Benda
bercahaya ini pertama kali ditemukan sekitar 70.000 SM, sebuah batu yang bentuknya berongga
dipenuhi dengan lumut atau bahan serupa yang direndam dengan lemak hewan dan dinyalakan.
Manusia mulai meniru bentuk alam dengan tembikar buatan seperti alabaster, dan lampu logam.
Kemudian benda tersebut ditambahkan sumbu untuk mengendalikan laju pembakaran.
Sekitar abad ke-7 SM, bangsa Yunani mulai membuat terra cotta lampu untuk menggantikan
obor genggam. Terra cotta adalah benda yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran,
sehingga dapat digenggam dan terhindar dari sambaran api.
Pada abad ke-18, terjadi perbaikan besar dalam desain lampu. Sumber bahan bakar tertutup rapat
dalam wadah logam, agar dapat mengontrol banyaknya pembakaran bahan bakar serta
cahayanya. Beberapa saat kemudian, minyak lampu tersebut ditambahkan sebuah cerobong kaca
kecil untuk melindungi api dan mengontrol aliran udara ke api.
Dahulu bahan bakar penerangan ini terdiri dari minyak zaitun, lilin lebah, minyak ikan, dan
bahan sejenisnya. Ini adalah bahan bakar umum yang digunakan sampai akhir abad 18.
Pada 1859, pengeboran minyak bumi dimulai. Minyak tanah yang merupakan turunan minyak
bumi semakin populer untuk mendukung pembakaran minyak lampu. Batubara dan lampu gas
alam juga meluas. Gas batubara pertama kali digunakan sebagai bahan bakar penerangan pada
awal 1784.
Pada 1792, penggunaan gas lampu mulai diperjualbelikan ketika William Murdoch
menggunakan gas batubara untuk penerangan rumahnya. Freidrich Winzer adalah orang pertama
yang mematenkan pencahayaan gas batubara pada 1804 dan thermolampe yang menggunakan
gas sulingan dari kayu pada 1799.
Pada awal abad ke-19, sebagian besar kota di Amerika Serikat dan Eropa memiliki jalan-jalan
dengan pencahayaan lampu gas. Kemudian, masih pada abad ke-19, terjadi pengembangan pada
penerangan menggunakan listrik. Lama kelamaan pencahayaan di jalan-jalan berganti dengan
natrium tekanan rendah dan lampu merkuri bertekanan tinggi pada 1930-an.
Perkembangan teknologi lampu dari masa ke masa mengalami kemajuan yang pesat dan
signifikan, berawal dari lampu pijar dan hingga kini yang paling terbaru adalah lampu dengan
teknologi LED.
LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronik yang saat ini sudah banyak digunakan
dalam kehidupan manusia, mulai dari mainan anak-anak, lampu indicator, hingga televisi dan
peralatan industri.
Teknologi LED ditemukan pada tahun 1907 tetapi penelitiannya tidak dilakukan secara serius,
hingga pada tahun 1960 LED merah diciptakan, dan beberapa tahun setelah itu beberapa warna
berhasil diciptakan, seiring perkembangan teknologi, teknologi LED juga ikut berkembang.
Pada dasarnya LED memiliki keunggulan antara lain pilihan warna yang beragam, konsumsi
listrik yang rendah, umur pemakaian lebih panjang bahkan hingga mencapai 10 tahun. Dengan
keunggulannya ini LED banyak digunakan untuk lampu indicator peralatan elektronik atau
industry. Diawal penciptaannya LED ini memiliki kelemahan yaitu intensitas cahaya (lumen)
yang dihasilkan kecil sehinggas sangat tidak mungkin untuk penerangan.
Beberapa tahun belakangan riset-riset yang mutakhir menunjukan hasil yang menggembirakan
kini LED mampu menghasilkan cahaya yang besar dengan pemakaian listrik yang tetap kecil,
dan mulai digunakan untuk penerangan.
