.
r = 0, berarti tidak adanya korelasi antara variabel x dan variabel y.
Sugiyono, (2002:183) menyatakan bahwa penafsiran akan besarnya korelasi yang
diperoleh yaitu seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 8.3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)
No Besar Nilai r
Inter prestasi
1
2
3
4
0,000 - 0,199
0,200 - 0, 399
0,400 - 0,599
0,600 - 0,799
0,800 - 1,000
Uji T atau T-test: Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan
kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan.
Menurut Sugiyono (2004:184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test:
T-test=
r n2
1 r2
...................................................................... (2)
Keterangan:
T-test
= Koefisien t-test
r
= Koefisien korelasi
n
= jumlah data
0
Terlihat bahwa paling dominan usia responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah yang berusia 21-30 tahun (64%), sedangkan tamu yang dominan adalah berumur
antara 41 47 tahun (44%), demikian seterusnya.
Grafik 8.1. Distribusi Usia Responden
Karyawan
Tamu
Koefisien
Korelasi
.549
Keterangan
Valid
Indikator
Variabel
X16
Koefisien
Korelasi
.654
Keterangan
Valid
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
.608
.573
.559
.543
.662
.387
.447
.523
.640
.541
.448
.573
.398
.522
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
.550
.799
.463
.329
.438
.425
.684
.469
.697
.321
.850
.392
.357
.302
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee
Satisfaction
1.000
.790
.
.000
81
81
Internal
Service
Quality
.790
1.000
.000
.
81
81
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Employee Loyalty
Employee Satisfaction
Employee Loyalty
Employee Satisfaction
Employee Loyalty
Employee Satisfaction
Employee
Loyalty
1.000
.783
.
.000
81
81
Employee
Satisfaction
.783
1.000
.000
.
81
81
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
External
Service Value
1.000
.815
.
.000
59
59
Employee
Loyalty
.815
1.000
.000
.
59
59
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Customer Satisfaction
External Service Value
Customer Satisfaction
External Service Value
Customer Satisfaction
External Service Value
Customer
Satisfaction
1.000
.760
.
.000
59
59
External
Service Value
.760
1.000
.000
.
59
59
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer
Loyalty
1.000
.622
.
.000
59
59
Customer
Satisfaction
.622
1.000
.000
.
59
59
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue
Growth
1.000
.935
.
.000
59
59
Customer
Loyalty
.935
1.000
.000
.
59
59
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
1.000
.875
.
.000
59
59
Customer
Loyalty
.875
1.000
.000
.
59
59
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Internal
Service
Quality
1.000
.457
.
.000
81
81
Revenue
Growth
.457
1.000
.000
.
81
81
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Internal
Service
Quality
1.000
.634
.
.000
81
81
Profitability
.634
1.000
.000
.
81
81
ANALISIS FAKTOR
Studi Kasus pada Obyek Wisata:
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN
BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA EKAKARYA BEDUGUL
BALI
(1) Pra analisis: Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat
merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Cara menentukan validitas
adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir. Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001)
Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir
dengan skor total adalah 0,3 ( r = 0,3). Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya
kurang dari 0,3 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 9.1. Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Koefisien
Korelasi
0,403
0,541
0,501
0,441
0,561
0,528
0,622
0,620
0,608
0,529
0,437
0,506
0,618
0,564
0,623
0,579
0,559
0,581
0,655
0,561
Tingkat
Signifikan
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Nunnally, 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai cronbach alpha >60. Hal yang sama juga dikemukakan
oleh Ronny Kountur (2003 : 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima
sebesar 0,60 , test yang reliabilitasnya dibawah 0,60 dianggap tidak reliable. Dari hasil
pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0,879 (lampiran 14), berarti berada diatas 0,6
dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable.
(2) Analisis Faktor
a). Tahap Pertama, Masalah Penelitian
Dalam tahap ini, ditentukan duapuluh variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka
Karya Bali, dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100
orang
b). Tahap Kedua, Pembentukan Matrik Korelasi.
Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi dari semua
pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan
nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian. Nilai kedekatan ini dapat
digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor.
Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat
dilaksanakan, yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity,
yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel,
dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy, yang
digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya
koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya.
Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor
adalah jika harga KMO sebesar (0,9) berarti sangat memuaskan, jika harga KMO
sebesar (0,8) berarti memuaskan, jika harga KMO sebesar (0,7) berarti harga
menengah, jika harga KMO sebesar (0,6) berarti cukup, jika harga KMO sebesar (0,5)
berarti kurang memuaskan, dan jika harga KMO kurang dari (0,5) tidak dapat
diterima.
Tabel 9.2. Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling
Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.706
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
2167.548
df
190
Sig.
.000
Variabel
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Nilai MSA
0.69
0.81
0.72
0.70
0.68
0.65
0.68
0.69
0.82
0.84
Anti-image
Correlation
Variabel
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Nilai MSA
0.73
0.72
0.81
0.62
0.69
0.73
0.65
0.65
0.69
0.66
Kode
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Initial
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Extraction
0.768996
0.915934
0.946773
0.853972
0.808596
0.677593
0.896841
0.879808
0.793567
0.742232
0.572826
0.735828
0.819259
0.936124
0.946298
0.929144
0.835503
0.817213
0.824454
0.687878
Total
6.218104
3.486107
3.054687
2.081223
1.548718
Initial Eigenvalues
% of Variance
31.09052
17.43054
15.27343
10.40612
7.74359
Cumulative %
31.09052
48.52106
63.79449
74.20061
81.9442
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka
Tabel .9.6, mendiskripsikan Component Matrix, yaitu yang menunjukkan distribusi ke
20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor.
Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih
sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis ini rotasi faktor
dilakukan dengan metode rotasi varimax. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat
faktor Loading. Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi
antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau
faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor
yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap
baris di dalam tabel.9.6.
Tabel. 9.6 Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Rotated Component Matrixa
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Component
3
.024
.061
.041
.083
.891
.806
.934
.922
.873
.147
-.086
-.052
.213
.076
.049
.074
.149
.082
.173
.211
.853
.924
.952
.915
.069
.007
.056
.044
.052
-.049
.033
.171
.075
.041
.055
.101
.096
.089
.227
.103
.165
.124
.149
.061
.089
.164
.119
.141
.130
.052
.091
.007
.149
.088
.129
.130
.892
.877
.848
.793
-.081
.201
.129
.000
-.005
-.008
.077
.083
.082
.827
.713
.801
.862
.215
.359
.162
.008
.143
.111
.056
.080
.050
-.004
.074
.035
.037
.036
.031
.075
.178
.219
.250
.044
.935
.892
.933
.095
.111
.108
.040
Menurut Hair (1998), suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila
factor loading dari faktor tersebut minimal 0,5. Pada Tabel 9.6, terlihat bahwa untuk
semua variabel berada di atas 0,5, maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen
faktor.
e). Tahap kelima, Memberi Nama Faktor
0
Pada tahap ini, akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Hasil analisis
menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti table 9.7,
Tabel 9.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk
Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor
Kode
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q1
Q2
Q3
Q4
Q17
Q18
Q19
Q20
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Faktor 2
(Kemudahan
menuju Lokasi)
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Faktor 4
(Harga)
Faktor 5
(Keindahan dan
Kelangkaan
Tanaman)
Q16
Nama Variabel
Ketenangan (Tidak Bising)
Fasilitas Rekreasi
Fasilitas Bermain
Ketersediaan Cinderamata
Ketersediaan Informasi
Jarak Menuju Lokasi
Waktu tempuh Menuju lokasi
Kemudahan Menuju lokasi
Lingkungan Kebun Raya
Keunikan Jenis Tanaman
Keamanan di areal Kebun
Kecepatan Pelayanan Informasi
Pelayanan Tiket masuk
Kapasitas Parkir
KetersediaanTempat Sampah
Harga Tiket Masuk
Harga Sewa fasilitas
Harga Cinderamata
Keindahan Alam
Kelangkaan Jenis Tanaman
Factor
Loading
.891
.806
.934
.922
.873
.853
.924
.952
.915
.892
.877
.848
.793
.827
.713
.801
.862
.935
.892
.933
Explained
Variance
31%
17%
15%
10%
7.7%
menuju lokasi dengan factor loading 0,952, dan lingkungan kebun raya dengan factor
loading 0,915.
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
3.054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 %. Faktor ini terdiri dari
empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan
factor loading 0,892, keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0,877,
kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0,848, dan pelayanan tiket
masuk dengan factor loading 0,793.
