Anda di halaman 1dari 16

Sahabat Orbit, ternyata kata lampu berasal dari Yunani yaitu lampas, yang berarti obor!

Benda
bercahaya ini pertama kali ditemukan sekitar 70.000 SM, sebuah batu yang bentuknya berongga
dipenuhi dengan lumut atau bahan serupa yang direndam dengan lemak hewan dan dinyalakan.
Manusia mulai meniru bentuk alam dengan tembikar buatan seperti alabaster, dan lampu logam.
Kemudian benda tersebut ditambahkan sumbu untuk mengendalikan laju pembakaran.
Sekitar abad ke-7 SM, bangsa Yunani mulai membuat terra cotta lampu untuk menggantikan
obor genggam. Terra cotta adalah benda yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran,
sehingga dapat digenggam dan terhindar dari sambaran api.
Pada abad ke-18, terjadi perbaikan besar dalam desain lampu. Sumber bahan bakar tertutup rapat
dalam wadah logam, agar dapat mengontrol banyaknya pembakaran bahan bakar serta
cahayanya. Beberapa saat kemudian, minyak lampu tersebut ditambahkan sebuah cerobong kaca
kecil untuk melindungi api dan mengontrol aliran udara ke api.
Dahulu bahan bakar penerangan ini terdiri dari minyak zaitun, lilin lebah, minyak ikan, dan
bahan sejenisnya. Ini adalah bahan bakar umum yang digunakan sampai akhir abad 18.
Pada 1859, pengeboran minyak bumi dimulai. Minyak tanah yang merupakan turunan minyak
bumi semakin populer untuk mendukung pembakaran minyak lampu. Batubara dan lampu gas
alam juga meluas. Gas batubara pertama kali digunakan sebagai bahan bakar penerangan pada
awal 1784.
Pada 1792, penggunaan gas lampu mulai diperjualbelikan ketika William Murdoch
menggunakan gas batubara untuk penerangan rumahnya. Freidrich Winzer adalah orang pertama
yang mematenkan pencahayaan gas batubara pada 1804 dan thermolampe yang menggunakan
gas sulingan dari kayu pada 1799.
Pada awal abad ke-19, sebagian besar kota di Amerika Serikat dan Eropa memiliki jalan-jalan
dengan pencahayaan lampu gas. Kemudian, masih pada abad ke-19, terjadi pengembangan pada
penerangan menggunakan listrik. Lama kelamaan pencahayaan di jalan-jalan berganti dengan
natrium tekanan rendah dan lampu merkuri bertekanan tinggi pada 1930-an.

Perkembangan teknologi lampu dari masa ke masa mengalami kemajuan yang pesat dan
signifikan, berawal dari lampu pijar dan hingga kini yang paling terbaru adalah lampu dengan
teknologi LED.
LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronik yang saat ini sudah banyak digunakan
dalam kehidupan manusia, mulai dari mainan anak-anak, lampu indicator, hingga televisi dan
peralatan industri.
Teknologi LED ditemukan pada tahun 1907 tetapi penelitiannya tidak dilakukan secara serius,
hingga pada tahun 1960 LED merah diciptakan, dan beberapa tahun setelah itu beberapa warna
berhasil diciptakan, seiring perkembangan teknologi, teknologi LED juga ikut berkembang.
Pada dasarnya LED memiliki keunggulan antara lain pilihan warna yang beragam, konsumsi
listrik yang rendah, umur pemakaian lebih panjang bahkan hingga mencapai 10 tahun. Dengan
keunggulannya ini LED banyak digunakan untuk lampu indicator peralatan elektronik atau
industry. Diawal penciptaannya LED ini memiliki kelemahan yaitu intensitas cahaya (lumen)
yang dihasilkan kecil sehinggas sangat tidak mungkin untuk penerangan.
Beberapa tahun belakangan riset-riset yang mutakhir menunjukan hasil yang menggembirakan
kini LED mampu menghasilkan cahaya yang besar dengan pemakaian listrik yang tetap kecil,
dan mulai digunakan untuk penerangan.
PT Samudra Karya Mulia memiliki beberapa produk LED yang penjualannya sangat baik,
artinya kualitas produk dengan teknologi LED ini sangat diterima di masyarakat, selain yang
dijelaskan diatas, LED juga memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya :
Memiliki efisiensi energi lebih tinggi dengan produk yang bukan LED, efisiensi energy sekitar
80%-90%
Memiliki waktu penggunaan atau umur pemakaian lebih lama, sebagai contoh LED MR16 Citrus
umur pakainya sampai 25.000 jam.
Cahaya keluaran dari LED tidak panas.
Aman untuk penglihatan

