Anda di halaman 1dari 108

I GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA.

, MA

METODOLOGI PENELITIAN
PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
(Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI


0

DAFTAR ISI

HALAMAN

ANALISIS SWOT.........................................................................................................................................................2
Studi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali..........................................................................................................................2
ANALISIS THE SERVICE PROFIT CHAIN.........................................................................................................13
Penerapan Analisis SPC pada Jasa Perhotelan........................................................................................................13
ANALISIS FAKTOR..................................................................................................................................................27
Studi Kasus pada Obyek Wisata:..............................................................................................................................27
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA
EKAKARYA BEDUGUL BALI.................................................................................................................................27
ANALISIS MDS..........................................................................................................................................................34
ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR.................................................................................................41
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.................................................................................................................55
Contoh Kasus Penggunaan Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel untuk menganalisis efektivitas
Advertising dan Biaya Personal Selling terhadap Total Pendapatan pada Sebuah Hotel...................................55
ANALISIS BALANCED SCORECARD..................................................................................................................67
Contoh Kasus: BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA RESTORAN SEDAP BALI
.......................................................................................................................................................................................67
LAMPIRAN CONTOH USULAN PENELITIAN..................................................................................................88

ANALISIS SWOT
Studi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya
Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten
Jembrana Bali
1. Identifikasi Variabel

Variabel dan indikator Lingkungan Internal

Variabel Internal
1. Product

2. Price

Indikator
a. Keanekaragaman jenis kupu-kupu
b. Keunikan penangkaran
c. Kondisi Lankap (landscape)
a. Harga tiket masuk
b. Harga merchandise
c. Harga minuman

3. Place

a.Kemudahan dalam mencapai lokasi


b.Kejelasan jalur/ rute yang dilalui menuju objek wisata

4. Promotion

a. Penyampaian informasi melalui mass media cetak


(broshur)
b. Penyampaian informasi melalui website

5. People

c. Penyampaian informasi melalui mass media audio


visual (iklan)
a.Kemampuan petugas berkomunikasi dalam berbagai
bahasa
b. Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas
c. Penampilan petugas

6. Physical
Evidence

d. Keramahtamahan Petugas
a. Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
b.Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat parkir)

7. Process

c.Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu


a. Proses penyambutan kedatangan wisatawan
b. Pelayanan yang diberikan
0

Variabel dan Indikator Lingkungan Eksternal

Variabel Eksternal
1. Teknologi
2. Keamanan
3. Lingkungan
4. Pemerintah
5. Sosial Budaya
6. Ekonomi
7. Pengunjung

Indikator
a. Penerapan teknologi informasi
b. Sumber daya manusia yang profesional
a. Keamanan pengunjung
b. Keamanan lokasi objek wisata
a. Lokasi objek wisata
b. Pemandangan alam sekitar
a. Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
b. Bantuan atau dukungan pemerintah
a. Peran serta masyarakat
b.Pengawasan masyarakat mengenai objek wisata
a. Kondisi ekonomi regional dan nasional
b. Kondisi ekonomi global
a. Keanekaragaman pengunjung
b. Motivasi pengunjung

2. Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-indikator Internal


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Indikator Internal
Keanekaragaman jenis kupu-kupu
Keunikan penangkaran
kondisi lanskap (landscape)
Harga tiket masuk
Harga marchendise
Harga minuman
Kemudahan dalam mencapai lokasi
Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju objek
wisata
Penyampaian informasi melalui mass media
cetak (broshur, Pamflet,dll)
Penyampaian informasi melalui website
Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan)
Kemampuan petugas berkomunikasi dalam
berbagai bahasa
Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas
Penampilan petugas
Keramahtamahan petugas
Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

Bobot
(%)
Rating Keterangan
6.90
3.25 Kekuatan
6.61
3.05 Kekuatan
5.91
3.05 Kekuatan
5.96
2.90 Kekuatan
4.13
2.40 Kelemahan
5.00
2.90 Kekuatan
4.77
2.35 Kelemahan
5.12

2.30 Kelemahan

5.12
5.55

2.60
2.70

3.95

2.50 Kelemahan

5.43
4.45
2.44
2.80
5.50

2.35
1.75
1.75
1.75
3.10

Kekuatan
Kekuatan

Kelemahan
Kelemahan
Kelemahan
Kelemahan
Kekuatan
0

Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat


17 parkir )
Rute perjalanan pengunjung didalam taman
18 kupu-kupu
19 Proses penyambutan kedatangan wisatawan
20 Pelayanan yang diberikan
TOTAL

5.60

3.55

Kekuatan

4.63
4.95
5.20
100

1.55 Kelemahan
2.50 Kelemahan
3.00 Kekuatan

3. Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator Eksternal


No.

Indikator Eksternal

1 Penerapan teknologi informasi


2 Sumber daya manusia yang professional
3 Keamanan pengunjung
4 Keamanan lokasi objek wisata
5 Lokasi objek wisata
6 Pemandangan alam sekitar
7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
8 Bantuan dan dukungan pemerintah
9 Peran serta masyarakat
10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional
12 Kondisi ekonomi global
13 Keanekaragaman pengunjung
14 Motivasi pengunjung
TOTAL

Bobot
(%)
7.75
7.98
7.72
7.65
8.17
7.27
6.18
6.07
6.48
6.70
6.41
6.31
7.85
7.45
100

Rating
2.65
2.70
3.25
3.30
3.35
3.15
2.45
2.05
2.05
2.60
2.65
2.50
3.45
3.30

Keterangan
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Peluang
Ancaman
Ancaman
Ancaman
Peluang
Peluang
Ancaman
Peluang
Peluang

4. Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)


Faktor strategis internal

Kekuatan (strenghts) :
Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat
1 parkir )
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape)
5 Keunikan penangkaran
6 Pelayanan yang diberikan
7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui website
Penyampaian informasi melalui mass media
10 cetak (broshur)
Kelemahan (weakness) :
Penyampaian informasi melalui mass media
1 audio visual (iklan)
2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan
3 Harga marchendise
Kemampuan petugas berkomunikasi dalam
4 berbagai bahasa
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju
6 objek wisata
7 Penampilan petugas
Program pendidikan dan pelatihan bagi
8 petugas
9 Keramahtamahan petugas
Rute perjalanan pengunjung didalam taman
10 kupu-kupu
Total

Bobot
(%)

Rating

Skor

5.60
6.90
5.50
5.91
6.61
5.20
5.96
5.00
5.55

3.55
3.25
3.10
3.05
3.05
3.00
2.90
2.90
2.70

0.20
0.22
0.17
0.18
0.20
0.16
0.17
0.15
0.15

5.12

2.60

0.13

3.95
4.95
4.13

2.50
2.50
2.40

0.10
0.12
0.10

5.43
4.77

2.35
2.35

0.13
0.11

5.12
2.44

2.30
1.75

0.12
0.04

4.45
2.80

1.75
1.75

0.08
0.05

4.63
100

1.55

0.07
2.65

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masingmasing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator
internal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal. Setelah itu skor dari
seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan
internal. Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 2.65.
0

5. External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)


Faktor strategis eksternal
Peluang (opportunities) :
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi objek wisata
5 Keamanan pengunjung
6 Pemandangan alam sekitar
7 Sumber daya manusia yang profesional
8 Penerapan teknologi informasi
9 Kondisi ekonomi regional dan nasional
Pengawasan masyarakat terhadap objek
10 wisata
Ancaman (threats) :
1 Kondisi ekonomi global
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
Total

Bobot
(%)

Rating

Skor

7.85
8.17
7.45
7.65
7.72
7.27
7.98
7.75
6.41

3.45
3.35
3.30
3.30
3.25
3.15
2.70
2.65
2.65

0.27
0.27
0.25
0.25
0.25
0.23
0.22
0.21
0.17

6.70

2.60

0.17

6.31
6.18
6.48
6.07
100

2.50
2.45
2.05
2.05

0.16
0.15
0.13
0.12
2.85

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masingmasing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator
eksternal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal. Setelah itu skor dari
seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan
eksternal. Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 2.85.

6. Penentuan Posisi Organisasi Saat ini


Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

T
O
T
A
L
N
I
L
A
I
E
F
A
S

4
3

(2.65)
2

3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)

Total nilai ifas


(2.85) 2
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)

(2.56;2.85) V
IV
Tumbuh dan bina
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak
berubah)
VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)

VIII
Panen atau divestasi
(diversifikasi
kongklomerasi)

1
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau
jual habis
kewaspadaan)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)

7. Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta
strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya, maka selanjutnya akan dilakukan
analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matrik SWOT
sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi
pengembangan.

Matrik SWOT
STRENGHTS (S) :
1.
IFAS

EFAS

OPPORTUNITIES (O) :
1.

Keanekaragaman
pengunjung
2. Lokasi objek wisata
3. Motivasi pengunjung
4. Keamanan lokasi objek
wisata
5. Keamanan pengunjung
6. Pemandangan alam sekitar
7. Sumber daya manusia yang
professional
8. Penerapan teknologi
informasi
9. Kondisi ekonomi regional
dan nasional
10. Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata
THREATS (T) :
1. Kondisi ekonomi global
2. Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3. Peran serta masyarakat
4. Bantuan dan dukungan
pemerinah

Sarana dan prasarana yang


memadai (tempat parkir)
2. Keanekaragaman jenis kupukupu
3. Fasilitas pendukung yang
tersedia (toilet)
4. Kondisi lanskap (landscape)
5. Keunikan penangkaran
6. Pelayanan yang diberikan
7. Harga tiket masuk
8. Harga minuman
9. Penyampaian informasi
melalui website
10. Penyampaian informasi
melalui mass media cetak
(broshur)

STRATEGI SO

Bekerjasama dengan
masyarakat dalam mengawasi
objek wisata Taman Kupukupu
Meningkatkan keamanan baik
keamanan pengunjung
maupun keamanan lokasi
objek wisata
Membangun penangkaran
kupu-kupu dilokasi lain

STRATEGI ST
Memberikan perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan masyarakat

WEAKNESESS (W) :
1.

Penyampaian informasi melalui


mass media audio visual (iklan)
2. Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
3. Keterjangkauan harga
merchandise
4. Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai
bahasa
5. Kemudahan dalam mencapai
lokasi
6. Kejelasan jalur/rute yang dilalui
menuju objek wisata
7. Penampilan petugas
8. Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas
9. Keramahtamahan petugas
10. Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber


daya manusia dibidang
pariwisata

STRATEGI WT
Promosi dan publikasi secara
besar-besaran dan dilakukan
dengan gencar
Meningkatkan jenis pelayanan
yang ditawarkan
Meningkatkan peran serta
pemerintah

Dari diagram di atas melalui kombinasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman maka telah didapat strategi beserta program-program yang dapat digunakan untuk
mengembangkan objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara.
7.1.

Strategi SO (Strenghts Opportunities/Kekuatan Kelemahan)

1). Bekerjasama dengan masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara .
Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut:
a) Memberikan peluang kepada masyarakat sebagai tenaga keamanan lokasi objek wisata.
Masyarakat setempat dapat bekerja sama untuk melaksanakan program ini. Program ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam
mengawasi objek wisata.
b) Mengadakan kerja bakti/gotong royong/bakti sosial dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat
setempat, aparat desa dan dinas pariwisata kabupaten Jembrana dapat bekerja sama untuk
melaksanakan program ni. Program ini harus dilaksanakan secara rutin misalnya sekali dalam
seminggu atau tergantung dari kesepakatan antara ketiga pihak diatas. Dinas pariwisata dapat
berpartisipasi dalam menyediakan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan kerja bakti
ini, seperti sapu lidi, tempat sampah dan lain-lain. Selain itu aparat desa dapat menyediakan
tempat-tempat pembuangan sampah dan memasang papan larangan pembuangan sampah
sembarangan.
2). Meningkatkan keamanan baik keamanan pengunjung maupun keamanan lokasi objek wisata.
Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Membangun pos keamanan di objek wisata
b) Menempatkan CCTV di lokasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini
dapat dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan yang dapat mengganggu keamanan
lokasi objek wisata maupun keamanan pengunjung.
c) Menempatkan alarm peringatan kebakaran. Program seperti ini dapat dilakukan untuk
memberikan sinyal peringatan terhadap kebakaran sehingga para petugas dapat bertindak
cepat mengevakuasi para wisatawan yang berada didalam objek wisata.
d) Menyediakan tabung pemadam kebakaran dilokasi objek wisata. Program seperti ini
perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebakaran sehingga para petugas/karyawan
dapat dengan cepat memadamkan api sebelum menunggu petugas pemadam kebakaran
datang ke lokasi.
3). Membangun penagkaran di lokasi lain. Strategi yang dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Mencari lokasi sebagai penangkaran kupu-kupu khusus untuk proses pengembangbiakan
beranekaragam jenis kupu-kupu, mulai dari ulat hingga menjadi kepompong. Seluruh
kepompong kupu-kupu yang dikembangbiakan di penangkaran ini akan di pindahkan ke
dalam penangkaran yang terdapat di dalam Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini
bertujuan untuk menambah jenis kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Mutiara sehingga
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi wisatawan mengenai
keanekaragaman kupu-kupu dan poses metamorphosis dari ulat hingga menjadi kupukupu.
0

b) Membuat suatu tempat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan kepompong.


Tempat penyimpanan dapat terbuat dari stailess steal yang berbentuk seperti lemari
terbuka bertingkat dua dimana pemisah antar ruang dan dinding-dindingnya diberi jaring
besi berukuran satu centimeter.
c) Menyediakan penjepit seperti penjepit baju yang digunakan untuk menjepit kepompongkepompong didalam lemari terbuka tempat penyimpanan kepompong muda.
7.2.

Strategi WO (Weakness Opportunities/Kelemahan Peluang)

1). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Program studi banding ke objek wisata sejenis seperti Bali Safari Marine Park atau Bali
Bird Park. Program seperti ini perlu dilakukan untuk mempelajari keunggulan dari objek
wisata lain yang sudah berkembang dan menerapkannya ke objek wisata taman kupukupu sehingga taman kupu-kupu dapat berkembang pesat .
b) Pelatihan dan kursus kepada petugas (para pelaku pariwisata) dan masyarakat setempat
seperti kursus bahasa asing, tata cara memandu wisatawan. Program ini perlu dilakukan
agar dimasa yang akan datang masyarakat setempat dapat berkomunikasi dan berinteraksi
dengan wisatawan, juga para petugas dapat berkomunikasi dan memberikan informasi
dengan jelas kepada para wisatawan serta dapat memandu dengan baik.
c) Mengadakan seminar bagi petugas mengenai cara bersikap dan bertingkah laku yang baik
sehingga para petugas dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para
wisatawan.
d) Memberikan pendidikan tentang produk yakni pengenalan kupu-kupu, cara
pengembangbiakan kupu-kupu dan cara merawat taman. Program seperti ini perlu
dilakukan untuk memperkenalkan keanekaragaman jenis kupu-kupu, mengetahui cara
melestarikan taman yang menjadi tempat hidup kupu-kupu dan cara pengembangbiakan
kupu-kupu.
e) Memberikan pelatihan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Program
ini perlu dilakukan agar dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan
mengetahui cara melakukan pertolongan pertama sebelum pihak medis datang untuk
memberikan pertolongan.
f) Memberikan pelatihan mengenai cara penanggulangan kebakaran. Program ini perlu
dilakukan untuk mengetahui cara aman dalam penanggulangan kebakaran. Para karyawan
dapat diberikan pelatihan mengenai cara pemadaman yang benar dan aman.
g) Memberikan pelatihan mengenai penanggulangan bencana alam. Program ini perlu
dilakukan untuk mengetahui cara penganggulangan jika terjadi bencana alam. Para
karyawan dapat diberikan pelatihan mengenai cara menyelamatkan diri dan para
wisatawan saat terjadi bencana alam.
h) Seleksi ketat terhadap calon tenaga kerja. Program seperti ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu melaksanakan segala tugas yang
diberikan dengan baik.
i) Pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Dengan melakukan hal ini semua
karyawan akan merasa dihargai dan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya. Pemberian penghargaan dapat dilakukan secara materi maupun
dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan khusus atau beasiswa
0

dibidang pariwisata kepada karyawan dengan prestasi terbaik, yang kemudian setelah
mendapatkan pendidikan diharapkan akan dapat membantu mengembangkan taman
kupu-kupu kearah yang lebih baik.
7.3.

Strategi ST (Strenghts Threats/Kekuatan Ancaman)

1). Memberikan perbedaan harga tiket. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan
program-program sebagai berikut :
a) Memberikan harga tiket khusus bagi wisatawan domestik. Program ini perlu dilakukan
untuk dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan domestik. Dengan banyaknya
kunjungan wisatawan domestik akan meningkatkan perekonomian dareah dan Negara.
b) Memberikan harga tiket khusus bagi anak-anak dan lansia. Program ini perlu dilakukan
untuk memberikan harga tiket yang sesuai untuk anak-anak dan lanjut usia. Hal ini dapat
memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin datang bersama anak mereka dan
juga bagi para lansia (lanjut usia).
2). Pemberdayaan Masyarakat. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan
program-program sebagai berikut :
a) Memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menyiapkan merchandise yang
bisa dijual seperti kerajinan khas didesa tersebut. Program seperti ini perlu dilakukan
untuk membantu perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan kreatifitas
masyarakat dalam membuat kerajinan khas yang dapat dijual kepada para wisatawan.
b) Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada masyarakat tentang rencana
pengembangan objek wisata taman kupu-kupu. Program ini perlu dilakukan untuk
memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pengembangan objek wisata taman
kupu-kupu supaya masyarakat dapat ikut bekerjasama.
c) Mengadakan kegiatan seperti pameran kesenian rakyat dalam jangka waktu tertentu.
Dengan adanya kegiatan seperti ini maka masyarakat dapat mengekspresikan diri mereka
dalam seni tari dan juga meraih peluang usaha yang disediakan melalui kegiatan ini.
7.4.

