Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBANDINGAN DUA SUB BUDAYA (BALI-ACEH)

(PELUANG BISNIS YANG BISA DIKEMBANGKAN)

OLEH :
Ayu Andayani
1490662016

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

ANALISIS PERBANDINGAN DUA SUB BUDAYA (BALI-ACEH)


(PELUANG BISNIS YANG BISA DIKEMBANGKAN)
Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian
yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan subbudaya. Sub- budaya bisa tumbuh dari adanya
kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya
berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Suatu budaya akan
terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku
antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial,
ekonomi dan demografi.
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya,
karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke
produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan
produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan
pembuangan (divestment ritual).
Berikut saya akan membandingkan dua sub budaya orang Bali dengan sub budaya Aceh,
yang akan saya urakan dalam beberapa point seperti table di bawah ini :

Sub Budaya
Pernikahan

Bali

Aceh

Pernikahan adat bali menggunakan Menjelang pernikahan, akan ditetapkan


sistem patriarki yaitu semua tahapan besarnya mas kawin (jeunamee) oleh
dan

tahap

proses

pernikahan orang tua si gadis, yaitu berkisar antara

dilakukan dirumah mempelai pria. 50-100 gram emas. Setelah penentuan


proses upacara adat pernikahan bali selesai, selang beberapa bulan baru
disebut

mekala-kalaan

(natab diadakan pernikahan resmi secara besar-

banten). pelaksanaan upacara ini besaran. Setelah kawin, suami harus


dipimpin oleh seorang pendeta yang tinggal di rumah isteri (matrilokal)
diadakan dihalaman rumah sebagai sampai keduanya dibuatkan rumah dan

titik sentral kekuatan kala buchari diberi tanah garapan oleh orang tua si
yang dipercaya sebagai penguasa gadis.
wilayah

madyaning

Pemberian

ini

di

sebut

mandala "peunulang". Dalam masyarakat Aceh,

perumahan.

perceraian jarang sekali terjadi, tetapi


kawin poligini (seorang suami memiliki
beberapa isteri sekaligus) biasa terjadi

Hari Raya
Keagamaan

Mayarotis agama masyarakat di bali Mayoritas agama masyarakat disana


adalah hindu. Yang memiliki banyak adalah Islam. Yang tenting memrlukan
hari raya yang dihitung berdasarkan peralatan yang persembahyangan dengan
kalender saka dan kalender bali. masyarakat bali yang mayoritas agama
Seperti hari raya Nyepi, Siwalatri, Hindu. Tanggal dan harinya pun berbeda.
saraswati, purnama , tilem. Yang Hari raya keagamaan umat muslim
tentunya sangat berbeda dengan hari adalah Ramadan, Idul Adha, bulan puasa.
raya keagamaan di daerah aceh yang

Pola Makan

mayoritas agama muslim.


Makanan pokok daerah Bali adalah Makanan pokok masyarakat Aceh adalah

Makanan Khas

Nasi yang mungkin sama dengan nasi.Perbedaan yang cukup menyolok di

Daerah

daerah lain di Indonesia. Hanya saja dalam

tradisimakan

dan

minum

Setiap wilayah desa di pulau Bali masyarakat Aceh denganmasyarakat lain


ternyata

memiliki

kebiasaan- di Indonesia adalah pada lauk-pauknya.

kebiasaan yang sedikit agak berbeda Lauk-pauk

yang

biasa

dimakan

satu dengan lainnya, hal ini mungkin olehmasyarakat Aceh sangat spesifik dan
disebabkan

prinsip

pelaksanaan bercitra rasaseperti masakan India. Lauk-

agama dan kebudayaannya yang pauk


disesuaikan dengan Desa, Kala, Patra berupa
(tempat,

waktu,

dan

utama
ikan,

masyarakatAceh
daging

dapat

(kambing/sapi).

keadaat). Diantara makanan khas Aceh adalah

Mungkin bagi daerah aceh babi gulai kambing (KariKambing),sie reboih


adalah makanan yang diharmkan, ,keumamah, eungkot paya (ikanPaya),
beda halnya dengan di Bali Babi mie Aceh, dan Martabak. Selain itu, juga
bahkan makanan yang wajib ada di ada nasigurih yang biasa dimakan pada
setiap

pelaksanan

upacara

atau pagi hari.

kegiatan di Bali.
Mata Pencaharian Tradisi kecil, yaitu tradisi yang Mata pencaharian utama sebagian besar
berorientasi pada kebudayaan lokal di
mempunyai

ciri-ciri,

antara

sistem

ekonomi

sawah

irigasi;

kerajinan

meliputi

bidang

pertanian

lain sawah, perkebunan,

dan

(petani

hortikultura).

dengan Sedangkan Mata pencaharian samping


besi, pada

sub-sektor peternakan

seperti

perunggu, celup, dan tenun. Dan unggas, kerbau, sapi dan kambing. Jenis
yang paling menjol di Bali adalah tanaman andalan yangdikerjakan sangat
Pariwiastanya

jadi

banyak tergantung daerah seperti padi, jagung,

masyarakatnya yang bekerja di sector kacang


pariwisata.

panjang,

cabe,

kakao,kopi,

kelapa, pinang, pisang, tembakau, dan


lain-lain.