Produk-produk LED Kami antara lain :


LED BULB (Lamp Base E27)
LED TUBE
LED Strip
LED Module
LED Floodlight
LED Downlight
LED Spotlight
LED Cabinet
LED MR16, GU10 (LED Lamp Base 2 pin)
Merk Citrus dan Eclat
Sejak ditemukan Oleh Thomas Alpha Edisson. Ternyata selama ini, Bola Lampu telah
mengalami banyak pemgembangan dan Evolusi.
Ingin tahu seperti apa? Mari kita simak dibawah ini :
1. Lampu Pijar
Cahaya lampu pijar berasal dari nyala filamen,
kawat tipis dari tungsten. Saat lampu dinyalakan, arus listrik memanaskan filamen hingga suhu
2.200 derajat celsius hingga filamen berpijar. Supaya panas terkonsentrasi di sekitar filamen,
tungsten ditempatkan dalam bola lampu kedap udara.
Karena cahaya lampu dari proses pemanasan,
kestabilan arus listrik menentukan nyala lampu,. Tegangan listrik turun, suplai arus berkurang,
lampu meredup. Pun sebaliknya.
Suhu pemanasan yang tak terlalu tinggi membuat pancaran sinar berwarna kuning. Intensitas
cahaya atau tingkat kecerlangan lampu pijar hanya 15 lumen per watt. Akibatnya, untuk
menghasilkan cahaya lebih terang butuh energi listrik besar.
Namun, sebesar apa pun arus listrik yang
diberikan, lebih dari 90 persennya diubah jadi panas. Hanya 5 persen listrik yang diubah jadi
cahaya. Itu jelas tidak efisien dan boros listrik.

Pemanasan filamen terus-menerus,, akan


mengikis permukaan tungsten hingga penampang kawat mengecil hingga filamen putus dan
lampu tak bisa digunakan lagi. Mudah putusnya filamen membuat usia hidup lampu hanya 1.000
jam atau empat bulan untuk pemakaian 8 jam per hari.
2. Lampu pendar
Sifat boros lampu pijar mendorong ilmuwan dan perekayasa mencari bola lampu baru lebih
efisien terkait energi. Lahirlah lampu pendar
atau lampu fluorosensi pada 1938.
Lampu ini paling banyak digunakan di Indonesia, baik tabung (tubular lamp/TL) maupun
kompak.
Sebagian masyarakat menyebutnya lampu neon karena banyak digunakan pada neon box atau
papan reklame.
Sejatinya, kedua lampu itu berbeda jenis.
Proses menghasilkan cahaya keduanya sama,
lewat proses eksitasi elektron. Namun,
kandungan gas yang dieksitasi berbeda. Eksitasi pada lampu neon hanya sekali, sedangkan
lampu pendar dua kali.
Saat lampu dialiri listrik, elektroda pada ujung tabung lampu pendar memancarkan elektron
bebas. Elektron itu akan mengionisasi gas argon dalam tabung bertekanan rendah.
Arus listrik membuat elektron bebas dan ion
gas argon bergerak cepat dari satu elektroda
ke elektroda lain. Arus listrik juga mengubah
merkuri dalam tabung dari cair jadi gas. Proses itu akan membuat partikel bergerak (elektron dan
ion) bertabrakan dengan atom merkuri.
Akibatnya, elektron merkuri tereksitasi, turun ke tingkat energi lebih stabil dan melepaskan
energi dalam bentuk foton atau cahaya ultraviolet.
Selanjutnya, cahaya ultraviolet akan
mengeksitasi atom fosfor pada lapisan dalam
tabung. Fosfor itu pula yang memberi warna
putih tabung. Pada proses eksitasi lanjutan itu akan dihasilkan cahaya tampak putih terlihat mata.