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
2.081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10%. Faktor ini terdiri dari
empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor
loading 0,827, Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0,713, Harga Tiket
masuk dengan factor loading 0,801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading
0,862.
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1.548718 dan
mampu menjelaskan variance total sebesar
7,7%. Faktor ini terdiri dari tiga
variabel, variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading
0,935, keindahan Alam dengan factor loading 0,892 dan Kelangkaan jenis tanaman
dengan factor loading 0,933.
f). Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi, yaitu perbedaan
korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik
factor. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diketahui besarnya persentase residual
adalah 16% atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 0,05.
Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There
are 31 (16.0%) nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84% pada
tingkat signifikan 0,05.
ANALISIS MDS
Positioning Obyek Wisata Ecotourism Bali
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif, menggunakan metode
explomatory research dan pada akhirnya untuk menjawab tujuan penelitian akan digunakan
metode conclusive research berdasarkan hasil penelitian sejenis sebelumnya dan teori-teori yang
telah ada dengan harapan dapat diformulasikan sebuah temuan baru. Walaupun penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif karena menganalisis persepsi wisatawan, namun akan
berusaha menjelaskan secara rinci setiap temuan dari hasil penelitian, kemudian dibandingkan
dengan hasil penelitian sebelumnya karena penelitian dengan topik persepsi bukanlah penelitian
jenis baru namun lebih pada replika penelitian sebelumnya.
Ciri-ciri penelitian deskriptif yang berhubungan dengan persepsi menurut Freddy Rangkuti
(2002) dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan masalah penelitian
2) Mengembangkan pendekatan untuk pemecahan masalah
3) Merumuskan design penelitian
4) Melakukan Pengumpulan Data
5) Penyiapan dan Melakukan Analisis Data
6) Penulisan Laporan Penelitian dan melakukan presentasi hasil penelitian.
Responden/sampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling, yakni
penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang berlibur
di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di
Bali.
Pada penelitian ini, besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada
derajat e=0.10 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10%. Karena rata rata angka
wisatawan mancanegara sebesar N= 1.464.995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden
dengan menggunakan Rumus n=N/(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa fasilitas, atraksi atau daya tarik, aksesibiltas,
dan pelayanan yang dipersepsikan oleh responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata
sejenis. Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut:
Tabel 10.1. Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan
KR Bali
(KREK)
KREK
BMP
BESP
BBNP
BBP
BRP
0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
Bali
Marine
Park
(BMP)
0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
Bali
Elephant
Safari
Park
(BESP)
Bali
Barat
National
Park
(BBNP)
0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
Bali
Butterfly
Park
(BBP)
Bali
Reptile
Park
(BRP)
0
1/2/3/4/5
Bali
Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU)
BSMF
BGU
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
0
1/2/3/4/5
Catatan: 0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri, 1/2/3/4/5 pilihan skala
kemiripan obyek wisata.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Multidimensional
Scalling (MDS). Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu
prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual
dalam peta geometri. Menurut Kuncoro (2003), Mutidimensional scalling bertujuan untuk
mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi
responden terhadap suatu obyek. Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek
dalam ruang multidimensi. MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur
yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek. Tujuan MDS
adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi ke dalam
jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi. Untuk mempermudah dan mempercepat
proses analisis, akan digunakan software SPSS versi 16.
Pada penelitian ini, hasil pengisian kuisioner oleh responden yang mengetahui ke
delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian, dengan memberikan
penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip.
2. Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip.
3. Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip atau juga
bisa tidak mirip.
4. Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip.
5. Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak mirip.
10.1. Konsep Persepsi
Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001:526) menyatakan persepsi adalah bahan baku
untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah
produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing.Lebih lanjut Mowen
dalam Kasali (2001: 522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu
terekspose oleh innformasi, kemudian memproses dalam memorinya, dan selanjutnya
menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi.
Persepsi Perusahaan
terhadap para pesaingnya
Perusahaan
Pelanggan
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun
Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi
terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang
posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali.
10.2. Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002: 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni:
(1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk,
perusahaan, bahkan destinasi pariwisata sekalipun. (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat
menarik minat konsumen, (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing.
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002:112), dalam melakukan positioning,
ada tujuh tahapan yang harus dilakukan, yakni:
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya
dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan, sehingga
produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda.
2) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing utama maupun pesaing sekunder, pesaingpesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama, sedangkan pesaing
3)
4)
5)
6)
7)
sekunder adalah pesaing tidak langsung, yakni kekuatan dayatarik produk yang tidak
berasal dari produk inti produk.
Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat
memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya.
Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing, sehingga perlu
membuat perceptual map, pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas
atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk
mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya.
Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan, pada konteks ini
akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing, dan mana yang
masih belum digarap secara maksimal.
Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus merancang
program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek
atau branding, atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi
yang diinginkan dalam benak konsumen. Inti dari strategi positioning adalah kampanye
atau propaganda atau promosi.
Memantau posisi: posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena
preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan
penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi
konsumen itu sendiri.
1
2
Name
-1.2630 -.4248
1.6201 -.3280
1.1067 -.2716
-.6382 -1.4174
-.2081 1.5152
.7396
1.5151
-.1144 -.9517
-1.2427 .3632
(1)Bali Marine Park, (2) Bali Elephant Safari Park, (3) Bali Barat National Park, (4)
Bali Butterfly Park, (5) Bali Reptile Park, (6) Bali Sangeh Monkey Forest, (7) Botanic
Garden Ubud, dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut: fasilitas, atraksi atau
daya tarik, aksesibiltas, dan pelayanan
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali
Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali
Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Gambar 10.2. Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali.
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek wisata yang sejenis
menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil
dari persepsi responden yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang
lainnya. Demikian juga sebaliknya, bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki
perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS.
1). Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam
satu matrik dengan Kebun Raya Bali, obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat
dengan dengan Kebun Raya Bali.
2). Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata (BGU_8)
Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan
Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan dalam satu kelompoknya.
3). Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2)
dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi
kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya.
4). Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali, mengindikasikan
bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)
Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki kemiripan. Dalam pengamatan
peneliti, ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya
berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-tourists group
seperti kelompok atau group karyawan, siswa sekolah, keluarga, dan sebagainya.
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para responden sudah
mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak. Selarras maksudnya
adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan
antara obyek wisata. Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam
memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata.
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, jumlah keluarga dan pendidikan responden
yang menginap pada sebuah hotel. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam
komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi
akan diuraikan tabel seperti tabel 13.1. berikut:
Tabel 13.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No
5
6
Usia
15-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
Total
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status Perkawinan
Menikah
Tidak menikah
Total
Pekerjaan
Pelajar
Pegawai/Karyawan
Wiraswata
Dll
Total
Pendapatan
<US$1.000
US$1.000-US$2.500
>US$2.500
Total
Jumlah Keluarga
1-2 orang
3-4 orang
Orang
Jumlah
Prosentase
2
2.0
11
11.0
58
58.0
24
24.0
5
5.0
100
100.0
65
35
100
65.0
35.0
100.0
63
37
100
63.0
37.0
100.0
3
63
18
16
100
3.0
63.0
18.0
16.0
100.0
36
53
11
100
36.0
53.0
11.0
100.0
70
25
70.0
25.0
>5 orang
Total
Pendidikan
SD
SLTP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
5
100
5.0
100.0
1
2
17
80
100
1.0
2.0
17.0
80.0
100.0
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel
13.3 berikut:
Orang
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen dapat dilihat pada
tabel 13.4 berikut:
Tabel 13.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Jumlah
Manfaat yang dicari
Orang
Prosentase
a.
Lokasi Strategis
49
49.0
b.
Pelayanan Cepat
6
6.0
c.
Fasilitas Lengkap
34
34.0
d.
Kebersihan Hotel
6
6.0
e.
Harga Terjangkau
5
5.0
Total
100
100.0
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 14.4 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku
konsumen dilihat dari manfaat yang dicari, sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang
strategis yaitu sebesar 49,0%, berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 34,0%, pelayanan yang
cepat sebanyak 6,0%, 6,0% adalah kebersihan hotel, dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 5,0%.
13.5.