Mata

pencaharian

non

pertanian,seperti dagang, tukang/buruh


bangunan, buruh logging, dan lainlain.Dalam memasarkan hasil panen,
sebagian besar masyarakat berhubungan
denganagen dan atau tengkulak yang
datang ke desa atau ke kecamatan.
Sebagian besar kepalakeluarga memiliki
penghasilan rendah (lebih kecil dari Rp.
1.000.000,-) per bulan.
Sedangkan Golongan Masyarakat aceh,

Sistem Kasta
Seperti yg kita ketahui, sebagian
besar

masyarakat

Bali

memeluk

agama Hindu. Atas dasar itulah


sampai sekarang system kasta masih
dapat

dijumpai

merupakan

di

Bali.

peninggalan

Kasta
nenek

moyang orang hindu diBali yg


diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada zaman dahulu, kasta itu dibuat
berdasarkan

profesi

masyarakat.

pada

masa

lalu

masyarakat

Aceh

mengenal beberapa lapisan sosial. Di


antaranya

ada

empat

golongan

masyarakat, yaitu golongan keluarga


sultan, golongan uleebalang, golongan
ulama,

dan

golongan

rakyat

biasa.

Golongan keluarga sultan merupakan


keturunan

bekas

sultan-sultan

yang

pernah berkuasa. Panggilan yang lazim


untuk keturunan sultan ini adalah ampon

untuk laki-laki, dan cut untuk perempuan.


Sampai saat ini diBali ada 4 kasta
yaitu: Brahmana, Ksatrya, Wesya dan
Sudra

Golongan uleebalang adalah orang-orang


keturunan bawahan para sultan yang
menguasai daerah-daerah kecil di bawah
kerajaan.

Biasanya

mereka

bergelar

Teuku. Sedangkan para ulama atau


pemuka agama lazim disebut Teungku
atau Tengku.

Dari perbandingan dua sub budaya diatas , kita dapat lihat bahwa budaya masyarakat
orang Bali sangat berbeda dengan masyarakat Aceh. Apabila kita memahaman keragaman yang
ada di dalam setiap etnis seperti halnya, norma yang dianut, kebiasaannya, sejarahnya dan lainlain, maka kita akan dapat merancang suatu strategi pemasaran yang tepat yang tidak melanggar
nilai-nilai dan norma yang dianut oleh Etnis tertentu. Contohnya : kita tidak mungkin bias
menjual masakan yang terbuat dari daging Babi di daerah aceh karena kita ketahui mayoritas
agama di aceh adalah Muslim dimana daging babi sangat di haramkan.
Dari sudut pandang saya, dengan perbedaan budaya tersebut diatas peluang bisnis yang
memungkinkan untuk dijual di kedua daerah tersebut adalah bisnis online travel agent. Kenapa
saya memilih bisnis ini, saya mempunyai konsep untuk menjual destination yang berhubungan
atau berkaidan dari tradisi dan budaya di masing-masing daerah tersebut. Untuk masyarakat Bali
yang tentunya mayoritas Agama Hindu,saya akan menjual package destination yang
berhubungan dengan agama Hindu sendiri. Sebagai contoh saya akan membuat package liburan
serta tirta yatra ke gunung salak atau pun ke india yang mana disana kita kan menemukan budaya
yang mirip dengan budaya masyarakat bali. Dan untuk di aceh sendiri tentunya saya akan
menjual package liburan ke destination lain seperti paket umroh ke Mekah. Dari satu bisnis ini
akan bisa saya kembangkan di dua daerah tersebut dan tentunya saya akan didukung dengan
kemajuan teknologi sehingga saya bias mengbangkan bisnis ini secara online.

Referensi

Kalangi, Nico S. 1985"Makanan sebagai SuatuSistem", dalam Ilmu-ilmu Sosial dalam


Pembangunan Kesehatan . Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat. 1987.Sejarah Teori Antropologi I . Jakarta: UI-Press
http://andriansaputra.multiply.com/journal/item/21/SEJARAH_KEBUDAYAAN_ACEH

Anda mungkin juga menyukai