Variasi cahaya lampu pendar bisa diatur berdasarkan komposisi fosfor, ujarnya.
Proses eksitasi lanjutan itu tak ada pada lampu neon. Gas yang digunakan pun tidak hanya argon,
tapi juga neon dan kripton. Neon menghasilkan cahaya merah, sedang gas lain menghasilkan
warna berbeda.
Lampu pendar menghasilkan intensitas cahaya
lebih baik dari lampu pijar, 67 lumen per watt.
Pengubahan cahaya ultraviolet menjadi cahaya tampak juga menghasilkan panas yang hilang ke
lingkungan, tapi jumlahnya lebih sedikit. Usia rata-rata lampu lebih lama, 8.500-10.000 jam.
3. Lampu LED
Meski lebih hemat dari lampu pijar, keberadaan merkuri yang merupakan logam berat dalam
lampu pendar jadi masalah baru karena merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Tuntutan ada lampu yang kian hemat tetap ada. Selain itu, lampu masa depan pun harus bisa
diaplikasikan lebih luas.
Lahirlah lampu berteknologi dioda pemancar
cahaya (light-emitting diode/LED). Penelitian
lampu LED dimulai 1960-an dengan menghasilkan lampu LED merah dan hijau. Baru pada
1990-an, LED biru hadir. Dengan temuan LED biru, LED putih bisa dibuat.
Temuan atas LED biru itulah yang membuat
ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura dianugerahi hadiah Nobel
Fisika 2014.
Sumber pencahayaan lampu LED berasal dari
dioda berupa semikonduktor dari material padat dan mampu mengalirkan arus listrik. Energi
yang dilepaskan dari gerakan elektron dalam semikondutor itulah yang akan menghasilkan
cahaya.
Saat listrik dialirkan, elektron bebas dari
bagian negatif semikonduktor yang diperkaya
elektron bebas mengalir ke bagian positif. Saat bersamaan, lubang elektron pada bagian positif
bergerak ke bagian negatif.
Gerakan itu membuat elektron bebas jatuh ke
lubang elektron. Akibatnya, elektron turun ke

tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Kian tinggi energi foton yang
dihasilkan, cahaya yang dihasilkan kian tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya. Oleh
karena itu, warna cahaya yang diperoleh lampu LED bergantung pada campuran materi
penyusun diodanya. Misalnya, campuran aluminium, galium, dan arsenik akan menghasilkan
cahaya merah. Perpaduan indium, galium, dan nitrida memberi warna biru.
Dibandingkan ukuran pembangkit cahaya lampu pijar dan pendar, ukuran LED sangat kecil,
luasnya kurang dari 1 milimeter persegi.
Semakin besar LED, susunan atomnya makin
mudah rusak sehingga sifat elektriknya
berkurang,.
Oleh karena itu, untuk membuat sebuah bola
lampu umumnya tersusun beberapa LED. Ukuran kecil juga memungkinkan lampu LED
ditempatkan pada berbagai sirkuit elektronik untuk beragam pencahayaan.
Tak hanya penerangan rumah atau jalan,
rangkaian LED juga dimanfaatkan untuk
pencahayaan beragam alat elektronik, mulai
pengendali jarak jauh, layar monitor, telepon
pintar, hingga televisi. Bahkan, LED juga bisa
sebagai pengganti sinar matahari untuk
menumbuhkan tanaman dalam ruang.
Lebih dari 50 persen energi listrik pada LED
diubah jadi cahaya. Itu membuat LED lebih
efisien dibandingkan lampu pendar, apalagi lampu pijar. Setiap 1 watt listrik mampu
menghasilkan cahaya berintensitas 70-100 lumen. Usia pakai bisa lebih lama hingga 50.000 jam.
Proses produksi yang rumit membuat harga
lampu LED masih mahal. Namun, jika dihitung
biaya total pembelian dan pemakaian listrik,
penggunaan LED tetap lebih murah.
Selain itu, LED juga rentan dengan temperatur tinggi yang akan membuatnya terlalu panas dan
gagal beroperasi. Oleh karena itu, LED butuh arus listrik stabil dan pemasangan sirkuit listrik
secara tepat.