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden, dalam hal ini wisatawan
pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut:
13.5.1. Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk . Berdasarkan usia
responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel
13.5. berikut ini :
Tabel 13.5. Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
di Bali
Manfaat Yang Dicari
Count
% within
Usia
Total Count
% within
Usia
Lokasi yang
strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang
lengkap
50.0%
.0%
50.0%
.0%
.0%
100.0%
11
45.5%
18.2%
36.4%
.0%
.0%
100.0%
29
22
58
50.0%
1.7%
37.9%
6.9%
3.4%
100.0%
11
24
45.8%
8.3%
29.2%
4.2%
12.5%
100.0%
60.0%
20.0%
.0%
20.0%
.0%
100.0%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0%
Total
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat
mereka dengan urutan sebagai berikut, lokasi hotel yang strategis 45,8%, fasilitas hotel
yang lengkap yaitu 29,2%, dan harga yang terjangkau 12,5%. Sedangkan untuk responden
dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis
yaitu sebanyak 60%
13.5.2. Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat
yang dicari pada sebuah hotel. Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 14.6. berikut:
Tabel 14.6 Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah
hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang Pelayanan
strategis
yang cepat
Pria
Jenis
Kelamin
Count
% within
JenisKelamin
Total
Total
24
65
53.8%
3.1%
36.9%
1.5%
4.6%
100.0%
14
10
35
40.0%
11.4%
28.6%
14.3%
5.7%
100.0%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0%
Count
% within
JenisKelamin
35
Wanita Count
% within
JenisKelamin
Fasilitas
yang
lengkap
Tabel 13.7. Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden
pada sebuah hotel.
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
Harga
yang Pelayanan yang Kebersih
yang
strategis yang cepat lengkap an hotel terjangkau Total
Status
Menikah Count
Perkawinan
% within Status
Perkawinan
Tidak
Count
Menikah % within Status
Perkawinan
Total
Count
% within Status
Perkawinan
30
21
63
47.6%
6.3%
33.3%
6.3%
6.3%
100.0
%
19
13
37
51.4%
5.4%
35.1%
5.4%
2.7%
100.0
%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0
%
Tabel 13.8 Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel.
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
yang Pelayanan
yang
strategis yang cepat lengkap
Pekerjaan Pelajar
Count
% within
Pekerjaan
Pegawai
Count
% within
Pekerjaan
Wiraswata Count
% within
Pekerjaan
Dll
Count
% within
Pekerjaan
Total
Count
% within
Pekerjaan
Harga
Kebersiha
yang
n hotel terjangkau Total
33.3%
.0%
66.7%
.0%
31
25
49.2%
3.2%
39.7%
4.8%
38.9%
16.7%
22.2%
5.6%
10
62.5%
6.2%
18.8%
12.5%
49
34
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
.0% 100.0%
2
63
3.2% 100.0%
3
18
16.7% 100.0%
0
16
.0% 100.0%
5
100
5.0% 100.0%
13.5.5. Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan
dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat
pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan
yang diinginkan. Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat
dilihat pada tabel 13.9 berikut:
Tabel 13.9 Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah
hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pendapatan <US$1.000
Count
% within
Pendapatan
US$1.000US$2.500
>US$2.500
Count
% within
Pendapatan
Count
% within
Pendapatan
Total
Count
% within
Pendapatan
Pelayanan
Fasilitas
Kebersihan
yang cepat yang lengkap
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
19
13
36
52.8%
8.3%
36.1%
2.8%
.0%
100.0%
26
17
53
49.1%
5.7%
32.1%
9.4%
3.8%
100.0%
11
36.4%
.0%
36.4%
.0%
27.3%
100.0%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0%
Tabel 13.10 Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari Responden
pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang
strategis
Jumlah
Keluarga
1-2
Count
% within Jumlah
Keluarga
3-4
Count
% within Jumlah
Keluarga
>5
Count
% within Jumlah
Keluarga
Total
Count
% within Jumlah
Keluarga
Fasilitas
Pelayanan
yang
Kebersihan Harga yang
yang cepat lengkap
hotel
terjangkau
Total
36
23
70
51.4%
8.6%
32.9%
4.3%
2.9%
100.0%
10
10
25
40.0%
.0%
40.0%
8.0%
12.0%
100.0%
60.0%
.0%
20.0%
20.0%
.0%
100.0%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0%
Tabel 13.11. Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Harga
Lokasi Pelayana Fasilitas
yang
yang
n yang
yang
Kebersih terjangka
strategis
cepat
lengkap an hotel
u
Total
Pendidikan
SD
Count
% within
Pendidikan
SLTP
Count
% within
Pendidikan
SMA
Count
% within
Pendidikan
Perguruan
Tinggi
Count
Total
Count
% within
Pendidikan
% within
Pendidikan
100.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0
%
50.0%
.0%
50.0%
.0%
.0%
100.0
%
17
35.3%
5.9%
29.4%
17.6%
11.8%
100.0
%
41
28
80
51.2%
6.2%
35.0%
3.8%
3.8%
100.0
%
49
34
100
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
5.0%
100.0
%
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap
manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13.12. Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
yang Pelayanan
yang
strategis yang cepat lengkap
Negara Indonesia Count
Asal
% within
NegaraAsal
Belanda
Count
% within
NegaraAsal
Australia Count
% within
NegaraAsal
Amerika Count
Serikat % within
NegaraAsal
China
Count
% within
NegaraAsal
Jerman
Count
% within
NegaraAsal
Perancis Count
% within
NegaraAsal
Dll
Count
% within
NegaraAsal
Total
Count
% within
NegaraAsal
21
12
55.3%
7.9%
31.6%
5.3%
19
13
52.8%
2.8%
36.1%
2.8%
50.0%
16.7%
33.3%
.0%
25.0%
.0%
50.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0%
50.0%
.0%
25.0%
12.5%
.0%
.0%
50.0%
50.0%
20.0%
20.0%
40.0%
.0%
49
34
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
Total
38
.0% 100.0%
2
36
5.6% 100.0%
0
.0% 100.0%
1
25.0% 100.0%
0
.0% 100.0%
1
12.5% 100.0%
0
.0% 100.0%
1
20.0% 100.0%
5
100
5.0% 100.0%
13.7.
Rapat
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Bisnis
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Paket
Wisata
Liburan
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Pendidikan Count
% within Tujuan
Perjalanan
Dll
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Total
Count
% within Tujuan
Perjalanan
Fasilitas
yang
lengkap
60.0%
20.0%
20.0%
.0%
20.0%
20.0%
20.0%
.0%
17
60.7%
.0%
32.1%
7.1%
25
21
43.9%
7.0%
36.8%
7.0%
50.0%
.0%
50.0%
.0%
100.0%
.0%
.0%
.0%
49
34
49.0%
6.0%
34.0%
6.0%
Total
5
.0% 100.0%
2
40.0% 100.0%
0
28
.0% 100.0%
3
57
5.3% 100.0%
0
.0% 100.0%
0
.0% 100.0%
5
100
5.0% 100.0%
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk
menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 43,9%
dan fasilitas hotel yang lengkap 36,8%.
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk
menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase
50,0%. Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah
disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap
dengan alasan 100,0% lokasi hotel yang strategis.
13.8.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Variabel Uji
Manfaat yang dicari dengan
usia
Manfaat yang dicari
dengan jenis kelamin
Manfaat yang dicari dengan
status perkawinan
Manfaat yang dicari
dengan perkerjaan
Manfaat yang dicari
dengan pendapatan
Manfaat yang dicari dengan
jumlah keluarga
Manfaat yang dicari dengan
pendidikan
Manfaat yang dicari dengan
Negara Asal
Manfaat yang dicari dengan
motivasi
X2
Hitung
X2
Tabel
df
Asymp. Sig
(2-sided)
Hubungan
15.474
26.30
16
0,05
0.490
Tidak Signifikan
10.218
9.49
0,05
0.037
Signifikan
0.778
9.49
0,05
0.941
Tidak Signifikan
16.667
21.03
12
0,05
0.163
Tidak Signifikan
16.781
15.51
0,05
0.032
Signifikan
9.258
15.51
0,05
0.321
Tidak Signifikan
8.728
21.03
12
0,05
0.726
Tidak Signifikan
40.903
41.34
28
0,05
0.055
Tidak Signifikan
24.548
36.42
20
0,05
0.219
Tidak
Signifikan
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah
hotel berpengaruh signifikan, dimana chi-square hitung lebih besar dari chi0
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
adalah signifikan, di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel
(16.781>15.51), dengan tingkat signifikan 0.032<0.05.
(1)
Koefisien korelasi parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y)
apabila biaya advertising (X1) konstan:
rY2 - rY1 .r12
rY2,1 =
(1 - r 2 Y1 ) (1 - r 2 12 )
.. (2)
Dimana:
rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).
rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).
r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).
C.2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara biaya advertising (X1)
dan biaya personal selling (X2) secara simultan terhadap total pendapatan (Y), dengan
rumus menurut Hasan (2005 : 263) yaitu:
RY12 =
..