Strategi WT (Weakness Threat/Kelemahan Ancaman)

1). Promosi dan publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar. Strategi ini dapat
diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Promosi dan publikasi tentang objek wisata melalui media cetak (broshur, majalah,
koran, pamphlet) , audio visual (iklan) dan website baik ke dalam negeri maupun luar
negeri. Promosi ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan travel-travel
besar dan kecil yang ada didalam negeri serta yang ada diluar negeri.
b) Pembuatan website khusus yang hanya memuat tentang objek wisata taman kupu-kupu.
Melalui website semua orang diseluruh dunia dengan cepat akan dapat mengakses semua
informasi tentang objek wisata taman kupu-kupu. Website tersebut harus berisi informasi
tentang keadaan dan keindahan objek wisata taman kupu-kupu, lokasi objek wisata,
informasi tentang cara penyampaian ke objek wisata, informasi tentang jenis-jenis produk
dan pelayanan yang tersedia disekitar objek wisata dan berisi kolom bagi wisatawan
untuk memberikan pendapat mereka ataupun pertanyaan yang ingin ditanyakan melalui
0

website tersebut. Para pemilik penginapan maupun restoran disekitar objek wisata dapat
mengiklankan produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan melalui website ini.
c) Mengadakan kerjasama dengan travel-travel yang ada untuk melakukan promosi secara
gencar tentang objek wisata
d) Mengundang para agen perjalanan asing dan jurnalis asing ke objek wisata
2). Meningkatkan jenis pelayanan yang ditawarkan. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Menyediakan fasilitas audio visual didalam sebuah ruangan yang disediakan khusus
seperti ruang theatre.
b) Memberikan informasi mengenai objek wisata dengan jelas, baik bagi wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara saat berada didalam objek wisata.
c) Menyediakan tanda penunjuk arah bagi pengunjung didalam taman kupu-kupu yang
mudah dilihat dan dipahami, supaya memudahkan para pengunjung berkeliling melihat
seluruh keanekaragaman serangga yang ada didalam taman kupu-kupu.
d) Menyediakan hand sanitizer di dalam penangkaran kupu-kupu.
e) Menyediakan tempat duduk di dalam penangkaran kupu-kupu.
3). Meningkatkan peran serta pemerintah. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan
mengadakan program-program sebagai berikut :
a) Pembuatan proposal kerjasama dengan pemerintah dalam mempromosikan objek wisata.
Program seperti ini perlu dilakukan untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam
mempromosikan objek wisata taman kupu-kupu.
b) Bekerjasama dengan departemen perhubungan dan pemerintah setempat dalam membuat
petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata. Program ini perlu dilakukan untuk
memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung ke taman kupu-kupu. Papan
petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata perlu dibuat yang bertuliskan nama
objek wisata didalam papan tersebut sehingga para wisatawan dapat memahami dengan
jelas arah menuju objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara .

ANALISIS THE SERVICE PROFIT CHAIN


Penerapan Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
Langkah-langkah Penelitian

1. Menentukan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Hotel The Mutiara Bali. Hotel The Mutiara Bali
berlokasi di Jalan Werkudara, Seminyak, Kuta Utara, Badung- Bali, 80361, Indonesia.
2. Mendefinisikan Variabel
a) Kualitas layanan internal (internal service quality) adalah aktivitas layanan dan
semua sumberdaya yang dilakukan oleh pihak pimpinan hotel dengan tujuan
agar karyawan memperoleh kepuasan kerja. Indikator yang digunakan:
Peralatan (termasuk sistem informasi) yang disediakan oleh manajemen
sangat membantu dalam kepentingan melayani pelanggan.
Kebijakan, peraturan, dan prosedur kerja yang diberikan oleh manajemen
sudah mendukung layanan kepada pelanggan.
Manajemen mendukung kemampuan karyawan dalam memberi layanan
kepada pelanggan.
Manfaat yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan manajemen kepada
karyawan sebanding dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang
dikeluarkan.
Dari pelayanan yang diberikan saat ini, anda merasa perlu mendapatkan
pelayanan yang lebih baik lagi dari manajemen.
b) Kepuasan karyawan (employee satisfaction) disini tergantung pada perkiraan
kinerja manajemen dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan karyawan.
Indikator yang digunakan:
Karyawan mendapatkan pelayanan yang lebih dari fasilitas yang diberikan
manajemen.
Karyawan sudah puas dengan tingkat kesejahteraan dan keamanan kerja
yang diberikan manajemen.
Karyawan mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja.
Kondisi lingkungan kerja antar karyawan dan atasan sudah terjalin dengan
baik.
Karyawan sudah puas dengan pekerjaannya sekarang.
c) Loyalitas karyawan (employee loyalty) adalah kecenderungan karyawan untuk
bekerja lebih lama atau betah terhadap pekerjaannya serta meningkatkan
0

d)

e)

f)

g)

produktivitasnya untuk bekerja di Hotel The Mutiara Bali. Indikator yang


digunakan:
Karyawan akan terus bekerja pada Hotel The Mutiara Bali hingga pensiun.
Dengan pelayanan yang diperoleh saat ini, karyawan tidak berniat untuk
pindah pekerjaan lagi.
Karyawan yang telah lama bekerja akan meningkatkan produktivitas
kerjanya.
Karyawan mengalami perbaikan kinerja setelah mendapat penghargaan
dan pengakuan atas kerjanya.
External service value atau nilai kualitas eksternal merupakan hasil akhir yang
diterima oleh pelanggan. Indikator yang digunakan:
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk dan jasa Hotel The
Mutiara Bali saat ini sebanding dengan pengorbanan finansial yang
dikeluarkan.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk dan jasa Hotel The
Mutiara Bali saat ini sebanding dengan pengorbanan waktu dan tenaga
yang dikeluarkan.
Pelanggan selalu mendapatkan nilai yang superior pada setiap hubungan
transaksional yang dilakukan di Hotel The Mutiara Bali.
Pelanggan selalu mendapatkan nilai yang superior pada setiap pelayanan
yang diberikan Hotel The Mutiara Bali.
Kepuasan pelanggan (costumer satisfaction)
disini maksudnya adalah
bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai relatif
terhadap harapan pembeli. Indikator yang digunakan:
Pelanggan selalu mendapatkan pelayanan yang lebih dari Hotel The
Mutiara Bali yang sebelumnya belum terbayang oleh pelanggan.
Pelanggan puas dengan pelayanan Hotel The Mutiara Bali.
Pelanggan tidak menduga sama sekali jika mereka mendapatkan reward
dari hotel The Mutiara Bali.
Pelanggan puas setelah menggunakan salah satu produk jasa hotel, karena
tamu mendapatkan banyak kemudahan dari jasa Hotel The Mutiara Bali
yang tidak diduga sebelumnya,
Loyalitas pelanggan (customer loyalty) merupakan hasil yang didapat dari
kepuasan pelanggan. Indikator yang digunakan:
Pelanggan akan selalu menggunakan oproduk dan jasa Hotel The Mutiara
Bali yang telah digunakan saat ini.
Pelanggan akan menyampaikan informasi tentang produk dan jasa Hotel
The Mutiara Bali kepada Orang lain.
Tamu akan mengajak keluarga, saudara, atau kenalan untuk menggunakan
produk dan jasa Hotel The Mutiara Bali.
Pelanggan akan mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu
memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau
jasa yang sama.
Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) merupakan rangsangan yang
diberikan dari pelanggan yang loyal. Indikator yang digunakan:
0

Hotel akan mendapat kontribusi yang besar dalam pendapatan dari


pelanggan yang loyal.
Peningkatan pendapatan membuat kualitas layanan internal semakin baik
h) Profitabilitas (profitability) yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang
diberikan oleh pelanggan yang loyal. Indikator yang digunakan:
Hotel akan memperoleh keuntungan dari pelanggan yang loyal
menggunakan produk dan jasa Hotel The Mutiara Bali.
Peningkatan profit akan berpengaruh pada kesejahteraan karyawan.
3. Penentukan Instrumen Penelitian
Prosedur pegumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
angket (kuesioner). Menurut Husein, bahwa teknik yang menggunakan angket
(kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. (Husein Umar, 2000).
Pengukuran variabel menggunakan skala semantic differential. Skala semantic
differential yaitu salah satu teknik self-report (pengukuran sikap) dimana subjek
diminta memilih salah satu kata sifat atau pasangan frase yang disediakan yang paling
mampu menggambarkan perasaan mereka terhadap suatu objek.
Daftar pertanyaan dalam penelitian ini bersifat tertutup artinya responden
menjawab pertanyaan dengan alternatif jawaban yang ada. Indikator-indikator dari
pertanyaan dalam kuesioner ini diadopsi dari Journal of Service Research vol.2 no.1,
August 2008, pp 3-21, dengan judul Linking Perceptual and Behavioral Customer
Metrics to Multiperiod Customer Profitability: A Comprehensive Service Profit Chain
Application. Penelitian dilakukan oleh B. Lariviere.
4. Menentukan Jenis dan Sumber Data
a) Jenis data
Jenis data yang dapat dilihat dari sifatnya dapat dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : Data kuantitatif yaitu data-data yang disajikan dalam
bentuk angka-angka yang dapat dihitung secara sistematis seperti : jumlah
karyawan, jumlah hari kerja, jumlah jam kerja, umur karyawan, dan hasil
kuesioner yang telah dibobotkan.
b) Sumber data
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian
yang dikumpulkan dan diolah pertama kali oleh peneliti sesuai dengan data
mengenai kepuasan pelanggan menggunakan The Service Profit Chain, yang
diperoleh dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden, serta hasil
wawancara dengan manajer personalia dan General Manager Hotel The
Mutiara Bali.
5.

Menentukan Metode Sampel


Metode penentuan sampel yang digunakan untuk customer yang berkunjung di
Hotel The Mutiara Bali adalah accidental sampling yang artinya responden yang diambil
sebagai sampel adalah yang dijumpai di lokasi penelitian dan sedang mendapat
pelayanan.
0

Menurut Supranto (1997:99) untuk memperoleh suatu hasil yang baik, maka
banyaknya responden yang diambil untuk menjawab kuesioner sebanyak 5 sampai 10 kali
dari variabel yang dimuat dalam kuesioner. Dalam penelitian ini digunakan 12 indikator
sehingga dapat ditentukan banyaknya sampel yang diambil adalah sebanyak 12x5 yaitu
sebanyak 60 orang. Dan untuk mengantisipasi adanya ketidaklengkapan, maka
banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang
responden.
Tabel 8.1. Jumlah Sampel Customer
Di Hotel The Mutiara Bali

Sumber: HRD The Mutiara

Jumlah
Customer

Asal
Eropa
Asia
Australia
Amerika
Total

25
19
9
7
60

Persentase
42%
32%
14%
12%
100%

Hotel

Dan untuk karyawan dan manajemen Hotel The Mutiara Bali, metode penentuan
sampel yang digunakan adalah disproportional stratified random sampling. Menurut
Arikunto (1998:12) menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Jumlah seluruh karyawan Hotel The Mutiara Bali adalah 321 orang dan sampel
yang diambil adalah sebesar 25% dari jumlah karyawan masing-masing departemen
secara acak. Pada departemen yang jumlah karyawan tidak proporsional dengan
departemen lain seluruh karyawan dijadikan sebagai sampel. Untuk lebih jelasnya
penentuan jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 8.2 sebagai berikut:
Tabel. 8.2. Jumlah Sampel Karyawan di Hotel The Mutiara Bali
Jumlah
Karyawan

Sampel
25%

Front Office
Housekeeping
Reservation
F&B Service
Chasiers
Kitchen

33
61
5
49
3
35

8
16
1
12
1
9

Stewards
A&G Executive
Office
Information
Technology
A&G Finance
A&G Security

3
13
31

1
3
7

TOTAL

321

81

Departemen

Departemen
Telecommunica
tions
Transportation
Boutique
Laundry
Recreation
Spa
Personnel &
Training
Sales &
Marketing
Property
Maintenance
Beach House

Jumlah
Karyawan

Sampel
25%

5
3
4
8
2
18

1
1
1
2
1
4

23
2

6
1

Total Populasi N=321, Sampel n=81, Sumber: HRD The Mutiara Hotel
6.

Menentukan Metode Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti dibawah ini:
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertnanyaanpertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu dalam bentuk daftar pertanyaan
kepada responden sebagai sampeldan pengolahan dari kuisioner tersebut
menggunakan metode statistik deskriptif yaitu melakukan analisis indikator sederhana
dari hasil kuisioner.
Dokumentasi yaitu dengan melihat dan mencatat dokumen atau catatan-catatan yang
ada di Hotel The Mutiara Bali yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

7.

Memilih Teknik Analisis


a) Uji validitas dan reliabilitas
Kuesioner sebagai alat pengumpulan data merupakan instrumental yang harus
diuji kecermatannya/validitas dan kehandalannya/reliabilitas (Djarwanto, 1998p:17).
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kumpulan pertanyaanyang
diberikan benar-benar mengukur variabel yang dimaksud (Sekaran, 2003p:203). Atau
seringkali pula disebutkan bahwa uji validitas dilakukan untuk menguji kemampuan
suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan
pada pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Pengujiannya dilakukan dengan cara
melakukan korelasi antara skor varibel dengan skor total. Besarnya koefisien korelasi
menunjukkan korelasi yang kuat antara setiap variabel dengan total variabel
seluruhnya lebih kecil dari taraf signifikan 0,01 atau 0,05, maka variabel tersebut
valid. Teknik korelasi yang digunakan adalah product moment dari pearson
(Saifuddin Azwar, 1997:7).
Pengujian reliabilitas digunakan untuk memperoleh pengukuran yang konsisten
jika dilakukan pengulangan pengukuran. Reliabilitas suatu alat ukur menunjukkan
sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan suatu hasil yang relatif tidak
berbeda-beda jika dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.
0

b) Analisis Statistik
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007).
Korelasi adalah analisis ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan rumus:
Adapun rumus, Umar (2001:177), sebagai berikut:
r

n. XY X. Y

N( X 2 ) ( Y 2 )( ..(1)
Y) 2

Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
n = jumlah responden
Nilai r selalu terletak antara -1 dan +1 ( -1r+1 )
r = +1, berarti adanya korelasi positif sempurna antara variabel x dan variabel y.
r = 0, berarti adanya korelasi negatif sempurna antara variabel x dan variabel y.
r = 0, berarti tidak adanya korelasi antara variabel x dan variabel y.
Sugiyono, (2002:183) menyatakan bahwa penafsiran akan besarnya korelasi yang
diperoleh yaitu seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 8.3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)
No Besar Nilai r

Inter prestasi

1
2
3
4

0,000 - 0,199
0,200 - 0, 399
0,400 - 0,599
0,600 - 0,799

Koefisien korelasi sangat rendah


Koefisien korelasi rendah
Koefisien korelasi sedang
Koefisien korelasi tinggi

0,800 - 1,000

Koefisien korelasi sangat tinggi

Uji T atau T-test: Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan
kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan.
Menurut Sugiyono (2004:184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test:
T-test=

r n2
1 r2

...................................................................... (2)

Keterangan:
T-test
= Koefisien t-test
r
= Koefisien korelasi
n
= jumlah data
0

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :


a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho : b < 0
ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya.
Ha : b > 0
secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikatnya.
b) Menentukan level of significant (), yang mana dalam penelitian ini adalah
sebesar 5% sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah
sebesar 95%.
c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan:
df = n k,
dimana:
df
= degree of freedom,
n
= jumlah responden, dan
k
= jumlah variable bebas.
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung > tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel nilai
maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis
alternatife (Ha). Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat, sebaliknya, jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka
keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative
(Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sugiyono (2004)
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan yang dilakukan dalam bagian ini adalah melihat karakteritik responden,
melihat Validitas dan reliabilitas, dan melihat hubungan (nilai Coefficient korelasi) antara
variabel-variabel yang ada dalam lampiran 3.1. Nilai coefficient korelasi ini digambarkan sebagai
H1 sampai dengan H9, dimana H1 mewakili hubungan antara internal service quality dan
employee satisfaction, H2 adalah employee satisfaction dan employee loyalty, H3 adalah
employee loyalty dan external service value, H4 adalah external service value dan customer
satisfaction, H5 adalah customer satisfaction dan customer loyalty, H6 adalah customer loyalty
dan revenue growth, H7 adalah customer loyalty dan profitability, H8 adalah revenue growth dan
internal service quality, dan terakhir H9 adalah antara profitability dan internal service quality.
1) Analisis Karakteristik Responden
Secara keseluruhan responden pada penelitian ini adalah karyawan dan tamu Hotel The
Mutiara, Kuta. Karyawan The Mutiara dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan.
Sedangkan tamu The Mutiara, Kuta, Bali, dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin dan Benua asal.
a) Karakteristik berdasarkan Usia
Distribusi usia dari 81 responden karyawan dan 60 responden tamu Hotel The
Mutiara, Kuta, Bali yang terlibat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
0

Terlihat bahwa paling dominan usia responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah yang berusia 21-30 tahun (64%), sedangkan tamu yang dominan adalah berumur
antara 41 47 tahun (44%), demikian seterusnya.
Grafik 8.1. Distribusi Usia Responden
Karyawan

Tamu

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008


b) Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi jenis kelamin dari 81 responden karyawan dan 60 responden customer
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3.
Dari gambar di bawah. terlihat bahwa responden karyawan Hotel The Mutiara Bali
yang berjenis kelamin laki-laki (57%) lebih dominan bila di bandingkan dengan responden
yang berjenis kelamin perempuan (43%), sedangkan responden dari tamu Hotel The Mutiara
Bali yang berjenis kelamin laki-laki (64%) lebih dominan bila di bandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin perempuan (36%).
Grafik. 8.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Karyawan
Tamu

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008


c) Karakteristik berdasarkan Pendidikan
Distribusi pendidikan dari 81 karyawan Hotel The Mutiara, Bali yang terlibat sebagai
reponden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah
Terlihat bahwa pendidikan dominan dari karyawan Hotel The Mutiara Bali yang
terlibat sebagai reponden dalam penelitian ini adalah Diploma (56%), S1 (28%), diikuti oleh
SMA/SMK yaitu sebanyak 14%, dan terakhir oleh S2 sebanyak 2%.
Grafik. 9.3. Distribusi Pendidikan Responden
0