4. LED BIRU
Akasaki, Amano, dan Nakamura menemukan LED biru lewat riset terpisah pada awal era 1990an. Inovasi mereka terus disempurnakan sehingga menghasilkan lampu LED yang kini makin
efisien. Versi terbaru lampu dengan teknologi LED biru saat ini mampu menghasilkan
penerangan 300 luminasi/Watt. Terang yang dihasilkan oleh lampu itu jauh lebih besar dibanding
lampu pijar yang hanya 16 lumen/watt dan lampu fluorensens 70 lumen/watt.
Dengan seperempat konsumsi listrik dunia
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penerangan, maka inovasi ketiga penerima nobel ini
berguna untuk menghemat sumber energi yang dipakai untuk membangkitkan listrik.
Konsumsi material untuk lampu LED biru juga
lebih sedikit. Sebabnya, lampu LED biru bisa
bertahan hingga 100.000 jam sementara lampu pijar hanya 1.000 jam dan lampu fluorensens
10.000 jam.

Tugas 5 - Sejarah dan Perkembangan Lampu


Lampu pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus
listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan
dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan
(voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energilistrik yang
diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode
cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai
dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar
lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas
kandangayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.
Dalam hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen, lampu merupakan salah
satu alat penunjang yang digunakan pada hampir setiap kegiatan. Dalam hal
pemasarannya, PLN memberikan kemudahan melalui lampu hemat energi yang
harganya lebih mahal daripada lampu biasa yang bisa dibeli dengan cara mencicil.
Melihat dari perkembangannya, lampu tidak hanya digunakan sebagai alat penerangan,
tetapi sebagai indikator suatu barang elektronik. Misalnya lampu indikator pada monitor
komputer, lampu yang berkedip pada handphone, lampu sen yang digunakan pada
motor sebagai tanda/sinyal.
Lampu di setiap rumah umumnya tergolong pada lampu pijar.Cahaya dari lampu pijar
merupakan pemijaran dari filament pada bohlam. Lalu apa kelebihan dan kekurangan
lampu pijar itu? Berikut ini artikel yang menerangkan tentang keunggulan dan
kelemahan lampu pijar.

Lampu pijar ini mempunyai keunggulan antara lain :


Mempunyai nilai color rendering index 100% yang cahayanya tidak
merubah warna asli obyek;
Mempunyai bentuk fisik lampu yang sederhana, macam-macam bentuknya
yang menarik, praktis pemasangannya;
Dan harganya relatif lebih murah serta mudah didapat di toko-toko;
Instalasi murah, tidak perlu perlengkapan tambahan;
Lampu dapat langsung menyala;
Terang-redupnya dapat diatur denga dimmer;
Cahayanya dapat difokuskan.
Sedangkan kelemahan lampu pijar antara lain:

Mempunyai efisiensi rendah, karena energi yang dihasilkan untuk cahaya


hanya 10% dan sisanya memancar sebagai panas (400 oC);
Mempunyai efikasi rendah yaitu sekitar 12 lumen/watt;
Umur lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar
1.000 jam);
Sensitif terhadap tegangan;
Silau
Sejarah Lampu Pijar

Pada mulanya manusia membutuhkan penerangan pada malam hari dengan


cara menggosok-gosokan batu hingga mengeluarkan api/cahaya, kemudian dari api
dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyala hingga
membentuk sekumpulan cahaya, seterusnya sampai ditemukan bahan bakar minyak
dan gas yang digunakan untuk lampu obor, lampu minyak, lampu gas. Pengembangan
lampu pijar sudah dimulai pada awal abad XIX. Sejarah lampu pijar dapat dikatakan
telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta. Pada
tahun 1802,Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan
seuntai logam tipis hingga menyala putih. Lalu, pada tahun 1820, Warren De la
Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam
mulia platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya
saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan
ini lebih lanjut. Elemen karbon juga sempat digunakan, namun karbon dengan cepat
dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu, jawabannya adalah dengan menempatkan
elemen dalam vakum.
Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari Menlo Park,
negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang
lampu pijar. Dengan menggunakan elemen platina, Edison
mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak
praktis namun Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan
secara ekonomis dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga
menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5 jam. Sebagian besar filamen
lampu pijar yang diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang sangat singkat
sehingga tidak berarti secara komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini, Edison
kembali mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu
hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil menyalakan lampu
yang mampu bertahan selama 40 jam.
Lampu Neon
Sebuah lampu neon terdiri dari dua elektroda yang berupa logam dan terletak di
ujungujung sebuah tabung neon. Tabung ini sendiri berisi tiga jenis zat kimia, yakni
neon, argon, atau dapat juga diisi kripton. Ketiga jenis zat itu berupa gas. Ketika kedua
elektroda diberi tegangan listrik, maka elektron akan keluar dari salah satu elektroda
menuju elektroda lain. Dalam perjalanannya, elektron-elektron ini akan menghantam
atom-atom gas neon.
Energi gas neon kemudian akan naik dalam waktu singkat untuk kemudian kembali ke
keadaan semula. Selama proses kembali ke keadaan semula itu, gas neon akan