(3)
1 - r 212
Dimana:
RY12= koefisien korelasi linier berganda.
rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).
rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).
r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).
C.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.
Menurut Hasan (2005: 269), persamaan regresi linier berganda adalah sebagai
berikut:
Y
Dimana:
Y
= total pendapatan.
a
= nilai konstanta.
b 1 = koefisien regresi variabel biaya advertising.
b 2 = koefisien regresi variabel biaya personal selling.
X1 = biaya advertising.
X2 = biaya personal selling.
Nilai a, b1 dan b2 dapat ditentukan dengan rumus :
( Y - b 1 X 1 - b 2 X 2 )
...........................................(6)
n
b1
( X 2 2 )( X 1 Y) - ( X 1 X 2 )( X 2 Y)
=
................................
( X 1 2 )( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2
(7)
b2
( X 1 2 )( X 2 Y) - ( X 1 X 2 )( X 1 Y)
=
................................
( X 1 2 )( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2
(8)
bi
....(9)
S (bi )
Dimana:
t
= t-test.
bi = koefisien regresi.
S(bi) = standar error koefisien regresi.
Adapun langkah-langkah dalam analisis t-test adalah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
Ho: i 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Ha: 2 > 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
b. Menentukan taraf signifikan sebesar 95% dengan (alpha) = 5% dan df
(degrees of freedom / derajat kebebasan) = n k.
c. Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima bila
-/2 t /2
Ho ditolak bila
-/2 > t > /2
d. Keputusan.
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel . Jika nilai t hitung lebih kecil atau
sama dengan nilai t tabel , maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan
menolak hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh secara
parsial antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel , maka
keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif
(Ha), yang berarti bahwa ada pengaruh secara parsial antara biaya advertising
dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.
Daerah
Penolakan Ho
Daerah Penerimaan
Ho
0
t (df ; 0,05)
Sumber: Algifari (2000: 107)
C.5. Analisis F-test
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh biaya advertising dan biaya personal
selling secara simultan terhadap total pendapatan.
Rumus F-test menurut Algifari (2000: 114) yaitu:
Fh
R2 / k 1
( 1 R2) / (n k)
(10)
dimana :
Fh = F hitung
R
= koefisien korelasi linier berganda
n
= banyaknya data
k
= banyaknya variabel
Keputusan:
Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih kecil atau sama
dengan nilai F tabel, maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak
hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa tidak
ada pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan biaya personal selling
terhadap total pendapatan. Sebaliknya, jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka
keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), yang
berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh secara simultan
antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.
Daerah
Penolakan Ho
0
F (df ; 0,05)
X1 (Rp)
1,100,000
1,215,000
1,280,000
1,700,000
1,795,000
1,800,000
1,960,000
1,967,000
2,050,000
7,950,000
7,564,000
6,785,000
4,650,000
4,710,000
4,777,000
3,125,000
3,200,000
3,250,000
1,285,000
1,300,000
1,352,000
1,830,000
1,845,000
1,850,000
2,170,000
2,185,000
2,430,000
3,550,000
3,570,000
3,665,000
4,860,000
5,200,000
X2 (Rp)
1,555,000
1,578,000
1,943,000
3,856,000
4,157,000
4,750,000
5,353,000
5,600,000
5,695,000
9,560,000
9,542,000
9,500,000
8,250,000
8,300,000
8,450,000
6,400,000
6,450,000
6,500,000
2,254,000
2,350,000
2,400,000
4,845,000
4,870,000
4,899,000
5,700,000
5,750,000
5,770,000
6,700,000
7,230,000
7,250,000
8,465,000
8,560,000
Y (Rp)
529,600,000
701,455,118
727,650,753
924,567,966
942,012,397
957,789,113
1,121,749,036
1,135,892,433
1,158,00,000
1,677,234,986
1,555,169,000
1,554,169,500
1,432,555,789
1,436,199,045
1,444,768,309
1,251,315,000
1,256,857,077
1,263,349,700
777,987,098
798,960,396
798,999,015
983,987,567
994,500,000
999,440,000
1,200,889,765
1,214,073,785
1,222,234,777
1,267,435,000
1,268,689,160
1,278,266,099
1,445,748,500
1,454,999,810
Sep07
Okt07
Nov07
Des07
Jan08
Feb08
Mar08
Apr08
Mei08
Jun08
Jul08
Agu08
Sep08
Okt08
Nov08
Des08
Jan09
Feb09
Mar09
Apr09
Mei09
Jun09
Jul09
Agu09
Sep09
Okt09
Nov09
Des09
5,445,000
1,370,000
1,450,000
1,475,000
1,860,000
1,875,000
1,879,000
2,500,000
2,580,000
2,595,000
3,694,000
3,800,000
3,815,000
1,477,000
1,500,000
1,655,000
1,888,000
1,948,000
1,950,000
2,685,000
2,850,000
2,950,000
3,850,000
4,312,000
4,600,000
5,980,000
6,000,000
6,530,000
9,100,000
2,670,000
2,700,000
3,777,000
4,995,000
5,005,000
5,110,000
5,875,000
5,875,500
5,880,000
7,430,000
7,555,000
8,230,000
3,785,000
3,785,500
3,800,000
5,200,000
5,235,000
5,321,000
5,900,000
6,010,000
6,155,000
8,240,000
8,245,000
8,246,000
9,245,000
9,444,000
9,489,000
1,456,888,071
850,850,000
862,875,000
879,555,129
999,989,543
1,050,222,897
1,070,366,595
1,225,120,000
1,234,432,987
1,234,897,910
1,288,328,340
1,324,378,542
1,326,970,123
884,899,844
894,064,287
916,300,083
1,083,708,670
1,100,998,878
1,103,290,695
1,240,600,075
1,247,999,550
1,247,999,660
1,342,789,985
1,373,455,512
1,413,456,987
1,470,799,785
1,533,688,006
1,533,688,146
D.1. Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap
Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan
guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I adalah analisis statistik
dengan menggunakan program komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal
Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara, Kuta Bali
V.Terikat
Pendapatan
(Y)
V.Bebas
Biaya Advertising
(X1)
Biaya Personal
Selling
(X2)
r. parsial
0,066
B
4,748
Beta
0,032
t-hitung
0,498
Sig
0,620
0,888
106,661
0,950
14,572
0,000
R : 0,980
D : 0,960
T-Tabel : 2,0025
Konstanta : 517.468.298,259
Persamaan Regresi : Y = 517.468.298,259 + 4,748X1 + 106,661X2
F hitung : 691,773
F tabel : 3,1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila
-/2 t /2
Ho ditolak bila
-/2 > t > /2
Nilai t.hitung
= 0,498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan, maka disajikan gambar 4.2 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
0
Daerah
Penerimaan Ho
0,498
(T hitung)
Daerah
Penolakan Ho
2,0025
(T tabel)
Berdasarkan analisis t test dan gambar 13.2 terlihat bahwa nilai t hitung didapat sebesar
0,498 sedangkan T tabel sebesar 2,0025 dengan demikian t hitung berada didaerah
penerimaan Ho jadi Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa dalam keadaan
biaya personal selling (X2) konstan, secara statistik pada () = 5%, biaya advertising (X1)
tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta
Bali.
b. Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total
Pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya
personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali. Besarnya
koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0,888.
Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah,
selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan
(2005:228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 0,80 1,000 berarti bahwa secara
parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali.
c. Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali. Adapun
langkah-langkahnya adalah :
d.
Formulasi Hipotesis
Ho: = 0
Ha: 0
-/2 t /2
-/2 > t > /2
Kesimpulan:
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diujikan, maka disajikan gambar 4.3 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah
Penolakan Ho
2,0025
(T tabel)
g. Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap
total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan
rumus
D = R2 x 100%
Besarnya koefisien determinasi = 0,960 atau 96%, ini menunjukan biaya advertising dan
biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali yaitu sebesar 96% dan 4% disebabkan oleh
faktor lain.
h. Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan
antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara, Kuta Bali digunakan F-Test, adapun langkah-langkahnya adalah :
1) Formulasi Hipotesis
Ho: 1= 2 = 0
Ha: 1 2 0
F hitung F tabel
F hitung > F tabel
4) Menghitung Nilai F
R2 / k - 1
Fh =
(1 R2) / (n k)
0
Dimana :
R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F hitung
n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat
Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691,773 5.
5) Penarikan kesimpulan uji .
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F.