PT Samudra Karya Mulia memiliki beberapa produk LED yang penjualannya sangat baik,
artinya kualitas produk dengan teknologi LED ini sangat diterima di masyarakat, selain yang
dijelaskan diatas, LED juga memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya :
Memiliki efisiensi energi lebih tinggi dengan produk yang bukan LED, efisiensi energy sekitar
80%-90%
Memiliki waktu penggunaan atau umur pemakaian lebih lama, sebagai contoh LED MR16 Citrus
umur pakainya sampai 25.000 jam.
Cahaya keluaran dari LED tidak panas.
Aman untuk penglihatan
Variasi cahaya lampu pendar bisa diatur berdasarkan komposisi fosfor, ujarnya.
Proses eksitasi lanjutan itu tak ada pada lampu neon. Gas yang digunakan pun tidak hanya argon,
tapi juga neon dan kripton. Neon menghasilkan cahaya merah, sedang gas lain menghasilkan
warna berbeda.
Lampu pendar menghasilkan intensitas cahaya
lebih baik dari lampu pijar, 67 lumen per watt.
Pengubahan cahaya ultraviolet menjadi cahaya tampak juga menghasilkan panas yang hilang ke
lingkungan, tapi jumlahnya lebih sedikit. Usia rata-rata lampu lebih lama, 8.500-10.000 jam.
3. Lampu LED
Meski lebih hemat dari lampu pijar, keberadaan merkuri yang merupakan logam berat dalam
lampu pendar jadi masalah baru karena merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Tuntutan ada lampu yang kian hemat tetap ada. Selain itu, lampu masa depan pun harus bisa
diaplikasikan lebih luas.
Lahirlah lampu berteknologi dioda pemancar
cahaya (light-emitting diode/LED). Penelitian
lampu LED dimulai 1960-an dengan menghasilkan lampu LED merah dan hijau. Baru pada
1990-an, LED biru hadir. Dengan temuan LED biru, LED putih bisa dibuat.
Temuan atas LED biru itulah yang membuat
ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura dianugerahi hadiah Nobel
Fisika 2014.
Sumber pencahayaan lampu LED berasal dari
dioda berupa semikonduktor dari material padat dan mampu mengalirkan arus listrik. Energi
yang dilepaskan dari gerakan elektron dalam semikondutor itulah yang akan menghasilkan
cahaya.
Saat listrik dialirkan, elektron bebas dari
bagian negatif semikonduktor yang diperkaya
elektron bebas mengalir ke bagian positif. Saat bersamaan, lubang elektron pada bagian positif
bergerak ke bagian negatif.
Gerakan itu membuat elektron bebas jatuh ke
lubang elektron. Akibatnya, elektron turun ke
tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Kian tinggi energi foton yang
dihasilkan, cahaya yang dihasilkan kian tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya. Oleh
karena itu, warna cahaya yang diperoleh lampu LED bergantung pada campuran materi
penyusun diodanya. Misalnya, campuran aluminium, galium, dan arsenik akan menghasilkan
cahaya merah. Perpaduan indium, galium, dan nitrida memberi warna biru.
Dibandingkan ukuran pembangkit cahaya lampu pijar dan pendar, ukuran LED sangat kecil,
luasnya kurang dari 1 milimeter persegi.
Semakin besar LED, susunan atomnya makin
mudah rusak sehingga sifat elektriknya
berkurang,.
Oleh karena itu, untuk membuat sebuah bola
lampu umumnya tersusun beberapa LED. Ukuran kecil juga memungkinkan lampu LED
ditempatkan pada berbagai sirkuit elektronik untuk beragam pencahayaan.
Tak hanya penerangan rumah atau jalan,
rangkaian LED juga dimanfaatkan untuk
pencahayaan beragam alat elektronik, mulai
pengendali jarak jauh, layar monitor, telepon
pintar, hingga televisi. Bahkan, LED juga bisa
sebagai pengganti sinar matahari untuk
menumbuhkan tanaman dalam ruang.
