Askep TB Tulang Dan Sendi
Askep TB Tulang Dan Sendi
SENDI
ARDIANTO NUBAN
APRIANA MARO
Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik yang
dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh tidak
terkecuali tulang dan sendi. Tuberkulosis tulang dan
sendi terutama mengenai daerah tulang belakang
(50-70%) dan sisanya pada sendi-send besar seperti
panggul, lutut, pergelangan tangan, send bahu dan
terutama daerah persendian kecil.
Etiologi
Tuberculosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari
tuberkulosa ditempat lain ditubuh, 90-95 % disebabkan oleh
mikrobakteriumtuberkulosis tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe
bovin dan oleh mikrobakterium atipik tetapi ada faktor predisposisi
tuberkulosis pada tulang dan sendi sebagai berikut :
Nutrisi dan sanitasi yang buruk.
Ras (banyak ditemuka pada orang-orang asia, meksiko, indian, dan
negro)
Trauma pada tulang dapat merupakan lokus minor
Usia (terutama ditemukan setelah usia satu tahun paling sering pada usia
2-10 tahun)
Penyakit sebelumnya, eperti morbili dan varisela dapat memprovokasi
kuman.
Masa pubertas dan kehamilan dapat mengaktifkan tuberkulosis
Patofisiologi
Pada beberapa gangguan muskuloskeleta akibat
infeksi dan inflamasi. Ada beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan klien mengalami infeksi dan
inflamasi pada tulang dan sendi. Tuberkulosis
merupakan penyakit sistemik yang dapat mengenai
hampir seluruh organ tubuh tidak terkecuali tulang
dan sendi. Tuberkulosis tulang dan sendi terutama
mengenai daerah tulang belakang (50-70%) dan
sisanya pada sendi-sendi besar seperti panggul, lutut,
pergelangan tangan, sendi bahu dan daerah
persendian kecil.
Manifestasi klinis
Pada kasus ini ada beberapa tanda dan gejala yaitu :
Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah
berjalan jauh pada tahap ini belum terjadi gangguan
saraf sensori.
Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tetapi
klien masih dapat melakukan pekerjaan.
Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang
membatasi gerak aktivitas klien serta hipostesia atau
anastesia.
Terjadi gangguan saraf sensori dan motorik disertai
gangguan defekasi dan miksi.
Pemeriksaan diagnistik
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan Tuberkulosis tulang dan
sendi yaitu :
Hematologi
Laju endap darah (mungkin meningkat, tetapi tidak dapat menjadi indikator untuk aktivitas
penyakit)
Leukosit (hitung sel darah putih biasanya meningkat secara tidak bermakna kecuali pada
pneumonia tuberkulosis)
Hemoglobin dan hematokrit biasanya normal kecuali bila penyakit yang lama menimbulkan
anemia.
Hipokalemia/hiponatremia kadang dijumpai pada TB paru milier.
Uji faal hati : Tuberkulosis di hati dapat menimbulkan gangguan faal berupa peningkatan
fosfatase alkali dan peningkatan SGOT
Serologis kimiawi. Cairan radang pada TB bersifat eksudat yang terbukti bila memenuhi
satu kriteria atau lebih di bawah ini :
Kadar LDH (lactic dehydrogenase) >200SI
Rasio LDH cairan protein/protein serum >0,6
Rasio protein cairan/protein serum >0,5
Lanjut....
Urinalisis. Tidak ada perubahan spesifik bila terdapat lesi pada saluran kemih. Ekitar 10 orang
dengan tuberkulosis paru mengeluarkan basil dalam urinnya walaupun lesi saluran kemih tidak
di temukan.
Pemeriksaan lain. PPD 5 TU hasil positif tidak menunjukan tingkat aktivitas. PPD 5 TU hasil
negatif terjadi pada tuberkulosis yang berat.
Radiologis. Jenis pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan adalah fotio toraks PA (lateral,
lateral decubitus, top loditic, atau tomgram), foto sendi dan tulang, foto ginjal dan kontras IVP
foto abdomen.
Bakteriologis/identifikasi bakteri
Bakteriologis, satu-satunya bukti absolut tuberkulosis adalah di temukannya Mikobacterium
tuberkulosis dalam biakan dari sputum, bilasan lambung, urin, cairan serebrospinal, efusi
serosa, atau nanah dari abses atau sinus.
Histopatologis. Mencari gambaran patologis yang spesifik untuk tuberkulosis dari jaringan hasil
biopsi atau aspirasi biopsi dan organ yang sakit seperti kulit, kelenjar, pleura, peritoneum,
perikardium, hati dan sum-sum tulang.
Pemeriksaan penunjang lain. Funduskopi, laringoskopi, USG, elektrokardiografi, sidik tulang,
bronkoskopi, dan laparskopi.
Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penatalaksanaan tuberkulosis tulang harus di lakukan
segera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta
mencegah paraplegia, penatalaksanaan terdiri atas :
Terapi konservatif. (tirah baring, memperbaiki keadaan umum klien klien
pemasangan brace pada klien yang di operasi ataupun yang tidak di
operasi, pemberian obat antituberkulosis). Obat-obatan yang di berikan
terdiri atas :
INH dengan dosis oral 5mg/kgBB/hari dengan dosis maksimal 300mg.
Dosis oral pada anak-anak 10mg/kg berat badan.
Asam para amino salisilat, dosis oral 18-12 mg/ kg berat badan
Etambutol, dosis oral 15-25 mg / kg berat badan per hari
Refampisin, dosis oral 10 mg / kg berat badan untuk anak-anak dan pada
orang dewasa 300-400 mg per hari
Streptomisin, pada saat ini tidak digunakan lagi.
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Anamnesis
Lanjut..
Provoking insident : hal yang menjadi faktor
Lanjut..
Region,radiation,relief :kaji apakah nyeri dapat reda, apakah nyeri
Diagnosa keperawatan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Klien dapat beradaptasi dengan hambatan mobilitas.