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji .F
`
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
3, 1588
(F tabel)
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung didapat sebesar
691,773 sedangkan F tabel sebesar 3,1588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F
tabel berarti Ho ditolak, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang betul ada
pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.
i. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap
total pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda
dengan model sebagai berikut :
Y
= a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 13.2 maka dapat
ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut:
0
Y=
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan
dapat dijadikan sampel. (Sugiyono, 2001:77). Teknik accidental sampling ini digunakan
karena lebih mudah bagi peneliti untuk mengambil sampel. Teknik penentuan sampel ini
digunakan pada penentuan sampling perspektif kinerja pelanggan dan perspektif kinerja
pembelajaran dan pertumbuhan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel Jenuh (Karyawan)
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh dalam pengertian ini
Jumlah sampel yang adakan diambil adalah semua jumlah karyawan yang bekerja di
Restoran Sedap pada bulan Oktober 2010 yaitu sebanyak 70 sampel.
2. Accidental Sampling (Pelanggan)
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu accidental sampling.
Teknik pengambilan sampel ini yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa
saja yang bertemu di restoran Restoran Sedap dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel.
(Sugiono, 2001:77). Jumlah sampel yang diambil menggunakan accidental sampling
disamakan dengan sampel jenuh sejumlah 70 sampel.
1)
2)
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja Restoran Sedap
menggunakan Balanced Scorecard, yang meliputi:
adalah
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan pada
Restoran Sedap dalam penelitian ini adalah:
1. Ratio Likuiditas
0
2. Ratio Solvabilitas
3. Ratio Rentabilitas
4. Ratio Profitabilitas
xi
n
Keterangan:
X = Rata rata rasio keuangan
xi = Rasio keuangan tiap periode
n = jumlah pengamatan
(2)Standar deviasi, digunakan untuk mencari besarnya penyimpangan dari hasil
rasio yang telah diperoleh sebelumnya dengan rumus sebagai berikut :
S
( Xi X )
n 1
Keterangan :
S
N
Xi
X
=
=
=
=
Standar Deviasi
Jumlah data
Nilai rasio tiap tahun
Nilai rata rata rasio
juga rasio yang semakin tinggi nilainya akan semakin buruk. Penilaiannya adalah
sebagai berikut :
- Baik: apabila hasil analisis berada diatas ( X + S)
- Cukup: apabila hasil analisis berada diantara ( X - S) dan ( X + S)
- Kurang : apabila hasil analisis berada di bawah ( X - S)
2). Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan
Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif pelanggan Restoran
Sedap adalah Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). Untuk menentukan tingkat kepuasan
tamu dapat dilihat dari jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh tamu. Pengolahan
data dilakukan dengan cara:
1. Meringkas data responden hasil survei mengenai data kinerja pelayanan yang
sesungguhnya sehingga diperoleh total nilai kinerja untuk masing masing
dimensi.
2. Menghitung nilai atau skor nyata rata rata dari masing masing dimensi yang
akan diukur untuk menentukan tingkat kepuasan tamu, dengan rumus :
X
Xi
nxQ
Keterangan :
X = Nilai rata rata
X = jumlah skor
n = jumlah sampel
Q =Jumlah pertanyaan
Penilaian atas jawaban responden mengenai kepuasan tamu ini menggunaka skala
likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2000:86).
Untuk memudahkan responden dalam mengisi kuisioner maka dalam penelitian ini
hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan yang mendukung dengan
skor penilaian 1 sampai 5.
3. Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap tiap dimensi berdasarkan
penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor
tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi
dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.
5.
IKP=I(PE)
Keterangan :
IKP : Indeks Kepuasan Pelanggan
I : Importance ( derajat kepentingan )
P : Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)
E : Expectation ( harapan pelanggan)
6. Menentukan kriteria penilaian :
a. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai
Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang
mungkin dicapai = b
b. Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai
tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai,
dengan
formulasi
sebagai
berikut
(Sugiyono,2001:48)
Daerah nilai (r) = a b
c. Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah nilai
dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah kriteria
penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan sangat
tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto,2001:64)
interval nilai (c) =
d. Menentukan rentang nilai untuk masing masing kriteria penilaian:
1) b + 4c IKP a
Berarti pelanggan sangat puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh The Samaya Bali ( Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap
adalah sangat baik ).
2) b + 3c IKP < b + 4c
Berarti pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
baik).
3) b + 2c IKP < b + 3 c
Berarti pelanggan cukup puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
cukup baik).
4) b + c IKP < b + 2 c
Berarti pelanggan tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
tidak baik).
5) IKP < b + c
Berarti pelanggan sangat tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran
Sedap adalah sangat tidak baik).
0
Proses bisnis yang diteliti adalah proses pelayanan kebutuhan tamu. Waktu bernilai tambah
dalam hal ini adalah standar sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan, sementara
waktu penyelesaian merupakan waktu sebenarnya yang diperukan untuk melaksanakan
pelayanan kebutuhan tamu.
4). Penilaian kinerja perspektif proses bisnis pembelajaran dan pertumbuhan
Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan Restoran Sedap adalah:
Tingkat produktivitas karyawan untuk tahun 2005-2009 Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Produktivitas karyawan/orang =
Xi
nxQ
Keterangan :
=
X =
n
Q
jumlah sampel
Jumlah pertanyaan
=
=
maka dalam penelitian ini hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan
yang mendukung dengan skor penilaian 1 sampai 5.
(3) Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap tiap dimensi berdasarkan
penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor
tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi
dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.
Derajat/bobot kepentingan =
(4) Menghitung indeks kepuasan karyawan yaitu mengalikan bobot kepentingan
dimensi dengan selisih antara skor harapan rata rata dengan skor nyata
pengamatan rata-rata. Formulasi Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy
Tjiptono,2002:100) adalah :
IKK = I ( P E )
Keterangan :
IKK: Indeks Kepuasan Karyawan
I: Importance ( derajat kepentingan )
P: Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)
E: Expectation ( harapan karyawan )
(5) Menentukan kriteria penilaian :
Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai
Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang
mungkin dicapai = b
Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai
tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai,
dengan
formulasi
sebagai
berikut
(Sugiyono,2001:48)
Daerah nilai (r) = a b
Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah
nilai dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah
kriteria penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan
sangat tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto, 2001 :
iii.
iv.
v.
3)
b + 2 c IKK < b + 3 c
Berarti karyawan cukup puas terhadap kondisi kerja di Restoran
Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah cukup baik).
b + c IKK < b + 2 c
Berarti karyawan tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran Sedap
(Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
adalah tidak baik).
IKK < b + c
Berarti karyawan sangat tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran
Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah sangat tidak baik).
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami
fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 104,45% berarti kewajiban jangka
pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04. Pada tahun
2006 mengalami penurunan sebesar 0,43% menjadi 104,02% berarti kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04.
Tahun 2007, 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,46%,
1,19% dan 2,81% menjadi 109,48%, 110,67% dan 113,48%, berarti kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing
sejumlah Rp 1,09, Rp 1,10 dan 1,13.
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Standar Rasio
Historis
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
108,42%
4,086%
104,33%
112,51%
Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada
di tengah antara standar rasio histori yaitu 104,45%, ini dapat dikatakan perspektif
keuangan Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007, keuangan Restoran Sedap
dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 104,02%,
sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut. Hal ini di
sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana
alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali, hal ini menyebabkan
kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar
hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar. Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio
likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio
historis yaitu 109,48% dan 110,67% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan
cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada diatas batas standar rasio historis yaitu 113,48%. Hal ini disebabkan karena
adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan
utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 101,19%, dimana kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
1,01. Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 0,56% menjadi
100,63%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar
selain persediaan sebesar Rp 1,00. Namun pada tahun 2008, 2009 dan 2010 quick ratio
kembali mengalami peningkatan sebesar 5,34%, 1,11% dan 2,69%, menjadi sebesar
105,97%, 107,08% dan 109,77%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,05, Rp 1,07 dan Rp 1,09.
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada
sebagai berikut :
Quick Ratio
2006
101,19%
2007
100,63%
2008
105,97%
2009
107,08%
2010
109,77%
Rasio rata-rata ( X )
Standar Rasio
Historis
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
104,93%
3,924%
XS
101,01%
X+S
108,85%
Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di
tengah standar rasio historis yaitu 101,19%, ini dapat di katakan perspektif keuangan
Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai
likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 100,63%, sehingga
perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik, hal ini disebabkan karena kurangnya
wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk
merealisir menjadi uang kas. Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai
besarnya aktiva lancar. Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari
segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio
historis yaitu 105,97% dan 107,08% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran
Sedap cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current
ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu
109,77%.