Lebih dari 50 persen energi listrik pada LED
diubah jadi cahaya. Itu membuat LED lebih
efisien dibandingkan lampu pendar, apalagi lampu pijar. Setiap 1 watt listrik mampu
menghasilkan cahaya berintensitas 70-100 lumen. Usia pakai bisa lebih lama hingga 50.000 jam.
Proses produksi yang rumit membuat harga
lampu LED masih mahal. Namun, jika dihitung
biaya total pembelian dan pemakaian listrik,
penggunaan LED tetap lebih murah.
Selain itu, LED juga rentan dengan temperatur tinggi yang akan membuatnya terlalu panas dan
gagal beroperasi. Oleh karena itu, LED butuh arus listrik stabil dan pemasangan sirkuit listrik
secara tepat.
4. LED BIRU
Akasaki, Amano, dan Nakamura menemukan LED biru lewat riset terpisah pada awal era 1990an. Inovasi mereka terus disempurnakan sehingga menghasilkan lampu LED yang kini makin
efisien. Versi terbaru lampu dengan teknologi LED biru saat ini mampu menghasilkan
penerangan 300 luminasi/Watt. Terang yang dihasilkan oleh lampu itu jauh lebih besar dibanding
lampu pijar yang hanya 16 lumen/watt dan lampu fluorensens 70 lumen/watt.
Dengan seperempat konsumsi listrik dunia
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penerangan, maka inovasi ketiga penerima nobel ini
berguna untuk menghemat sumber energi yang dipakai untuk membangkitkan listrik.
Konsumsi material untuk lampu LED biru juga
lebih sedikit. Sebabnya, lampu LED biru bisa
bertahan hingga 100.000 jam sementara lampu pijar hanya 1.000 jam dan lampu fluorensens
10.000 jam.
memancarkan energi berupa gelombang cahaya. Cahaya inilah yang kita lihat sebagai
lampu neon. Kata neon berasal dari dari bahasa Yunani yakni neos, yang berarti gas
baru. Gas ini berwarna merah. Lampu neon pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dan
fisika asal Prancis bernama Georges Claude pada 1902.
Sedangkan gas neon ditemukan oleh dua ahli asal Inggris bernama William Ramsey
dan MW Travers pada 1898. Lalu, pernah kamu melihat laron (binatang terbang
kelekatu) yang selalu mendekati lampu neon ketika hujan datang? Mengapa hal ini
terjadi? Hujan membuat suhu tubuh laron sangat dingin. Maka itu laron mencari tempat
hangat dan terang. Lampu neon merupakan sumber kedua hal itu, maka itu laron
mengerubungi neon. Sayangnya, laron kerap tidak menyadari bahwa panas neon itu
dapat membahayakannya. Akibatnya laron dapat mati seketika.
Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran listrik ke tabung. Begitu saklar
dihidupkan transformer mengaliri listrik ke dalam tabung. Aliran listrik tersebut meloncat
(arc) dari katoda ke anoda sehingga menguapkan air raksa menjadi ion. Gas air raksa
mengeluarkan sinar ultraviolet yang tidak tampak yang membentur bubuk putih fosfor
sehingga menghasilkan cahaya yang memancar.
Namun penemuan lampu neon belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah itu tak
seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum sehari-hari, seperti
menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi lembap. Pada
waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan, kelemahan lampu neon pada waktu
itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain pada tabung lainnya,
artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.