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008


d) Karakteristik berdasarkan Asal Tamu
Distribusi asal 60 responden yang menjadi tamu Hotel The Mutiara Bali dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah
Grafik 9.4. Distribusi Daerah Asal Responden

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008


Terlihat bahwa kebanyakan tamu The Mutiara Bali berasal dari Eropa (42%),
kemudian diikuti oleh wisatawan asal Asia (32%). Sementara sisanya adalah wisatawan
asal Australia (14%) dan Amerika (12%).
2) Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dilakukan dengan tujuan bahwa instrumen
yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya dan yang sebenarnya. Instrumen yang
reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataan, dalam arti berapa kalipun
penelitian diulang dengan dengan instrumen tersebut akan diperoleh kesimpulan yang sama.
Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan 81 orang dari karyawan
responden dan 60 orang dari customer. Pengujian reliabilitas instrumen yang telah dilakukan
secara keseluruhan nilai koefisien korelasi seperti pada tabel berikut:
Tabel. 8.3. Hasil Uji Validitas
Indikator
Variabel
X1

Koefisien
Korelasi
.549

Keterangan
Valid

Indikator
Variabel
X16

Koefisien
Korelasi
.654

Keterangan
Valid

X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15

.608
.573
.559
.543
.662
.387
.447
.523
.640
.541
.448
.573
.398
.522

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30

.550
.799
.463
.329
.438
.425
.684
.469
.697
.321
.850
.392
.357
.302

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


Hasil koefisien alpha pada uji reliabilitas ialah sebesar 0,888 berarti penelitian ini
dapat dikatakan valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis
selanjutnya.
3) Analisis Hubungan dan Uji Hipotesis
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang berorientasi pada
menjawab permasalahan yang telah dikemukanan adalah analisis statistik korelasi sederhana
dan t-test, dan dibantu dengan mengunakan program SPSS 16.0 for windows.
Untuk mempermudah proses analisis, maka data mentah (row data) yang telah diisi
oleh responden pada questionnaire dikumpulkan dan ditabulasikan. Mengingat data ini
adalah data yang bersumber dari 8 variabel bebas, dan masing-masing variabel bebas ini
sendiri terdiri dari beberapa sub variabel (indikator), maka data dari masing-masing variabel
ini kemudian di cari rata-ratanya (dapat dilihat pada lampiran 03-04). Hasil analisis yang
telah dilakukan dengan bantuan software SPSS.16 dapat dilihat pada lampiran 06-14.
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction (H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee
Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Internal
Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam
kisaran sedang 0,79) pada kepuasan karyawan, dan dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05)
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality

Employee
Satisfaction
1.000
.790
.
.000
81
81

Internal
Service
Quality
.790
1.000
.000
.
81
81

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty
terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Employee
Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran
sedang 0,783) pada Employee Loyalty, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Employee Loyalty
Employee Satisfaction
Employee Loyalty
Employee Satisfaction
Employee Loyalty
Employee Satisfaction

Employee
Loyalty
1.000
.783
.
.000
81
81

Employee
Satisfaction
.783
1.000
.000
.
81
81

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008.


(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value
terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty
yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang
0,815) pada External Service Value, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

External Service Value


Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty

External
Service Value
1.000
.815
.
.000
59
59

Employee
Loyalty
.815
1.000
.000
.
59
59

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction
terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi External Service
Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran
sedang 0,76) pada Customer Satisfaction, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang
terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
0

Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Customer Satisfaction
External Service Value
Customer Satisfaction
External Service Value
Customer Satisfaction
External Service Value

Customer
Satisfaction
1.000
.760
.
.000
59
59

External
Service Value
.760
1.000
.000
.
59
59

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty
terlihat sedang dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer
Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam
kisaran sedang 0,622) pada Customer Loyalty, dan dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction

Customer
Loyalty
1.000
.622
.
.000
59
59

Customer
Satisfaction
.622
1.000
.000
.
59
59

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat
tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada
pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,935)
pada Revenue Growth, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty

Revenue
Growth
1.000
.935
.
.000
59
59

Customer
Loyalty
.935
1.000
.000
.
59
59

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Profitability terlihat
tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada
pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,875)
pada Profitability, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty

Profitability
1.000
.875
.
.000
59
59

Customer
Loyalty
.875
1.000
.000
.
59
59

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008.


(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality
terlihat rendah dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Revenue Growth
yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah
0,475) pada Internal Service Quality, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Internal Service Quality


Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth

Internal
Service
Quality
1.000
.457
.
.000
81
81

Revenue
Growth
.457
1.000
.000
.
81
81

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008


(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality
terlihat sedang dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Profitability yang
ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang
0,634) pada Internal Service Quality, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).
Correlations

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

Internal Service Quality


Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability

Internal
Service
Quality
1.000
.634
.
.000
81
81

Profitability
.634
1.000
.000
.
81
81

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

ANALISIS FAKTOR
Studi Kasus pada Obyek Wisata:
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN
BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA EKAKARYA BEDUGUL
BALI
(1) Pra analisis: Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat
merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Cara menentukan validitas
adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir. Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001)
Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir
dengan skor total adalah 0,3 ( r = 0,3). Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya
kurang dari 0,3 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 9.1. Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20

Koefisien
Korelasi
0,403
0,541
0,501
0,441
0,561
0,528
0,622
0,620
0,608
0,529
0,437
0,506
0,618
0,564
0,623
0,579
0,559
0,581
0,655
0,561

Tingkat
Signifikan
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Hasil Pengolahan


Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas untuk semua butir
berada diatas 0,3 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5% dengan demikian
bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid.
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Tingkat reliabilitas akan
dilihat dari nilai alpha cronbach. Semakin besar nilainya maka semakin reliable. Menurut
0

Nunnally, 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai cronbach alpha >60. Hal yang sama juga dikemukakan
oleh Ronny Kountur (2003 : 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima
sebesar 0,60 , test yang reliabilitasnya dibawah 0,60 dianggap tidak reliable. Dari hasil
pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0,879 (lampiran 14), berarti berada diatas 0,6
dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable.
(2) Analisis Faktor
a). Tahap Pertama, Masalah Penelitian
Dalam tahap ini, ditentukan duapuluh variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka
Karya Bali, dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100
orang
b). Tahap Kedua, Pembentukan Matrik Korelasi.
Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi dari semua
pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan
nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian. Nilai kedekatan ini dapat
digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor.
Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat
dilaksanakan, yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity,
yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel,
dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy, yang
digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya
koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya.
Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor
adalah jika harga KMO sebesar (0,9) berarti sangat memuaskan, jika harga KMO
sebesar (0,8) berarti memuaskan, jika harga KMO sebesar (0,7) berarti harga
menengah, jika harga KMO sebesar (0,6) berarti cukup, jika harga KMO sebesar (0,5)
berarti kurang memuaskan, dan jika harga KMO kurang dari (0,5) tidak dapat
diterima.
Tabel 9.2. Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling
Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.706
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
2167.548
df
190
Sig.
.000

Sumber: Hasil Penelitian, 2010


Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat
pada tabel 9.2. Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of
Sphericity adalah (2167,547) pada signifikan (0,000), yang berarti bahwa pada
penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan
0

KMO sebesar (0,706), sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang


menengah.
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak
digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Menurut Santoso
(2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kreteria yang
digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut:
Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lainnya.
Jika MSA lebih besar dari setengah (0.5), maka variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
Jika MSA lebih kecil dari setengah (0.5) dan atau mendekati nol (0), maka
variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel
lainnya.
Tabel 9.3. Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Anti-image
Correlation

Variabel
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10

Nilai MSA
0.69
0.81
0.72
0.70
0.68
0.65
0.68
0.69
0.82
0.84

Anti-image
Correlation

Variabel
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20

Nilai MSA
0.73
0.72
0.81
0.62
0.69
0.73
0.65
0.65
0.69
0.66

Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Hasil Penelitian, 2010


Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (0,5) dengan
melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO
tersebut di atas pada table 10.3., reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua
variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 0.5.
c). Tahap Ketiga, Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan
ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMO>0,5) sehingga terbentuk satu
atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component
Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal). Hasil
analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 9.4.
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari
suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Pada Tabel 9.4
terlihat bahwa, untuk variabel (Jarak menuju lokasi), angkanya adalah (0,768996), ini
berarti sekitar 76,9% varians dari variabel (Jarak menuju lokasi), bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, dengan ketentuan
semakin besar nilai communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya
dengan faktor yang terbentuk.
0

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa


variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue. Eigenvalue
merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap
variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan. Semakin besar nilai eigenvalue
suatu faktor, semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada.
Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria
bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor
yang terbentuk.
Tabel 9.4. Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis
Variabel
Jarak Menuju Lokasi
Waktu tempuh Menuju lokasi
Kemudahan Menuju lokasi
Lingkungan Kebun Raya
Ketenangan (Tidak Bising)
Fasilitas Rekreasi
Fasilitas Bermain
Ketersediaan Cinderamata
Ketersediaan Informasi
Kapasitas Parkir
KetersediaanTempat Sampah
Harga Tiket Masuk
Harga Sewa fasilitas
Harga Cinderamata
Keindahan Alam
Kelangkaan Jenis Tanaman
Keunikan Jenis Tanaman
Keamanan di areal Kebun
Kecepatan Pelayanan Informasi
Pelayanan Tiket masuk

Kode
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20

Initial
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000

Extraction
0.768996
0.915934
0.946773
0.853972
0.808596
0.677593
0.896841
0.879808
0.793567
0.742232
0.572826
0.735828
0.819259
0.936124
0.946298
0.929144
0.835503
0.817213
0.824454
0.687878

Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Penelitian, 2010


Pada Tabel 9.4. di atas, terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang
memiliki eigenvalue lebih besar dari 1,0. Kelima faktor tersebut menjelaskan (81,9442) %
total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka
Karya Bali.
Tabel. 9.5. Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu.
Component
1
2
3
4
5

Total
6.218104
3.486107
3.054687
2.081223
1.548718

Initial Eigenvalues
% of Variance
31.09052
17.43054
15.27343
10.40612
7.74359

Cumulative %
31.09052
48.52106
63.79449
74.20061
81.9442

Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Penelitian, 2010


d). Tahap Keempat, Matrik Rotasi Faktor
0

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka
Tabel .9.6, mendiskripsikan Component Matrix, yaitu yang menunjukkan distribusi ke
20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor.
Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih
sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis ini rotasi faktor
dilakukan dengan metode rotasi varimax. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat
faktor Loading. Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi
antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau
faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor
yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap
baris di dalam tabel.9.6.
Tabel. 9.6 Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Rotated Component Matrixa

Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20

Component
3

.024
.061
.041
.083
.891
.806
.934
.922
.873
.147
-.086
-.052
.213
.076
.049
.074
.149
.082
.173
.211

.853
.924
.952
.915
.069
.007
.056
.044
.052
-.049
.033
.171
.075
.041
.055
.101
.096
.089
.227
.103

.165
.124
.149
.061
.089
.164
.119
.141
.130
.052
.091
.007
.149
.088
.129
.130
.892
.877
.848
.793

-.081
.201
.129
.000
-.005
-.008
.077
.083
.082
.827
.713
.801
.862
.215
.359
.162
.008
.143
.111
.056

.080
.050
-.004
.074
.035
.037
.036
.031
.075
.178
.219
.250
.044
.935
.892
.933
.095
.111
.108
.040

Extraction Method: Principal Component Analysis.


Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.

Menurut Hair (1998), suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila
factor loading dari faktor tersebut minimal 0,5. Pada Tabel 9.6, terlihat bahwa untuk
semua variabel berada di atas 0,5, maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen
faktor.
e). Tahap kelima, Memberi Nama Faktor
0

Pada tahap ini, akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Hasil analisis
menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti table 9.7,
Tabel 9.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk
Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor

Kode

Faktor 1
(Fasilitas)

Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q1
Q2
Q3
Q4
Q17
Q18
Q19
Q20
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15

Faktor 2
(Kemudahan
menuju Lokasi)
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Faktor 4
(Harga)

Faktor 5
(Keindahan dan
Kelangkaan
Tanaman)

Q16

Nama Variabel
Ketenangan (Tidak Bising)
Fasilitas Rekreasi
Fasilitas Bermain
Ketersediaan Cinderamata
Ketersediaan Informasi
Jarak Menuju Lokasi
Waktu tempuh Menuju lokasi
Kemudahan Menuju lokasi
Lingkungan Kebun Raya
Keunikan Jenis Tanaman
Keamanan di areal Kebun
Kecepatan Pelayanan Informasi
Pelayanan Tiket masuk
Kapasitas Parkir
KetersediaanTempat Sampah
Harga Tiket Masuk
Harga Sewa fasilitas
Harga Cinderamata
Keindahan Alam
Kelangkaan Jenis Tanaman

Factor
Loading
.891
.806
.934
.922
.873
.853
.924
.952
.915
.892
.877
.848
.793
.827
.713
.801
.862
.935
.892
.933

Explained
Variance

31%
17%
15%
10%
7.7%

Sumber: Hasil Penelitian, 2010


Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka
Karya dapat dijelaskan sebagai berikut,
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6.218104 dan
mampu menjelaskan variance total sebesar 31%. Faktor ini terdiri atas lima variabel,
variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0,891,
fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0,806, fasilitas bermain dengan factor
loading sebesar 0,934, Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar
0,922, dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0,873.
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk
mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3.486107 dan mampu
menjelaskan variance total sebesar 17 %. Faktor ini terdiri dari empat variabel,
variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor
loading 0,853, waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0,924, kemudahan
0

menuju lokasi dengan factor loading 0,952, dan lingkungan kebun raya dengan factor
loading 0,915.
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
3.054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 %. Faktor ini terdiri dari
empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan
factor loading 0,892, keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0,877,
kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0,848, dan pelayanan tiket
masuk dengan factor loading 0,793.
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
2.081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10%. Faktor ini terdiri dari
empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor
loading 0,827, Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0,713, Harga Tiket
masuk dengan factor loading 0,801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading
0,862.
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1.548718 dan
mampu menjelaskan variance total sebesar
7,7%. Faktor ini terdiri dari tiga
variabel, variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading
0,935, keindahan Alam dengan factor loading 0,892 dan Kelangkaan jenis tanaman
dengan factor loading 0,933.
f). Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi, yaitu perbedaan
korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik
factor. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diketahui besarnya persentase residual
adalah 16% atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 0,05.
Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There
are 31 (16.0%) nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84% pada
tingkat signifikan 0,05.

ANALISIS MDS
Positioning Obyek Wisata Ecotourism Bali
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif, menggunakan metode
explomatory research dan pada akhirnya untuk menjawab tujuan penelitian akan digunakan
metode conclusive research berdasarkan hasil penelitian sejenis sebelumnya dan teori-teori yang
telah ada dengan harapan dapat diformulasikan sebuah temuan baru. Walaupun penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif karena menganalisis persepsi wisatawan, namun akan
berusaha menjelaskan secara rinci setiap temuan dari hasil penelitian, kemudian dibandingkan
dengan hasil penelitian sebelumnya karena penelitian dengan topik persepsi bukanlah penelitian
jenis baru namun lebih pada replika penelitian sebelumnya.
Ciri-ciri penelitian deskriptif yang berhubungan dengan persepsi menurut Freddy Rangkuti
(2002) dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan masalah penelitian
2) Mengembangkan pendekatan untuk pemecahan masalah
3) Merumuskan design penelitian
4) Melakukan Pengumpulan Data
5) Penyiapan dan Melakukan Analisis Data
6) Penulisan Laporan Penelitian dan melakukan presentasi hasil penelitian.
Responden/sampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling, yakni
penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang berlibur
di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di
Bali.
Pada penelitian ini, besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada
derajat e=0.10 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10%. Karena rata rata angka
wisatawan mancanegara sebesar N= 1.464.995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden
dengan menggunakan Rumus n=N/(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa fasilitas, atraksi atau daya tarik, aksesibiltas,
dan pelayanan yang dipersepsikan oleh responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata
sejenis. Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut:
Tabel 10.1. Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan

KR Bali
(KREK)

KREK
BMP
BESP
BBNP
BBP
BRP

0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

Bali
Marine
Park
(BMP)
0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

Bali
Elephant
Safari
Park
(BESP)

Bali
Barat
National
Park
(BBNP)

0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

0
1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

Bali
Butterfly
Park
(BBP)

Bali
Reptile
Park
(BRP)

0
1/2/3/4/5

Bali
Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF)

Botanic
Garden
Ubud
(BGU)

BSMF
BGU

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

1/2/3/4/5
1/2/3/4/5

0
1/2/3/4/5

Catatan: 0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri, 1/2/3/4/5 pilihan skala
kemiripan obyek wisata.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Multidimensional
Scalling (MDS). Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu
prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual
dalam peta geometri. Menurut Kuncoro (2003), Mutidimensional scalling bertujuan untuk
mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi
responden terhadap suatu obyek. Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek
dalam ruang multidimensi. MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur
yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek. Tujuan MDS
adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi ke dalam
jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi. Untuk mempermudah dan mempercepat
proses analisis, akan digunakan software SPSS versi 16.
Pada penelitian ini, hasil pengisian kuisioner oleh responden yang mengetahui ke
delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian, dengan memberikan
penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip.
2. Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip.
3. Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip atau juga
bisa tidak mirip.
4. Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip.
5. Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak mirip.
10.1. Konsep Persepsi
Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001:526) menyatakan persepsi adalah bahan baku
untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah
produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing.Lebih lanjut Mowen
dalam Kasali (2001: 522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu
terekspose oleh innformasi, kemudian memproses dalam memorinya, dan selanjutnya
menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi.