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 51,53% berarti bahwa setiap hutang
Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,51. Di tahun berikutnya 2007, 2008, 2009 dan
2010 mengalami penurunan sebesar 50,82%, 49,55%, 48,57% dan 50,18%, berarti
hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,50, Rp 0,49, Rp 0,48 dan Rp
0,50.
Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap
dapat dilihat pada table berikut ini :
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 2010
Tahun
Total Asset to
Total Debt
2006
51,53%
2007
50,82%
2008
49,55%
2009
48,57%
2010
50,18%
Rasio rata-rata ( X )
Standar Rasio
Historis
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
50,13%
1,14%
X-S
48,99%
X+S
51,27%
Hasil
Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 2010, diperoleh
standar rasio historis yaitu sebesar 48,99% - 51,27%. Kinerja perspektif keuangan
berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas
standar rasio historis yaitu 51,53%. Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik
karena berada diantara standar rasio historis yaitu 50,82% dan 49,55%. Namun pada
tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang
baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 48,57%, ini disebabkan
karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya
aktiva lancar pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan
berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar
rasio historis yaitu 50,18%.
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 106,32% berarti bahwa modal
sebesar Rp 1,06 menjamin hutang sebesar Rp 1,-. Di tahun 2007, 2008 dan 2009
mengalami penurunan menjadi 103,34%, 98,24% dan 94,46% berarti hutang sebesar
Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar Rp 1,03, Rp 0,98
dan Rp 0,94. Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 100,75%
berarti hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 1,00.
Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap
dapat dilihat pada table berikut ini :
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 2010
Tahun
Total Equity to
Total Debt
2006
106,32%
2007
103,34%
2008
98,24%
2009
94,46%
2010
100,75%
Rasio rata-rata ( X )
Standar Rasio
Historis
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
100,62%
4,57%
XS
96,05%
X+S
105,19%
Hasil
Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 2010 diperoleh
standar rasio historis yaitu sebesar 96,05% - 105,19%. Kinerja perspektif keuangan
berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena
berada di atas standar rasio historis yaitu 106,32%. Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup
baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 103,34% dan 98,24%. Namun
pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena
berada di bawah standar rasio historis yaitu 94,46%, hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada
tahun tersebut. Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali
cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 100,75%.
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 34,87% berarti dengan modal
Rp 1,- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,34. Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi
mengalami penurunan menjadi 29,57% berarti dengan modal Rp 1,- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0,29. Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun
2008, 2009 dan 2010 menjadi 37,50%, 41,37% dan 43,27% berarti modal sebesar Rp 1,mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,37, Rp 0,41 dan Rp 0,43.
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat
dilihat pada table berikut ini :
RE
2006
34,87%
2007
29,57%
2008
37,50%
2009
41,37%
2010
43,27%
Rasio rata-rata ( X )
Standar Rasio
Historis
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
37,32%
5,43%
XS
31,89%
X+S
42,75%
Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 2010 di peroleh standar
rasio historis yaitu sebesar 31,89% - 42,75%. Tahun 2006 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada
diantara standar rasio historis yaitu 34,87%. Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di
bawah standar rasio historis yaitu 29,57% hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi
penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun, inipun terjadi
karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut. . Di tahun 2008 dan
2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi
kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 37,50% dan
41,37%. Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio
rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu
43,27%.
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 31,24% berarti dengan modal Rp 1,menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,31. Tahun 2007 rasio profitabilitas
menurun menjadi 26,45% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih stelah
pajak sebesar Rp 0,26. Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 28,89% dan
32,22% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp
0,28 dan Rp 0,32. Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun
menjadi 25,74% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak
sebesar Rp 0,25.
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat
pada table berikut ini :
0
Profitabilitas
2006
2007
2008
2009
2010
31,24%
26,45%
28,89%
32,22%
25,74%
Standar Rasio
Historis
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
Rasio rata-rata ( X )
28,91%
2,85%
X-S
26,06%
X+S
31,76%
Hasil
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Kurang Baik
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 2010 diperoleh standar rasio
historis yaitu sebesar 26,06% - 31,76%. Pada tahun 2006, 2007 dan 2008 hasil penilaian
perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada
diantara standar rasio historis yaitu 31,24%, 26,45% dan 28,89%. Dan di tahun 2009
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena
berada di atas standar rasio historis yaitu 32,22%. Namun di tahun 2010 hasil penilaian
perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada
dibawah standar rasio historis yaitu 25,74%, hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan.
2). Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan
Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak
ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas
pangsa pasar. Dengan memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini terjadi karena
adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang
orang disekitar mereka. Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali, rata rata
menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan
keluarga mereka. Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap pendapatan perusahaan, sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat.
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas data terlebih dahulu. Berdasarkan data, maka dapat dilihat bahwa hasil
penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach
lebih dari 0.6.
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range), Tujuan dihitungannya
daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung. Berdasarkan data, maka hasil
yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 0.80 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan
penghitungan terhadap interval nilai. Dari penghitungan yang dilakukan, besarnya interval
nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.16. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk
0
menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang
diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan
Dimensi
Bukti Langsung / Direct
Evidence
Keandalan / Capability
Jaminan / Guarantee
Daya Tanggap/ Attention
Empati / Trust
Rata - rata
Indeks Kepuasan
Pelanggan
(0.232)
(0.160)
0.205)
(0.278)
(0.170)
(0.21)
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0.232 berada pada
interval -0.32 IKP < -0.16 yang berarti pelanggan puas. Untnuk keandalan, indeks
kepuasan pelanggan berada pada interval -0.16 IKP 0, hal ini berarti pelanggan sangat
puas atas dimensi ini. Sedangkan untuk dimensi jaminan, daya tanggap, dan empati,
masingmasing pada angka -0.20, -0.27, dan -0.17 berada pada interval -0.32 iKP <
-0.16 yang berarti pelanggan puas. Secara keseluruhan, indeks kepuasan pelanggan rata
rata adalah sebesar -0.21 yang berada pada interval -0.32 IKP< -0.16 ini berarti bahwa
pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian
Bali. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun
waktu agustus 2010 oktober 2010 adalah baik.
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya
berada dalam interval baik. Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu
yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu
menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang
tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu
dengan keributan tersebut.
3). Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu, Restoran Gusti SedapHotel
menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya. Semua pelayanan yang di
berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di
berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit. Sedangkan jika
kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan,
maka memerlukan waktu yang lebih banyak, namun standar waktu penyelesaian yang di
berikan tidak lebih dari 30 menit. Waktu pelayanan bersifat fleksibel, tergantung dari jenis
kebutuhan tamu.
0
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah
menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran
Gusti SedapBali, seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area
Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya, maka pengecekan
tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi. Jika dalam pemenuhan kebutuhan
tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan, maka tamu berhak mendapat
kompensasi tertentu.
Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap
dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan, dimana hasil jawaban tamu
menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan. Dari hasil
tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan
satu. Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar
waktu yyang telah ditentukan, dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar
Restoran Gusti SedapBali
4). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK). Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah
untuk tahun 2006-2010. Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan,
digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 oktober 2010.
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun
2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan. Jumlah karyawan yang
bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 2010 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Pendapatan
(Rp)
Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006
2007
1.957.043.060
1.850.928.646
53
53
2008
2009
2010
2.205.780.223
2.418.006.552
2.543.697.588
61
66
69
menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi
Pencapaian
Penghargaan
Pekerjaan
Tanggung Jawab
Pengembangan Diri
Tempat Kerja
Hubungan antar
pribadi
Kebijakan Perusahaan
Pengawasan Supervisi
Keamanan Kerja
Rata rata
Indeks Kepuasan
Karyawan
(0.295)
(0.444)
(0.307)
(0.272)
(0.316)
(0.330)
(0.319)
(0.271)
(0.262)
(0.273)
(0.31)
Hasil kinerja
perspektif Karyawan
Cukup Baik
Sangat Tidak Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Cukup Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -0.295 yang
berada pada interval -0.32 IKK < -0.28 yang berarti karyawan cukup puas terhadap
dimensi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang
pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A, namun pada
kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai
perusahaan lebih membutuhkan. Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan, tanggung
jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau
rentangan interval -0.32 IKK < -0.28 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan,
tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi mereka.
Sedangkan untuk dimensi penghargaan, IKK ada pada nilai -0.444, yaitu pada
interval IKK < -0.36, yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun
penghargaan yang diberikan kepada karyawan. Tingkat kompensasi yang tidak sesuai
dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja
merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini. Hal
ini diperkuat oleh banyaknya keluhan keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan.