Meski demikian, Claude tidak menyerah dan berusaha untuk menyempurnakan
temuannya ini. Setelah melakukan penelitian, lampu neon yang memancarkan warna
merah ini menarik perhatian dan kemampuannya bertahan di tengah siraman hujan dan
kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler ini cukup efektif digunakan untuk iklan dan
reklame. Hasil temuannya ini, ia publikasikan di Paris pada 1910. Atas bantuan
kawannya, ia memperkenalkan lampu buatannya itu ke Amerika. Agar temuannya tidak
ditiru orang. Claude mematenkan lampu neon di Amerika Serikat. Semenjak itu ia mulai
dikenal sebagai seorang jenius yang berhasil menemukan lampu neon yang merupakan
pelopor lampu pijar untuk keperluan periklanan
Pada 1915, untuk pertama kalinya lampu neon dijual kepada khalayak umum. Seorang
Pengusaha Earle C. Anthony, membeli lampu neon seharga U$ 24 ribu. Lampu itu, ia
gunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan mobil miliknya di Los
Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru dan merah. Bisa
dikatakan sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude kerap dipakai untuk
menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan, maupun lampu lalu lintas
dan keperluan lainnya.
Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan elektrodaelektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa membuatnya
panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung-tabung neon sehingga
menjadi awet digunakan.
Di puncak kariernya, George Claude sempat membuat pusat listrik tenaga KEPL di
Teluk Matanzas dekat Kuba, tahun 1930. Pusat tenaga listrik ini dengan daya 22 KW
hanya dapat bekerja selama dua minggu karena dihancurkan oleh angin topan
sehingga pipa untuk masukan airnya rusak total. Proyek itu kemudian dihentikan. Lima
tahun kemudian, Claude membangun pembangkit lain. Kali ini di pantai Brazil, namun
projek tersebut mengalami nasib yang sama hancur oleh cuaca dan ombak.
Hampir sepenuh masa hidupnya, George Claude dengan penemuannya mengabdi
pada dunia. Ia meninggal pada 23 Mei 1960, saat berusia 90 tahun. Jasadnya boleh
dikuburkan. Namun pemikiran dan penemuannya tidak habis dimakan zaman.
LAMPU LED
Lampu led tidak mengandung mercury sehingga tidak menghasilkan panas.
Tentu ini akan membuat ruangan jadi lebih dingin dibandingkan jika menggunakan
lampu biasa. Ini juga memuat AC (Air conditioning) bekerja lebih ringan sehingga
pemakaian listrik lebih hemat.
Dari segi daya tahan, lampu ini jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung
biasa. Lampu led bisa digunakan dimana saja, karena menggunakan daya listrik DC,
lampu ini mendapat daya dari aki kering, aki basah, aki mobil, atau bisa juga mengambil
daya dari panel solar untuk listrik gratis tenaga surya. Lebih tahan lama. Lampu LED
(Light Emiting Diode) mempunyai daya tahan 60x lebih lama daripada lampu
Incandescent, dan 10x lebih lama daripada lampu model Fluorescent. Sekali pakai,
lama ngga ganti-ganti Menggunakan memang lampu led banyak keuntungannya.
Sudah hemat energi, hemat biaya dan Anda bisa berpartisipasi mengurangi pemanasan
global. Lampu led juga disebut lampu emergency atau lampu darurat. Jika listrik padam,
cukup hubungkan ke accu kering, maka lampu bisa menyala kembali. Jika daya di accu
habis, tinggal dicharge menggunakan charger accu. Cocok untuk berjaga-jaga jika di
daerah sering terjadi pemadaman listrik.
SEJARAH LED
Pak Shuji Nakamura sebagai penemu LED dengan bahan yang nyaris sudah tidak
digubris oleh para peneliti lainnya, Galiun Nitrid (GaN) tahun 1991. Pada tahun 1993,
Pak Nakamura kemudian berhasil meciptakan LED biru komersial, menyusul LED
berwarna hijau dan putih. Dan pada tahun 1995, Pak Nakamura berhasil menciptakan
laser biru. Dengan penemuannya Blue LED (terbaru untuk penopang Blu-Ray PS3 ny
SONY itu) ini dinilai telah melakukan revolusi di bidang elektronika dan upaya kepada
penghematan enerji.