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini:


Persepsi Perusahaan Menurut dirinya

Persepsi Perusahaan
terhadap para pesaingnya

Perusahaan

Persepsi Pesaing terhadap


perusahaan
Pesaing

Persepsi Pelanggan terhadap


perusahaan
Persepsi Perusahaan
terhadap para pelanggan

Persepsi Pelanggan terhadap pesaing

Pelanggan

Persepsi pesaing terhadap Pelanggan


Persepsi Pesaing terhadap
dirinya sendiri

Persepsi Pelanggan terhadap


dirinya sendiri

Gambar 10.1. Jaring-Jaring Persepsi, Sumber: Mowen


dalam Kasali (2001)

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun
Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi
terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang
posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali.
10.2. Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002: 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni:
(1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk,
perusahaan, bahkan destinasi pariwisata sekalipun. (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat
menarik minat konsumen, (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing.
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002:112), dalam melakukan positioning,
ada tujuh tahapan yang harus dilakukan, yakni:
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya
dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan, sehingga
produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda.
2) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing utama maupun pesaing sekunder, pesaingpesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama, sedangkan pesaing

3)
4)

5)
6)

7)

sekunder adalah pesaing tidak langsung, yakni kekuatan dayatarik produk yang tidak
berasal dari produk inti produk.
Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat
memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya.
Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing, sehingga perlu
membuat perceptual map, pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas
atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk
mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya.
Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan, pada konteks ini
akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing, dan mana yang
masih belum digarap secara maksimal.
Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus merancang
program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek
atau branding, atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi
yang diinginkan dalam benak konsumen. Inti dari strategi positioning adalah kampanye
atau propaganda atau promosi.
Memantau posisi: posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena
preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan
penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi
konsumen itu sendiri.

10.3. Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali


Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional
scaling, diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism. Dan
koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau
ecotourism seperti pada gambar berikut ini:
Configuration derived in 2 dimensions
Stimulus Coordinates
Dimension
Stimulus Stimulus
Number
1
KREK_1
2
BMP_2
3
BESP_3
4
BBNP_4
5
BBP_5
6
BRP_6
7
BSMP_7
8
BGU_8

1
2
Name
-1.2630 -.4248
1.6201 -.3280
1.1067 -.2716
-.6382 -1.4174
-.2081 1.5152
.7396
1.5151
-.1144 -.9517
-1.2427 .3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain:


0

(1)Bali Marine Park, (2) Bali Elephant Safari Park, (3) Bali Barat National Park, (4)
Bali Butterfly Park, (5) Bali Reptile Park, (6) Bali Sangeh Monkey Forest, (7) Botanic
Garden Ubud, dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut: fasilitas, atraksi atau
daya tarik, aksesibiltas, dan pelayanan

KR Bali
(KREK_1)

Bali
Marine
Park
(BMP_2)

Bali
Elephant
Safari
Park
(BESP_3)

Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)

Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)

Bali
Reptile
Park
(BRP_6)

Bali
Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)

Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)

Gambar 10.2. Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali.
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek wisata yang sejenis
menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil
dari persepsi responden yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang
lainnya. Demikian juga sebaliknya, bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki
perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS.
1). Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam
satu matrik dengan Kebun Raya Bali, obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat
dengan dengan Kebun Raya Bali.

2). Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata (BGU_8)
Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan
Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan dalam satu kelompoknya.
3). Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2)
dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi
kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya.
4). Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali, mengindikasikan
bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)
Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki kemiripan. Dalam pengamatan
peneliti, ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya
berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-tourists group
seperti kelompok atau group karyawan, siswa sekolah, keluarga, dan sebagainya.
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para responden sudah
mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak. Selarras maksudnya
adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan
antara obyek wisata. Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam
memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata.

Gambar 10.3. Kesamaan Sikap Responden


Pada gambar di atas, terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok
koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas, hal ini membuktikan adanya
kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian.
0

Hasil analisis Multidimensional scaling, menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun


Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat
National Park. Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu
kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali, obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki
koordinat sangat dekat dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa
menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali. Kelompok obyek wisata yang dianggap
memiliki kemiripan diantara mereka adalah: Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud.
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine
Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan
terhadap obyek wisata sejenis lainnya.
Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap obyek-obyek wisata
sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata
ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang
dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda, sehingga penilitian ini sebaiknya
dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk
dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud.

ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR


Output Hasil Penelitian Segmentasi Pasar
13.4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demograf

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, jumlah keluarga dan pendidikan responden
yang menginap pada sebuah hotel. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam
komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi
akan diuraikan tabel seperti tabel 13.1. berikut:
Tabel 13.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No

5
6

Usia
15-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
Total
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status Perkawinan
Menikah
Tidak menikah
Total
Pekerjaan
Pelajar
Pegawai/Karyawan
Wiraswata
Dll
Total
Pendapatan
<US$1.000
US$1.000-US$2.500
>US$2.500
Total
Jumlah Keluarga
1-2 orang
3-4 orang

Orang

Jumlah
Prosentase
2
2.0
11
11.0
58
58.0
24
24.0
5
5.0
100
100.0
65
35
100

65.0
35.0
100.0

63
37
100

63.0
37.0
100.0

3
63
18
16
100

3.0
63.0
18.0
16.0
100.0

36
53
11
100

36.0
53.0
11.0
100.0

70
25

70.0
25.0

>5 orang
Total
Pendidikan
SD
SLTP
SMA
Perguruan Tinggi
Total

5
100

5.0
100.0

1
2
17
80
100

1.0
2.0
17.0
80.0
100.0

Sumber: Hasil Penelitian Pada sebuah Hotel


13.4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Geograf
Tabel 13.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Jumlah
Negara Asal
Orang
Prosentase
a. Indonesia
38
38.0
b. Belanda
36
36.0
c. Australia
6
6.0
d. Amerika Serikat
4
4.0
e. China
1
1.0
f. Jerman
8
8.0
g. Perancis
2
2.0
h. Dll
5
5.0
Total
100
100.0
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 13.2 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan geografi,
menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu
38,0%, berikutnya berasal dari Belanda 36,0%, 8% berasal dari Jerman, Australia 6,0%, 4,0%
dari Amerika Serikat, Prancis 2,0%, China 1,0% dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak
5,0%.
13.4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Psikograf

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel
13.3 berikut:

Tabel 13.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi


Jumlah
Prosentase
a.
Rapat
5
5.0
b.
Bisnis
5
5.0
c.
Paket Wisata
28
28.0
d.
Liburan
57
57.0
e.
Pendidikan
4
4.0
f.
Dll
1
1.0
Total
100
100.0
Sumber: Hasil Penelitian
Motivasi perjalanan

Orang

Berdasarkan tabel 13.3. diketahui bahwa karakteristik responden berdsarkan


psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 57,0% adalah
untuk Liburan, 28,0% adalaha Paket Wisata, 5,0% untuk Rapat, 5,0% mempunyai tujuan
Bisnis, 5,0% untuk Pendidikan dan 1,0% sisanya adalah tujuan diluar yang sudah
disebutkan.
13.4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen dapat dilihat pada
tabel 13.4 berikut:
Tabel 13.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Jumlah
Manfaat yang dicari
Orang
Prosentase
a.
Lokasi Strategis
49
49.0
b.
Pelayanan Cepat
6
6.0
c.
Fasilitas Lengkap
34
34.0
d.
Kebersihan Hotel
6
6.0
e.
Harga Terjangkau
5
5.0
Total
100
100.0
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 14.4 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku
konsumen dilihat dari manfaat yang dicari, sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang
strategis yaitu sebesar 49,0%, berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 34,0%, pelayanan yang
cepat sebanyak 6,0%, 6,0% adalah kebersihan hotel, dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 5,0%.
13.5.

Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden, dalam hal ini wisatawan
pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut:
13.5.1. Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk . Berdasarkan usia
responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel
13.5. berikut ini :
Tabel 13.5. Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
di Bali
Manfaat Yang Dicari

Usia 15-20 Count


% within
Usia
21-30 Count
% within
Usia
31-40 Count
% within
Usia
41-50 Count
% within
Usia
>50

Count
% within
Usia

Total Count
% within
Usia

Lokasi yang
strategis

Pelayanan
yang cepat

Fasilitas
yang
lengkap

50.0%

.0%

50.0%

.0%

.0%

100.0%

11

45.5%

18.2%

36.4%

.0%

.0%

100.0%

29

22

58

50.0%

1.7%

37.9%

6.9%

3.4%

100.0%

11

24

45.8%

8.3%

29.2%

4.2%

12.5%

100.0%

60.0%

20.0%

.0%

20.0%

.0%

100.0%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0%

Kebersihan Harga yang


hotel
terjangkau

Total

Sumber: Hasil Peneltian


Berdasarkan tabel 14.5 terlihat bahwa yang terbanyak dicari berdasarkan usia adalah
lokasi yang strategis sebanyak 49,0%, yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu
34,0%, selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 6,0%, 6,0% memilih pelayanan yang cepat
dan harga yang terjangkau sebanyak 5,0%.
Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden, yang
berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama, hal ini ditunjukan oleh besarnya
prosentase sebesar 50,0%, 50,0%, sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21
sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas
hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 45,5% dan 36,4%.
Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar
yaitu lokasi hotel yang strategis 50,0%, dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 37,9%.
0

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat
mereka dengan urutan sebagai berikut, lokasi hotel yang strategis 45,8%, fasilitas hotel
yang lengkap yaitu 29,2%, dan harga yang terjangkau 12,5%. Sedangkan untuk responden
dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis
yaitu sebanyak 60%
13.5.2. Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat
yang dicari pada sebuah hotel. Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 14.6. berikut:
Tabel 14.6 Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah
hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang Pelayanan
strategis
yang cepat
Pria
Jenis
Kelamin

Count
% within
JenisKelamin

Total

Total

24

65

53.8%

3.1%

36.9%

1.5%

4.6%

100.0%

14

10

35

40.0%

11.4%

28.6%

14.3%

5.7%

100.0%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0%

Count
% within
JenisKelamin

Kebersihan Harga yang


hotel
terjangkau

35

Wanita Count
% within
JenisKelamin

Fasilitas
yang
lengkap

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 14.6 proporsi terbanyak responden manfaat yang dicari dari
sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa, pria 53,8%
memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap
36,9%. Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu
harga lokasi hotel yang strategis 40,0% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 28,6%.
13.5.3. Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat
yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel 13.7 berikut:

Tabel 13.7. Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden
pada sebuah hotel.
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
Harga
yang Pelayanan yang Kebersih
yang
strategis yang cepat lengkap an hotel terjangkau Total
Status
Menikah Count
Perkawinan
% within Status
Perkawinan
Tidak
Count
Menikah % within Status
Perkawinan
Total

Count
% within Status
Perkawinan

30

21

63

47.6%

6.3%

33.3%

6.3%

6.3%

100.0
%

19

13

37

51.4%

5.4%

35.1%

5.4%

2.7%

100.0
%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0
%

Sumber : Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.7. proporsi terbanyak responden berdasarkan status
perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa
wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 47,6% memilih
lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 33,3%.
Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari
pada sebuah hotel menunjukan bahwa, pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang
strategis 51,4% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 34,0%.
13.5.4. Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya, melakukan jenis
perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat,
yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya. Distribusi
responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.8
berikut:

Tabel 13.8 Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel.
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
yang Pelayanan
yang
strategis yang cepat lengkap
Pekerjaan Pelajar

Count
% within
Pekerjaan

Pegawai

Count
% within
Pekerjaan

Wiraswata Count
% within
Pekerjaan
Dll

Count
% within
Pekerjaan

Total

Count
% within
Pekerjaan

Harga
Kebersiha
yang
n hotel terjangkau Total

33.3%

.0%

66.7%

.0%

31

25

49.2%

3.2%

39.7%

4.8%

38.9%

16.7%

22.2%

5.6%

10

62.5%

6.2%

18.8%

12.5%

49

34

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

.0% 100.0%
2

63

3.2% 100.0%
3

18

16.7% 100.0%
0

16

.0% 100.0%
5

100

5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.8 di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa
untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel
yang lengkap yaitu 66,7% dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 33,3%.
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerja/karyawan manfaat
terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 49,2% dan pilihan berikutnya pada
fasilitas hotel yang lengkap yaitu 39,7%.
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisnis/wiraswasta pilihan
utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 38,9%,
dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 22,2%.
Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 62,5%, dan fasilitas hotel yang lengkap
18,8%.
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel
49,0% memilih lokasi yang strategis, 34,0% karena fasilitas hotel yang lengkap, 6,0%
karena kebersihan hotel, 6,0% karena pelayanan yang cepat dan 5,0% karena harga yang
terjangkau.

13.5.5. Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan
dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat
pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan
yang diinginkan. Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat
dilihat pada tabel 13.9 berikut:
Tabel 13.9 Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah
hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pendapatan <US$1.000

Count
% within
Pendapatan

US$1.000US$2.500
>US$2.500

Count
% within
Pendapatan
Count
% within
Pendapatan

Total

Count
% within
Pendapatan

Pelayanan
Fasilitas
Kebersihan
yang cepat yang lengkap
hotel

Harga yang
terjangkau

Total

19

13

36

52.8%

8.3%

36.1%

2.8%

.0%

100.0%

26

17

53

49.1%

5.7%

32.1%

9.4%

3.8%

100.0%

11

36.4%

.0%

36.4%

.0%

27.3%

100.0%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0%

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.9 di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa, wisatawan yang berpendapatan kurang
dari US$1.000/bulan, pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel
yang strategis 52,8% dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 36,1%.
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1.000 sampai dengan US$2.500
pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 49,1% dan
lokasi hotel yang terjangkau 32,1%.
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2.500 pilihan manfaat
yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 36,4%.
13.5.6. Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden
yang ikut menginap pada sebuah hotel. Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan
manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan. Hubungan
antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.10 berikut:
0

Tabel 13.10 Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari Responden
pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang
strategis
Jumlah
Keluarga

1-2

Count
% within Jumlah
Keluarga

3-4

Count
% within Jumlah
Keluarga

>5

Count
% within Jumlah
Keluarga

Total

Count
% within Jumlah
Keluarga

Fasilitas
Pelayanan
yang
Kebersihan Harga yang
yang cepat lengkap
hotel
terjangkau

Total

36

23

70

51.4%

8.6%

32.9%

4.3%

2.9%

100.0%

10

10

25

40.0%

.0%

40.0%

8.0%

12.0%

100.0%

60.0%

.0%

20.0%

20.0%

.0%

100.0%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0%

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.10 di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa, wisatawan yang jumlah keluarganya 1
sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel, pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 51,4% dan fasilitas hotel
yang lengkap sebesar 32,9%.
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan
manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis
dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 40,0%.
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan
manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 60,0%
dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang
sama besar yaitu 20,0%.
13.5.7. Pendidikan
Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh
responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut
berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan.
Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel
13.11. berikut:

Tabel 13.11. Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Harga
Lokasi Pelayana Fasilitas
yang
yang
n yang
yang
Kebersih terjangka
strategis
cepat
lengkap an hotel
u
Total
Pendidikan

SD

Count
% within
Pendidikan

SLTP

Count
% within
Pendidikan

SMA

Count
% within
Pendidikan

Perguruan
Tinggi

Count

Total

Count

% within
Pendidikan
% within
Pendidikan

100.0%

.0%

.0%

.0%

.0%

100.0
%

50.0%

.0%

50.0%

.0%

.0%

100.0
%

17

35.3%

5.9%

29.4%

17.6%

11.8%

100.0
%

41

28

80

51.2%

6.2%

35.0%

3.8%

3.8%

100.0
%

49

34

100

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

5.0%

100.0
%

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.11 di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang
pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai
Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu
sebesar 100,0%.
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi
hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama
besar yaitu 50,0%.
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel
yang strategis yaitu 35,3% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 29,4%.
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan
Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 51,2%, dan fasilitas
hotel yang lengkap sebesar 35,0%.
13.6.

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap
manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13.12. Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
Fasilitas
yang Pelayanan
yang
strategis yang cepat lengkap
Negara Indonesia Count
Asal
% within
NegaraAsal
Belanda

Count
% within
NegaraAsal

Australia Count
% within
NegaraAsal
Amerika Count
Serikat % within
NegaraAsal
China

Count
% within
NegaraAsal

Jerman

Count
% within
NegaraAsal

Perancis Count
% within
NegaraAsal
Dll

Count
% within
NegaraAsal

Total

Count
% within
NegaraAsal

Kebersihan Harga yang


hotel
terjangkau

21

12

55.3%

7.9%

31.6%

5.3%

19

13

52.8%

2.8%

36.1%

2.8%

50.0%

16.7%

33.3%

.0%

25.0%

.0%

50.0%

.0%

.0%

.0%

.0%

100.0%

50.0%

.0%

25.0%

12.5%

.0%

.0%

50.0%

50.0%

20.0%

20.0%

40.0%

.0%

49

34

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

Total
38

.0% 100.0%
2

36

5.6% 100.0%
0

.0% 100.0%
1

25.0% 100.0%
0

.0% 100.0%
1

12.5% 100.0%
0

.0% 100.0%
1

20.0% 100.0%
5

100

5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel 13.12 secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan
pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel
adalah sebagai berikut 49,0% memilih lokasi yang strategis, 34,0% karena fasilitas hotel
yang lengkap, 6,0% karena kebersihan hotel, 6,0% karena pelayanan yang cepat dan
5,0% harga yang terjangkau.
0

13.7.