memancarkan energi berupa gelombang cahaya. Cahaya inilah yang kita lihat sebagai
lampu neon. Kata neon berasal dari dari bahasa Yunani yakni neos, yang berarti gas
baru. Gas ini berwarna merah. Lampu neon pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dan
fisika asal Prancis bernama Georges Claude pada 1902.
Sedangkan gas neon ditemukan oleh dua ahli asal Inggris bernama William Ramsey
dan MW Travers pada 1898. Lalu, pernah kamu melihat laron (binatang terbang
kelekatu) yang selalu mendekati lampu neon ketika hujan datang? Mengapa hal ini
terjadi? Hujan membuat suhu tubuh laron sangat dingin. Maka itu laron mencari tempat
hangat dan terang. Lampu neon merupakan sumber kedua hal itu, maka itu laron
mengerubungi neon. Sayangnya, laron kerap tidak menyadari bahwa panas neon itu
dapat membahayakannya. Akibatnya laron dapat mati seketika.

Sejarah Lampu Neon


Georges Claude. Pada 1902, Pria kebangsaan Prancis ini menemukan sinar cahaya
melalui lampu neon untuk keperluan periklanan. Berkat usahanya, seluruh dunia mulai
mengenal neon (TL/ tube lamp) hingga saat ini.
Georges Claude, lahir 4 September 1870, di kota Paris. Ia tumbuh dan dewasa di kota
kelahirannya. Dalam menjalani pendidikan di universitas, ia sangat memuja ahli fisika
Perancis Jaques de Arsonval yang mengemukakan konsep konversi energi panas laut,
atau KEPL (ocean thermal energy conversion/OTEC) sebagai salah satu penggunaan
dari siklus Rankine. Setelah lulus kuliah, Claude melanjutkan karier intelektualnya
dengan bekerja membuat tabung oksigen untuk keperluan rumah sakit.
Pada 1902, insinyur dan ahli kimia ini berusaha mengembangkan aliran listrik ke dalam
tabung gas neon. Usahanya pun berbuah manis. Ia berhasil membuat lampu neon
(neon berasal dari bahasa Yunani neos, yang berarti gas baru), berwarna merah.
Merasa tertarik ia lalu menambah jumlah tabung dan mengisinya dengan neon. Segera
setelah itu ia mendapatkan untuk pertama kalinya tabung neon yang sesungguhnya.
Sebagian besar literatur menyebutkan, lampu neon ciptaan Georges Claude, memiliki
sebuah tabung kaca tertutup yang mengandung sangat sedikit udara, sedikit air raksa,
bubuk putih fosfor, dan dua elektroda (katoda dan anoda) pada setiap ujung tabung.

Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran listrik ke tabung. Begitu saklar
dihidupkan transformer mengaliri listrik ke dalam tabung. Aliran listrik tersebut meloncat
(arc) dari katoda ke anoda sehingga menguapkan air raksa menjadi ion. Gas air raksa
mengeluarkan sinar ultraviolet yang tidak tampak yang membentur bubuk putih fosfor
sehingga menghasilkan cahaya yang memancar.
Namun penemuan lampu neon belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah itu tak
seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum sehari-hari, seperti
menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi lembap. Pada
waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan, kelemahan lampu neon pada waktu
itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain pada tabung lainnya,
artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.
Meski demikian, Claude tidak menyerah dan berusaha untuk menyempurnakan
temuannya ini. Setelah melakukan penelitian, lampu neon yang memancarkan warna
merah ini menarik perhatian dan kemampuannya bertahan di tengah siraman hujan dan
kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler ini cukup efektif digunakan untuk iklan dan
reklame. Hasil temuannya ini, ia publikasikan di Paris pada 1910. Atas bantuan
kawannya, ia memperkenalkan lampu buatannya itu ke Amerika. Agar temuannya tidak
ditiru orang. Claude mematenkan lampu neon di Amerika Serikat. Semenjak itu ia mulai
dikenal sebagai seorang jenius yang berhasil menemukan lampu neon yang merupakan
pelopor lampu pijar untuk keperluan periklanan
Pada 1915, untuk pertama kalinya lampu neon dijual kepada khalayak umum. Seorang
Pengusaha Earle C. Anthony, membeli lampu neon seharga U$ 24 ribu. Lampu itu, ia
gunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan mobil miliknya di Los
Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru dan merah. Bisa
dikatakan sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude kerap dipakai untuk
menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan, maupun lampu lalu lintas
dan keperluan lainnya.
Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan elektrodaelektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa membuatnya
panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung-tabung neon sehingga
menjadi awet digunakan.
Di puncak kariernya, George Claude sempat membuat pusat listrik tenaga KEPL di
Teluk Matanzas dekat Kuba, tahun 1930. Pusat tenaga listrik ini dengan daya 22 KW
hanya dapat bekerja selama dua minggu karena dihancurkan oleh angin topan
sehingga pipa untuk masukan airnya rusak total. Proyek itu kemudian dihentikan. Lima
tahun kemudian, Claude membangun pembangkit lain. Kali ini di pantai Brazil, namun
projek tersebut mengalami nasib yang sama hancur oleh cuaca dan ombak.
Hampir sepenuh masa hidupnya, George Claude dengan penemuannya mengabdi
pada dunia. Ia meninggal pada 23 Mei 1960, saat berusia 90 tahun. Jasadnya boleh
dikuburkan. Namun pemikiran dan penemuannya tidak habis dimakan zaman.
LAMPU LED
Lampu led tidak mengandung mercury sehingga tidak menghasilkan panas.
Tentu ini akan membuat ruangan jadi lebih dingin dibandingkan jika menggunakan

lampu biasa. Ini juga memuat AC (Air conditioning) bekerja lebih ringan sehingga
pemakaian listrik lebih hemat.
Dari segi daya tahan, lampu ini jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung
biasa. Lampu led bisa digunakan dimana saja, karena menggunakan daya listrik DC,
lampu ini mendapat daya dari aki kering, aki basah, aki mobil, atau bisa juga mengambil
daya dari panel solar untuk listrik gratis tenaga surya. Lebih tahan lama. Lampu LED
(Light Emiting Diode) mempunyai daya tahan 60x lebih lama daripada lampu
Incandescent, dan 10x lebih lama daripada lampu model Fluorescent. Sekali pakai,
lama ngga ganti-ganti Menggunakan memang lampu led banyak keuntungannya.
Sudah hemat energi, hemat biaya dan Anda bisa berpartisipasi mengurangi pemanasan
global. Lampu led juga disebut lampu emergency atau lampu darurat. Jika listrik padam,
cukup hubungkan ke accu kering, maka lampu bisa menyala kembali. Jika daya di accu
habis, tinggal dicharge menggunakan charger accu. Cocok untuk berjaga-jaga jika di
daerah sering terjadi pemadaman listrik.

SEJARAH LED
Pak Shuji Nakamura sebagai penemu LED dengan bahan yang nyaris sudah tidak
digubris oleh para peneliti lainnya, Galiun Nitrid (GaN) tahun 1991. Pada tahun 1993,
Pak Nakamura kemudian berhasil meciptakan LED biru komersial, menyusul LED
berwarna hijau dan putih. Dan pada tahun 1995, Pak Nakamura berhasil menciptakan
laser biru. Dengan penemuannya Blue LED (terbaru untuk penopang Blu-Ray PS3 ny
SONY itu) ini dinilai telah melakukan revolusi di bidang elektronika dan upaya kepada
penghematan enerji.
Melihat latar belakang dan serba serbi penemuannya, maka Pak Nakamura adalah
benar2 inventor sejati dan orang yang loyal kepada perusahaannya (di awalnya ;-)).
Dengan fasilitas seadanya di perusahaan kecil di Tokushima, anggapan ketakadaan
prospek bagi materi yang digelutinya, dan di bawah bayang2 persaingan
pengembangan diode oleh perusahaan2 besar macam Toshiba, maka keberhasilannya