Untuk dimensi tempat kerja, IKK berada pada interval -0.36 IKK < -0.32, yaitu
sebesar -0.33. Fasilitas dan tempat kerja, terutama pada food and cake shop yang
outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan. Selain itu ruangan back
office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh
dengan barang barang keperluan office. Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan
0
peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti, namun tetap dipaksakan untuk dipakai
sehingga pada saat operasional, peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan
baik.
Dimensi dimensi berikutnya, yaitu dimensi kebijakan perusahaan, pengawasan
supervisi, dan keamanan kerja berada pada nilai -0.271, -0.262, dan -0.273, yaitu pada
interval -0.28 IKK < -0.24. Karyawan Restoran Sedap
puas atas kebijakan
perusahaan yang diterapkan, pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah
antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan, dan juga
jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai
oleh para karyawan Restoran Sedap
Secara menyeluruh, Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh
dimensi yang diukur berada pada nilai -0.31 yang berarti karyawan merasa cukup puas
selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan
adalah cukup baik.
4) Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada
perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti
Current ratio, Quick Ratio, Total Asset to Total Debt, Total Equity to Total Debt,
Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas. Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di
atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam
keadaan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka
waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan, penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu, Current
ratio, Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006, Total Asset to Total Debt
dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun
2009.
2. Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah
baik. Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus
2008 oktober 2008, menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan
pelanggan, yaitu bukti langsung, jaminan, daya tanggap, dan empati adalah baik.
Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik.
3. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi
waktu proses pelayanan kebutuhan tamu, maka diperoleh hasil yang efisien yang
ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu). Efisiensi
ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi, yaitu bahwa waktu
proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan
kepada tamu.
4. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005
2009 adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari produktivitas karyawan, Restoran Sedap
menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35.000.000 per orang. Kinerja Restoran Sedap
tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36.925.341 per orang. Pada tahun
0
Diajukan oleh:
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2012
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX
Travel cilegon?
2. Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa
TX Travel cilegon?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa mempengaruhi TX Travel cilegon
yang
mempengaruhi
konsumen
untuk
Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian
yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang berhubungan dengan
perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan pembelian jasa pariwisata yang
telah ditawarkan.
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil
referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah konsumen TX Travel
Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan
periklanan. Philip Kotler, dkk (1999:7) memberikan definisi pemasaran adalah: Suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala
sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
Sedangkan Assaury (2001:5) mendefinisikan pemasaran: Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan melalui suatu proses pertukaran.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian
prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan
konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai
kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.
Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler, dkk (1999:16) adalah proses
perncanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi
barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran
yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dari definisi tersebut menyatakan
bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencangkup analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian; juga mencangkup barang, jasa, dan gagasan;
berdasarkan pertukaran; dan tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihakpihak yang terlibat.
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, timing, dan komposisi
permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. (Philip Kotler,dkk
(1999:17).
2.1.2. Bauran Pemasaran
Sebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton (1993:7) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini
maupun konsumen potensial. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam
pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga,
promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk
menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan
serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu
dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran.
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran. Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)
merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
a. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk
disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat
c. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia
pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri pembeli.
d. Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.
.1.4.
Penelitian Sebelumnya
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang mengangkatmasalah yang hampir
sama :
a. Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT. Merpati Nusantara
Airlines Distric Denpasar-Bali. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat
faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa penerbangan
PT. Merpati, faktor itu antara lain: faktor pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen
value sebesar 3,486), faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3,005),
faktor reputasi dalam keamanan dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2,081),
faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1,549). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen
untuk menggunakan jasa penerbangan PT. Merpati Airlines District Denpasar-Bali
adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling
tinggi di antara semua faktor.
b. Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT. Tour East
Indonesia-Denpasar. Hasil analisis yang diperoleh adalah faktor pemasaran (desain
brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29,622%
sebagai faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli paket wisata
PT. Tour East Indonesia-Denpasar. Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran
produk paket wisata khusus) dengan kontribusi variance 19,115%. Faktor ketiga
adalah faktor akses terhadap perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen)
dengan kontribusi variance 12,908%. %. Faktor keempat adalah faktor harga (harga
paket wisata yang bersaing) dengan kontribusi variance 10,361%. Faktor kelima
adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi
variabel 6,682%.Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong
sebagai penulis kepada PT. Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan
penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat
menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata.
c. Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul FaktorFaktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di Panorama
Tours Denpasar-Bali. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama
yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
Denpasar Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai eigen value sebesar
9,657), faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar
1,510), faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1,159). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
membeli tiket pesawat di Panorama Tours adalah faktor pelayanan dan
promosi.Adapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai
penulis kepada PT. Panorama Tour Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan
tiket pesawat adalah PT. Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal
seperti kecepatan penanganan konsumen, keramahan pada konsumen, penawaran
harga khusus, kecepatan mendapat informasi, harga tiket, desain brosur dan
informasi, perhatian staf, kegiatan periklanan, Bila PT. Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat : Jl.
Ahmad Yani 136, Cilegon
Telp
: (0254) 3800 67, (0254) 7021 099
Fax.
: (0254) 390 506
Website : http://www.txcilegon.com
Email
: cilegon@txtravel.co.id
3.2.
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel tunggal untuk
mengidentifikasikan variabel. Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon, adapun
indikator-indikator dari variabel ini yaitu:
X1 = Penawaran harga khusus (promosi)
X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan
X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan
X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan
X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen
X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan
X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
3.3.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Adapun definisi operasional dari
kegiatan ini adalah :
X1 = Penawaran harga khusus (promosi)
Yaitu: promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang
ditawarkan
X2 = Kecepatan penanganan konsumen
Yaitu: kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik
secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan
telepon)
X3 = Keramahan kepada konsumen
Yaitu: keramahan kepada konsumen ketika melayani konsumen. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
Yaitu: konsumen mudah menghubungi perusahaan baik melalui telepon, e-mail, fax,
dsb.
X5 = Lokasi perusahaan
Yaitu: strategis atau tidaknya lokasi perusahaan berada, apakah mudah dijangkau dan
dekat dengan pusat kota.
X6 = Kemudahan mendapat informasi
Yaitu: Konsumen mudah untuk mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket.
X7 = Harga yang diberikan
Yaitu: harga yang ditawarkan perusahaan sama atau lebih murah dari perusahaan lain
sejenis.
X8 = Desain brosur
Yaitu: penampilan brosur yang menarik, meliputi bentuk fisik, warna, lambang atau
tanda yang digunakan sebagai identitas perusahaan dan bisa memudahkan
konsumen mengenali perusahaan.
X9 = Periklanan
Yaitu: suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mempromosikan produknya,
baik melalui media cetak maupun media elektronik.
X10 = Fasilitas yang ditawarkan
Yaitu: segala fasilitas, baik fasilitas utama maupun fasilitas pendukung yang
menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa
perusahaan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen
Yaitu: bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan
pelayanan terbaik untuk konsumen dan segala keluhan segera ditangani
sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
Yaitu: pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan.
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
Yaitu: banyaknya produk yang ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu
produk yang diinginkan.
X14 = Penampilan karyawan
Yaitu: penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian, kebersihan dan daya
tarik seragam.
X15 = Webmarketing
Yaitu: salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan
bisnis yang menggunakan internet sebagai media pemasaran.
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
Yaitu: salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata
yang sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku
konsumen.
3.4.
Jenis Dan Sumber Data
3.4.1. Jenis data
a. Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Data dari
sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian, informasi dan penjelasan yang
tidak dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu.
Misalnya: Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk menggunakan jasa TX
Travel,hal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon, sejarah berdirinya TX
Travel Cilegon, pendapat responden dalam kuisioner.
b. Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung
tertentu yang diperoleh dari sumber atau data kualitatif yang dikuantitatifkan melalui
skoring.
Misal: jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel Cilegon, tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam
bentuk angka.
3.4.2.
Sumber data
a. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung
diperoleh di tempat penelitian, yang dalam penelitian ini didapat dari konsumen TX
Travel Cilegon.
b. Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia, sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam
penelitian, misalnya: desain brosur TX Travel, jenis jasa yang ditawarkan TX Travel,
jumlah konsumen yang datang ke TX Travel Cilegon.
3.5.
3.6.
Metode Pengumpulan Data
1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner
tersebut.
2) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengambil data dari
literature, buku-buku dan sebagainya yang menyangkut penelitian ini dimana sifatnya
mendukung data utama. Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen
3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena
penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melaukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
3.7.