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen


Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama, ada yang memiliki
motivasi/tujuan berlibur, rapat, bisnis, dan lain sebagainya. Hubungan antara motivasi
perjalanan wisatawan terhadapa manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam
menjatuhkan pilihan untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort bisa dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 13.13 Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada Dhyana Pura Beach Resort
Seminyak Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang Pelayanan
strategis
yang cepat
Tujuan
Perjalanan

Rapat

Count
% within Tujuan
Perjalanan

Bisnis

Count
% within Tujuan
Perjalanan

Paket
Wisata
Liburan

Count
% within Tujuan
Perjalanan
Count
% within Tujuan
Perjalanan

Pendidikan Count
% within Tujuan
Perjalanan
Dll

Count
% within Tujuan
Perjalanan

Total

Count
% within Tujuan
Perjalanan

Fasilitas
yang
lengkap

Kebersihan Harga yang


hotel
terjangkau

60.0%

20.0%

20.0%

.0%

20.0%

20.0%

20.0%

.0%

17

60.7%

.0%

32.1%

7.1%

25

21

43.9%

7.0%

36.8%

7.0%

50.0%

.0%

50.0%

.0%

100.0%

.0%

.0%

.0%

49

34

49.0%

6.0%

34.0%

6.0%

Total
5

.0% 100.0%
2

40.0% 100.0%
0

28

.0% 100.0%
3

57

5.3% 100.0%
0

.0% 100.0%
0

.0% 100.0%
5

100

5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian


Dari tabel 13.13 diatas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat
60,0% memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 20,0% memilih
fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat.
Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu
40,0% dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 20,0% memilih fasilitas hotel yang
lengkap, pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis. Sedangkan responden
yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis
dengan prosentase 60,7% dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase
32,1%.
0

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk
menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 43,9%
dan fasilitas hotel yang lengkap 36,8%.
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk
menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase
50,0%. Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah
disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap
dengan alasan 100,0% lokasi hotel yang strategis.
13.8.

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari


Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu, mengenai hubungan antara variable
demografi, geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah
hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan seperti pada
tabel 13.14 berikut:
Tabel 13.14 Hubungan antara variabel Demografi, Geografi dan Psikografi terhadap
variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Variabel Uji
Manfaat yang dicari dengan
usia
Manfaat yang dicari
dengan jenis kelamin
Manfaat yang dicari dengan
status perkawinan
Manfaat yang dicari
dengan perkerjaan
Manfaat yang dicari
dengan pendapatan
Manfaat yang dicari dengan
jumlah keluarga
Manfaat yang dicari dengan
pendidikan
Manfaat yang dicari dengan
Negara Asal
Manfaat yang dicari dengan
motivasi

X2
Hitung

X2
Tabel

df

Asymp. Sig
(2-sided)

Hubungan

15.474

26.30

16

0,05

0.490

Tidak Signifikan

10.218

9.49

0,05

0.037

Signifikan

0.778

9.49

0,05

0.941

Tidak Signifikan

16.667

21.03

12

0,05

0.163

Tidak Signifikan

16.781

15.51

0,05

0.032

Signifikan

9.258

15.51

0,05

0.321

Tidak Signifikan

8.728

21.03

12

0,05

0.726

Tidak Signifikan

40.903

41.34

28

0,05

0.055

Tidak Signifikan

24.548

36.42

20

0,05

0.219

Tidak
Signifikan

Sumber: Hasil Penelitian, X2 hitung > X2 tabel = signifikan


Berdasarkan tabel 13.14. di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh variabel
demografi, satu variabel geografi, dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang
dicari.
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel
serta tingkat signifikan yang dicapai, terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan
diuji, hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu :

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah
hotel berpengaruh signifikan, dimana chi-square hitung lebih besar dari chi0

square tabel (10.218>9.49) dengan tingkat signifikan 0.037<0.05 yang


membuktikan bahwa, manfaat yang dicari seseorang untuk menginap pada
sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka.

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
adalah signifikan, di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel
(16.781>15.51), dengan tingkat signifikan 0.032<0.05.

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI


Contoh Kasus Penggunaan Analisis Regresi dan Korelasi
Pada Sebuah Hotel untuk menganalisis efektivitas
Advertising dan Biaya Personal Selling terhadap Total
Pendapatan pada Sebuah Hotel.
Judul Penelitian
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel
Mutiara, Kuta Bali
A. Rumusan Masalah
1) Adakah pengaruh secara parsial antara biaya advertising terhadap total pendapatan di
Hotel Mutiara, Kuta-Bali?
2) Adakah pengaruh secara parsial antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan di Hotel Mutiara, Kuta-Bali?
3) Adakah pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan personal selling
terhadap total pendapatan di Hotel Mutiara, Kuta-Bali?
B. Definisi Operasional
1) Biaya advertising, adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihak Hotel Mutiara
Hotel, Kuta - Bali dalam usaha untuk memberikan informasi dan memperkenalkan
produk atau jasa yang dimilikinya kepada konsumen melalui media seperti brosur, surat
kabar (Bali Travel News), dan internet, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.
2) Biaya personal selling, adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihak Hotel
Mutiara, Kuta - Bali dalam usaha mempromosikan produk atau jasa yang dimilikinya
dengan menawarkan secara langsung kepada konsumen, seperti dengan melakukan sales
call dan sales trip, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.
3) Total pendapatan, adalah hasil penjualan dari secara keseluruhan dari penjualan kamar,
makanan dan minuman, dan produk hotel lainnya yang diperoleh pihak Hotel Mutiara,
Kuta - Bali, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.
C. Teknik Analisis
C.1. Analisis Korelasi Parsial
Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan secara parsial antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), di mana salah satu variabel bebasnya
dianggap konstan. Menurut Hasan (2005: 268), rumus korelasi parsial adalah sebagai
berikut: Koefisien korelasi parsial antara biaya advertising (X 1) dengan total pendapatan
(Y) apabila biaya personal selling (X2) konstan:
rY1,2 =

rY1 - rY2 .r12


(1 - r 2 Y2 ) (1 - r 2 12 )

(1)

Koefisien korelasi parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y)
apabila biaya advertising (X1) konstan:
rY2 - rY1 .r12
rY2,1 =

(1 - r 2 Y1 ) (1 - r 2 12 )

.. (2)

Dimana:
rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).
rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).
r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).
C.2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara biaya advertising (X1)
dan biaya personal selling (X2) secara simultan terhadap total pendapatan (Y), dengan
rumus menurut Hasan (2005 : 263) yaitu:

RY12 =

r 2Y1 r 2Y2 - 2rY1rY2r12

..

(3)

1 - r 212
Dimana:
RY12= koefisien korelasi linier berganda.
rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).
rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).
r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).
C.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.
Menurut Hasan (2005: 269), persamaan regresi linier berganda adalah sebagai
berikut:
Y

= a + b 1X1 + b2 X2 ............................................................. (5)

Dimana:
Y
= total pendapatan.
a
= nilai konstanta.
b 1 = koefisien regresi variabel biaya advertising.
b 2 = koefisien regresi variabel biaya personal selling.
X1 = biaya advertising.
X2 = biaya personal selling.
Nilai a, b1 dan b2 dapat ditentukan dengan rumus :

( Y - b 1 X 1 - b 2 X 2 )
...........................................(6)
n

b1

( X 2 2 )( X 1 Y) - ( X 1 X 2 )( X 2 Y)
=
................................
( X 1 2 )( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2

(7)

b2

( X 1 2 )( X 2 Y) - ( X 1 X 2 )( X 1 Y)
=
................................
( X 1 2 )( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2

(8)

C.4. Analisis t-test


Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, yakni
apakah variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat. Rumus t-test menurut Algifari (2000 : 106) yaitu :
t

bi
....(9)
S (bi )

Dimana:
t
= t-test.
bi = koefisien regresi.
S(bi) = standar error koefisien regresi.
Adapun langkah-langkah dalam analisis t-test adalah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
Ho: i 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Ha: 2 > 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
b. Menentukan taraf signifikan sebesar 95% dengan (alpha) = 5% dan df
(degrees of freedom / derajat kebebasan) = n k.
c. Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima bila
-/2 t /2
Ho ditolak bila
-/2 > t > /2
d. Keputusan.
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel . Jika nilai t hitung lebih kecil atau
sama dengan nilai t tabel , maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan
menolak hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh secara
parsial antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel , maka
keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif
(Ha), yang berarti bahwa ada pengaruh secara parsial antara biaya advertising
dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.

Gambar 13.1 Kurva Distribusi Uji T

Daerah
Penolakan Ho
Daerah Penerimaan
Ho

0
t (df ; 0,05)
Sumber: Algifari (2000: 107)
C.5. Analisis F-test
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh biaya advertising dan biaya personal
selling secara simultan terhadap total pendapatan.
Rumus F-test menurut Algifari (2000: 114) yaitu:
Fh

R2 / k 1
( 1 R2) / (n k)

(10)

dimana :
Fh = F hitung
R
= koefisien korelasi linier berganda
n
= banyaknya data
k
= banyaknya variabel
Keputusan:
Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih kecil atau sama
dengan nilai F tabel, maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak
hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa tidak
ada pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan biaya personal selling
terhadap total pendapatan. Sebaliknya, jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka
keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), yang
berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh secara simultan
antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.

Gambar 13.2 Kurva Distribusi Uji F

Daerah
Penolakan Ho

Sumber : Algifari (2000 : 115)


Daerah
Penerimaan Ho

0
F (df ; 0,05)

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam pembahasan akan digunakan data data dari perusahaan. Data data tersebut adalah total
pendapatan, biaya advertising dan biaya personal selling yang dikeluarkan oleh Hotel Mutiara
Kuta Bali, berikut ini ditampilkan tabel di bawah ini, total pendapatan, biaya advertising dan
biaya personal selling pada Hotel Mutiara Kuta Bali.
Biaya Advertising (X1), Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan
Jan05
Feb05
Mar05
Apr05
Mei05
Jun05
Jul05
Agu05
Sep05
Okt05
Nov05
Des05
Jan06
Feb06
Mar06
Apr06
Mei06
Jun06
Jul06
Agu06
Sep06
Okt06
Nov06
Des06
Jan07
Feb07
Mar07
Apr07
Mei07
Jun07
Jul07
Agu07

X1 (Rp)
1,100,000
1,215,000
1,280,000
1,700,000
1,795,000
1,800,000
1,960,000
1,967,000
2,050,000
7,950,000
7,564,000
6,785,000
4,650,000
4,710,000
4,777,000
3,125,000
3,200,000
3,250,000
1,285,000
1,300,000
1,352,000
1,830,000
1,845,000
1,850,000
2,170,000
2,185,000
2,430,000
3,550,000
3,570,000
3,665,000
4,860,000
5,200,000

X2 (Rp)
1,555,000
1,578,000
1,943,000
3,856,000
4,157,000
4,750,000
5,353,000
5,600,000
5,695,000
9,560,000
9,542,000
9,500,000
8,250,000
8,300,000
8,450,000
6,400,000
6,450,000
6,500,000
2,254,000
2,350,000
2,400,000
4,845,000
4,870,000
4,899,000
5,700,000
5,750,000
5,770,000
6,700,000
7,230,000
7,250,000
8,465,000
8,560,000

Y (Rp)
529,600,000
701,455,118
727,650,753
924,567,966
942,012,397
957,789,113
1,121,749,036
1,135,892,433
1,158,00,000
1,677,234,986
1,555,169,000
1,554,169,500
1,432,555,789
1,436,199,045
1,444,768,309
1,251,315,000
1,256,857,077
1,263,349,700
777,987,098
798,960,396
798,999,015
983,987,567
994,500,000
999,440,000
1,200,889,765
1,214,073,785
1,222,234,777
1,267,435,000
1,268,689,160
1,278,266,099
1,445,748,500
1,454,999,810

Sep07
Okt07
Nov07
Des07
Jan08
Feb08
Mar08
Apr08
Mei08
Jun08
Jul08
Agu08
Sep08
Okt08
Nov08
Des08
Jan09
Feb09
Mar09
Apr09
Mei09
Jun09
Jul09
Agu09
Sep09
Okt09
Nov09
Des09

5,445,000
1,370,000
1,450,000
1,475,000
1,860,000
1,875,000
1,879,000
2,500,000
2,580,000
2,595,000
3,694,000
3,800,000
3,815,000
1,477,000
1,500,000
1,655,000
1,888,000
1,948,000
1,950,000
2,685,000
2,850,000
2,950,000
3,850,000
4,312,000
4,600,000
5,980,000
6,000,000
6,530,000

9,100,000
2,670,000
2,700,000
3,777,000
4,995,000
5,005,000
5,110,000
5,875,000
5,875,500
5,880,000
7,430,000
7,555,000
8,230,000
3,785,000
3,785,500
3,800,000
5,200,000
5,235,000
5,321,000
5,900,000
6,010,000
6,155,000
8,240,000
8,245,000
8,246,000
9,245,000
9,444,000
9,489,000

1,456,888,071
850,850,000
862,875,000
879,555,129
999,989,543
1,050,222,897
1,070,366,595
1,225,120,000
1,234,432,987
1,234,897,910
1,288,328,340
1,324,378,542
1,326,970,123
884,899,844
894,064,287
916,300,083
1,083,708,670
1,100,998,878
1,103,290,695
1,240,600,075
1,247,999,550
1,247,999,660
1,342,789,985
1,373,455,512
1,413,456,987
1,470,799,785
1,533,688,006
1,533,688,146

D.1. Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap
Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan
guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I adalah analisis statistik
dengan menggunakan program komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal
Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara, Kuta Bali
V.Terikat
Pendapatan
(Y)

V.Bebas
Biaya Advertising
(X1)
Biaya Personal
Selling
(X2)

r. parsial
0,066

B
4,748

Beta
0,032

t-hitung
0,498

Sig
0,620

0,888

106,661

0,950

14,572

0,000

R : 0,980
D : 0,960
T-Tabel : 2,0025
Konstanta : 517.468.298,259
Persamaan Regresi : Y = 517.468.298,259 + 4,748X1 + 106,661X2
F hitung : 691,773
F tabel : 3,1588

Sumber: Hasil Olahan SPSS


D.2. Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada
Hotel Mutiara, Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya
advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali. Besarnya
koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0,066.
Karena koefisien korelasi (r) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah,
selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan
(2005:228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 0,00 1,199 berarti bahwa
secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah
dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali.
a. Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya
advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali. Adapun langkahlangkahnya adalah:
1) Formulasi Hipotesis
Ho: = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya
advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali .
Ha: 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising
terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95%, = 5%, DF = n k
DF = 60 3 = 57 jadi T.Tabel = 2, 0025

Kriteria Pengujian
Ho diterima bila
-/2 t /2
Ho ditolak bila
-/2 > t > /2
Nilai t.hitung
= 0,498

Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan, maka disajikan gambar 4.2 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
0

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Daerah
Penerimaan Ho

0,498
(T hitung)

Daerah
Penolakan Ho

2,0025
(T tabel)

Berdasarkan analisis t test dan gambar 13.2 terlihat bahwa nilai t hitung didapat sebesar
0,498 sedangkan T tabel sebesar 2,0025 dengan demikian t hitung berada didaerah
penerimaan Ho jadi Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa dalam keadaan
biaya personal selling (X2) konstan, secara statistik pada () = 5%, biaya advertising (X1)
tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta
Bali.
b. Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total
Pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya
personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali. Besarnya
koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0,888.
Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah,
selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan
(2005:228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 0,80 1,000 berarti bahwa secara
parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali.
c. Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali. Adapun
langkah-langkahnya adalah :
d.

Formulasi Hipotesis

Ho: = 0

Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan


antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara, Kuta - Bali.

Ha: 0

Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara


0

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel


Mutiara, Kuta - Bali .
e.

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, = 5%, Uji sisi kanan DF = n k


DF = 60 3 = 57 jadi T.Tabel = 2, 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila
Ho ditolak bila
Nilai t = 14,572

-/2 t /2
-/2 > t > /2

Kesimpulan:
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diujikan, maka disajikan gambar 4.3 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Daerah
Penerimaan Ho

Daerah
Penolakan Ho

2,0025
(T tabel)

Berdasarkan analisis t test dan gambar 13.4 terlihat bahwa nilai


T hitung didapat sebesar
14,572 sedangkan T tabel sebesar 2,0025 dengan demikian T hitung berada didaerah penolakan
H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara, Kuta - Bali.
f. Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising
dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali
digunakan kerelasi berganda. berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12
diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0,980 berarti ada hubungan yang positif dan
sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

g. Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap
total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan
rumus
D = R2 x 100%
Besarnya koefisien determinasi = 0,960 atau 96%, ini menunjukan biaya advertising dan
biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali yaitu sebesar 96% dan 4% disebabkan oleh
faktor lain.
h. Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan
antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara, Kuta Bali digunakan F-Test, adapun langkah-langkahnya adalah :
1) Formulasi Hipotesis
Ho: 1= 2 = 0

Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan


antara biaya advertising dan biaya personal selling
terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali .
Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal
selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara,
Kuta - Bali.