Melihat latar belakang dan serba serbi penemuannya, maka Pak Nakamura adalah
benar2 inventor sejati dan orang yang loyal kepada perusahaannya (di awalnya ;-)).
Dengan fasilitas seadanya di perusahaan kecil di Tokushima, anggapan ketakadaan
prospek bagi materi yang digelutinya, dan di bawah bayang2 persaingan
pengembangan diode oleh perusahaan2 besar macam Toshiba, maka keberhasilannya
jenis-Jenis Lampu
Posted By Aulia Kiki 14.55 0
Dahulu jika malam tiba, orang-orang di bumi hanya mendapatkan penerangan dari sinar bulan,
namun seiring perkembangan bumi dan para ilmuan pun menemukan cara untuk menciptakan
lampu. Salah satunya yang kita kenal adalah Thomas Alva Edison, tapi ternyata sebelum
Thomas Alva Edison berhasil menciptakan penemuannya sudah banyak ilmuan lainnya yang
sudah mencobanya seperti, Sir Humphrey Davy, Warren De la Rue, James Bowman Lindsay,
James Prescott Joule, Frederick de Moleyns, dan Heinrich Gbel namun sayang mereka semua
tidak berhasil sampai puncaknya, dan Thomas Alva Edison adalah seseorang yang telah
berhasil sampai namanya dikenal banyak orang. Lampu yang menjadi penemuan dari Edison
sekarang sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai jenis. Berikut adalah sejarah singkat
perkembangan lampu dari masa ke masa.
1. Bohlam atau lampu pijarIni adalah jenis yang paling klasik lampu. Lampu ini adalah bola kaca
diisi dengan filamen, substansi argon, nitrogen, kripton, hidrogen, dan lain-lain. Lampu pijar
menguras banyak energi untuk dapat bersinar terang, terutama bila dibandingkan dengan
lampu neon (fluorescent). Sebuah bola lampu hanya dapat bertaham selama seribu jam atau
sekitar 4 bulan pemakaian. Tapi cahaya kuning redup lampu hangat menyebabkan banyak
orang seperti ini. Harganya yang ekonomis.
2. TL lampu neon atauDalam populasi umum, lampu ini dikenal sebagai lampu neon. Ada
berbagai bentuk lampu neon, mulai dari memanjang spiral (standar), atau seperti bola lampu.
Lampu neon lebih terang dan hemat energi. Sebuah lampu neon yang baik dapat terus selama
15 ribu jam, atau lebih dari 10 tahun penggunaan. Kualitas yang baik disertai dengan harga
yang sesuai. Sebuah lampu neon dapat memiliki hingga 10 kali harga klasik pijar. Sekarang,
banyak lampu neon dikampanyekan oleh instansi berbagai lingkungan, karena tidak terlalu
banyak membutuhkan listrik.
3. Halogen LampLampu halogen adalah lampu terbuat dari kaca kuarsa. Lampu halogen
biasanya digunakan sebagai lampu spot. Makna lampu spot lampu yang terang tidak menyebar
tetapi hanya mengarah ke satu daerah. Lampu spot yang banyak digunakan dalam galeri seni,
seperti lampu taman, dan sebagainya. Jarang digunakan sebagai penerangan lampu halogen
sehari-hari di rumah, kecuali jika pemilik ingin kesan artistik dan dramatis di salah satu sudut
rumah.
4. Lampu LEDLED singkatan dari Light-Emitting Diode. Lampu ini dapat menjadi sirkuit
semikonduktor daya bercahaya saat energi. Menariknya, lampu LED tidak memancarkan panas
sebagai pijar, seperti lampu lainnya. Dibandingkan dengan jenis lain lampu, lampu ini adalah
lampu yang paling hemat energi dan juga yang paling mahal dalam sejarah cahaya. Kelebihan
lainnya lampu LED tidak merusak kesehatan seperti lampu fluorescent,dan lebih tahan lama. 1
Watt lampu LED menghasilkan 100 lumen.