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
faktordenganbantuan Software SPSS versi 14.0 for windows. SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik
parametrik maupun non parametrik (Ghozali, 2001:14).
Menurut Singgih Santoso (2001), analisis faktor adalah alat yang digunakan
untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant), menjadi lebih sedikit dan
menamakannya sebagai faktor. Sebelum dilakukan analisis faktor akan dilakukan dua
pengujian, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukuran
mampu mengukur apa yang ingindiukur. Jika misalkan kita punya alat ukur meteran,
maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu mengukur jarak suatu titik.
Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen maka validitas kuisioner adalah sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen.
Untukmelakukanujivaliditas, metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi
antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Sugiyono
(2001:106) menyatakanBahwa syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 0,3 (r=0,3). Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka kuisioner
tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas.
Reliabilitas, menurut Purbayu Budi Santosa (2005), adalah ukuran yang
menunjukan konsistensi/kestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama
dilain kesempatan. Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan
untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain. Misalkan kita memiliki
kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, maka hasil
kuisioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain.
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara, yaitu:
a. Repeated measure atau pengukuran berulang. Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan yang
sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran
sebelumnya.
b. One shot. Pada tekhnik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian
dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran
korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode
Croncbach Alpha, di mana suatu kuisioner dikatakan reliable bila nilai Croncbach
Alphalebih besardari 0,6.
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan
melakukan analisis factor tahap I (pemilihanvariabel), tahap II (factoring
danrotasi)dantahap III (penamaan faktor).
Menurut Santoso danTjiptono(2001:250) tahapan proses analisis faktor yang
dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis
selanjutnya, dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel, dan
mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak.
2. Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel yang ada
sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk melakukan
proses ekstraksi adalah principal component analysis. Proses selanjutnya aalah
melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah
secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain.
3. Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang
memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas
1).
4. Uji keakuratan / ketepatan model.
CURRICULUM VITAE
1.
2.
3.
4.
Nama
: I GUSTI BAGUS RAI UTAMA
Tempat dan Tanggal lahir : Negara, 10 Oktober 1970.
Kebangsaan
: Indonesia.
Alamat
: Perum Multi Permai IV/C.11, Lingk. Dajan Bingin,
Kel. Sading, Mengwi, Badung- BALI. INDONESIA
No.Telephon.
E-mail
: +62-361-426450 (kantor)
+62-81337868577 (Cell phone)
: igustibagusraiutama@gmail.com
5. Pendidikan
Pembangunan,
7. Seminar
1) Peserta Seminar: Driving The New PC Era LINUX TRAINNING, Agustus 2002
2) Peserta Seminar: Strategi Pengembangan Teknologi Informasi untuk
menciptakan Kreatifitas di Hotel Niki Denpasar, Peb 2003
3) Peserta Seminar: Nasional Meracik Peluang Bisnis dimasa Krisis, di
Kampus Dhyana Pura, Maret 2003
4) Peserta Seminar: Kebijakan Moneter dan Fiskal Bank Indonesia dalam
Rangka Pembangunan Ekonomi di GBB Sanur, Mei 2003
5) Peserta Seminar: Nasional Economic Effects of Education di Badung, Juni
2003
6) Peserta Seminar Cara Meraih Grant di Kampus Univ. Warmadewa, Juni
2003
7) Pembicara dan pelatih Sofware SPSS sebagai Alat Bantu Analisis Data
dalam workshop Metodologi Penelitian, Juni 2008
8) Peserta Seminar: World Class University, 9 February 2012, Denpasar Bali.
9) Peserta Seminar: Understanding the nature of conflict upon sacred sites of
Hindu Temples Used as sites of tourism in Bali, 9 April 2011, Bali.
10)
Peserta Seminar: Tourism Ethics for Asia and the Pasific, Responsible
Tourism and its socio-economic impact on local communities, 11 June
2011, Nusa Dua Bali.
11)
Peserta Workshop: E-library, 30 May 2011, Jimbaran Bali
12)
Peserta Field Study: Ecotourism Halong Bay, Vietnam, January 2012
13)
Peserta Field Study: Heritage, Angkor Wat, the Cambodia, January 2012
14)
Field Study: Heritage, Prambanan and Borobudur, Yogyakarta and
Magelang, 2010
15)
Pemakalah (Oral Presentation) Call paper in The International
Conference on Sustainable Development: Green Economy in the Context
of Cultural Tourism: Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali.
March 6, 2012, Inna Bali Beach Hotel Sanur Bali Indonesia
16)
Pemakalah (Oral Presentation) Sustainable Tourism Development:
instruments of the sustainability tourism programs, Denpasar, 20 March
2012
8. Tempat Pengalaman Bekerja
9. Kemampuan Bahasa
Bahasa
English
Indonesia
Belanda
Membaca
Baik
Baik
Sedikit
Menulis
Baik
Baik
Sedikit
Berbicara
Baik
Baik
Sedikit
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
:
:
:
:
Detail
Pekerjaan
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
:
:
:
:
Detail
Pekerjaan
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan
:
:
:
:
:
:
10.2
10.3
10.4
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan
:
:
:
:
:
:
10.5
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan
:
:
:
:
:
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan
:
:
:
:
:
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
:
:
:
:
Detail
Pekerjaan
Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
:
:
:
:
:
Detail
Pekerjaan
Proyek
10.6
10.7
10.8
10.8
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan
:
:
:
:
:
11. Publikasi
1) Utama (2002)
Judul: Pengaruh Kebijakan Lima Hari Kerja Terhadap Peluang Usaha Rumah Tangga untuk
memperoleh Tambahan Pendapatan Karyawan Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura DalungKuta. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.
2) Utama (2003)
Judul: Studi Kelayakan Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura
Dalung Kuta. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.
3) Utama (2003)
Judul: Pengaruh Kebutuhan Media Internet Terhadap Keinginan Mahasiswa Akan Fasilitas Warnet
Kampus Pada Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Dalung Kuta Bali. Laporan Penelitian
tidak dipublikasikan.
4) Utama (2005). Prospek Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Kuta
Badung. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen DenpasarBALI, Vol. 1 No. 1 Agustus 2005. ISSN 1978-6069
5) Utama (2007). Persepsi dan Faktor Faktor yang mempengaruhi Wisatawan Berkunjung ke Kebun
Raya (Botanical Garden) Eka Karya Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2007. ISSN 1978-6069
6) Utama (2008). Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata)
Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2008. ISSN
1978-6069
7) Utama dan Dewi (2008). Penerapan The Service Profit Chain pada
Industri Perhotelan: studi kasus hotel The Legian Bali
Koran/Majalah Populer
1) Judul: Padukan Pariwisata-Pertanian dengan Teknologi Canggih Debat Publik Harian Bali Post,
Rabu Pon, 13 September 2006.
2) Judul: Mewujudkan Pembangunan Bali Berkesinambungan Opini Bali Post, 12 Oktober 2006.
3) Judul: Paket Kemiskinan Pendidikan Kebodohan Opini Bali Post, 6 Februari 2007.
4) Judul: Stagnasi Pariwisata Bali Opini Bali Post, 27 Maret 2007.
5) Judul: Kegagalan di Balik Kesuksesan Pariwisata Bali Opini Bali Post, 18 April 2007.
6) Judul: Anggaran Harus Berdasarkan Permasalahan di Masyarakat Debat Publik Bali Post, Jumat
Paing, 31 Mei 2007.
7) Judul: Ubah Image Makanan Pokok Orang Indonesia, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 20 Juni
2007.
8) Judul: PKB Tumbuhkan Embrio Berkesenian Debat Publik Bali Post, Rabu Umanis, 18 Juli 2007
9) Judul: Hentikan Banjir dengan Pembangunan Kanal, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 16 Januari
2008.
10) Judul: E-tourism Media Promosi Pariwisata Bali Debat Publik Bali Post, Periode, Jumat Paing, 25
Januari 2008.
11) Judul: Gizi Buruk, Kemiskinan Data dan Data Kemiskinan Debat Publik Bali Post, Jumat Kliwon,
28 Maret 2008.
12) Judul: Keberlanjutan Pembangunan Pariwisata Bali, Opini Bali Post, Periode 13 Februari 2012
13. Keahlian/kualifikasi
:
1) Sarjana Ekonomi Pembangunan (Analisis Kependudukan)
2) Master Bidang Agribisnis (Manajemen Perusahaan)
3) Master Bidang Leisure and Tourism (Policy and Planning)
TANGGAL
20 April 2012
TANDA TANGAN