Ha: 1 2 0

2) Menentukan tingkat Kepercayaan


Tingkat kepercayaan 95%, = 5%, DF pembilang = k 1, (3 1 = 2), DF penyebut = n
k (60 3 = 57) Jadi F Tabel = 3, 1588
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima bila
Ho ditolak bila

F hitung F tabel
F hitung > F tabel

4) Menghitung Nilai F
R2 / k - 1
Fh =
(1 R2) / (n k)
0

Dimana :
R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F hitung
n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat
Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691,773 5.
5) Penarikan kesimpulan uji .
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F.
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji .F

`
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho

3, 1588
(F tabel)

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung didapat sebesar
691,773 sedangkan F tabel sebesar 3,1588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F
tabel berarti Ho ditolak, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang betul ada
pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.
i. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap
total pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda
dengan model sebagai berikut :
Y

= a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 13.2 maka dapat
ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut:
0

Y=

517.468.298, 259 + 4,748X1 + 106,661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


.b1
Koefisien regresi X1 = 4,748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata
sebesar 4,748 bila biaya advertising berubah sebesar satu satuan dengan asumsi
biaya personal selling tidak berubah.
.b2
Koefisien regresi X2 = 106,661 berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar
106,661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi
biaya advertising tidak berubah.
Dan dari hasil SPSS.12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi
tersebut 0,620 untuk biaya advertising dan 0,000 untuk biaya personal selling (tabel 4.2).
Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas
5% (0,05) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali adalah tidak signifikan, namun untuk biaya
personal selling (X2) lebih kecil dari 5% (0,05) berarti pengaruhnya adalah signifikan.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya
advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali periode
tahun 2005 2009, diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya advertising (X1)
terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta Bali sebesar 0,066. Melalui
persamaan Y=517.468.298,259+4,748X1+4,748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan
biaya advertising sebesar Rp.1,- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp.4,748 pada
pendapatan (Y) Hotel Mutiara, Kuta-Bali dan atau sebaliknya.
b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling
(X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta Bali (Y), diperoleh hasil
koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y)
sebesar 0,888. Melalui persamaan regresi diperoleh Y=517.468.298,259+106,661X2
dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp.1,- akan
mengakibatkan kenaikan sebesar Rp.106.661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara,
Kuta Bali dan atau sebaliknya.
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama sama antara biaya
advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara, Kuta Bali, diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0,980. Berdasarkan
analisis determinasi, koefisien determinasi 0,960 (96%) artinya antara biaya advertising
(X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara,
Kuta Bali berpengaruh 96% dan sisanya 4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di
teliti. Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta Bali.
0

ANALISIS BALANCED SCORECARD


Contoh Kasus: BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA RESTORAN SEDAP BALI
A.Identifikasi dan Definisi Variabel
Dalam penelitian ini unsur unsur Balanced Scorecard yang akan diteliti dan
diidentifikasikan sebagai variabel adalah dari kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja
proses bisnis internal, dan kinerja proses pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja perusahaan yang diukur dari rasio rasio keuangan yang ada pada
neraca dan laporan laba rugi Restoran Sedap untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2005 sampai dengan 2009. Indikator yang diukur yaitu :
a. Rasio Likuiditas, yaitu current ratio dan quick ratio
b. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio total debt to asset dan rasio total debt to equity
c. Rasio Rentabilitas
d. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio pengembalian ekuitas
2. Kinerja Pelanggan
Penilaian kinerja perusahaan yang diukur dari kepuasan tamu yang menginap di
Restoran Sedap Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan yang dinilai dari
pernyataan konsumen mengenai pelayanan yang mereka peroleh. Indikator yang diukur
yaitu:
a. Dimensi bukti langsung/direct evidence
b. Dimensi kemampuan/capability
c. Dimensi jaminan/guaranty
d. Dimensi daya tanggap/attention
e. Dimensi empati/trust
3. Kinerja Proses Bisnis Internal
Penilaian kinerja perusahaan yang diukur dari waktu penyelesaian jasa yang diperlukan
Sky Gardeen Legian Bali untuk melayani kebutuhan tamu. Indikator yang diukur
adalah perbandingan waktu yang dipakai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.
4. Kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan
Penilaian kinerja perusahaan yang diukur dari kepuasan karyawan serta produktivitas
karyawan di Restoran Sedap yang dapat diketahui dari jawaban karyawan atas
kuisioner yang diberikan. Indikator yang diukur yaitu :
a. Dimensi pencapaian
b. Dimensi penghargaan
c. Dimensi pekerjaan
d. Dimensi tanggungjawab
e. Dimensi pengembangan diri
f. Dimensi tempat kerja
g. Dimensi hubungan antar pribadi
h. Dimensi kebijakan perusahaan
i. Dimensi pengawasan supervisi

j. Dimensi keamanan kerja

B. Jenis dan Sumber Data


Data berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, maka data dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti.
(Kusmayadi, 2001:79). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban atas kuisioner
yang diberikan oleh responden, yaitu tamu dan karyawan Restoran Sedap Dan juga
laporan laba rugi Restoran Sedap untuk periode yang berakhir 31 Desember 20062010 dan neraca Restoran Sedap per 31 Desember 2006 2010.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau data
yang merupakan hasil pengumpulan orang atau instansi lain (Kusmayadi, 2001:79).
Data berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, maka data dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Data Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dapat diangkakan
(Kusmayadi, 2001:79). Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan laba rugi Restoran Sedap untuk periode yang berakhir 31 Desember 2005
2009, neraca Restoran Sedap per 31 Desember 2005 2009, serta data jumlah
karyawan untuk tahun 2005 2009.
2.
Data Kualitatif
Adalah data yang tidak bernilai numerik atau nilainya bukan angka
(Kusmayadi,2001:79). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah struktur organisasi
Restoran Gusti SedapBali, job description, serta sejarah singkat berdirinya Restoran
Sedap
C. Teknik Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian adari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2007). Adapun teknik penarikan sampelyang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2006:96). Penelitian dengan teknik sampling ini dilakukan
untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling ini digunakan
dalam melakukan penilaian tingkat kepuasan karyawan. Jumlah sampel yang akan
diambil adalah jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap pada bulan oktober
2010 yaitu sebanyak 70 sampel.
2. Accidental Sampel
Accidental Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri ciri yang dimiliki
oleh populasinya (Azwar, 2001:79). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Accidental Sampling. Teknik pengambilan sampel ini yaitu
0

pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan
dapat dijadikan sampel. (Sugiyono, 2001:77). Teknik accidental sampling ini digunakan
karena lebih mudah bagi peneliti untuk mengambil sampel. Teknik penentuan sampel ini
digunakan pada penentuan sampling perspektif kinerja pelanggan dan perspektif kinerja
pembelajaran dan pertumbuhan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel Jenuh (Karyawan)
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh dalam pengertian ini
Jumlah sampel yang adakan diambil adalah semua jumlah karyawan yang bekerja di
Restoran Sedap pada bulan Oktober 2010 yaitu sebanyak 70 sampel.
2. Accidental Sampling (Pelanggan)
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu accidental sampling.
Teknik pengambilan sampel ini yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa
saja yang bertemu di restoran Restoran Sedap dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel.
(Sugiono, 2001:77). Jumlah sampel yang diambil menggunakan accidental sampling
disamakan dengan sampel jenuh sejumlah 70 sampel.
1)

Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara: wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul
data dengan responden (Kusmayadi, 2002:83). Sehingga wawancara dapat diartikan
sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden dan
jawaban jawaban dapat dicatat atau direkam dalam alat perekam, dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengan konsumen dan karyawan.
2. Kuesioner: kuesioner adalah pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan
tertulis untuk diisi oleh responden. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk
menilai kepuasan pelanggan dan karyawan Restoran Sedap
3. Dokumentasi: merupakan suatu cara pengumpulan data dengan melihat dokumen
dokumen atau catatan catatan yang ada di Restoran Sedap yang erat kaitannya
dengan tujuan penelitian, antara lain, laporan keuangan perusahaan dan struktur
organisasi.

2)

Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja Restoran Sedap
menggunakan Balanced Scorecard, yang meliputi:

adalah

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan pada
Restoran Sedap dalam penelitian ini adalah:
1. Ratio Likuiditas
0

2. Ratio Solvabilitas

3. Ratio Rentabilitas

4. Ratio Profitabilitas

Untuk memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan Restoran Gusti SedapBali,


digunakan uji statistik. Cara penghitungannya adalah:
(1)Menghitung rata rata (mean) dari rasio rasio keuangan yang telah diperoleh
sebelumnya dengan rumus sebagai berikut:
X

xi
n

Keterangan:
X = Rata rata rasio keuangan
xi = Rasio keuangan tiap periode
n = jumlah pengamatan
(2)Standar deviasi, digunakan untuk mencari besarnya penyimpangan dari hasil
rasio yang telah diperoleh sebelumnya dengan rumus sebagai berikut :
S

( Xi X )

n 1

Keterangan :
S
N
Xi
X

=
=
=
=

Standar Deviasi
Jumlah data
Nilai rasio tiap tahun
Nilai rata rata rasio

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai standar deviasi dari masingmasing


data, kemudian dapat ditentukan standar rasio historisnya (SRH). Sifat dari
masing-masing rasio perlu diperhatikan dalam membandingkan dengan standar
rasio, sebab ada rasio yang semakin tinggi nilainya akan semakin baik, tetapi ada
0

juga rasio yang semakin tinggi nilainya akan semakin buruk. Penilaiannya adalah
sebagai berikut :
- Baik: apabila hasil analisis berada diatas ( X + S)
- Cukup: apabila hasil analisis berada diantara ( X - S) dan ( X + S)
- Kurang : apabila hasil analisis berada di bawah ( X - S)
2). Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan
Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif pelanggan Restoran
Sedap adalah Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). Untuk menentukan tingkat kepuasan
tamu dapat dilihat dari jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh tamu. Pengolahan
data dilakukan dengan cara:
1. Meringkas data responden hasil survei mengenai data kinerja pelayanan yang
sesungguhnya sehingga diperoleh total nilai kinerja untuk masing masing
dimensi.
2. Menghitung nilai atau skor nyata rata rata dari masing masing dimensi yang
akan diukur untuk menentukan tingkat kepuasan tamu, dengan rumus :
X

Xi
nxQ

Keterangan :
X = Nilai rata rata
X = jumlah skor
n = jumlah sampel
Q =Jumlah pertanyaan
Penilaian atas jawaban responden mengenai kepuasan tamu ini menggunaka skala
likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2000:86).
Untuk memudahkan responden dalam mengisi kuisioner maka dalam penelitian ini
hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan yang mendukung dengan
skor penilaian 1 sampai 5.
3. Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap tiap dimensi berdasarkan
penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor
tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi
dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.

4. Menghitung indeks kepuasan pelanggan yaitu mengalihkan bobot kepentingan


dimensi dengan selisih antara skor harapan rata rata dengan skor nyata
pengamatan rata rata. Formulasi Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy
Tjiptono,2002:100) adalah:

5.
IKP=I(PE)
Keterangan :
IKP : Indeks Kepuasan Pelanggan
I : Importance ( derajat kepentingan )
P : Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)
E : Expectation ( harapan pelanggan)
6. Menentukan kriteria penilaian :
a. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai
Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang
mungkin dicapai = b
b. Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai
tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai,
dengan
formulasi
sebagai
berikut
(Sugiyono,2001:48)
Daerah nilai (r) = a b
c. Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah nilai
dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah kriteria
penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan sangat
tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto,2001:64)
interval nilai (c) =
d. Menentukan rentang nilai untuk masing masing kriteria penilaian:
1) b + 4c IKP a
Berarti pelanggan sangat puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh The Samaya Bali ( Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap
adalah sangat baik ).
2) b + 3c IKP < b + 4c
Berarti pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
baik).
3) b + 2c IKP < b + 3 c
Berarti pelanggan cukup puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
cukup baik).
4) b + c IKP < b + 2 c
Berarti pelanggan tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah
tidak baik).
5) IKP < b + c
Berarti pelanggan sangat tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran
Sedap adalah sangat tidak baik).
0

3). Penilaian kinerja perspektif proses bisnis internal


Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif proses bisnis internal
Restoran Sedap adalah dengan menggunakan ukuran MCE (Manufacturing Cycle
Efficiency).

Proses bisnis yang diteliti adalah proses pelayanan kebutuhan tamu. Waktu bernilai tambah
dalam hal ini adalah standar sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan, sementara
waktu penyelesaian merupakan waktu sebenarnya yang diperukan untuk melaksanakan
pelayanan kebutuhan tamu.
4). Penilaian kinerja perspektif proses bisnis pembelajaran dan pertumbuhan
Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan Restoran Sedap adalah:
Tingkat produktivitas karyawan untuk tahun 2005-2009 Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Produktivitas karyawan/orang =

Indeks Kepuasan Karyawan


Untuk menentukan tingkat kepuasan tamu dapat dilihat dari jawaban atas kuisioner
yang diberikan oleh tamu. Pengolahan data dilakukan dengan cara:
(1)
Meringkas data responden hasil survei mengenai data situasi dan kondisi kerja
yang sesungguhnya sehingga diperoleh total nilai kinerja untuk masing masing
dimensi.
(2)
Menghitung nilai atau skor nyata rata rata dari masing masing dimensi
yang akan diukur untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan, dengan rumus:
X

Xi
nxQ

Keterangan :
=
X =

Nilai rata raa


jumlah skor

n
Q

jumlah sampel
Jumlah pertanyaan

=
=

Penilaian atas jawaban responden mengenai kepuasan karyawan ini menggunakan


skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2000:86). Untuk memudahkan responden dalam mengisi kuisioner
0

maka dalam penelitian ini hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan
yang mendukung dengan skor penilaian 1 sampai 5.
(3) Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap tiap dimensi berdasarkan
penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor
tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi
dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.
Derajat/bobot kepentingan =
(4) Menghitung indeks kepuasan karyawan yaitu mengalikan bobot kepentingan
dimensi dengan selisih antara skor harapan rata rata dengan skor nyata
pengamatan rata-rata. Formulasi Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy
Tjiptono,2002:100) adalah :
IKK = I ( P E )
Keterangan :
IKK: Indeks Kepuasan Karyawan
I: Importance ( derajat kepentingan )
P: Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)
E: Expectation ( harapan karyawan )
(5) Menentukan kriteria penilaian :
Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai
Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang
mungkin dicapai = b
Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai
tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai,
dengan
formulasi
sebagai
berikut
(Sugiyono,2001:48)
Daerah nilai (r) = a b
Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah
nilai dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah
kriteria penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan
sangat tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto, 2001 :

64) interval nilai (c) =


Menentukan rentang nilai untuk masing masing kriteria penilaian:
i.
b + 4c IKK a
Berarti karyawan sangat puas terhadap kondisi kerja di Restoran
Sedap ( Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah sangat baik ).
ii.
b + 3c IKK < b + 4c
Berarti karyawan puas terhadap kondisi kerja di Restoran Gusti Sedap
Bali (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah baik).
0

iii.

iv.

v.

3)

b + 2 c IKK < b + 3 c
Berarti karyawan cukup puas terhadap kondisi kerja di Restoran
Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah cukup baik).
b + c IKK < b + 2 c
Berarti karyawan tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran Sedap
(Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
adalah tidak baik).
IKK < b + c
Berarti karyawan sangat tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran
Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap adalah sangat tidak baik).

Pembahasan Hasil Penelitian

1). Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan


Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi, implementasi dan eksekusi
suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau
tidak. Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu
current ratio, quick ratio, total assets to total debt, total equity to total debt, rentabilitas
ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami
fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 104,45% berarti kewajiban jangka
pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04. Pada tahun
2006 mengalami penurunan sebesar 0,43% menjadi 104,02% berarti kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04.
Tahun 2007, 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,46%,
1,19% dan 2,81% menjadi 109,48%, 110,67% dan 113,48%, berarti kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing
sejumlah Rp 1,09, Rp 1,10 dan 1,13.
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 20062010


Tahun
Current Ratio
2006
104,45%
2007
104,02%
2008
109,48%
2009
110,67%
2010
113,48%
Rasio rata-rata ( X )
S
XS
X+S

Standar Rasio
Historis
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
104,33% - 112,51%
108,42%
4,086%
104,33%
112,51%

Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada
di tengah antara standar rasio histori yaitu 104,45%, ini dapat dikatakan perspektif
keuangan Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007, keuangan Restoran Sedap
dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 104,02%,
sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut. Hal ini di
sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana
alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali, hal ini menyebabkan
kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar
hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar. Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio
likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio
historis yaitu 109,48% dan 110,67% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan
cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada diatas batas standar rasio historis yaitu 113,48%. Hal ini disebabkan karena
adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan
utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 101,19%, dimana kewajiban
jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
1,01. Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 0,56% menjadi
100,63%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar
selain persediaan sebesar Rp 1,00. Namun pada tahun 2008, 2009 dan 2010 quick ratio
kembali mengalami peningkatan sebesar 5,34%, 1,11% dan 2,69%, menjadi sebesar
105,97%, 107,08% dan 109,77%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,05, Rp 1,07 dan Rp 1,09.
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada
sebagai berikut :

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 2010


Tahun

Quick Ratio

2006
101,19%
2007
100,63%
2008
105,97%
2009
107,08%
2010
109,77%
Rasio rata-rata ( X )

Standar Rasio
Historis
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
101,01% - 108,85%
104,93%

3,924%

XS

101,01%

X+S

108,85%

Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di
tengah standar rasio historis yaitu 101,19%, ini dapat di katakan perspektif keuangan
Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai
likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 100,63%, sehingga
perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik, hal ini disebabkan karena kurangnya
wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk
merealisir menjadi uang kas. Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai
besarnya aktiva lancar. Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari
segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio
historis yaitu 105,97% dan 107,08% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran
Sedap cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current
ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu
109,77%.
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 51,53% berarti bahwa setiap hutang
Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,51. Di tahun berikutnya 2007, 2008, 2009 dan
2010 mengalami penurunan sebesar 50,82%, 49,55%, 48,57% dan 50,18%, berarti
hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,50, Rp 0,49, Rp 0,48 dan Rp
0,50.
Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap
dapat dilihat pada table berikut ini :

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 2010
Tahun

Total Asset to
Total Debt
2006
51,53%
2007
50,82%
2008
49,55%
2009
48,57%
2010
50,18%
Rasio rata-rata ( X )

Standar Rasio
Historis
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
48,99% - 51,27%
50,13%

1,14%

X-S

48,99%

X+S

51,27%

Hasil
Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 2010, diperoleh
standar rasio historis yaitu sebesar 48,99% - 51,27%. Kinerja perspektif keuangan
berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas
standar rasio historis yaitu 51,53%. Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik
karena berada diantara standar rasio historis yaitu 50,82% dan 49,55%. Namun pada
tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang
baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 48,57%, ini disebabkan
karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya
aktiva lancar pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan
berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar
rasio historis yaitu 50,18%.
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 106,32% berarti bahwa modal
sebesar Rp 1,06 menjamin hutang sebesar Rp 1,-. Di tahun 2007, 2008 dan 2009
mengalami penurunan menjadi 103,34%, 98,24% dan 94,46% berarti hutang sebesar
Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar Rp 1,03, Rp 0,98
dan Rp 0,94. Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 100,75%
berarti hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 1,00.
Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap
dapat dilihat pada table berikut ini :