sangatlah mencengangkan. Jalan sepi yang dilaluinya, setelah mencapai


keberhasilan, hanya diganjar bonus 20 ribu yen saja oleh perusahaannya Nichia
Corporation. Padahal keuntungan perusahaan ini jadi berlipat ganda sejak
komersialisasi hasil temuannya ini.

jenis-Jenis Lampu
Posted By Aulia Kiki 14.55 0

Dahulu jika malam tiba, orang-orang di bumi hanya mendapatkan penerangan dari sinar bulan,
namun seiring perkembangan bumi dan para ilmuan pun menemukan cara untuk menciptakan
lampu. Salah satunya yang kita kenal adalah Thomas Alva Edison, tapi ternyata sebelum
Thomas Alva Edison berhasil menciptakan penemuannya sudah banyak ilmuan lainnya yang
sudah mencobanya seperti, Sir Humphrey Davy, Warren De la Rue, James Bowman Lindsay,
James Prescott Joule, Frederick de Moleyns, dan Heinrich Gbel namun sayang mereka semua
tidak berhasil sampai puncaknya, dan Thomas Alva Edison adalah seseorang yang telah
berhasil sampai namanya dikenal banyak orang. Lampu yang menjadi penemuan dari Edison
sekarang sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai jenis. Berikut adalah sejarah singkat
perkembangan lampu dari masa ke masa.
1. Bohlam atau lampu pijarIni adalah jenis yang paling klasik lampu. Lampu ini adalah bola kaca
diisi dengan filamen, substansi argon, nitrogen, kripton, hidrogen, dan lain-lain. Lampu pijar
menguras banyak energi untuk dapat bersinar terang, terutama bila dibandingkan dengan
lampu neon (fluorescent). Sebuah bola lampu hanya dapat bertaham selama seribu jam atau
sekitar 4 bulan pemakaian. Tapi cahaya kuning redup lampu hangat menyebabkan banyak
orang seperti ini. Harganya yang ekonomis.
2. TL lampu neon atauDalam populasi umum, lampu ini dikenal sebagai lampu neon. Ada
berbagai bentuk lampu neon, mulai dari memanjang spiral (standar), atau seperti bola lampu.
Lampu neon lebih terang dan hemat energi. Sebuah lampu neon yang baik dapat terus selama
15 ribu jam, atau lebih dari 10 tahun penggunaan. Kualitas yang baik disertai dengan harga

yang sesuai. Sebuah lampu neon dapat memiliki hingga 10 kali harga klasik pijar. Sekarang,
banyak lampu neon dikampanyekan oleh instansi berbagai lingkungan, karena tidak terlalu
banyak membutuhkan listrik.

3. Halogen LampLampu halogen adalah lampu terbuat dari kaca kuarsa. Lampu halogen
biasanya digunakan sebagai lampu spot. Makna lampu spot lampu yang terang tidak menyebar
tetapi hanya mengarah ke satu daerah. Lampu spot yang banyak digunakan dalam galeri seni,
seperti lampu taman, dan sebagainya. Jarang digunakan sebagai penerangan lampu halogen
sehari-hari di rumah, kecuali jika pemilik ingin kesan artistik dan dramatis di salah satu sudut
rumah.
4. Lampu LEDLED singkatan dari Light-Emitting Diode. Lampu ini dapat menjadi sirkuit
semikonduktor daya bercahaya saat energi. Menariknya, lampu LED tidak memancarkan panas
sebagai pijar, seperti lampu lainnya. Dibandingkan dengan jenis lain lampu, lampu ini adalah
lampu yang paling hemat energi dan juga yang paling mahal dalam sejarah cahaya. Kelebihan
lainnya lampu LED tidak merusak kesehatan seperti lampu fluorescent,dan lebih tahan lama. 1
Watt lampu LED menghasilkan 100 lumen.

Anda mungkin juga menyukai