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 2010
Tahun

Total Equity to
Total Debt
2006
106,32%
2007
103,34%
2008
98,24%
2009
94,46%
2010
100,75%
Rasio rata-rata ( X )

Standar Rasio
Historis
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
96,05% - 105,19%
100,62%

4,57%

XS

96,05%

X+S

105,19%

Hasil
Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 2010 diperoleh
standar rasio historis yaitu sebesar 96,05% - 105,19%. Kinerja perspektif keuangan
berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena
berada di atas standar rasio historis yaitu 106,32%. Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup
baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 103,34% dan 98,24%. Namun
pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena
berada di bawah standar rasio historis yaitu 94,46%, hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada
tahun tersebut. Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali
cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 100,75%.
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 34,87% berarti dengan modal
Rp 1,- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,34. Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi
mengalami penurunan menjadi 29,57% berarti dengan modal Rp 1,- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0,29. Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun
2008, 2009 dan 2010 menjadi 37,50%, 41,37% dan 43,27% berarti modal sebesar Rp 1,mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,37, Rp 0,41 dan Rp 0,43.
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat
dilihat pada table berikut ini :

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 2010


Tahun

RE

2006
34,87%
2007
29,57%
2008
37,50%
2009
41,37%
2010
43,27%
Rasio rata-rata ( X )

Standar Rasio
Historis
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
31,89% - 42,75%
37,32%

5,43%

XS

31,89%

X+S

42,75%

Hasil
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 2010 di peroleh standar
rasio historis yaitu sebesar 31,89% - 42,75%. Tahun 2006 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada
diantara standar rasio historis yaitu 34,87%. Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di
bawah standar rasio historis yaitu 29,57% hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi
penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun, inipun terjadi
karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut. . Di tahun 2008 dan
2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi
kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 37,50% dan
41,37%. Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio
rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu
43,27%.
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 31,24% berarti dengan modal Rp 1,menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,31. Tahun 2007 rasio profitabilitas
menurun menjadi 26,45% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih stelah
pajak sebesar Rp 0,26. Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 28,89% dan
32,22% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp
0,28 dan Rp 0,32. Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun
menjadi 25,74% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak
sebesar Rp 0,25.
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat
pada table berikut ini :
0

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 2009


Tahun

Profitabilitas

2006
2007
2008
2009
2010

31,24%
26,45%
28,89%
32,22%
25,74%

Standar Rasio
Historis
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%
26,06% - 31,76%

Rasio rata-rata ( X )

28,91%

2,85%

X-S

26,06%

X+S

31,76%

Hasil
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Kurang Baik

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 2010 diperoleh standar rasio
historis yaitu sebesar 26,06% - 31,76%. Pada tahun 2006, 2007 dan 2008 hasil penilaian
perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada
diantara standar rasio historis yaitu 31,24%, 26,45% dan 28,89%. Dan di tahun 2009
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena
berada di atas standar rasio historis yaitu 32,22%. Namun di tahun 2010 hasil penilaian
perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada
dibawah standar rasio historis yaitu 25,74%, hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan.
2). Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan
Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak
ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas
pangsa pasar. Dengan memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini terjadi karena
adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang
orang disekitar mereka. Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali, rata rata
menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan
keluarga mereka. Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap pendapatan perusahaan, sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat.
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas data terlebih dahulu. Berdasarkan data, maka dapat dilihat bahwa hasil
penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach
lebih dari 0.6.
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range), Tujuan dihitungannya
daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung. Berdasarkan data, maka hasil
yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 0.80 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan
penghitungan terhadap interval nilai. Dari penghitungan yang dilakukan, besarnya interval
nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.16. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk
0

menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang
diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi
Bukti Langsung / Direct
Evidence
Keandalan / Capability
Jaminan / Guarantee
Daya Tanggap/ Attention
Empati / Trust
Rata - rata

Indeks Kepuasan
Pelanggan
(0.232)
(0.160)
0.205)
(0.278)
(0.170)
(0.21)

Hasil kinerja perspektif


Pelanggan
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0.232 berada pada
interval -0.32 IKP < -0.16 yang berarti pelanggan puas. Untnuk keandalan, indeks
kepuasan pelanggan berada pada interval -0.16 IKP 0, hal ini berarti pelanggan sangat
puas atas dimensi ini. Sedangkan untuk dimensi jaminan, daya tanggap, dan empati,
masingmasing pada angka -0.20, -0.27, dan -0.17 berada pada interval -0.32 iKP <
-0.16 yang berarti pelanggan puas. Secara keseluruhan, indeks kepuasan pelanggan rata
rata adalah sebesar -0.21 yang berada pada interval -0.32 IKP< -0.16 ini berarti bahwa
pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian
Bali. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun
waktu agustus 2010 oktober 2010 adalah baik.
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya
berada dalam interval baik. Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu
yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu
menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang
tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu
dengan keributan tersebut.
3). Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu, Restoran Gusti SedapHotel
menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya. Semua pelayanan yang di
berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di
berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit. Sedangkan jika
kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan,
maka memerlukan waktu yang lebih banyak, namun standar waktu penyelesaian yang di
berikan tidak lebih dari 30 menit. Waktu pelayanan bersifat fleksibel, tergantung dari jenis
kebutuhan tamu.
0

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah
menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran
Gusti SedapBali, seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area
Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya, maka pengecekan
tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi. Jika dalam pemenuhan kebutuhan
tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan, maka tamu berhak mendapat
kompensasi tertentu.
Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap
dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan, dimana hasil jawaban tamu
menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan. Dari hasil
tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan
satu. Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar
waktu yyang telah ditentukan, dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar
Restoran Gusti SedapBali
4). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK). Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah
untuk tahun 2006-2010. Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan,
digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran
Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 oktober 2010.
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun
2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan. Jumlah karyawan yang
bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 2010 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap tahun


2006 2010
Tahun

Pendapatan
(Rp)

Karyawan Produktivitas
(Rp)

Perkembanagan
Rupiah

2006
2007

1.957.043.060
1.850.928.646

53
53

2008
2009
2010

2.205.780.223
2.418.006.552
2.543.697.588

61
66
69

36.925.341 34.923.182 (2.002.159) (5,42


)
36.160.332
1.237.150 3,54
36.636.463
476.131 1,31
36.865.182
228.716 0,62

Berdasarkan tabel 16.9 dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran


dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan.
jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan
produktivitas sebesar 5,42%. Namun pada tahun 2008, kenaikan jumlah karyawan
sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas, yakni sebesar
3,54%. Pada tahun 2009-2010, kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3
orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 1,31% dan 0,62%, ini
disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and
beverages di Restoran Sedap
5). Kepuasan Karyawan
Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan
Karyawan, yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap
Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap
Restoran Sedap
Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, dalam menentukan
tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23. Penghitungan
terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung
interval nilai. Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka
dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan,
maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 0.4 dan besarnya interval
nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.04. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk

menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi
Pencapaian
Penghargaan
Pekerjaan
Tanggung Jawab
Pengembangan Diri
Tempat Kerja
Hubungan antar
pribadi
Kebijakan Perusahaan
Pengawasan Supervisi
Keamanan Kerja
Rata rata

Indeks Kepuasan
Karyawan
(0.295)
(0.444)
(0.307)
(0.272)
(0.316)
(0.330)
(0.319)
(0.271)
(0.262)
(0.273)
(0.31)

Hasil kinerja
perspektif Karyawan
Cukup Baik
Sangat Tidak Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Cukup Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -0.295 yang
berada pada interval -0.32 IKK < -0.28 yang berarti karyawan cukup puas terhadap
dimensi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang
pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A, namun pada
kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai
perusahaan lebih membutuhkan. Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan, tanggung
jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau
rentangan interval -0.32 IKK < -0.28 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan,
tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi mereka.
Sedangkan untuk dimensi penghargaan, IKK ada pada nilai -0.444, yaitu pada
interval IKK < -0.36, yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun
penghargaan yang diberikan kepada karyawan. Tingkat kompensasi yang tidak sesuai
dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja
merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini. Hal
ini diperkuat oleh banyaknya keluhan keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan.
Untuk dimensi tempat kerja, IKK berada pada interval -0.36 IKK < -0.32, yaitu
sebesar -0.33. Fasilitas dan tempat kerja, terutama pada food and cake shop yang
outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan. Selain itu ruangan back
office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh
dengan barang barang keperluan office. Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan
0

peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti, namun tetap dipaksakan untuk dipakai
sehingga pada saat operasional, peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan
baik.
Dimensi dimensi berikutnya, yaitu dimensi kebijakan perusahaan, pengawasan
supervisi, dan keamanan kerja berada pada nilai -0.271, -0.262, dan -0.273, yaitu pada
interval -0.28 IKK < -0.24. Karyawan Restoran Sedap
puas atas kebijakan
perusahaan yang diterapkan, pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah
antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan, dan juga
jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai
oleh para karyawan Restoran Sedap
Secara menyeluruh, Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh
dimensi yang diukur berada pada nilai -0.31 yang berarti karyawan merasa cukup puas
selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan
adalah cukup baik.
4) Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada
perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti
Current ratio, Quick Ratio, Total Asset to Total Debt, Total Equity to Total Debt,
Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas. Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di
atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam
keadaan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka
waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan, penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu, Current
ratio, Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006, Total Asset to Total Debt
dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun
2009.
2. Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah
baik. Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus
2008 oktober 2008, menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan
pelanggan, yaitu bukti langsung, jaminan, daya tanggap, dan empati adalah baik.
Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik.
3. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi
waktu proses pelayanan kebutuhan tamu, maka diperoleh hasil yang efisien yang
ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu). Efisiensi
ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi, yaitu bahwa waktu
proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan
kepada tamu.
4. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005
2009 adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari produktivitas karyawan, Restoran Sedap
menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35.000.000 per orang. Kinerja Restoran Sedap
tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36.925.341 per orang. Pada tahun
0

2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34.923.182 per


orang. Sedangkan pada tahun 2007, 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali
mengalami peningkatan menjadi Rp 36.160.332 per orang, Rp 36.636.463 per orang
dan Rp 36.865.182 per orang. Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada
tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan.
b. Dilihat dari segi kepuasan karyawan, kinerja perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian,
pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi adalah
cukup baik. Dimensi kebijakan perusahaan, pengawasan supervise, dan keamanan
kerja adalah baik. Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik
karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan
ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik. Untuk dimensi
tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama
pada food and cake shop outlet. Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak
luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak.
5. Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap
ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun
adalah dalam keadaan baik. Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih
termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan, apabila
produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat
dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya, ini pun akan
menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap .

LAMPIRAN CONTOH USULAN PENELITIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
skripsi S1

Diajukan oleh:
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2012

BAB. I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13.000 pulau. Pulau-pulau di
Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah keindahan
alamnya. Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena sangat beraneka ragam.
Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia
baik turis asing maupun turis lokal.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat
mempengaruhi pembangunan nasional. Hal itu bisa terjadi karena pariwisata ikut
menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar, memperluas lapangan
kerja, mendorong pembangunan daerah, mengenalkan Indonesia kepada dunia dan
memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Banyakfaktor yang muncul untuk
mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent.
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara, dari Sabang
hingga Merauke dan beraneka ragam. Salah satu travel yang ada di Indonesia adalah
TX Travel.
TX Travel didirikan mulai Maret 2004, sebagai bagian dari divisi retail Jakarta
Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale (grosir pertama)
yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006. TX Travel merupakantravel network pertama
di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005, dan memiliki lebih
dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel
Cilegon sebaga cabang ke-72.
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal
15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX Travel Cilegon ini.
Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel,
penjualantiket-tiket pesawat dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri
terutama ke Negara China.Karena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru, maka
untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik
para konsumen untuk mau menggunakan jasanya.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan jasa
suatu perusahaan. Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa
meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon melalui penelitian yang dilakukan
penulis.

1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX
Travel cilegon?
2. Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa
TX Travel cilegon?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

2. Untuk mengetahui faktor dominan


menggunakan jasa TX Travel cilegon
1.4

yang

mempengaruhi

konsumen

untuk

Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian
yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang berhubungan dengan
perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan pembelian jasa pariwisata yang
telah ditawarkan.
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil
referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah konsumen TX Travel
Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan
periklanan. Philip Kotler, dkk (1999:7) memberikan definisi pemasaran adalah: Suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala
sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
Sedangkan Assaury (2001:5) mendefinisikan pemasaran: Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan melalui suatu proses pertukaran.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian
prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan
konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai
kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.
Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler, dkk (1999:16) adalah proses
perncanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi
barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran
yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dari definisi tersebut menyatakan
bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencangkup analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian; juga mencangkup barang, jasa, dan gagasan;
berdasarkan pertukaran; dan tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihakpihak yang terlibat.
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, timing, dan komposisi
permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. (Philip Kotler,dkk
(1999:17).
2.1.2. Bauran Pemasaran
Sebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton (1993:7) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini
maupun konsumen potensial. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam
pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga,
promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk
menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan
serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu
dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran.
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran. Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)
merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
a. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk
disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat

ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan


tertentu.
b. Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat
harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara
berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus
dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya
harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
c. Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan,
penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam
cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
d. Place (Saluran distribusi)
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap
jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran
distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah
memperoleh suatu produk.
2.1.3. Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of
Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh
barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.Di dalam mencapai tujuan, perusahaan
membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir atau pembeli barang dan jasa yang telah
diproduksi. Tanpa konsumen, hasil produksi tidak berarti.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
pelanggan (Levit, 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono). Agar tujuan tersebut tercapai,
maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan
jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap
perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya.
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati, 2005:67), perilaku konsumen
adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk
mengevaluasi. Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh Hurriyati, 2005:67), perilaku
konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi,
membeli dan mempergunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan
hasratnya. Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional, sebagai
tambahan dari reaksi fisik.
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000), perilaku konsumen
adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan
bisa memenuhi kebutuhannya.Jadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses
yang dilakukan seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip
Kotler,dkk (1999:223) adalah:
a. Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan
(kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial.

c. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia
pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri pembeli.
d. Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.
.1.4.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen
industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan
rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri
atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi,
pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah
untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima
macam peranan yang dapat dilakukan seseorang, meliputi (Kotler, et al. 1996 yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)):
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan
atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu
barang atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian.
d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian actual.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan
jasa yang dibeli.
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi. Hawkins et al. (1992)
dan Engel et al. (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi proses
pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making). Konsumen mencari
informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya sehingga
memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya. Beberapa contoh produk
yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil, komputer, sepeda motor,
rumah mewah, dll.
b. Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making), terjadi apabila konsumen
mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau
merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi
baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian
produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Hal ini terjadi
karena environmental needs, misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu
merek dikarenakan bosan dengan merek yang sudah ada.
c. Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya
kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit (tanpa
evaluasi alternative). Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun, past gigi,
mkanan ringan, minyak rambut, dll

2.1.5. Travel Agent


Travel agent, menurut Damardjati (2001:132) adalah perusahaan yang harus
mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang, termasuk
kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain baik di dalam maupun di
luar negeri.
Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen merupakan
perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur, menyelenggarakan, serta
menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi seseorang atau sekelompok
orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal
mereka baik di dalam maupun di luar negeri.
2.1.6. Jasa
Menurut Kotler (1997:83) Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang
ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan pada suatu produk fisik.. Sedangkan menurut Stanton (kutipan dari Alma
(2003:243) Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak
berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang
bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang menghasilkan
kepuasan dari dua belah pihak, yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada
saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti dengan pemberian nilai tambah
yang menimbulkan kepemilikan. Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat
ditukarkan dalam rangka memperoleh kepuasan.
Berdasarkan pengertian jasa di atas, Tjiptono (2004) mengutarakan ada lima
karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.
a. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau
benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan,
ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search
qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian
dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen,
umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa
umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada
waktu dan tempat yang sama.
c. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya
banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan
dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia
dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan
cende-rung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
d. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,
kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan
akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
e. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.


Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan
manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau
menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki
akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel,
bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan).
2.2.

Penelitian Sebelumnya
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang mengangkatmasalah yang hampir
sama :
a. Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT. Merpati Nusantara
Airlines Distric Denpasar-Bali. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat
faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa penerbangan
PT. Merpati, faktor itu antara lain: faktor pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen
value sebesar 3,486), faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3,005),
faktor reputasi dalam keamanan dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2,081),
faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1,549). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen
untuk menggunakan jasa penerbangan PT. Merpati Airlines District Denpasar-Bali
adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling
tinggi di antara semua faktor.
b. Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT. Tour East
Indonesia-Denpasar. Hasil analisis yang diperoleh adalah faktor pemasaran (desain
brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29,622%
sebagai faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli paket wisata
PT. Tour East Indonesia-Denpasar. Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran
produk paket wisata khusus) dengan kontribusi variance 19,115%. Faktor ketiga
adalah faktor akses terhadap perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen)
dengan kontribusi variance 12,908%. %. Faktor keempat adalah faktor harga (harga
paket wisata yang bersaing) dengan kontribusi variance 10,361%. Faktor kelima
adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi
variabel 6,682%.Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong
sebagai penulis kepada PT. Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan
penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat
menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata.
c. Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul FaktorFaktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di Panorama
Tours Denpasar-Bali. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama
yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
Denpasar Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai eigen value sebesar
9,657), faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar
1,510), faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1,159). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
membeli tiket pesawat di Panorama Tours adalah faktor pelayanan dan
promosi.Adapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai
penulis kepada PT. Panorama Tour Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan
tiket pesawat adalah PT. Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal
seperti kecepatan penanganan konsumen, keramahan pada konsumen, penawaran

harga khusus, kecepatan mendapat informasi, harga tiket, desain brosur dan
informasi, perhatian staf, kegiatan periklanan, Bila PT. Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat : Jl.
Ahmad Yani 136, Cilegon
Telp
: (0254) 3800 67, (0254) 7021 099
Fax.
: (0254) 390 506
Website : http://www.txcilegon.com
Email
: cilegon@txtravel.co.id

3.2.

Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel tunggal untuk
mengidentifikasikan variabel. Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon, adapun
indikator-indikator dari variabel ini yaitu:
X1 = Penawaran harga khusus (promosi)
X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan
X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan
X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan
X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen
X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan
X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

3.3.

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Adapun definisi operasional dari
kegiatan ini adalah :
X1 = Penawaran harga khusus (promosi)
Yaitu: promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang
ditawarkan
X2 = Kecepatan penanganan konsumen
Yaitu: kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik
secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan
telepon)
X3 = Keramahan kepada konsumen
Yaitu: keramahan kepada konsumen ketika melayani konsumen. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
Yaitu: konsumen mudah menghubungi perusahaan baik melalui telepon, e-mail, fax,
dsb.

X5 = Lokasi perusahaan
Yaitu: strategis atau tidaknya lokasi perusahaan berada, apakah mudah dijangkau dan
dekat dengan pusat kota.
X6 = Kemudahan mendapat informasi
Yaitu: Konsumen mudah untuk mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket.
X7 = Harga yang diberikan
Yaitu: harga yang ditawarkan perusahaan sama atau lebih murah dari perusahaan lain
sejenis.
X8 = Desain brosur
Yaitu: penampilan brosur yang menarik, meliputi bentuk fisik, warna, lambang atau
tanda yang digunakan sebagai identitas perusahaan dan bisa memudahkan
konsumen mengenali perusahaan.
X9 = Periklanan
Yaitu: suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mempromosikan produknya,
baik melalui media cetak maupun media elektronik.
X10 = Fasilitas yang ditawarkan
Yaitu: segala fasilitas, baik fasilitas utama maupun fasilitas pendukung yang
menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa
perusahaan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen
Yaitu: bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan
pelayanan terbaik untuk konsumen dan segala keluhan segera ditangani
sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
Yaitu: pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan.
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
Yaitu: banyaknya produk yang ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu
produk yang diinginkan.
X14 = Penampilan karyawan
Yaitu: penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian, kebersihan dan daya
tarik seragam.
X15 = Webmarketing
Yaitu: salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan
bisnis yang menggunakan internet sebagai media pemasaran.
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
Yaitu: salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata
yang sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku
konsumen.
3.4.
Jenis Dan Sumber Data
3.4.1. Jenis data
a. Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Data dari
sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian, informasi dan penjelasan yang
tidak dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu.
Misalnya: Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk menggunakan jasa TX
Travel,hal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon, sejarah berdirinya TX
Travel Cilegon, pendapat responden dalam kuisioner.
b. Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung
tertentu yang diperoleh dari sumber atau data kualitatif yang dikuantitatifkan melalui
skoring.
Misal: jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel Cilegon, tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam
bentuk angka.
3.4.2.

Sumber data
a. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung
diperoleh di tempat penelitian, yang dalam penelitian ini didapat dari konsumen TX
Travel Cilegon.
b. Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia, sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam
penelitian, misalnya: desain brosur TX Travel, jenis jasa yang ditawarkan TX Travel,
jumlah konsumen yang datang ke TX Travel Cilegon.

3.5.

Metode Penentuan Sampel


Menurut Sugiyono (2009:80), sampel dan populasi memiliki arti yang berbeda.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling
yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling.
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode ini karena anggota populasi
dianggap homogen. Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam
penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa TX Travel Cilegon.
Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, maka menurut Isaac
dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono, ditentukan oleh jumlah populasi dan tingkat
kesalahan penelitian. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600
konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu, biaya dan dana maka penulis
menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil
penulis sebanyak 187 orang responden yang merupakan konsumenTX Travel Cilegon
dari berbagai kalangan baik pegawai, pengusaha, pelajar, ibu rumah tangga, dll.

3.6.
Metode Pengumpulan Data
1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner
tersebut.
2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengambil data dari
literature, buku-buku dan sebagainya yang menyangkut penelitian ini dimana sifatnya
mendukung data utama. Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen
3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena
penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melaukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
3.7.

Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
faktordenganbantuan Software SPSS versi 14.0 for windows. SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik
parametrik maupun non parametrik (Ghozali, 2001:14).
Menurut Singgih Santoso (2001), analisis faktor adalah alat yang digunakan
untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant), menjadi lebih sedikit dan
menamakannya sebagai faktor. Sebelum dilakukan analisis faktor akan dilakukan dua
pengujian, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukuran
mampu mengukur apa yang ingindiukur. Jika misalkan kita punya alat ukur meteran,
maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu mengukur jarak suatu titik.
Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen maka validitas kuisioner adalah sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen.
Untukmelakukanujivaliditas, metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi
antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Sugiyono
(2001:106) menyatakanBahwa syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 0,3 (r=0,3). Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka kuisioner
tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas.
Reliabilitas, menurut Purbayu Budi Santosa (2005), adalah ukuran yang
menunjukan konsistensi/kestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama
dilain kesempatan. Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan
untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain. Misalkan kita memiliki
kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, maka hasil
kuisioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain.
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara, yaitu:
a. Repeated measure atau pengukuran berulang. Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan yang
sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran
sebelumnya.
b. One shot. Pada tekhnik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian
dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran
korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode
Croncbach Alpha, di mana suatu kuisioner dikatakan reliable bila nilai Croncbach
Alphalebih besardari 0,6.

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan
melakukan analisis factor tahap I (pemilihanvariabel), tahap II (factoring
danrotasi)dantahap III (penamaan faktor).
Menurut Santoso danTjiptono(2001:250) tahapan proses analisis faktor yang
dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis
selanjutnya, dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel, dan
mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak.
2. Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel yang ada
sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk melakukan
proses ekstraksi adalah principal component analysis. Proses selanjutnya aalah
melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah
secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain.
3. Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang
memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas
1).
4. Uji keakuratan / ketepatan model.

CURRICULUM VITAE

1.
2.
3.
4.

Nama
: I GUSTI BAGUS RAI UTAMA
Tempat dan Tanggal lahir : Negara, 10 Oktober 1970.
Kebangsaan
: Indonesia.
Alamat
: Perum Multi Permai IV/C.11, Lingk. Dajan Bingin,
Kel. Sading, Mengwi, Badung- BALI. INDONESIA
No.Telephon.
E-mail

: +62-361-426450 (kantor)
+62-81337868577 (Cell phone)
: igustibagusraiutama@gmail.com

5. Pendidikan
Pembangunan,

S-1. (S.E.) Ilmu Ekonomi dan

Univesitas Mahasaraswati (UNMAS), Denpasar.


2001.
S-2 (MMA) Manajemen Agribisnis.
Universitas Udayana (UNUD) , Denpasar. 2005.
S-2 (M.A.) Master of Arts International
Leisure and Tourism Studies, Netherlands
CHN Professional University, Leeuwarden. 2007.
S-3 (DR in progress 2010) Doktor Pariwisata
Universitas Udayana (UNUD) , Denpasar. ...
6. Pendidikan lain
1. Perhotelan: Tata Boga, Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata Dhyana
Pura, Denpasar. Sertifikat setara D1. 1991.
2. Komputer Aplikasi: Lembaga Pelatihan Komputer Widhya Darma ,
Denpasar. Sertifikat paket aplikasi, word processing, spreadsheet,
database. 1993.
3. Komputer: Teknisi Komputer, IBMI-IMKI, Denpasar. Sertifikat setara D1.
1996.
4. Mengikuti Loka Karya Metode Pembelajaran, Instructional Design dan
Evaluasi Pembelajaran, 8 s/d 9 Januari 2002.
5. Mengikuti Wireless Networking Workshop 17 s/d 18 Mei 2002

6. Mengikuti Pelatihan Otomasi/Komputer Manajemen Database


Membangun Perpustakaan Modern (Mei Juni) 2002
7. Mengikuti Lokakarya Sosialisasi Kebijakan DIKTI di Kopertis Wil. VIII. (25
26) Oktober 2002
8. Mengikuti Penataran Pembuatan Buku Ajar di lingkungan Kopertis Wilayah
VIII, (16-18) Desember 2002
9. Mengikuti Pelatihan Penyusunan Angka Kredit bagi Dosen PTS di
lingkungan Kopertis Wilayah VIII, (8-10) Juli 2003
10.Peserta Pelatihan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI), 2003
11.Peserta Pelatihan Komputer SQL Database Concept, 2003
12.Peserta Pelatihan MICROSOFT POWER POINT , Pengembangan dan
Pengelolaan Media Pembelajaran, 2003
13.Peserta Pelatihan SPSS Versi 13.0 for Windows Pemecahan Masalah
Penelitian dengan teknik analisis Parametrik dan no parametric, 2004
14.Peserta Kursus Bahasa Inggris Level Pre-Entermediete One, 2005-2006
15.Peserta Penataran dan Lokakarya Metodologi Penelitian Studi Kajian
Wanita dan Hibah Pekerti Tahun 2007
16.Peserta Workshop/Lokakarya The Curriculum on Disaster Prevention and
Preparedness Management, 2007

7. Seminar
1) Peserta Seminar: Driving The New PC Era LINUX TRAINNING, Agustus 2002
2) Peserta Seminar: Strategi Pengembangan Teknologi Informasi untuk
menciptakan Kreatifitas di Hotel Niki Denpasar, Peb 2003
3) Peserta Seminar: Nasional Meracik Peluang Bisnis dimasa Krisis, di
Kampus Dhyana Pura, Maret 2003
4) Peserta Seminar: Kebijakan Moneter dan Fiskal Bank Indonesia dalam
Rangka Pembangunan Ekonomi di GBB Sanur, Mei 2003
5) Peserta Seminar: Nasional Economic Effects of Education di Badung, Juni
2003
6) Peserta Seminar Cara Meraih Grant di Kampus Univ. Warmadewa, Juni
2003
7) Pembicara dan pelatih Sofware SPSS sebagai Alat Bantu Analisis Data
dalam workshop Metodologi Penelitian, Juni 2008
8) Peserta Seminar: World Class University, 9 February 2012, Denpasar Bali.
9) Peserta Seminar: Understanding the nature of conflict upon sacred sites of
Hindu Temples Used as sites of tourism in Bali, 9 April 2011, Bali.
10)
Peserta Seminar: Tourism Ethics for Asia and the Pasific, Responsible
Tourism and its socio-economic impact on local communities, 11 June
2011, Nusa Dua Bali.
11)
Peserta Workshop: E-library, 30 May 2011, Jimbaran Bali
12)
Peserta Field Study: Ecotourism Halong Bay, Vietnam, January 2012
13)
Peserta Field Study: Heritage, Angkor Wat, the Cambodia, January 2012
14)
Field Study: Heritage, Prambanan and Borobudur, Yogyakarta and
Magelang, 2010
15)
Pemakalah (Oral Presentation) Call paper in The International
Conference on Sustainable Development: Green Economy in the Context
of Cultural Tourism: Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali.
March 6, 2012, Inna Bali Beach Hotel Sanur Bali Indonesia

16)
Pemakalah (Oral Presentation) Sustainable Tourism Development:
instruments of the sustainability tourism programs, Denpasar, 20 March
2012
8. Tempat Pengalaman Bekerja

: Indonesia dan Belanda

9. Kemampuan Bahasa
Bahasa
English
Indonesia
Belanda

Membaca
Baik
Baik
Sedikit

Menulis
Baik
Baik
Sedikit

Berbicara
Baik
Baik
Sedikit

10. Pengalaman pekerjaan yang pernah ditangani.


10.1

Proyek

Instruktur Komputer di PPLP Dhyana


Pura
Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali
1996-2001
Instruktur/tutor
Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata
Dhyana Pura, Bali.
Memberikan pelatihan computer aplikasi
perkantoran dan perhotelan.

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek

:
:
:
:

Detail
Pekerjaan

Proyek

Dosen Tetap bidang Ekonomi

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek

:
:
:
:

Detail
Pekerjaan

Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali


2001-2011
Dosen
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana
Pura
Mengampu mata kuliah: ekonomi
pariwisata, metodologi penelitian,
manajemen strategic, statistic ekonomi,
system informasi manajemen, seminar
penelitian.

Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan

:
:
:
:
:
:

10.2

10.3

Penelitian Mandiri Agrowisata


Kawasan Bedugul
2005
Peneliti tunggal
Universitas Udayana Bali
Melakukan analisis terhadap factor-faktor
yang mempengaruhi wisatawan
berkunjung ke Kebun Raya Bali.

10.4

Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan

:
:
:
:
:
:

Penelitian Mandiri Rural Tourism


Gieten, Drenthe, Netherlands
2006
Ketua Peneliti
Optional Project Research CHN University
Melakukan analisis SWOT potensi Gieten
sebagai rural tourism di kawasan Drenthe.

10.5

Proyek

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan

:
:
:
:
:

Tutor mata kuliah experiences


marketing
Leeuwarden Netherland
2007
Tutor
Modul CHN University
Melakukan pendampingan Mahasiswa
Bechelor Program di CHN University untuk
matakuliah experiences marketing

Proyek

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan

:
:
:
:
:

Proyek

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek

:
:
:
:

Detail
Pekerjaan

Proyek
Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek

:
:
:
:
:

Detail
Pekerjaan

Proyek

10.6

10.7

10.8

10.8

Penelitian Mandiri Agrotourism as an


alternative form tourism in Bali
Provinsi Bali
2006-2007
Peneliti
Project Research CHN University
Melakukan analisis SWOT potensi
pengembangan agrotourism sebagai
bentuk alternative pariwisata di Bali
Program pengembangan desa
Blimblingsari menuju desa wisata
Jembrana, Bali
2007-2008
Pelaksana
Komite Pariwisata Desa Blimbingsari dan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana
Pura
Melakukan analisis SWOT potensi
pengembangan desa wisata Blimbingsari
Program Desa Wisata
Jembrana, Bali
2012
Pelaksana
Komite Pariwisata Desa Blimbingsari dan
Universitas Dhyana Pura
Melakukan ikonisasi dan penataan desa
wisata Blimbingsari
Dekan Fakultas Ekonomika dan
Humaniora

Lokasi
Tahun
Posisi
Pemilik Proyek
Detail
Pekerjaan

:
:
:
:
:

Dalung Kuta Badung


2011
Dekan
Universitas Dhyana Pura
Melakukan koordinasi terhadap enam
program studi: Manajemen, Pemasaran,
Sastra Inggris, Psikologi, Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga, dan Pendidikan
Anak Usia Dini.

11. Publikasi
1) Utama (2002)
Judul: Pengaruh Kebijakan Lima Hari Kerja Terhadap Peluang Usaha Rumah Tangga untuk
memperoleh Tambahan Pendapatan Karyawan Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura DalungKuta. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.
2) Utama (2003)
Judul: Studi Kelayakan Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura
Dalung Kuta. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.
3) Utama (2003)
Judul: Pengaruh Kebutuhan Media Internet Terhadap Keinginan Mahasiswa Akan Fasilitas Warnet
Kampus Pada Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Dalung Kuta Bali. Laporan Penelitian
tidak dipublikasikan.
4) Utama (2005). Prospek Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Kuta
Badung. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen DenpasarBALI, Vol. 1 No. 1 Agustus 2005. ISSN 1978-6069
5) Utama (2007). Persepsi dan Faktor Faktor yang mempengaruhi Wisatawan Berkunjung ke Kebun
Raya (Botanical Garden) Eka Karya Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2007. ISSN 1978-6069
6) Utama (2008). Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata)
Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2008. ISSN
1978-6069
7) Utama dan Dewi (2008). Penerapan The Service Profit Chain pada
Industri Perhotelan: studi kasus hotel The Legian Bali
Koran/Majalah Populer
1) Judul: Padukan Pariwisata-Pertanian dengan Teknologi Canggih Debat Publik Harian Bali Post,
Rabu Pon, 13 September 2006.
2) Judul: Mewujudkan Pembangunan Bali Berkesinambungan Opini Bali Post, 12 Oktober 2006.
3) Judul: Paket Kemiskinan Pendidikan Kebodohan Opini Bali Post, 6 Februari 2007.
4) Judul: Stagnasi Pariwisata Bali Opini Bali Post, 27 Maret 2007.

5) Judul: Kegagalan di Balik Kesuksesan Pariwisata Bali Opini Bali Post, 18 April 2007.
6) Judul: Anggaran Harus Berdasarkan Permasalahan di Masyarakat Debat Publik Bali Post, Jumat
Paing, 31 Mei 2007.
7) Judul: Ubah Image Makanan Pokok Orang Indonesia, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 20 Juni
2007.
8) Judul: PKB Tumbuhkan Embrio Berkesenian Debat Publik Bali Post, Rabu Umanis, 18 Juli 2007
9) Judul: Hentikan Banjir dengan Pembangunan Kanal, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 16 Januari
2008.
10) Judul: E-tourism Media Promosi Pariwisata Bali Debat Publik Bali Post, Periode, Jumat Paing, 25
Januari 2008.
11) Judul: Gizi Buruk, Kemiskinan Data dan Data Kemiskinan Debat Publik Bali Post, Jumat Kliwon,
28 Maret 2008.
12) Judul: Keberlanjutan Pembangunan Pariwisata Bali, Opini Bali Post, Periode 13 Februari 2012
13. Keahlian/kualifikasi
:
1) Sarjana Ekonomi Pembangunan (Analisis Kependudukan)
2) Master Bidang Agribisnis (Manajemen Perusahaan)
3) Master Bidang Leisure and Tourism (Policy and Planning)
TANGGAL

20 April 2012

TANDA TANGAN

I GUSTI BAGUS RAI UTAMA

Anda mungkin juga menyukai